(Minghui.org) Salam kepada Guru yang terhormat! Salam kepada rekan-rekan praktisi sekalian!
Kisah diawali Mei 2019, tahun saat saya kembali berkultivasi Falun Dafa, selain dipenuhi oleh rasa syukur, setiap hari saya dikelilingi dengan kegembiraan dan kebahagiaan berkultivasi.
Hingga Maret 2020, kultivasi saya memasuki masa yang teramat sulit, membuat saya merasakan getirnya kultivasi. Tidak berlebihan jika dikatakan, tidak ada sehari pun yang nyaman, setiap hari saya melewatinya dalam pelatihan teramat berat untuk meningkatkan Xinxing, namun proses teramat berat yang berharga inilah yang membuat saya benar-benar memahami apa itu kultivasi.
Karena setiap hari Xinxing dilewatkan dalam ujian yang berat, saya sudah tidak dapat mengingat terlalu banyak lagi detailnya, karena penderitaan telah menjadi rutinitas sehari-hari. Di bawah ini saya ambil beberapa contoh yang tipikal.
Mencari ke dalam di tengah nista dan hinaan
Oleh karena saya tidak banyak bicarakan terkait pekerjaan manusia biasa dengan rekan praktisi, bahkan dengan rekan praktisi yang lebih akrab pun tidak mengetahui detail pekerjaan saya di Tiongkok. Suatu hari di bulan Oktober 2020, seorang bos yang pernah ada kontak dengan saya saat masih bekerja di Tiongkok meminta bantuan agar saya mencarikan 10 pesawat bekas model tertentu dari Amerika Utara. Ia bermaksud ingin mengajukan harga penawaran pada proyek kedirgantaraan domestik. Saya menyetujuinya.
Setelah setuju, tiba-tiba merasa ada sesuatu yang tidak benar, bukan karena hal ini asli atau palsu, saya tahu itu benar adanya, hanya saya baru saja selesai membaca buku “Iblis Menguasai Dunia Kita”, dalam konten buku ada beberapa tentang ambisi PKT menguasai dunia, jadi saya ragu, bukankah cultivator sebaiknya tidak membantu PKT mencapai ambisi ini. Apalagi pihak penawar adalah BUMN, saya pikir orang Xiulian tidak bisa membantu kejahatan, membantu pemerintah PKT membeli pesawat asing. Namun, karena margin keuntungannya sangat menarik, hati saya sedikit ragu, saya benar-benar WU dengan baik.
Jadi saya pikir, kalau begitu minta pendapat rekan praktisi, apakah kultivator dapat melakukan bisnis ini? Tak dikira, begitu ia mendengar kisah ini, rekan praktisi mengejek saya habis-habisan di ujung telpon sana, kira-kira berkata apa tidak melihat diri sendiri ini siapa? Orang bodoh pun tahu ini adalah sebuah penipuan, bagaimana mungkin saya bisa memercayainya? Kemudian ia memberikan banyak contoh.
Saya ingin sekali membantahnya, karena masalahnya bukan soal bisnis ini asli atau palsu, namun boleh atau tidak bisnis ini dilakukan? Lalu, ia benar-benar tidak memahami pekerjaan saya sebelumnya, hanya melihat dari hal permukaan dan mengkritik saya sangat subyektif, saya tidak bisa interupsi ataupun memiliki kesempatan menjelaskan. Kemudian, rekan praktisi menanyakan satu kalimat, saya bertanya kepadamu, kesempatan menghasilkan uang begitu baik mengapa ia mencarimu? Apakah kamu orang yang berbakat khusus? Kenapa ia mencarimu? Kecuali ia menyukaimu, punya niat tidak baik padamu! Saat itu, saya terpancing dan menjawabnya, ya! Akibatnya, rekan praktisi menjadi lebih marah, ia melontarkan kata-kata yang lebih menusuk telinga.
Saat itu saya merasa sangat terhina sehingga terbata-bata, karena ia sama sekali tidak tahu keseluruhan ceritanya, langsung saja melontarkan kata-kata yang menghantam seluruh wajah saya, tanpa memberi saya kesempatan untuk menjelaskan, sama sekali tidak seperti apa yang ia katakan. Tetapi saya tidak menanggapinya dengan suara keras, saya biarkan ia bicara terus. Setelah ia menutup telepon, saya berpikir, mengapa hati saya tergerak? Mengapa hati saya begitu tidak nyaman? Mengapa saya merasa diperlakukan tidak adil? Itu pasti karena saya memang memiliki hati ini!
