(Minghui.org) Pemberian sanksi kepada para pelanggar hak asasi manusia telah menjadi konsensus di antara negara-negara demokratis. Setelah AS mengesahkan Magnitsky Act pada tahun 2016, Kanada, Inggris, dan 27 negara anggota UE memberlakukan undang-undang serupa. Austria dan Jepang juga sedang melakukan hal yang sama.

Sesuai dengan undang-undang ini, Praktisi Falun Gong telah menyusun daftar pelaku yang terlibat dalam penganiayaan terhadap Falun Gong beberapa tahun ini. Setiap tahun, mereka menyerahkan beberapa daftar kepada pemerintah demokratis, mendesak untuk menjatuhkan sanksi kepada para pelaku yang disebutkan dalam daftar.

Mulai tanggal 14 Juli 2021, Praktisi Falun Gong di lebih dari 30 negara telah mengirimkan daftar terbaru pelaku yang terlibat dalam penganiayaan terhadap Falun Gong kepada pemerintah masing-masing, menyerukan sanksi terhadap para pelanggar hak asasi manusia ini, termasuk menolak masuk ke negara mereka. dan membekukan aset mereka di luar negeri.

Dua dari pelaku dalam daftar ini adalah Li Ning dan Mou Zhonghua.

Informasi Pelaku

Nama Lengkap Pelaku: Li (marga) Ning (nama) (nama dalam tulisan mandarin:李宁 )

Jenis kelamin: Wanita

Negara: Tiongkok

Tanggal/Tahun Lahir: September 1965

Tempat Lahir: Kota Laiyang, Provinsi Shandong

Jabatan atau Posisi:

2000 – 2001: Sekretaris Komite Urusan Politik dan Hukum Partai Komunis Tiongkok (PKT) Kota Qixia

2002 – 2005: Wakil sekretaris Komite Partai Kota Qixia, sekretaris Komisi Inspeksi Disiplin Kota Qixia

2005 – 2011: Walikota Kota Qixia

2011 – 2017: Sekretaris Komite Partai Kota Qixia, Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Kota Qixia

2017 – 2019: Wakil sekretaris Komite Tetap Kongres Rakyat Kota Yantai

2019 – sekarang: Wakil pimpinan Kantor Audit Provinsi Shandong

Nama Lengkap Pelaku: Mou (marga) Zhonghua (nama) (nama dalam tulisan mandarin: 牟忠华 )

Jenis Kelamin: Pria

Negara: Tiongkok

Tanggal/Tahun Lahir: 1962

Tempat Lahir: Kota Qixia, Provinsi Shandong

Jabatan atau Posisi:

Wakil Kepala Biro Keamanan Publik Kota Qixia, Pimpinan Kantor 610 Kota Qixia, Pimpinan Biro Kehakiman Kota Qixia

Kejahatan Utama:

Kota Qixia, Yantai, di Provinsi Shandong adalah salah satu daerah di mana penganiayaan terhadap Praktisi Falun Gong (juga dikenal sebagai Falun Dafa) terjadi paling parah. Selama sepuluh tahun antara 20 Juli 1999 dan 2009, Li Ning dan Mou Zhonghua memainkan peran penting dalam penganiayaan terhadap Falun Gong di sana.

Selama lebih dari sepuluh tahun masa jabatan Li Ning sebagai sekretaris Komite Urusan Politik dan Hukum, wakil sekretaris Komite Partai Kota Qixia dan walikota Kota Qixia, ia secara aktif menerapkan kebijakan penganiayaan mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT) Jiang Zemin terhadap Falun Gong. Ia mengatur dan menginstruksikan Kantor 610 dan Kantor Keamanan Domestik untuk menangkap praktisi dan menjalankan beberapa “sesi pencucian otak” skala besar untuk memaksa praktisi melepaskan keyakinan mereka. Ia secara pribadi memerintahkan penangkapan dan hukuman beberapa praktisi Falun Gong. Promosinya berjalan seiring dengan keterlibatannya dalam penganiayaan.

Selama lebih dari sepuluh tahun sebagai pimpinan Kantor 610 Qixia, Mou Zhonghua mengorganisir empat sesi pencucian otak skala besar di Kota Qixia untuk memaksa Praktisi Falun Gong melepaskan keyakinan mereka. Mereka yang menolak untuk berubah diborgol, dipukuli, dan dilarang tidur. Praktisi yang melakukan mogok makan untuk memprotes dicekok paksa makan. Beberapa keluarga mereka diperas. Atas keterlibatannya yang aktif dalam penganiayaan, Mou dipromosikan menjadi pimpinan Biro Yudisial Qixia pada tahun 2012.

