(Minghui.org) Kehilangan ayah dan kakek neneknya karena penganiayaan atas keyakinan mereka yang sama pada Falun Gong, seorang pemuda berusia 13 tahun di Kabupaten Suizhong, Provinsi Liaoning menjadi yatim piatu setelah ibunya meninggal akibat penganiayaan pada tanggal 2 November 2020.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan pikiran-tubuh berdasarkan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Sejak diperkenalkan kepada publik pada tahun 1992, banyak orang tertarik pada prinsip-prinsip yang mendalam dan manfaat kesehatannya. Khawatir popularitasnya yang terus meningkat, komunis Tiongkok meluncurkan kampanye nasional yang menentang latihan tersebut 21 tahun lalu.

Ayah Meninggal pada Usia 33 Tahun

Orang tua pemuda itu sangat menderita karena keyakinan mereka pada Falun Gong bahkan sebelum dia lahir.

Ibunya, Yang Xue, belajar seni rupa di Universitas Yanshan di Provinsi Hebei. Setelah lulus, dia bekerja sebagai desainer di Shenyang, Provinsi Liaoning, sebelum kembali ke kampung halamannya di Kabupaten Suizhong dan menjadi guru seni.

Ayahnya, Fan Dezhen, berulang kali ditangkap antara tahun 2001 dan 2008 setelah rezim komunis memerintahkan penganiayaan pada tahun 1999. Dia menjalani dua kali hukuman kamp kerja paksa dan dibebaskan setelah berada di ambang kematian dua kali.

Fan Dezhen

Baik Yang dan Fan ditangkap pada tanggal 25 Februari 2008. Kelas seninya dihentikan secara paksa.

Pada sore hari tanggal 20 April 2008, 55 hari setelah ditahan, orang tua Fan diminta oleh polisi untuk mengunjunginya di Pusat Penahanan Suizhong.

Pemuda itu, yang saat itu baru berusia sembilan bulan, dan ibunya, Yang, serta neneknya, Yi Guizhen, juga dibawa oleh polisi ke pusat penahanan.

Setelah semua anggota keluarga tiba, Wang Xueping, kepala pusat penahanan, mengumumkan bahwa Fan telah meninggal lebih awal pada hari itu pada pukul 07:00.

Wang menyatakan bahwa Fan tiba-tiba meninggal karena kekurangan gizi. Yi pingsan setelah mendengar berita itu. Setelah dia sadar, dia menanyai Wang, “Saya baru datang ke sini enam hari yang lalu dan mengirimkan 200 yuan untuknya. Ketika saya bertanya kepada anda bagaimana keadaannya, anda memberi tahu saya bahwa dia makan dua kali setiap hari dan dalam semangat yang baik. Kenapa dia tiba-tiba meninggal begitu saja?”

Wang tidak menjawab secara langsung, tetapi mencoba mencari alasan untuk mengelak dari tanggung jawab. Petugas lain berkata kepada keluarga, “Bahkan jika kami memukulinya sampai mati, apa yang dapat anda lakukan?”

Penjaga pusat penahanan memerintahkan keluarga untuk melihat jasad Fan malam itu dan menandatangani perjanjian kremasi. Baik Yang dan Yi menolak untuk memberikan izin kremasi dan meminta untuk melihat jenazah keesokan harinya. Para penjaga mengancam mereka, “Kami akan mengkremasinya besok, entah anda melihatnya malam ini atau tidak. Jika anda tidak melihatnya hari ini, anda hanya akan melihat guci abu besok.”

Pada pukul 23:00, orang tua dan saudara laki-laki Fan memutuskan untuk melihat tubuhnya.

Di kamar mayat, mereka semua terkejut dengan apa yang mereka lihat. Sebelum ditangkap, Fan memiliki berat badan sekitar 68 kg dan sangat sehat. Tapi setelah dua bulan ditahan, dia hanya tinggal tulang dan kulit. Wajahnya bengkok, matanya terbuka lebar, mulutnya terbuka, giginya menggigit kencang, kepalanya miring ke satu sisi, rambut dan janggutnya sangat panjang, perut bagian bawahnya memar dengan luka sepanjang satu inci dan beberapa darah mengering di sekitarnya, punggung dan anggota badannya juga dipenuhi memar, dan anusnya kendur serta mengeluarkan cairan hitam bercampur darah. Keluarganya juga mendengar bahwa beberapa penjaga telah meremas testisnya.