Saya ingat apa yang dikatakan Shifu: “Anda sekalian tahu, sebagai orang Xiulian, selalu mengetengahkan sepatah kata: anda punya keterikatan semacam itu, hati anda barulah dapat terusik; jika anda tidak punya keterikatan itu, ibarat angin lalu, anda sama sekali tidak merasakan apa-apa. Jika ada yang mengatakan anda ingin membunuh orang dan membakar rumah, setelah mendengarnya anda merasa sangat menggelikan, (Shifu tersenyum) bagaimana itu mungkin? Maka hanya ditanggapi dengan sebuah senyuman. Sama sekali tidak menganggapnya sebagai persoalan, karena anda tidak punya keterikatan semacam itu, perkataan tersebut tidak dapat mengusik anda. Tanpa keterikatan maka anda tidak berhasil disentuh. Jika hati anda terusik, itu mengindikasikan anda punya keterikatan! Hati anda benar-benar merasa sangat tidak seimbang, itu mengindikasikan keterikatan tersebut tidaklah kecil. (Tepuk tangan) Apakah tidak patut dikultivasikan?”
(Ceramah Fa pada Konferensi Fa San Francisco Tahun 2014)
Jadi saya mulai mencari ke dalam, mengingat kembali, membolak-balik percakapan di telepon tadi, tetapi saya tidak menemukan masalah saya di mana. Karena saya merasa dengan siapa pun saya bergaul, saya selalu jujur apa adanya, saya sama sekali tidak menggunakan simpati orang lain untuk menghasilkan uang. Sebaliknya, saya selalu menghindari hal-hal seperti itu.
Lalu saya berpikir, tetap mengirimkannya pesan teks sedikit menjelaskan. Jika ia bisa mendengarkan ya dengarkan, jika tidak mau mendengarkan ya sudah, terjadinya masalah ini pastinya ada sesuatu yang harus saya kultivasikan. Jadi, saya mengirim pesan teks yang sangat panjang, menjelaskan sifat pekerjaan saya di Tiongkok adalah investasi, restrukturisasi, merger dan akuisisi, juga reformasi campuran badan usaha milik negara, maka saya memiliki beberapa sumber daya, miliarder puluhan M, bahkan miliarder ratusan M. Beberapa proyek investasi yang pernah saya kerjakan, jumlahnya rata-rata mencapai ratusan juta. Dalam proses bekerja, sebagian besar para bos mengakui karakter pribadi saya, percaya saya (bagaimanapun, saat itu saya telah berkultivasi Dafa, mampu mematut diri pada Dafa), oleh karenanya sangat banyak pekerjaan swasta mencari dan menjadikan saya sebagai pemilik saham melalui pinjam nama. Namun, saya tidak akan melakukannya, memperalat simpati seseorang kepada saya demi mencari uang. Selain itu, suami saya tahu keseluruhan proses obrolan saya dengan bos ini, jadi kata-kata yang ia lontarkan tidak eksis. Namun, saya mengatakan kepada rekan praktisi ini, saya percaya di dalam masalah ini pasti ada hati yang harus saya kikis, jika tidak, saya tidak akan merasa diperlakukan tidak adil olehnya saat mendengarkan kata-katanya, saya berterima kasih kepada rekan praktisi tersebut. Setelahnya, rekan praktisi sikapnya melunak saat membalas pesan teks saya, tidak lagi agresif seperti sebelumnya.
Di tengah proses saling bersahutan kata-kata, terlintas dalam pikiran saya perkataan bos tadi pagi, saat ia mencari saya ingin membeli pesawat, katanya: "Kapan punya waktu video chat sebentar." Meskipun dalam hati saya sangat enggan, namun nampaknya saya menyetujui saja, saya pikir ia pernah memberi saya keuntungan demikian besar, demi tata krama, toh hanya “ngobrol” melalui video. Seketika itu saya menemukan dimana keterikatan hati saya! Rekan praktisi itu benar! Saya memang memiliki hati yang licik, yang terbungkus rapat ingin menghasilkan uang dengan memperalat simpati orang lain terhadap saya! Jika bukan karena seseorang merangsang saya dengan kata-kata yang menusuk seperti itu, saya benar-benar tidak menyadari kalau saya memiliki hati yang begitu kotor.
