(Minghui.org) Saya lahir pada tahun 1990 dan mulai berlatih Falun Dafa ketika saya berumur delapan tahun. Saya telah berjalan di perjalanan kultivasi di bawah perlindungan Guru Li (pencipta Falun Gong) selama 20 tahun dan sangat merasakan belas kasih dan kebajikan Guru.

Kemalangan Datang Tiba-Tiba

Saya bahagia ketika menikah pada tahun 2016. Suami saya baik dan tampan. Keluarga suami dan keluarga saya makmur, maka sebagai pasangan yang baru menikah, kami tidak ada beban finansial. Suami dan saya saling menghormati dan sangat peduli satu dengan lain dan kami menikmati kehidupan yang bahagia.

Tetapi, apa yang tidak kami antisipasi adalah kemalangan yang datang. Suatu hari di kantornya, tiba-tiba suami merasa tidak enak dan seluruh badan terasa dingin, kemudian ia demam tinggi, yang berubah menjadi demam rendah yang terus berlanjut. Kami pergi ke berbagai rumah sakit untuk diagnosa, tetapi dokter tidak bisa menemukan penyebabnya, maka kami membawanya pulang.

Pada bulan Juni 2017, begitu sampai ke kantor saya, mertua laki-laki menelepon saya dan memberitahukan saya untuk segera pulang. Saya segera pulang dengan taksi, sepanjang jalan saya memikirkan suami yang badannya lemah. Kekhawatiran dan kegelisahan membuat saya berkeringat, saya menggigil dan mendesak supir taksi mengemudi lebih cepat. Suami saya meninggal dunia ketika akhirnya saya tiba di rumah. Saya ingat hari itu hujan dan suram.

Saya tidak bisa mengatasi kesedihan atas kehilangan suami dan menangis setiap hari, lama setelah kematiannya, saya merasa sedih, kesepian dan tidak berdaya. Pemandangan lalu dengan suami, berulang dalam pikiran saya sepanjang waktu, seperti sedang menonton bioskop. Apa yang menambah kesedihan atas kehilangannya adalah saya sedang hamil tiga bulan pada waktu itu.

Dafa Menyelamatkan Saya dari Egoisme

Saya dengan perlahan kembali kepada diri saya yang lama dan menjadi kuat setelah banyak belajar Fa dan berbagi dengan rekan praktisi. Saya menjadi paham bahwa segala sesuatu dalam kehidupan mempunyai alasan di belakangnya, dan semua ini karena hubungan karma. Tetapi meskipun saya memahami hubungan karma, saya masih tidak bisa menahan tangis karena sangat merindukan suami. Saya menyesal tidak menyayangi latihan kultivasi sebelumnya. Saya menyesal bahwa saya tidak bisa membantu suami ketika ia dalam kesulitan karena saya tidak belajar Fa dengan baik. Selama waktu itu, dunia saya dalam kekacauan dan tidak bisa tidur nyenyak.

Tetapi, Guru tidak pernah melepaskan saya sebagai seorang praktisi. Kadang-kadang ketika saya setengah tidur, Fa akan muncul dalam pikiran saya:

Sang Maha Sadar tidak takut pada penderitaan. Tekadnya bagaikan dilebur dari intan. Tiada keterikatan pada hidup dan mati. Dengan lapang hati menelusuri jalan pelurusan Fa.” (“Pikiran lurus dan Perbuatan Lurus” Hong Yin II)

Tetapi saya tidak ingat syair ini sebelumnya.

Setelah suami meninggal dunia, anak dalam kandungan menjadi hal terpenting. Banyak sanak dan teman-teman berusaha untuk berbagi penderitaan saya dan berpikir karena saya seorang janda, anak akan menjadi beban saya di waktu yang akan datang. Mereka menyarankan saya menggugurkan kandungan. Tetapi saya tidak mau melakukannya! Suami saya dan saya adalah anak tunggal. Kematian suami telah sangat memukul keluarga kami masing-masing. Pada hari putranya meninggal dunia, ibu mertua saya meringkuk di sofa, menangis dan mengulangi dengan sedih, “Ia tidak akan kembali, Ia tidak akan kembali, Saya tidak bisa menyelamatkannya!” Pada saat itu, saya merasa beruntung sedang hamil. Ayah dan ibu mertua akan melihat harapan pada bayi ini dan menemukan keberanian untuk menghadapi masa depan.

Saya memutuskan tidak menggugurkan kandungan dengan dukungan orang tua saya. Saya merasa bangga atas keputusan saya. Saya senang bahwa saya menunjukkan kebaikan dan belas kasih seorang pengikut Dafa.

Ayah dan ibu mertua saya sangat sedih setelah suami saya meninggal dunia. Ibu mertua menangis sepanjang hari, dan sering menceritakan tentang kehidupan suami saya. Ayah mertua sangat diam dan sedih.

Saya orang yang terkendali. Ketika suami masih hidup, saya selalu mengikuti arahannya dalam rumah orang tuanya untuk melakukan sesuatu. Sekarang ia sudah tidak ada, saya sendirian menghadapi orang tuanya, dan saya selalu merasa sedikit gugup di depan mertua. Tetapi memikirkan mereka, dan untuk menghilangkan suasana kesedihan, saya berusaha tetap senyum dan mencari beberapa topik untuk melibatkan mereka dalam berbagai pembicaraan, seperti ketika bayi menendang dalam kandungan lagi hari ini, dokter mengatakan bahwa bayi tumbuh lebih baik dari pada rata-rata bayi, dan lain-lain. Saya bahagia melihat mertua saya tersenyum setiap kali mereka mendengar tentang kondisi bayi.

