(Minghui.org) Salam kepada Guru! Salam pada rekan praktisi!

Saya mulai bergabung Sound of Hope (SOH) pada Maret 2014 dan pindah ke New York pada Juni 2016 untuk bergabung proyek “Rumah Teh Warga Beijing.”

Program ini menggambarkan dua warga asli Beijing yang sedang berdiskusi tentang kejadian-kejadian terkini sambil mengklarifikasi fakta secara ringan. Mereka memberi tahu para pendengar bahwa PKT (Partai Komunis Tiongkok) tidak identik dengan Tiongkok agar orang-awam tersadarkan dari cuci otak yang selama ini dilakukan Partai.

Meski saya suka mengobrol, tetapi saya bukan penduduk asli Beijing, dan saya juga tidak bisa berbicara dengan dialek Beijing yang sempurna. Praktisi lain lahir dan besar di Beijing tapi tidak suka mengobrol. Anda bisa membayangkan bahwa ketika kami berdua dipasangkan bersama, telah memberi banyak kesempatan bagi kami untuk meningkat! Setiap kemajuan yang kami buat semuanya berkat bantuan Guru dan rekan praktisi. Kami berdua memperoleh manfaat dari pengalaman. Selama proses tersebut, kami meningkatkan diri dan belajar bagaimana untuk bekerja sama satu sama lain.

Mengenali Keterikatan Saya

Setelah program dijalankan, ujian kultivasi pertama saya adalah bagaimana saya bereaksi terhadap kritikan negatif. Pertama, saya diberitahu bahwa saya tidak terdengar seperti penduduk asli Beijing. Ini menjadi pukulan menyakitkan. Saya suka teater dan hobi meniru dialek berbeda. Karena saya berpikir bisa meniru dialek dengan baik, inilah alasan utama saya bergabung dalam proyek ini. Jika saya tidak bisa melakukannya, saya merasa tidak ada alasan bagi saya untuk berada di proyek ini. Nyatanya adalah saya tidak bisa meniru dialek asli Beijing. Kemudian saya disarankan untuk menggunakan standar bahasa Mandarin dari pada berbicara dengan dialek Beijing. Saya terluka karena tuntutan program ini tidak seperti yang dicantumkan sebelumnya. Di samping itu saya tidak yakin bagaimana melakukannya dengan baik.

Saya bertanya-tanya, apakah saya membuktikan kemampuan diri sendiri atau membuktikan kebenaran Dafa? Lagi pula, menguasai dialek Beijing menjadi persyaratan program ini, jadi saya terus mencobanya. Namun saya terus melihat apakah saya ingin membuktikan kebenaran diri sendiri, pada saat membuktikan kebenaran Dafa. Hal ini menjadi pengalaman kultivasi yang unik.

Di tahun pertama, setiap kali koordinator mendengarkan program kami, saya merasa khawatir. Dia akan berkomentar pada saat kami berbicara. Anda tidak pernah tahu apakah dia sedang kecewa. Misalnya, “Beberapa episode pertama lumayan. Kenapa sekarang lebih buruk?” atau “Jika saya mendengarkan program ini selagi bekerja, saya akan kehilangan minat dalam waktu singkat. Tidak menarik!” atau “Anda terdengar seperti seorang guru!” dan sebagainya.

“Anda terdengar seperti seorang guru!” itu kata-kata yang selalu diulanginya selama dua tahun. Saya dulu memang seorang dosen di sebuah universitas. Mungkin nada suara saya seperti sedang mengajar. Saya sudah terbiasa untuk berbicara seperti itu sehingga sulit mengubah kebiasaanya. Saya merasa bingung.

Sementara dia memberi saran, saya memikirkan hal lain meski wajah saya seperti sedang mendengarkan. Suatu hari, saya tidak bisa menahan lagi kekesalan saya dan bertanya langsung, “Bisakah anda bisa menunjukkan apakah yang harus saya lakukan?” Dia menjawab, “Saya tidak tahu. Anda perlu memikirkannya sendiri.” Dia berkata lagi, “Dengarkan wanita yang menyambut tamu. Dia tertawa lepas. Kenapa kalian tidak tertawa?” Saya membalas, “Dua orang tertawa terbahak-bahak kedengarannya aneh! Kami mungkin tidak tertawa sekarang tapi nantinya pasti.”