Maka, saya mengirim pesan teks, dengan tulus berterima kasih kepada rekan praktisi. Rekan praktisi merasa tidak enak, ia minta maaf ke saya, ia mengatakan, "Maaf, sudah lama saya tidak bicara terus terang ke rekan praktisi. Saya perkirakan umumnya orang tidak tahan." Saya balas menghiburnya, karena ia lakukan demi kebaikan saya, ia cemas demi rekan praktisi, makanya ia berkata demikian. Kedepannya cukup perhatikan saja cara penyampaiannya. Saat ini, segala rasa tidak adil, keluhan dan rasa terhina di hati benar-benar hilang. Yang tersisa dalam hati hanyalah rasa syukur tak terhingga kepada Shifu yang terhormat, dengan menghardik sedemikian rupa menanggalkan keterikatan murid ini.
Meskipun rekan praktisi tidak memberikan jawaban apakah saya boleh melakukan bisnis ini, tapi saya sudah tahu jawabannya. Saya menolak penawaran bos tersebut. Suami tidak senang dengan keputusan saya ini. Ia merasa hal yang jelas-jelas bisa menghasilkan uang, mengapa saya menolaknya? Saya katakan, dari sudut manapun tidak seharusnya saya mengiyakan hal ini.
1. Ini proyek perusahaan milik negara Partai Komunis Tiongkok;
2. Ini langkah membantu Partai Komunis Tiongkok mewujudkan ambisi menguasai dunia;
3. Sebagai pengikut Dafa, saya tidak dapat melakukan hal yang tidak lurus.
Keesokan harinya, akuntan saya meminta saya datang melaporkan pajak di kantornya jam 11:30. Sesampai di sana, akuntan memberi tahu kalau ia punya janji dengan seorang tamu pada jam 12. Saat hampir jam 12, saya melihat rekan praktisi yang kemarin “menghardik” saya, ternyata ia adalah tamu jam 12. Kami berdua terkejut, bagaimana mungkin ada kebetulan seperti itu di dunia. Dalam hati saya mengerti Shifu memberi kami kesempatan untuk berdamai.
Maka kami makan siang bersama. Saat makan siang, istrinya berkata, saya mengira anda tidak akan meladeninya lagi selamanya. Saya berkata, bagaimana itu bisa terjadi? Tidak selayaknya ada penyekat diantara sesama kultivator, apalagi titik awalnya adalah bertanggung jawab demi sesama praktisi. Dalam hati tidak hentinya saya berterima kasih kepada Shifu, yang begitu bijaksananya mengatur pertemuan kami, sehingga kami berkesempatan saling melepas keterikatan di hari berikutnya, kami berbaikan seperti sebelumnya.
Menoleransi penghinaan di lingkungan kerja
Secara kebetulan, seorang rekan praktisi menghubungi saya, mengenalkan saya pekerjaan, ia menggambarkan betapa bagusnya prospek pekerjaan ini. Bosnya adalah orang yang sudah paham fakta kebenaran dan mendukung Dafa, ia berharap saya mencoba berinvestasi. Meskipun saya tidak berpikir untuk bekerja, karena kesempatan memang telah terbuka di depan saya, tidak ada salahnya saya coba saja.
Segala wawancara dan lainnya berjalan baik, dimulailah masa percobaan tiga bulan. Honor per jam $15 selama masa percobaan, dan gaji dihitung per 4 jam per hari, hanya perlu mengirim email dan menelepon pemerintah. Mendengarnya saya pikir itu cukup bagus, tidak makan banyak waktu, meskipun gajinya tidak seberapa, tidak masalah.
Namun ternyata setelah mulai bekerja, tidak seperti yang dikatakan di awal. Karena di toko hanya saya satu-satunya karyawan, semua pekerjaan saya melakukannya sendirian: merapikan stock barang, memindahkan barang, memindahkan ember cat, mengecat ulang, memindahkan marmer, dan membersihkan tempat setelah renovasi. Biasanya saya pulang ke rumah, rambut saya mengeras, rambut penuh dengan debu dan kapur. Bos sering menekan saya, meminta saya melakukan banyak hal yang tidak mampu saya lakukan sama sekali.
