(Minghui.org) Kondisi Surabaya yang saat ini tercatat sebagai rekor tertinggi di Indonesia dalam hal infeksi virus corona (Virus PKT) tidak menyurutkan langkah praktisi Surabaya dan sekitarnya untuk menggelar aksi damai memperingati 21 tahun penindasan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap praktisi Falun Dafa di Tiongkok. Aksi digelar di seberang konsulat RRT di Jalan Mayjen Sungkono pada Sabtu sore, 18 Juli 2020. Puluhan praktisi Falun Gong berjajar rapi dan tertib di seberang konsulat, mengenakan pakaian kuning dan putih dengan membentangkan spanduk-spanduk yang menyampaikan berbagai pesan, antara lain: “PKT Membunuh Hampir Seratus Juta Orang. Langit Memusnahkan PKT”, “Roh Jahat Komunisme Sedang Menguasai Dunia Menghancurkan Umat Manusia, Harapan Tunggal untuk Selamat adalah Meningkatkan Moral dan Balik ke Tradisi”, “Falun Dafa Baik, Sejati-Baik-Sabar Baik”.

Para praktisi berbagi tugas, ada yang memeragakan lima perangkat latihan, memegang spanduk dan ada yang membagikan brosur pada orang-orang yang melintas. Aksi berlangsung khidmat, damai dan sakral.

Jurubicara praktisi mengutarakan tujuan aksi damai ini kepada koresponden Minghui.org, bahwa aksi ini sebagai protes damai atas penindasan terhadap praktisi Falun Dafa di Tiongkok, yang mulai dilancarkan pada 20 Juli 1999 oleh Jiang Zemin, sekjen PKT pada waktu itu. Penindasan tersebut masih terus berlangsung sampai sekarang dengan cara-cara keji yang belum pernah ada sebelumnya. Aksi ini menurutnya mempunyai dua makna, secara internal merupakan wujud keteguhan hati dari praktisi terhadap kebenaran prinsip Sejati-Baik-Sabar, sementara secara eksternal aksi ini memberikan pesan kepada semua publik dunia bahwa ada rejim jahat yang secara kejam menindas jutaan warganya yang ingin menjadi orang baik serta mematut diri pada karakter alam semesta Sejati-Baik-Sabar.

Selama 21 tahun terakhir melalui berbagai upaya yang dilakukan para praktisi di seluruh dunia, semakin banyak orang yang memahami fakta kebenaran, namun masih ada pula yang memiliki kesalahpahaman akibat propaganda yang disebarkan media-media PKT. Jurubicara praktisi lebih lanjut mengilustrasikan mengapa perlu peduli dengan peristiwa penganiayaan ini, ia menyitir ungkapan yang diucapkan oleh Martin Luther King bahwa “ketidakadilan di suatu tempat adalah ancaman bagi keadilan di semua tempat.”

Jurubicara praktisi mengatakan bahwa aksi ini bukanlah aksi anti-Tiongkok. Dia menyatakan bahwa publik perlu membedakan antara Tiongkok dan Partai Komunis Tiongkok. Partai Komunis Tiongkok adalah penguasa tirani yang saat ini mencengkram 1,4 milyar rakyat Tiongkok. Sangatlah penting agar orang-orang mengenali watak dasar PKT yang haus darah, suka menipu, anti-tradisi dan anti-Tuhan.

Aksi sore itu diakhiri dengan nyala lilin, kemudian para praktisi mengakhiri kegiatan dengan tertib tanpa meninggalkan sampah dan merusak tanaman di sekitarnya.