Berpikir untuk orang lain adalah hal yang telah Guru ajarkan kepada saya. Saya berusaha sebaik mungkin menghadapi masa paling sulit dalam kehidupan dengan sebuah sikap yang tenang dan damai. Saya berusaha keras untuk mengakhiri kesedihan dan kecemasan orang tua, mertua dan kakek nenek dengan sikap optimistik saya.

Akhirnya orang-orang berbicara kepada saya dengan kekaguman, bukan menghibur saya. Saya seorang pengikut Dafa, Guru besar saya telah mengajar saya untuk memikirkan orang lain bahkan ketika saya sedang bermasalah dan mengalami kesulitan. Saya merasa senang bahwa kultivasi saya membawakan hasil yang baik. Kebaikan, kelapangan dada dan tidak mementingkan diri yang telah saya kultivasikan dalam Dafa, membuat saya menjadi orang yang lebih baik. Saya berubah dari seorang yang membutuhkan hiburan dari orang lain menjadi seorang yang berbelas kasih yang bisa menghibur orang lain.

Ketika saya melihat kembali pada waktu sulit dalam kehidupan, saya bisa melihat bahwa hanya Guru yang mengetahui ketidakberdayaan dan kesedihan yang telah saya alami. Ketika tidak ada orang yang bisa membantu saya, hanya Guru yang mendengarkan saya, mendorong saya, dan memberikan saya harapan. Terlalu banyak kesulitan dan frustrasi dalam kehidupan, beruntung saya berlatih Falun Dafa.

Anak dan Saya Tumbuh dalam Fa Bersama

Setiap hari saya menyanyikan lagu Dafa untuk bayi dalam kandungan di perjalanan ke dan dari kantor supaya ia tumbuh dengan sehat. Katanya bayi paling sensitif pada suara ibunya, maka saya membaca untuknya setiap malam setelah pulang dari kantor. Saya berlatih bilamana ada waktu, maka ia akan menerima energi Dafa setiap hari. Saya terus melakukan ini sampai bayi saya lahir.

Bayi perempuan saya lahir dengan sehat dan kuat. Ia tumbuh dengan keterampilan Bahasa yang kuat dan keterampilan tangan yang luar biasa. Senyum yang manis sekali dan menyenangkan selalu ada pada wajahnya yang gemuk. Karena ia sangat mungil, saya sering memberikan perhatian yang terlalu banyak sampai lalai belajar Fa.

Pada suatu pagi, ia mengubah rutinitasnya yang biasa dan menjadi sedikit gelisah. Ia bersikeras minta saya memeluknya. Saya memegang dahinya dan menyadari ia mengalami demam. Saya menjadi cemas dan menggendongnya berjalan maju dan mundur di ruang keluarga sambil memancarkan pikiran lurus. Saya memegang dahinya dari waktu ke waktu untuk melihat apakah ada tanda-tanda ia berkeringat. Saya menjadi cemas dan gelisah dan ingin tahu kenapa ia demam tanpa keringat. Saya menggosok tubuhnya dengan obat tradisional Tiongkok, kemudian temperaturnya turun sesaat tetapi naik lagi.

Melihat saya begitu cemas, anggota keluarga (seorang praktisi Dafa) mengingatkan saya untuk tenang dan membaca Fa. Guru berkata,

Fa dapat menjebol segala keterikatan, Fa dapat menghancurkan segala kejahatan, Fa dapat menangkal segala kebohongan dan Fa dapat memperteguh pikiran lurus.” (Menyingkirkan Gangguan,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju II)

Saya duduk dengan bersila, menggendong bayi saya, dan membaca Fa dengan serius. Pada awalnya saya sedikit gelisah, tetapi begitu saya membaca, saya dengan perlahan tenang, dan bayi saya mendekap di lengan saya dan berhenti menangis.

Gadis kecil saya cantik dan pintar. Kesedihan mertua atas kehilangan putra mereka akhirnya mereda. Tawa dan sukacita kembali mengisi rumah yang sepi dan kosong.

Putri saya membantu saya dalam perjalanan kultivasi. Suatu kali, saya sedang menggendongnya, tiba-tiba ia memegang wajah saya dan membuat saya melihatnya ke bawah ketika saya sedang berdebat dengan seorang anggota keluarga yang juga seorang praktisi dalam perbedaan pemahaman pada bagian Fa tertentu. Saya tidak memerhatikan sikapnya karena saya dalam perdebatan panas pada waktu itu. Tetapi setelah itu ia menarik wajah saya lagi berulang kali bilamana saya akan mendebat sehingga saya sulit berbicara. Saya tiba-tiba menyadari bahwa Guru sedang menggunakannya untuk mengingatkan saya untuk tidak berdebat dengan orang lain. Maka saya melihat putri saya, tersenyum tanpa mengatakan apa pun lagi, dan dengan tenang mendengarkan rekan praktisi dan membiarkannya berbicara tentang pandangannya. Dengan perlahan saya menyadari bahwa apa yang dikatakannya masuk akal.

Gadis kecil saya tumbuh dalam Fa. Ia kadang-kadang cedera ketika jatuh dengan tidak sengaja, tetapi ia berkata sambil menangis, “Tidak apa-apa, tidak apa-apa!” Ia sering mengingatkan orang dewasa untuk tekun berkultivasi dalam Fa. Ia sering mengatakan, “Saya suka riang dan cantik, mengikuti Guru berlatih Dafa. Saya tidak takut pada kesulitan, saya akan tekun dalam perjalanan pulang. Senyum saya seperti sebuah lotus!”

Saya ingin berterima kasih kepada Guru telah mengirim praktisi muda ini kepada saya, membuat saya lebih menyadari kekurangan saya dan memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar untuk membesarkan gadis kecil ini dalam Dafa. Saya bertekad untuk lebih tekun dalam perjalanan kultivasi. Terima kasih kepada Guru yang belas kasih!