Suatu kali, dia memposting gambar dan meminta saya mendesain poster, saya katakan saya tidak dapat mengerjakannya jika tanpa perangkat lunak profesional. Ia terlihat tidak senang, mendesak saya harus mengerjakan rancangan itu! Akhirnya, tidak ada cara lain, saya pikir, sudahlah, saya bayar seseorang saja untuk mengerjakannya. Lalu, saya juga diminta menerjemahkan keterangan perkenalan minuman anggur impor dari Jepang, dengan catatan bahasanya harus baku dan indah. Saya katakan ini memerlukan penerjemah profesional. Mendengar kata-kata ini, ia tidak senang lagi, katanya saya tidak mampu melakukan apa pun, percuma saja menggaji saya. Saya pikir, jika dia enggan mengeluarkan uang, biarlah saya merogoh kantong pribadi mencarikan seorang penerjemah. Saat saya menyerahkan hasil terjemahan, ia bahkan tidak mengucapkan sepatah kata terima kasih. Hal-hal seperti itu sangat banyak. Kemudian, anggota keluarga dan rekan praktisi mengetahuinya, mereka menanyakan saya, apakah saya sudah sedemikian miskinnya atau apa? Dengan honor hanya $15 per jam, Anda diharuskan melakukan hal-hal begini, ia memperlakukan Anda sebagai orang yang bisa mengerjakan segala hal? Kalau sedemikian supernya, tentunya bukan segitu harganya! Mengapa Anda masih saja mau bekerja di sana?
Sebenarnya, hati saya juga penuh kontradiksi, awal kesediaan saya dipekerjakan dengan gaji serendah itu, hanya karena dengan pekerjaan ini memungkinkan saya lebih banyak berhubungan dengan orang Tionghoa dan dapat mengklarifikasi fakta kepada mereka. Ini satu-satunya motivasi saya dapat bertahan terus di pekerjaan tersebut. Namun suatu kali, ia meminta saya menemaninya ke jamuan makan malam. Di meja makan saat itu, dari 10 orang hanya kami berdua yang wanita. Sepanjang perjamuan, perasaan saya sangat tidak nyaman, saya merasa dengan gaji per jam 15 dolar, saya masih harus mendampingi makan minum semacam ini, ditambah harus mendengarkan pria di meja makan berseloroh memakai kata-kata penuh gairah. Perasaan semacam ini bagi saya serasa direndahkan, merasa pria-pria tersebut menghina saya, mengira saya adalah tipe wanita murahan. Selama makan, di benak saya terus-menerus muncul peribahasa "menahan penghinaan".
Hari berikutnya, saya sharing dengan rekan praktisi tentang hal ini. Jujur, saya benar-benar tidak tahu bagaimana lingkungan seperti ini dapat membuat saya meningkat, sangat memalukan! Rekan praktisi berbagi artikel pengalaman, tentang seorang pengikut Dafa di daratan Tiongkok yang dipermalukan di pusat penahanan, ia menemukan keterikatan ‘harga diri’ yang sangat kuat. Rekan praktisi juga mengatakan, di tengah proses berhubungan dengan orang-orang tersebut, sekalipun saya tidak mengatakan apa-apa, hanya berdiam saja, tetap teguhkan diri, melakukan dengan baik apa yang seharusnya dilakukan pengikut Dafa, menjaga baik ucapan yang harus dan tidak harus, ketika mereka ketahui identitas saya adalah pengikut Dafa, pastinya akan berdampak besar. Setelah saya mencermati diri saya sendiri, apa yang dikatakan rekan praktisi sangat masuk akal, saya terlalu peduli dengan apa pendapat orang lain tentang diri saya. Sebuah perasaan ‘harga diri’ yang kuat, sangat keakuan.
Saat mengakhiri masa percobaan di perusahaan ini, saya mengajukan permohonan keluar. Di hari saya meninggalkan kantor, bos salah paham, serentetan kata-kata keluar gencar dari mulutnya. Namun, tak peduli apakah itu salah saya atau bukan, saya memahami dari sudut pandangnya, saya pun tulus meminta maaf kepadanya, berterima kasih ia telah membuat saya dewasa, permintaan maaf dan terima kasih dari lubuk hati. Karena saya adalah pengikut Dafa, ia pun tahu itu, jadi saya perlu senantiasa ingat citra diri saya sebagai seorang kultivator, membawakan keindahan Dafa kepada manusia.
Terlepas dari derita ujian keluarga
Jika dikatakan konflik akibat pekerjaan atau hubungan sesama praktisi, masih lebih mudah mencari ke dalam, mengharmoniskan diri sendiri dengan kultivasi, meningkatkan xinxing dan lepas konflik. Apalagi, konflik tidak terjadi setiap hari, jikalau tidak bisa melewatinya, saya masih bisa memilih tidak berhubungan. Namun derita ujian dalam keluarga tak terhindarkan, sejak membuka mata di pagi hari sudah tidak terhindarkan lagi. Bisa atau tidak bisa dilewati pun tetap harus bergerak melangkah maju.
