(Minghui.org) Setelah penduduk provinsi Hunan, Kota Changsha ditangkap karena menyebarkan informasi tentang keyakinannya pada Falun Gong, polisi juga mengincar putranya yang berusia 19 tahun dan menginterogasinya.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah disiplin spiritual dan meditasi kuno yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.

Chen Yanjun, berusia 51 tahun, ditangkap sekitar jam 5 sore tagal 8 Mei 2020 setelah dilaporkan karena berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong. Polisi membawanya kembali ke rumahnya jam 10 malam. Petugas menyita buku-buku Falun Gong dan materi terkait. Polisi juga menangkap putranya, Zhuang Yongbin, dan membawanya ke kantor polisi.

Polisi menginterogasi Chen dan putranya di kamar terpisah semalam. Ketika Chen meminta untuk menggunakan kamar kecil, para petugas tidak memperbolehkannya dan memaki Falun Gong. Mereka mengancamnya dengan memanfaatkan putranya dalam upaya memaksanya untuk menjawab pertanyaan mereka.

Karena Zhuang menjadi sedikit emosional selama interogasi, polisi menampar wajahnya. Tangannya memar setelah diborgol lebih dari 10 jam.

Zhuang dibebaskan sekitar jam 1 pagi pada 10 Mei. Setelah ditahan selama 27 jam, ia trauma dan masih ketakutan setelah beberapa hari.

Polisi menempatkan Chen dalam penahanan kriminal pada 10 Mei. Dia saat ini ditahan di Pusat Penahanan No. 4 Kota Changsha.

Karena penganiayaan, Chen, seorang janda, menjadi sasaran oleh pihak berwenang dan tidak dapat menemukan pekerjaan yang layak. Chen melakukan pekerjaan sambilan untuk menghidupi dirinya sendiri dan membesarkan putranya. Meskipun mengalami kesulitan, dia mempertahankan sikap positif dalam kehidupannya dengan mengikuti ajaran Falun Gong "Sejati, Baik, Sabar." Hidup berdasarkan prinsip tersebut, putranya tumbuh sebagai pemuda yang baik, jujur, dan pekerja keras.