(Minghui.org) Pada bulan Oktober, Toko Buku Tianti di Seoul, Korea Selatan, mengadakan dua Lokakarya Falun Dafa gratis — yang satu diadakan di atas jam sembilan pagi dan satu lagi di atas jam sembilan malam. Para peserta menonton video rekaman ceramah Guru Li dan mempelajari latihan Falun Dafa.

Peserta lokakarya menyaksikan rekaman ceramah Guru Li.

Para peserta mempelajari latihan Falun Dafa perangkat kedua.

Mempelajari latihan Falun Dafa perangkat kelima, meditasi

Harapan Dipulihkan

Lee (wanita), salah satu peserta lokakarya, berbagi tentang bagaimana dia mulai berlatih Falun Dafa. Dia dulu sangat terganggu dengan kejadian dalam hidup dan pekerjaannya, dan bahkan terpikir untuk bunuh diri. Suatu hari ketika dia sedang mengemudi, pikiran untuk bunuh diri menyiksanya lagi. Berpikir tentang orang tua dan anak-anaknya, dia terkoyak. Dia pergi ke taman dan duduk di mobilnya, dia bingung apa yang harus dilakukan.

Matanya tertuju pada hiasan bunga teratai yang tergantung di kaca spionnya. Itu adalah bunga ungu yang indah dan berkilau yang dia terima sebagai hadiah. Digantung di bawah bunga ada penanda dengan kata-kata, “Falun Dafa, Sejati-Baik-Sabar.”

Hatinya tiba-tiba tersentuh oleh kata-kata ini. Dia bertanya pada dirinya sendiri, “Bukankah ini yang saya butuhkan?” Dia mencari di Internet dan menemukan tempat latihan Falun Dafa di dekat rumahnya. Dia memutuskan untuk mencobanya.

Suatu pagi yang dingin, dia pergi ke tempat latihan kelompok di dekat rumahnya. Seorang praktisi mengajarinya gerakan latihan dasar. Dia merasa kagum karena tangannya terasa hangat meski dingin. “Falun Dafa luar biasa,” pikirnya.

Pekerjaan Lee menyangkut layanan hukum profesional mengenai negosiasi perselisihan pekerjaan. Selama sepuluh hari berikutnya, dia sibuk bekerja dan harus menghadapi banyak tekanan. Menopause memperburuk keadaan. Namun setelah melakukan latihan hanya sekali, dia bisa bangun setiap pagi dan pergi bekerja.

Hatinya mengatakan kepadanya bahwa Falun Dafa sangat istimewa. Dia memutuskan untuk terus belajar. Dia berkata, “Setelah saya bertemu dengan praktisi, saya merasa mampu menahan stres dan saya ingin hidup.”

Saat dia menghadiri lokakarya sembilan hari dari tanggal 20 hingga 28 Oktober, Lee mengalami perubahan yang lebih signifikan. Dia berkata, “Lutut saya sangat sakit sehingga saya tidak bisa naik tangga. Sekarang lutut saya sudah tidak sakit lagi. Saya merasa rileks. Ketidaknyamanan yang saya rasakan sebelumnya, sekarang telah mereda. Saya tidak merasakan pergulatan mental lagi.”

Penghormatan Tinggi terhadap Falun Dafa

Peserta lokakarya lainnya, Sing Wai (wanita), mengatakan bahwa ia menderita penyakit ginjal polikistik keturunan dan harus bergantung pada cuci darah selama lima tahun terakhir. Dia mulai berlatih Falun Dafa atas saran ayahnya. Masalah kesehatan salah satu teman ayahnya itu teratasi setelah dia mulai berlatih.

Sebagai pianis profesional, Sing Wai berada di bawah banyak tekanan agar selalu memberikan kesempurnaan. Meskipun persiapan intens untuk konser mendatang, dia berhasil menghadiri setiap sesi lokakarya. Dia berkata biasanya merasa lelah setelah cuci darah, tetapi yang mengejutkan, dia tidak merasa sakit sama sekali selama sembilan hari itu, dan tekanan darah tingginya juga membaik. Dia tidak perlu minum obat untuk itu.

Sing Wai mengatakan penyakit ginjalnya tidak dapat disembuhkan, tetapi berlatih Falun Dafa telah memberinya harapan besar.

Bae (pria), peserta lain, berkata dia menemukan buletin dengan pengenalan Falun Dafa. Dia membacanya dari depan sampai belakang hingga memperkuat keinginannya untuk berkultivasi. Selama bertahun-tahun, dia menderita mata kering dan lelah, dia harus menggunakan obat tetes mata setiap saat. Setelah dia mulai berlatih Falun Dafa, dia sangat jarang membutuhkan obat tetes mata. Matanya tidak sakit lagi saat dia membaca, dan arthritisnya hilang. Dia merasa energik lagi.

Bae terus memuji Falun Dafa dan berkata dia sangat menghormati latihan tersebut. Dia terkesan dengan bagaimana praktisi meletakkan hati mereka untuk berkultivasi dan terkesan dengan keyakinan agung mereka. Meskipun duduk dengan kedua kaki bersilang dalam posisi sila ganda tidaklah mudah, setiap praktisi melakukan yang terbaik. Bae berkata dia bisa merasakan pikiran murni dan dedikasinya untuk menyebarkan latihan. “Saya tidak percaya ada kelompok latihan sehebat ini di Korea. Saya sangat menyukai Falun Dafa!”

Bae menceritakan bahwa dia pernah mencoba bermeditasi sebelumnya tetapi tidak pernah bisa duduk dalam posisi Lotus. Namun, selama lokakarya, dia bisa bermeditasi dengan kedua kaki disilangkan. Dia akhirnya dapat mempertahankan kakinya bersila selama satu jam penuh. Itu benar-benar di luar dugaannya.

“Tulang Saya Dikoreksi”

Songyue (wanita), seorang Tionghoa-Korea, pernah mendengar bahwa ada praktisi Falun Dafa di Korea. Dia berhasil menemukan lokakarya dan mendaftar. Dia tidak pernah mengambil cuti dari pekerjaan sebelumnya, tetapi memutuskan untuk mengambil cuti untuk menghadiri lokakarya ini.

Dia mengalami patah tulang ekornya bertahun-tahun yang lalu dan dia tidak bisa duduk di lantai. Tiga hari setelah lokakarya dimulai, Songyue sudah bisa duduk di lantai untuk bermeditasi. “Saat saya duduk, saya tiba-tiba mendengar suara dentingan. Tulang saya dikoreksi! Sejak saat itu, tulang ekor saya tidak sakit.” Dia tersenyum dan berkata, “Saya bahkan bisa melompat ke atas sekarang!”

Banyak orang lain yang menghadiri lokakarya juga memiliki cerita yang luar biasa untuk diceritakan. Sun-hee (wanita) mengenali keterikatannya saat membaca buku Zhuan Falun. Insomnianya hilang setelah mengikuti lokakarya selama empat hari. Setelah menyaksikan bagaimana putrinya mengikuti prinsip-prinsip Falun Dafa untuk mencari ke dalam ketika dia hampir marah, OK-Jae memutuskan untuk menghadiri lokakarya juga. Soek-Ho (pria), yang baru-baru ini mulai berlatih, memutuskan untuk belajar bahasa Mandarin karena Guru Li mengajar dalam bahasa Mandarin. Dia mempelajari bahasa itu dan telah membaca Zhuan Falun dalam bahasa Mandarin berkali-kali.