Ayah Fan menuntut untuk merekam tubuhnya dengan video tetapi ditolak. Dia bertanya kepada seorang penjaga mengapa dia penuh dengan memar. Penjaga itu menjawab, “Orang mati semuanya seperti ini!”

Keesokan harinya, keluarga Fan dibawa ke krematorium. Halamannya penuh dengan mobil polisi. Ratusan petugas mengepung mereka dan semua orang terlihat sangat gugup.

Di ruang resepsi, petugas berusaha memaksa keluarga Fan untuk menandatangani perjanjian kremasi. Mereka menjawab, “Dia disiksa sampai mati, mengapa kami harus menandatanganinya?” Keluarganya juga berkata kepada direktur pusat penahanan Wang, “Dia meninggal di tempat Anda, Anda harus bertanggung jawab untuk itu!” Wang tampak ketakutan. Dia menatap keluarga Fan dan berkata, “Anda tidak memiliki bukti.”

Yi bersikeras menyewa pengacara untuk menyelidiki kematian Fan. Seorang petugas memberi tahu mereka bahwa seorang dokter forensik telah memeriksa tubuhnya dan tidak melihat adanya masalah. Dia mengatakan bahwa pusat penahanan tidak bertanggung jawab dan mereka tidak akan memberi kompensasi kepada keluarga.

Tanpa izin keluarga, pihak berwenang mengkremasi jenazah Fan sekitar pukul 14:10. Dia berusia 33 tahun.

Ibu Meninggal pada Usia 41 Tahun

Yang dan keluarganya mengajukan banding ke beberapa lembaga pemerintah untuk mencari keadilan bagi Fan, tetapi tidak berhasil. Kebanyakan petugas memberi tahu mereka bahwa tidak ada yang berani menyelidiki kasus ini.

Untuk mencegahnya mengajukan lebih banyak pengaduan, pihak berwenang di Suizhong menghukum Yang empat tahun. Tetapi karena masih menyusui putranya, dia diizinkan untuk menjalani hukuman di rumah. Setelah putranya bertambah dewasa, polisi mulai mengganggunya dan berusaha mengirimnya ke penjara, memaksanya untuk tinggal jauh dari rumah, dan bersembunyi. Tidak dapat menemukannya, polisi menangkap ayah mertuanya dan terus mengganggu ibunya, Yi.

Karena Yang tidak bisa lagi bekerja karena diganggu, dia dan putranya hidup dalam kemiskinan.

Anak laki-laki kecil itu sering iri pada anak-anak lain karena memiliki seorang ayah. Ketika beberapa teman keluarga membawakan hadiah untuknya, pemuda itu sering bertanya, “Bolehkah saya memanggil Anda ayah?”

Yang dan putranya berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Setelah bertahun-tahun mengalami gangguan dan tekanan mental, dia meninggal pada usia 41 tahun, tanggal 2 November 2020. Dia meninggalkan putranya yang berusia 13 tahun.

Kakek-nenek dari Pihak Ibu Meninggal Satu Tahun Terpisah

Kakek-nenek dari pihak ibu, Yi dan Yang Jiabin, juga berlatih Falun Gong dan dianiaya karena keyakinan mereka.

Pada Juli 2001, Yi dijatuhi hukuman di Kamp Kerja Paksa Masanjia. Dia terus-menerus diganggu setelah kembali ke rumah.

Kematian Fan pada tahun 2008 dan gangguan polisi berikutnya merupakan pukulan berat bagi Yi. Kesehatannya mulai menurun. Pada tanggal 29 September 2011, dia ditangkap lagi setelah dilaporkan karena berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong. Dia dibebaskan segera karena kondisi kesehatannya sedangkan praktisi lain yang ditangkap bersamanya, Guo Zhenhong, dijatuhi hukuman empat tahun.

Pada tanggal 20 April 2013, Yi meninggal dunia pada usia 59 tahun.

Satu setengah tahun kemudian, suaminya, Yang, meninggal pada tanggal 4 November 2014. Dia berusia sekitar 60 tahun.

Laporan terkait:

Tubuh Fan Dezhen Dikremasi Bertentangan dengan Keinginan Keluarganya

Fan Dezhen Meninggal di Penahanan Polisi di Provinsi Liaoning

Mengenang Rekan Praktisi Fan Dezhen