Saya sadar bahwa saya marah bukan karena saya tidak bisa melakukannya dengan baik, tapi saya merasa saya tidak seburuk yang ia katakan. Bahkan saya berpikir telah melakukan pekerjaan dengan baik. Saya menjadi keras kepala dan bersikukuh pada pendapat pribadi ini. Saya sangat terobsesi olehnya sehingga saya tidak mau mempertimbangkan apa yang orang lain katakan.

Guru berkata, “Tetapi peningkatan yang sesungguhnya adalah melepas, bukan memperoleh.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Philadelphia, 2002”,Ceramah Di Berbagai Tempat II) Melalui belajar Fa dan mencari ke dalam, saya menemukan akar masalah saya. Di permukaan, saya hanya suka mendengar pujian; tidak peduli apa yang orang lain katakan, saya yakin bahwa saya baik. Keterikatan pada diri sendiri membuat saya tidak mau berubah.

Menyingkirkan Unsur PKT yang Tersembunyi dalam Diri Sendiri

Saya menulis naskah terlebih dahulu baru membayangkan sebuah percakapan. Misi program ini adalah untuk memperbaiki nilai-nilai yang telah terdistorsi oleh PKT. Namun karena saya besar di Tiongkok, saya memiliki sejumlah konsep yang keliru. Saya sendiri tidak mengerti bagaimana cara kerja PKT mencuci otak orang-orang Tiongkok saat saya menjelaskannya ke orang awam. Akibatnya banyak pendengar kami mengatakan bahwa pembahasan kami tidak lebih dari menjelek-jelekan PKT.

Untuk menyadarkan orang-orang dari cuci otak Partai, kita perlu membangun nilai-nilai moral tradisional. Namun, saya beserta praktisi lain yang berasal dari Tiongkok, tidak tahu mana yang benar dan salah. Hasilnya, kita hanya berbicara tentang nilai-nilai moral tradisional. Sebagai contoh, kami berbicara tentang cerita rakyat Tiongkok kuno, legenda, serta dibalik berbagai cerita yang orang lain sampaikan, berharap bisa meneruskan budaya tradisional kepada pendengar kami. Saya menyukai budaya tradisional dan senang melakukannya. Saya ingin agar para pendengar juga menyukainya.

Istri saya memberikan beberapa komentar, “Kenapa kamu selalu berbicara tentang matahari? Semua itu sudah tersedia di internet. Mereka tidak perlu mendengarnya dari kamu! Sungguh membosankan.” Saya terkejut, tapi saya tidak menanggapinya dengan serius apa yang ia katakan. Saya mengira ia mengatakan ini karena dia tidak suka kebudayaan tradisional. Lalu, salah satu atasan yang mendengarkan program kami juga membuat komentar yang mirip, “Saya berpikir bahwa program ini membicarakan kejadian terkini. Mengapa kamu memulainya dengan membicarakan istilah matahari?” Dia juga menunjukkan bahwa jika program bergerak dengan lambat, orang-orang akan kehilangan minatnya, dan tak peduli apakah kita memiliki sesuatu yang diandalkan. Meskipun kedengarannya masuk akal, saya masih berharap orang-orang sangat menikmati tentang istilah-istilah matahari.

Nyatanya, saya menyadari bahwa itu karena saya tidak bisa melepaskan kepentingan ego pribadi. Dan akhirnya saya memotong pembukaan yang ditujukan untuk tradisi dan penceritaan. Tak satu pun yang merasa kehilangan. Saya tahu bahwa semua itu karena saya menolak untuk mencari ke dalam dan mengubah diri sendiri.

