(Minghui.org) Praktisi Falun Gong di Atlanta berkumpul di depan Pusat Kota Suwanee pada tanggal 18 Juli 2020, untuk meningkatkan kesadaran akan penganiayaan PKT (Partai Komunis Tiongkok) terhadap Falun Gong. Mereka mengumpulkan tanda tangan untuk mengecam penganiayaan. Malam itu, mereka mengadakan nyala lilin untuk mengenang rekan-rekan praktisi yang telah kehilangan nyawa akibat penganiayaan karena menganut kepercayaan spiritual mereka selama 21 tahun terakhir.

Praktisi dari Atlanta memperagakan latihan di depan Pusat Kota Suwanee pada tanggal 18 Juli 2020.

Tertarik oleh kegiatan itu, beberapa orang menandatangani petisi.

Praktisi mengadakan nyala lilin untuk mengenang rekan-rekan praktisi yang kehilangan nyawa karena penganiayaan di Tiongkok.

Pemerintah Harus Menghargai Praktisi

Brenda Baldwin dari Atlanta berkata, "Jika orang mengikuti Sejati-Baik-Sabar, pemerintah harus menghargai jangan menganiaya mereka." Dia bertanya, “Falun Gong tampaknya membawa kesehatan dan vitalitas kepada orang-orang. Segala bentuk penganiayaan salah. Ketika orang peduli satu sama lain dan sekelompok orang atau rezim berpikir itu salah, apa gunanya kelompok atau rezim?"

Brenda Baldwin berkata bahwa orang yang berlatih Sejati-Baik-Sabar harus dihargai oleh pemerintah mana pun.

Philip Hurley diam-diam menyaksikan rapat umum sampai berakhir. Dia berkata, "Saya merasa sedih melihat bagaimana orang-orang Tiongkok dianiaya oleh PKT. Saya akan berdoa agar penganiayaan berakhir."

Philip Hurley mengatakan dia berdoa penganiayaan segera berakhir.

Menyoroti Pandemik Mengungkap Watak Sejati PKT

Penyelenggara rapat umum, Sun berkata, "Lebih dari tiga ratus juta orang telah mundur dari PKT dan organisasi afiliasinya. Namun penganiayaan belum berhenti. Terus berlanjut, kami akan melanjutkan upaya untuk memberi tahu orang-orang fakta kebenaran. Inilah sebabnya kami memutuskan untuk mengadakan nyala lilin di sini. Kami ingin mengingatkan orang-orang bahwa jutaan orang dianiaya hanya karena berkultivasi Sejati-Baik-Sabar di Tiongkok.”

Sun berkata bahwa pandemi virus corona telah membantu banyak orang melihat watak sebenarnya dari PKT. Dia berkata, “Seorang pria mengatakan kepada saya bahwa tetangganya adalah orang Rusia dan Vietnam. Mantan penduduk negara-negara Komunis ini telah memberitahunya banyak hal yang mereka saksikan ketika hidup di bawah rezim Komunis. Jadi dia tahu betul mengapa Falun Gong dianiaya di Tiongkok.”

Sun menambahkan, “Saya sangat tersentuh melihat betapa baik dan adil orang-orang di Amerika Serikat. Saya percaya bahwa semakin banyak orang melihat fakta kebenaran dan melihat watak sebenarnya dari PKT, rezim akan segera runtuh."

Jia Yahui, yang disiksa di Kamp Kerja Paksa Masanjia, berbicara tentang pengalamannya. Dia berkata, "Saya ditangkap dan ditahan selama satu tahun pada tahun 2008. Itu karena Tiongkok mengadakan Olimpiade - itulah alasan mereka untuk menahan saya."

Dia ditempatkan di ruangan gelap selama tiga puluh hari. Tangannya digantung, dan disengat dengan tongkat listrik di seluruh tubuhnya. Dia berkata, “Saya datang ke A.S. pada tahun 2010. Akhirnya bisa berbicara tentang pengalaman saya. Bahkan tidak ingin memikirkannya untuk waktu yang lama.”

Jia Yahui disiksa di Kamp Kerja Paksa Masanjia.

Qui Ho dari Atlanta mulai berlatih pada tahun 2017 dan berkata, “Salah satu anggota keluarga saya sakit. Seorang teman memberi tahu saya tentang Falun Gong. Ibu saya menderita sakit liver, diabetes, dan hipertensi. Dia dirawat di ICU selama dua bulan. Enam bulan setelah kami mulai berlatih, semua orang di keluarga kami menjadi sehat.”

Qui Ho mengatakan seluruh keluarganya menjadi sehat setelah berlatih Falun Gong hanya enam bulan.

Chloe Phong berkata, “Saya adalah seorang siswa sekolah menengah ketika mulai berlatih Falun Gong. Saya telah mendapat banyak manfaat! Saya orang yang lebih baik; lebih berbelas kasih dan lebih ramah. Melalui ajaran saya belajar bahwa seseorang harus menjadi orang baik di mana pun berada. Saya tahu sebagai seorang siswa harus belajar dengan tekun. Jadi saya bekerja ekstra keras dalam pelajaran.”

Praktisi muda Chloe Phong