Suami adalah orang yang sangat mendukung saya berkultivasi, sangat percaya pada Shifu dan Dafa, ia pun ramah terhadap rekan praktisi, bersikap hormat. Hanya saja sikapnya ke saya, di kehidupan sehari-hari dalam segala hal sekecil apa pun selalu mencari-cari kesalahan saya.
Setiap bangun pagi, saya sudah mengawali hari dengan mengurus tiga anak sendirian, sekitar jam 8 pagi keluar rumah mengantar anak-anak, dan dijemput kembali jam 2 siang. Ditengah-tengahnya saya harus menyiapkan makanan, bekerja, belajar Fa, ditambah mengerjakan proyek Dafa, banyak sekali hal-hal sepele, sibuk hingga semua anak tidur sekitar jam 10 malam, barulah saya punya sedikit waktu luang untuk diri sendiri, namun saat begitu saya sudah lelah kehabisan tenaga.
Selama proses, suami bukan hanya tidak banyak membantu, masih terus mencari kesalahan saya. Sebentar bilang, masakan saya tidak berimbang antara daging dan sayurnya. Sebentar menyindir saya seorang ibu yang tidak ideal. Kata-kata yang keluar dari mulutnya, tidak pernah terdengar kata yang enak. Asalkan di rumah, paling-paling hanya rebahan di sofa dan menonton TV, ditambah setiap harinya marah-marah ke saya dan anak-anak. Terkadang, saya sudah terlalu lelah, hati juga sangat lelah. Setiap hari beraktivitas penuh ketegangan selama 16 jam terus-menerus, ingin sekali istirahat barang sehari, sehari saja, tidak perlu mengantar anak-anak, tidak perlu memasak, alangkah baiknya tidak perlu dipusingkan dengan pekerjaan rumah apa pun.
Setiap kali saya katakan hal ini kepadanya, dapatkah ia menggantikan saya mengantar jemput anak-anak barang sehari, saya benar-benar lelah, ucapnya: "Masih mengaku diri seorang kultivator, sedikit derita pun tidak bisa tahan, setiap hari hanya bisa mengeluh! Jika orang macam kau bisa berkultivasi mencapai kesempurnaan, betapa rendahnya standar kultivasi!” Setiap kali ia menyinggung saya ini kultivator, saya langsung mengatupkan mulut, bersabar tidak membalas ucapannya, masalah pun berlalu begitu saja.
Namun, permintaan kultivasi tidak mungkin statis, belakangan ketika suami mengkritik saya, saya tidak menanggapi melainkan mencari ke dalam, ia malah berbalik memaki dengan keras apakah saya tuli, diajak bicara tapi tidak menanggapi. Saya teringat satu kali saat di mobil, ia terus-menerus menyerang saya dengan kata-kata pedas supaya saya kesal, memaki dengan nada hinaan. Saya mengatup mulut rapat-rapat dan memalingkan wajah menatap ke luar jendela, jangan biarkan air mata mengalir, karena saya tahu, rintangan datang lagi, karma mau dikikis lagi, saatnya saya meningkat lagi!
Tapi itu benar-benar sulit ditahan, saya tidak menahan napas dengan baik, tanpa sengaja keluarlah desahan isak tangis saya, dan masuk ke kuping suami, alih-alih berhenti, ia malah meninggikan suara musik mobil ke level yang paling keras, memaki saya tanpa alasan. Di saat begini, jantung saya serasa mau pecah, tidak cukup dengan menggigit bibir, ingin saya menangis sekeras-kerasnya. Tapi saya tidak melakukannya, dalam hati saya sangat jelas ini adalah demi untuk saya meningkat!
