(Minghui.org) Satu keluarga di kota Anguo, Provinsi Hebei telah mengajukan pengaduan terhadap kejaksaan setempat dan lembaga terkait karena mengajukan tuntutan yang salah terhadap orang yang mereka cintai karena keyakinannya pada Falun Gong, korban hampir meninggal setelah mengalami stroke di dalam tahanan.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.

Ma Huixin (juga dikenal sebagai Ma Xinying) ditangkap pada 13 Juni 2020 karena menyebarkan materi informasi tentang Falun Gong, dan dia menjalani pemeriksaan fisik keesokan harinya. Setelah dia dinyatakan dalam keadaan benar-benar sehat, dia dikirim ke Pusat Penahanan Baoding.

Sekitar tengah malam pada 7 November, putra Ma menerima telepon dari wakil direktur pusat penahanan dan diberitahu bahwa Ma telah dikirim ke rumah sakit karena tidak sadarkan diri setelah mengalami pendarahan otak yang parah.

Putra dan putri Ma pergi ke rumah sakit keesokan paginya. Dia dipindahkan ke unit perawatan intensif dan masih koma. Pusat penahanan menyatakan Ma sudah lama menderita tekanan darah tinggi sebelum penahanannya dan mendesak putranya untuk menandatangani dokumen dengan bukti palsu tentang kondisinya.

Putra Ma menolak menandatangani dokumen tersebut dan mengatakan bahwa Ma tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi yang diduga sebelumnya. Dia bertanya: "Jika dia memang sakit pada saat dia ditangkap, mengapa pusat penahanan masih menerimanya?"

Sementara Ma dirawat di rumah sakit, Kejaksaan Gaoyang menuntutnya dan meneruskan kasusnya ke Pengadilan Kabupaten Gaoyang.

Pada 9 November, suami Ma dan putranya pergi ke Pengadilan Kabupaten Gaoyang dan meminta hakim untuk membatalkan kasusnya dan membebaskannya. Hakim menjawab, "Kami tidak akan melakukan sidang sekarang. Kami memberinya tahanan rumah selama enam bulan dan akan menjadwalkan sidang setelah itu."

Setelah tinggal di unit perawatan intensif selama dua minggu, Ma dipindahkan ke bangsal umum. Kondisinya masih labil.