Saya berpikir keras bagaimana menciptakan judul sastra yang kreatif untuk setiap episode. Salah satu editor menyarankan agar saya mengubah judul, dan memberi saran bagaimana melakukannya, tapi saya tidak menerima sarannya. Saya berpikir bahwa hasilnya akan sama dengan berita biasa; sedangkan program ini membutuhkan nama yang unik. Kemudian, ketika saya membaca materi latihan untuk media sosial, saya menyadari bahwa judul unik dan artistik sering kali tidak memiliki kata kunci yang sesuai dengan berita terkini oleh mesin pencari. Ini salah satu alasan mengapa angka kunjungan ke program kami tetap rendah. Tujuan dari program-program ini adalah untuk menyelamatkan manusia. Namun hal ini tidak akan tercapai jika tak satu pun yang mendengarkannya. Sebaliknya, kami hanya menghibur diri sendiri.

Bahkan pembenaran-diri saya juga tercermin dalam desain halaman judul. Saya mempelajari desain dan memiliki keterikatan yang kuat dengannya. Bahkan jika saya mengerjakannya hingga lelah, saya tidak akan bisa melepaskannya. Saya terus-menerus membuat perubahan dan menghabiskan banyak waktu. Koordinator kemudian menemukan praktisi lain untuk membantu saya merancang desain agar saya punya banyak waktu untuk belajar Fa dan latihan Gong. Awalnya, saya masih sulit mengabaikannya dan terus memberi saran. Saya bahkan mengambil-alih arsip dan melakukan perubahan. Ini menjengkelkan praktisi lain dan membuat saya kelelahan. Saya bisa melepaskannya hanya setelah tim saya melakukan intervensi.

Melalui belajar Fa, saya menyadari bahwa saya berketerikatan pada diri sendiri dan penolakan saya untuk berubah adalah karateristik kekuatan lama: “Milik saya adalah yang terbaik, hanya saya yang paling benar, saya ingin mengubah orang lain, kecuali saya sendiri.” Prosesnya berjalan lambat, menyakitkan, dan keharusan saya untuk menyingkap keterikatan ini. Saya menyadari bahwa proses peningkatan kultivasi saya adalah proses penyingkiran kekuatan lama yang mencengkeram saya. Karena kurangnya ketekunan, proses kultivasi mengalami sedikit kemajuan.

Guru berkata, “Untuk menyingkirkan benda yang tidak baik ini, pertama-tama anda harus mengubah hati anda ini.” (Ceramah Empat, Zhuan Falun) ketika kondisi pikiran saya jernih, saya mampu melakukan perubahan besar. Untuk itu pertama-tama saya harus menerima bahwa saya tidak sempurna, dan masih banyak yang harus saya pelajari.

Setelah menyesuaikan dengan pola pikir saya, proyek perlahan membuat kemajuan. Misalnya, ketika koordinator meminta kami membantu menyelesaikan masalah iklan, saya memahami pentingnya kerja sama tanpa syarat. Saya segera membahas bagaimana cara kami mengatasinya dengan praktisi lain. Kami tidak khawatir kehilangan pendengar. Dengan disingkirkannya penghalang ini, kami memiliki iklan baru dan komentar positif yang semakin banyak., dan para penggemar menjadi teman. Selama liburan Natal dan Tahun Baru, kami menerima permintaan para penggemar untuk membantu mereka mundur dari PKT.

Tahun baru lalu kami berencana memproduksi video media sosial. Sebelum itu, seorang juru kamera profesional bergabung dengan tim kami. Dia tidak hanya berpengalaman dalam pekerjaannya dan untuk pasca produksi, dia juga sangat bertanggung jawab. Media sosial kami sekarang telah berjalan empat bulan. Meski ada beberapa masalah, kami tetap bertahan. Guru telah membuat pengaturan – kita hanya perlu melakukannya.

Penyebaran virus corona telah berdampak pada rutinitas kami. Setelah perintah tinggal di rumah dikeluarkan oleh Negara Bagian New York, untuk memastikan program kami terus berjalan lancar, saya pindah dengan juru kamera. Selama periode ini saya melakukan terobosan: saya mulai melihat karakteristik PKT dalam diri saya dan mulai menyingkirkannya.