Menurut statistik yang tersedia dari tahun 2000 hingga 2009, 277 praktisi ditangkap dan 93 diganggu. Tiga ratus tiga puluh enam ditahan di pusat pencucian otak, 148 dibawa ke kamp kerja paksa, tujuh dijatuhi hukuman penjara, dan lima dianiaya sampai meninggal. Selain itu, 196 praktisi diperas oleh pihak berwenang, 19 dikeluarkan dari sekolah, kantor publik, atau dipindahkan, dan empat lainnya masih hilang.

Berikut ini adalah beberapa kisah penganiayaan terhadap Praktisi Falun Gong selama masa jabatan Li dan Mou:

Kasus 1: Lin Xianfeng

Lin Xianfeng (wanita), dari Desa Louxikuang, Kota Qixia, pergi ke Beijing untuk membela Falun Gong pada tahun 2000 dan ditangkap. Ia ditahan di pusat pencucian otak dan diperintahkan untuk melepaskan keyakinannya. Ia meninggal pada tanggal 28 April 2000 di usia 67 tahun.

Polisi menggeledah rumah Lin beberapa kali dalam beberapa bulan sebelum ia meninggal. Ibu mertuanya yang berusia 90-an berusaha mencegah polisi membawanya pergi. Ia pingsan dua kali.

Kasus 2: Sun Aihua

Sun Aihua (wanita) ditangkap dan dibawa ke Pusat Pencucian Otak Kota Qixia pada bulan Mei 2003. Pada hari kedua, tiga petugas polisi membawanya pulang. Ia meninggal beberapa bulan kemudian. Ia meninggalkan seorang putra berusia delapan tahun dan seorang putri.

Kasus 3: Mei Yulin

Mei Yulin (pria) ditangkap pada tanggal 5 November 2001, ketika ia pergi ke Beijing untuk menuntut hak berlatih Falun Gong. Polisi memukul dan mencaci makinya di halaman depan kantor polisi. Seorang polisi menyetrum kepala Mei dengan tongkat listrik; yang lain meninjunya dan polisi ketiga menendangnya. Mei menutupi kepalanya dengan tangannya dan berguling-guling di tanah, meratap kesakitan. Polisi menyeretnya ke sebuah ruangan dan terus memukulinya. Orang-orang di luar bisa mendengar teriakannya yang menyedihkan dan sengsara. Tiga hari kemudian, Mei dibawa pulang. Ia dalam keadaan mengigau dan apabila mendengar kata polisi atau hanya mendengar sirene mobil polisi akan membuatnya gemetar. Ia tidak bisa melakukan apa-apa dan kehilangan nafsu makan. Ia sering mengeluh bahwa organ dalam tubuhnya sakit, dan tidak berani mengambil napas dalam-dalam. Setelah berjuang dalam kesehatan yang buruk selama satu dekade, ia meninggal pada tanggal 4 Februari 2010 di usia 60 tahun.

Kasus 4: Li Aihua

Li Aihua (pria) adalah seorang guru sekolah menengah. Ia ditangkap pada tahun 2002 dan dijatuhi hukuman sembilan setengah tahun penjara. Saat ia menjalani hukuman di Penjara Provinsi Shandong, orang tuanya yang sudah lanjut usia berjuang untuk merawat diri mereka sendiri sambil menanggung tekanan mental yang luar biasa. Tidak lama kemudian mereka meninggal, satu per satu. Setelah dibebaskan dari penjara, Li dipecat oleh sekolah tempat ia bekerja dan harus melakukan pekerjaan serabutan untuk mencari nafkah.

Kasus 5: Keluarga Qiao Ruirong

Qiao Ruirong (wanita), mantan seorang guru sekolah, berulang kali ditangkap dan dibawa ke kantor polisi, pusat penahanan, dan pusat pencucian otak. Ia menjalani dua masa hukuman empat tahun di kamp kerja paksa. Ia juga dipukuli dan dilarang tidur saat ditahan di pusat pencucian otak.

Kakak perempuan Qiao, Qiao Ruimei, dan saudara iparnya, Li Chonglin, keduanya guru sekolah menengah, juga ditangkap dan dibawa ke pusat penahanan dan pusat pencucian otak beberapa kali. Qiao Ruimei kemudian dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara, dan suaminya, Li, diberi hukuman kamp kerja paksa selama tiga tahun. Kemudian, ia di hukum kamp kerja paksa tiga tahun lagi, yang kemudian diperpanjang menjadi lima tahun. Sementara mereka berdua dipenjara, putra mereka yang masih kecil tidak mendapat perawatan orang tuanya.

Kakak perempuan kedua Qiao, Qiao Ruijuan, juga ditahan di pusat pencucian otak setempat selama 54 hari.

