(Minghui.org) Fan Zhigang dan istrinya Su Shuang dari Kota Huludao, Provinsi Liaoning ditangkap dan rumahnya diserbu pada 15 April 2020, karena menolak melepaskan keyakinan mereka pada Falun Gong, sebuah latihan jiwa raga yang telah dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok sejak tahun 1999.

Selama lebih dari 20 tahun, pasangan ini telah berulang kali dilecehkan dan ditahan karena alasan yang sama. Keluarganya juga diperlakukan tidak adil.

Fan dan Su sekarang ditahan di Pusat Penahanan Kota Huludao. Polisi telah mengirimkan kasus mereka ke Kejaksaan Distrik Longgang.

Ibu Fan yang berumur 78 tahun, He Fengyun, menulis surat terbuka kepada pihak berwenang meminta pembebasan segera anak dan menantunya.

Di bawah ini adalah suratnya.

***

Nama saya He Fengyun. Saya mempunyai empat anak laki-laki dan semuanya berhubungan baik, tapi saya paling banyak bergantung kepada anak ketiga saya, Fan Zhigang. Ia selalu membantu saya membeli keperluan sehari-hari, memasak, dan membersihkan rumah.

Zhigang dan istrinya Su Shuang keduanya berlatih Falun Gong. Kerena mereka memilih untuk mempertahankan keyakinan mereka dan hidup menurut prinsip Sejati, Baik, dan Sabar, mereka telah dianiaya lagi dan lagi selama 2 dekade belakangan ini.

Tahun 2001, anak saya masuk daftar “pencarian” karena membagikan materi Falun Gong. Ia dipaksa tinggal jauh dari rumah untuk menghindari penangkapan. Keduanya, ia dan Shuang kemudian dipecat dari pabrik zinc lokal tempat mereka bekerja.

Ketika ia tinggal jauh, polisi melecehkan saya dan bertanya di mana anak saya berada. Ketika saya menolak memberi tahu mereka, mereka menyadap telepon rumah saya dan mengawasi seluruh panggilan telepon saya. Mereka juga melecehkan keluarga di kota-kota lain untuk berusaha menemukan anak saya.

Waktu itu, cucu laki-laki saya baru berumur tujuh tahun. Shuang melakukan kerja serabutan untuk mencukupi kebutuhan keluarga, waktu itu sangatlah berat bagi kami.

Tahun 2003, ibu Shuang didiagnosa dengan kanker otak. Sangatlah berbahaya baginya untuk menjalani operasi, jadi Shuang menyarankan ia berlatih Falun Gong. Tidak lama setelahnya, ia dilaporkan dan ditangkap.

Mengetahui bahwa Shuang yang menyuruh ibunya berlatih Falun Gong, polisi membebaskan ibunya dan menangkap Shuang. Sebulan kemudian, Shuang dikirim ke Kamp Kerja Paksa Masanjia selama satu setengah tahun. Waktu itu, Zhigang masih dalam pelarian untuk menghindari penganiayaan. Saya harus membantu menjaga cucu saya ketika itu.

Ayah saya, yang berumur 86 tahun ketika itu, sangatlah sedih dengan apa yang terjadi kepada Zhigang dan Shuang. Ia jatuh sakit satu hari setelah Shuang ditangkap dan meninggal beberapa hari kemudian.

Sebagai guru sekolah menengah penerima penghargaan, suami saya mengikuti Partai Komunis Tiongkok sepanjang hidupnya. Ia tidak bisa mengerti bagaimana orang-orang bisa dianiaya hanya karena berusaha menjadi orang baik. Ia marah, bingung dan merasa tertekan.

Ayah saya tinggal bersama saya dan suami saya ketika ia berumur 72 tahun, dan ia mempunyai hubungan baik dengan suami saya. Kematiannya sangatlah sulit diterima oleh suami saya. Empat puluh hari setelah ayah saya meninggal, suami saya juga meninggal, di umur 67 tahun.

Setelah Shuang dibebaskan pada tahun 2005 (masa tahanannya ditambah enam bulan setelah penjaga menemukan sebagian ceramah Falun Gong yang dimilikinya), keluarga kami akhirnya berhenti dianiaya, dan mereka berdua bekerja keras untuk membuat keluarga kami kembali seperti normal.

Tiga tahun kemudian, sebelum Olimpiade Beijing, mereka ditangkap lagi dalam perjalanan ke tempat kerja. Polisi menggeledah rumah mereka dan membawa Zhigang ke pusat penahanan. Ia melakukan mogok makan untuk memprotes dan dibebaskan dalam 35 hari.

Ketika ia pulang ke rumah, tubuhnya hanya kulit dan tulang. Hati saya hancur melihatnya. Tapi ia tetap berlatih Falun Gong dan segera mendapatkan kembali kesehatannya.

Sekarang Zhigang dan Shuang ditangkap lagi. Saya mendengar jaksa menyetujui penangkapan mereka dan sekarang mereka menghadapi tuntutan.

Zhigang dan Shuang telah menderita terlalu banyak bertahun-tahun ini. Mereka tidak melakukan apa pun yang salah dengan memegang keyakinan mereka. Saya berharap siapa pun yang membaca surat ini bisa membantu saya menyelamatkan mereka. Saya mendesak pihak berwenang untuk membebaskan mereka secepatnya.