Para koordinator baru-baru ini mulai merevisi naskah saya. Dia seorang jurnalis terlatih, dan kultivasinya baik. Dia juga sangat berpengalaman dalam memilih topik berita, struktur, dan penceritaan. Dia tajam dalam membongkar sifat kebudayaan PKT dan tidak pernah membiarkannya lepas.

Lebih dari sekali dia menunjukkan sejumlah hal yang saya tulis sarat dengan kebudayaan PKT. Dia menjelaskan permasalahannya dan meminta saya untuk mengembangkan apa yang saya rasakan. Rasanya aneh ketika saya menulisnya saya merasa mereka cukup wajar, mereka muncul secara alami.

Dia bertanya, “Apakah menurut kamu ungkapan semacam ini tidak berlebihan, kejam dan agresif? Terlalu banyak deskripsi yang negatif. Mengapa kamu harus mengutip pernyataaan Menteri Luar Negeri Tiongkok atau juru bicara resmi mereka? Mengapa kamu langsung mengambil kesimpulan tanpa cukup bukti? Mengapa kamu menggunakan ungkapan seperti ‘prajurit serigala,’ ‘memberi suntikan darah ayam’ dan ‘meludah’? semua ini terdengar seperti lomba makian antara kamu dan PKT. Apakah kamu menyimpan dendam terhadap PKT? Kalian berdua kelihatannya bersemangat dan jahat. Kami tidak merasakan belas kasih praktisi Dafa dalam tulisan kamu.”

Saya benar-benar bingung dan terkejut mendengar komentarnya. Saya tidak pernah menyadari bahwa ini yang mereka rasakan. Saya sendiri heran mengapa saya harus menulisnya seperti itu. Saya berpikir bahwa menjadi negatif ada lucunya. Saya akhirnya menyadari bahwa tulisan saya tidak memiliki ketajaman dan menggigit. Seseorang bisa menjadi lembut dan baik hati. Saya memahami bahwa kita seharusnya berbudaya dan terkendali, bukan sarkastik.

Dia mengingatkan saya, “Ketika kamu menulis naskah, kamu perlu memikirkan orang-orang yang masih belum memahami kebenaran dan masih berpikir bahwa PKT baik. Akankah mereka menerima atau menolak apa yang kamu katakan. Jika mereka menolak atau mengganti saluran tak lama kemudian, kamu berbicara pada siapa? Pikirkan bagaimana anda ingin menyelamatkan orang.”

Saya secara bertahap menyadari apa yang harus saya lakukan untuk program ini. Setelah saya menyelaraskan hati dan pikiran saya, saya mampu menyingkirkan rasa egois dan sisi negatif, serta humor positif saya yang ringan secara alami muncul.

Saya menemukan bahwa setelah saya melepaskan keterikatan saya, mereka tidak saja menjadi tidak berarti dalam kultivasi, tapi juga adalah tingkat rendah dari sebuah pandangan profesional dan dalam moralitas. Keahlian yang saya kuasai telah meningkat. Seandainya saya tidak melepaskan jati diri saya yang lama, saya tidak akan mencapai tingkat yang lebih tinggi.

Guru berkata, “Ambil saja agama sebagai contoh, orang yang benar-benar mengerti sedang menggunakan bentuk agama untuk mengultivasi diri sendiri, yang tidak mengerti sedang membela bentuk dari agama itu.” (“Ceramah Fa di Kota Los Angeles”). Saya sering memikirkan perkataan Guru ini. Ya saya sibuk, tapi saya tidak boleh melupakan bahwa sibuk memiliki arti hanya jika saya mengultivasikan diri selama proses itu berlangsung.

Terima kasih Guru atas kesempatan untuk menjadi bagian dari proyek ini. Saya berterima kasih juga kepada anggota tim dan seluruh praktisi yang mendukung kami. Mohon tunjukkan apabila ada sesuatu yang saya katakan atau lakukan, tidak sesuai dengan Fa.

Terima kasih, Guru! Terima kasih, rekan praktisi.

(Dibacakan saat Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi dalam Proyek Sound of Hope)