Penganiayaan terhadap para kakak adik ini membuat orang tua mereka yang sudah lanjut usia tertekan dan terbaring di tempat tidur. Ayah mereka meninggal dan ibu mereka menjadi lumpuh dan kehilangan kemampuan untuk berbicara.

Ketika Qiao Ruirong dibebaskan pada tahun 2007, Li Ning, walikota Kota Qixia, menginstruksikan Biro Sumber Daya Manusia Kota Qixia untuk menurunkan gajinya dua tingkat. Qiao Ruimei dan Li juga dipecat dari pekerjaan mereka sebagai guru.

Kasus 6: 63 Praktisi Ditangkap

Pada musim dingin tahun 2004, Li Ning, sekretaris Komite Urusan Politik dan Hukum, dan Mu Zhonghua, pimpinan Kantor 610, menyelenggarakan sesi pencucian otak besar-besaran di Kota Qixia. Enam puluh tiga praktisi ditangkap dan dipaksa menonton video yang memfitnah Falun Gong dan penciptanya. Mereka yang menolak untuk mematuhi ditahan di sel isolasi.

Ketika Li Chonglin (pria) ditahan di sel isolasi, tangannya diborgol ke ambang jendela, dan ia tidak diizinkan tidur selama delapan hari. Kemudian, para penjaga menempatkannya di antara dua tempat tidur sehingga tubuhnya melayang di udara. Kemudian tiga orang menekannya; punggung bawahnya hampir patah.

Wang Zhisheng (pria) ditendang oleh seorang pria dengan sepatu kulit, jari-jari kakinya diinjak-injak, dan diborgol ke kompor untuk dibakar. Setelah disiksa, ia pingsan dan kehilangan kesadaran. Ketika sadar, ia menemukan bahwa tubuhnya basah kuyup dan lantai penuh dengan air.

Liu Lihua (wanita) dipukuli sampai tidak bisa mengangkat tangannya, matanya bengkak dan tertutup, dan ia tidak bisa membuka mulutnya untuk makan.

Zhang Keli (wanita) dibawa ke sesi pencucian otak pada tahun 2004. Para penjaga menyiksanya dan melarangnya tidur selama enam hari. Setelah dibebaskan, ia mengungkap penganiayaan di pusat pencucian otak. Ketika pihak berwenang berusaha menangkapnya lagi, ia terpaksa tinggal jauh dari rumah untuk menghindari penganiayaan.

Ketika polisi gagal menemukan Zhang, mereka menangkap ayahnya, Zhang Zhensheng, dan menjatuhkan hukuman kamp kerja paksa selama tiga tahun. Polisi juga kemudian menangkap ibu Zhang dan menahannya di pusat pencucian otak.

Kasus 7: Lin Jianping

Lin Jianping (wanita), lahir pada tahun 1962, dipenjara selama lebih dari enam tahun, termasuk dua hukuman kamp kerja paksa dan penahanan di pusat pencucian otak. Ia disiksa saat dalam tahanan dan hampir meninggal dunia.

Di Kamp Kerja Paksa Wangcun, digantung di pergelangan tangannya selama tujuh hari. Kakinya menjadi sangat bengkak sehingga ia tidak bisa memakai sepatu. Dua kuku ibu jarinya berubah menjadi hitam. Kakinya juga menjadi sangat bengkak.

Kasus 8: Lu Shigong

Lu Shigong (pria) lolos dari penangkapan pada tanggal 8 November 2004, dan terpaksa tinggal jauh dari rumah selama delapan tahun untuk bersembunyi dari polisi. Selama ia mengungsi, polisi sering mengganggu keluarganya. Keluarganya trauma dan hidup dalam ketakutan.

Kasus 9: Enam Praktisi Dihukum

Polisi dan agen Kantor 610 di Qixia menangkap lebih dari 20 praktisi dan kerabat mereka pada tanggal 30 Agustus 2011. Enam praktisi, termasuk Lin Guojun (pria), Feng Yunxue (pria), Feng Cuirong (wanita), Jiang Shuying (wanita), Lin Guoling (wanita), dan Sun Qianjing (wanita), dijatuhi hukuman lima setengah hingga sepuluh tahun oleh Pengadilan Qixia pada tanggal 3 Juli 2012.

Praktisi wanita dibawa ke Penjara Wanita Jinan pada awal 2013. Tetapi Lin (pria) dan Feng (pria), ditolak oleh Penjara Provinsi Shandong tiga kali. Ketika mendengar ini, Li Ning, sekretaris Komite Partai Kota Qixia, menggunakan koneksinya dan memaksa penjara untuk menerima mereka pada pertengahan April 2013.