(Minghui.org) Sewaktu masih kecil, orang melihat saya sebagai anak yang baik karena saya tidak pernah bertengkar atau mencaci orang lain. Jika seseorang menindas saya, saya segera memaafkan mereka. Ibu berkata bahwa saya jangan pernah memasukkan masalah apa pun ke dalam hati. Saya juga menganggap diri sebagai seorang yang tenang dan tidak mudah marah.

Namun saat berurusan dengan adik perempuan saya yang usianya delapan tahun lebih muda, perilaku saya berubah. Ketika dia duduk di kelas enam, dia pernah datang pada saya untuk menanyakan soal matematika. Setelah saya menjelaskan cara penyelesaiannya, dia masih tidak mengerti, karena soal itu agak sulit. Meski begitu, saya menjadi kesal sehingga saya membanting buku dan peralatan tulisnya ke tanah. Saya berteriak, "Kenapa kamu begitu bodoh?" Dia menangis setelah itu, dan berhenti datang untuk meminta bantuan pada saya. Saya sangat menyesal atas perlakuan saya padanya, terutama karena saya tanpa sengaja telah melukai perasaannya.

Setelah mulai berkultivasi Falun Dafa pada tahun 1996, saya menyadari bahwa saya perlu melenyapkan sifat amarah. Amarah itu disebabkan oleh sifat keiblisan saya. Meski saya memahaminya dengan prinsip Fa, tidaklah mudah untuk langsung menyesuaikan tindakan saya dengan kriteria Dafa.

Pertama kali saya mencoba menyingkirkan kemarahan saya sekitar 10 tahun yang lalu. Saya mengalami konflik dengan Li yang sudah saya anggap sebagai “kakak perempuan” saya sendiri. Dia memiliki komputer yang membutuhkan dual sistem operasi. Setelah saya menyelesaikan instalasi, saya menunjukkan bagaimana cara menggunakannya. Namun tak lama setelah itu, dia meminta seseorang untuk memberi tahu saya bahwa suaminya mengacaukan sistem setelah mencoba memasang software investasi.

Maka saya pergi ke rumahnya untuk menginstal ulang sistem. Tanpa diduga, dia meminta saya untuk menginstal software investasi untuk suaminya. Saat saya berkata bahwa saya tidak tahu apa pun tentang itu, suaminya menemukan seseorang yang memberi tahu saya di mana harus mengunduh aplikasi itu.

Setelah menyelesaikan instalasi, suaminya gembira, tapi Li mulai mengeluh karena dia tidak tahu cara menjelajahi internet. Saya menunjukkan caranya kepada dia sekaligus memintanya untuk menuliskan langkah demi langkah.

Beberapa hari kemudian, dia memberi tahu saya bahwa dia kebingungan dengan catatan yang dia buat sendiri. Dengan datang ke tempat saya dan saya pergi ke rumahnya, kami bolak-balik beberapa kali. Kesabaran saya habis setelah kunjungan keempat, karena saya tidak pernah mengalami situasi semacam itu. Namun tidak peduli bagaimana saya memarahinya, dia tetap ceria.

Selain itu setiap kali suaminya mengatakan sesuatu yang sinis terhadapnya, dia selalu tersenyum. Seolah-olah dia sedang memberi tahu sesuatu kepada orang lain. Awalnya saya merasa Li benar-benar aneh. Mengapa hatinya tidak tergerak sedikit pun oleh kritikan pedas suaminya? Akhirnya saya mengetahui saat dia mengklarifikasi fakta secara langsung di kios penjualnya setiap hari, bahkan polisi-polisi berpakaian preman yang bekerja di pasar melindungi dirinya. Saya menangis. Saya memahami bahwa Guru membiarkan saya melihat taraf kondisinya.

Beberapa tahun kemudian, saya bergabung ke dalam kelompok belajar Fa berbeda dan mengenal sejumlah praktisi baru. Ketika saya menyadari bahwa setiap kali grup editorial Minghui.org meminta kami mengirimkan artikel untuk konferensi berbagi pengalaman yang akan datang atau kegiatan lainnya, mereka acuh tak acuh. Saya menjadi marah dan ingin menjauh dari mereka. Namun setiap kali saya memutuskan untuk berhenti datang ke tempat belajar Fa mereka, seseorang akan memberi saya tugas yang perlu diselesaikan sampai sesi belajar berikutnya. Maka saya terus mengikuti kelompok belajar mereka.

Suatu hari saya merasa gembira saat dalam perjalanan pulang karena tidak ada tugas yang diberikan oleh kelompok belajar pada saya. Saya berpikir, “Akhirnya saya tidak perlu pergi ke sana.” Saat saya berjalan, saya merasa ada seseorang yang mendorong saya ke kiri. Kaki kanan saya berada tepat di bawah trotoar, jadi saya segera mengangkatnya namun saya terhuyung dan jatuh dengan siku kanan mendarat di tanah. Saya pun segera bangun sementara saya tidak melihat orang di sekitar. Ternyata ada yang tidak beres dengan leher saya meski saya tidak cedera. Saya langsung menyadari bahwa saya telah melakukan kesalahan.

Keesokan harinya, ketika saya pergi keluar dengan leher yang kaku, semua ketidaknyamanan saya tiba-tiba lenyap. Saya pergi ke kelompok belajar Fa dan mengutarakan pemikiran saya secara jujur dan Fa Guru kepada semua orang di sana. Rekan praktisi secara lugas menunjukkan keterikatan saya. Kata-kata mereka hampir membuat saya menangis karena mengingatkan nasehat ibu saya saat masih hidup, “Siapa lagi yang bisa mengkritik kamu selain saya?” Memang takdir pertemuan sakral di antara para praktisi lebih dekat dibandingkan hubungan kekeluargaan.

Belum lama ini, seorang praktisi berkata bahwa saya tidak seagresif sebelumnya. Saya menyadari bahwa Dafa telah mengubah saya. Saat saya mengikuti ajaran Guru dan menempatkan diri pada posisi orang lain selama konflik, saya menyadari apa yang harus saya katakan dan lakukan.

Saya dengan sopan menyarankan agar semua praktisi mempelajari cara menggunakan komputer, agar mereka dapat menggunakan situs web Dajiyuan untuk mendaftarkan nama orang-orang yang mundur dari keanggotaan Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan organisasi afiliasinya, serta mereka dapat mengunjungi situs web Minghui. Beberapa dari mereka dengan senang hati bersedia membeli komputer.

Ketika mereka mengalami konflik Xinxing, mereka tidak perlu menunggu diskusi kelompok belajar Fa. Mereka dapat mempelajarinya dari membaca artikel berbagi pengalaman dari praktisi di seluruh dunia di situs Minghui setiap hari. Mereka dapat membaca bagaimana praktisi lain menggunakan Fa Guru sebagai bimbingan dan mengultivasi diri mereka saat masalah muncul. Melalui penggunaan internet, wawasan akan bertambah luas dan mereka akan mampu memperbaiki diri.

Di permukaan, saya seorang yang memiliki temperamen buruk; namun di lubuk hati, temperamen buruk saya terdiri dari banyak keterikatan. Apa pun jenis keterikatan hati itu, ia akan memicu kemarahan saya. Ketika saya secara bertahap melenyapkan satu demi satu keterikatan, amarah saya menjadi lenyap. Kultivasi sungguh luar biasa!

Terima kasih Guru, terima kasih rekan praktisi.