Saya teringat kata-kata Shifu: "Menghadapi dipersalahkan yang lebih besar lagi anda juga dapat menyikapi dengan hati lega, dapat tak terusik hatinya, tidak mencari alasan pembenaran bagi diri sendiri, ada banyak hal bahkan anda tidak perlu berdebat, karena di dalam perjalanan Xiulian anda ini tidak ada kejadian apa pun yang secara kebetulan, mungkin faktor yang mengusik anda dalam saling berbicara, faktor pemicu terjadinya konflik yang mempunyai hubungan untung rugi dengan anda, tepat adalah Shifu yang merancangnya. Mungkin perkataan dia itu sangat mengusik anda, telah mengenai sasaran kelemahan anda, maka anda baru merasa terusik. Mungkin anda benar-benar telah dipersalahkan secara tidak layak, namun perkataan itu belum tentu dia yang ucapkan, kemungkinan sayalah yang mengucapkan. (Hadirin tertawa) Saat itu saya justru ingin melihat bagaimana anda menyikapi hal-hal tersebut, saat itu jika anda menyerang dia, sesungguhnya sama dengan anda menyerang saya." (Ceramah Fa di Manhattan 2006)
Dalam hati saya berucap kepada Shifu: “Terima kasih Guru Yang Terhormat telah memberikan kesempatan kepada murid untuk meningkat, Shifu tenanglah, murid pasti dapat melewatinya! Pengikut pasti dapat melewatinya!” Kemudian, dalam benak muncul sebuah gambar, semua makhluk hidup yang ada di dalam kerajaan surga saya yang luas tak terbatas tiarap berlutut di tanah, mereka berdoa, berharap raja mereka dapat melewati ujian dan meningkatkan diri. Sambil menahan isak tangis, saya berteriak dalam hati: "Jangan khawatir! Raja kalian pasti bisa lewat! Sekalipun demi kalian, Raja kalian pasti akan bisa menerobosnya!" Di saat tersebut, hati saya yang sangat menderita, sakit, nyaris tak terkendali, seketika mencair lega, air mata seketika itu pula berhenti mengalir.
Beberapa waktu lalu, semua rumput di rumah perlu dibabat dan ditanami kembali. Ini adalah pekerjaan besar. Rekan praktisi berinisiatif membantu saya ketika mereka mengetahuinya. Suami sibuk bermain dengan ponsel di rumah. Hati saya beraduk bermacam perasaan, dalam hati saya berpikir, rekan praktisi itu sudah berumur, masih membantu membabat rumput kami, sebaiknya minta suami keluar membantunya. Alih-alih membantu, ia malah menghantar saya keluar dan berkata, Anda yang harus melakukannya! Siapa suruh Anda begitu tidak dapat menderita! Anda harus lebih banyak menderita! Sambil berkata ia melemparkan cangkul, sambil berdiri dan menggendong bayi melihat saya bekerja. Emosi saya hampir meledak, berpikir laki-laki macam apa ini? Tidak punya tanggung jawab sama sekali, seharian hanya berbaring mengurusi ponselnya, urusan makan minum buang air semua harus dilayani sang istri, biaya pun ditanggung sang istri, yang telah melahirkan tiga putra, sepatah kata terima kasih pun tidak pernah, tidak pernah mencintai istri dan anaknya, masih saja tiap hari memarahi saya. Bahkan menyaksikan isitrinya bekerja sambil menggendong anak?! Emosi hati saya semakin besar, ingin sekali rasanya cangkul itu saya lempar ke tanah, saya tidak mau kerjakan! Saya tidak ingin menghabiskan hari dengan orang seperti ini barang seharipun!
Rekan praktisi melihat saya tidak dapat melewati rintangan ini, sambil tersenyum mereka berkata, "Ah, bukankah ini hal baik?! Sekarang saya ingin makan penderitaan pun tidak ada, apa lagi penderitaan datang menghampiri pintumu, menghantarkan DE untukmu! Bukankah segala sesuatu yang ditemui kultivator adalah hal baik? Benar-benar hal besar!
Hati saya berangsur-angsur tenang, tetapi hanya memaksakan diri bersabar sambil bekerja. Saya berdiam diri tutup mulut, berhenti berkeluh-kesah tentang suami, fokus bekerja. Bekerja bekerja, tiba-tiba saya tertawa terbahak-bahak. Karena setiap kali saya bertemu konflik, selalu teringat kata-kata Shifu. Saya terpikir, ah, bukankah Shifu berkata, "Xiulian itu menekankan tanpa kebocoran. Jika anda ada kebocoran, apakah ia akan membiarkan anda naik ke langit?” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa di New York Tahun 2019)
Mungkin saja dalam pengalaman hidup masa kecil saya, penderitaan fisik tidak cukup. Tak peduli seberapa banyak ketidakadilan saya rasakan, seberapa banyak penderitaan saya, itu hanya anggapan saya saja, mungkin saja karma saya tidak sebanding dengan apa yang saya alami. Saya bertanya pada diri sendiri, jika ada kebocoran dan saya tidak menambalnya, bagaimana saya mencapai alam Buddha ataupun Bodhisattva? Setiap kali terpikir kata "tanpa kebocoran", kepercayaan diri dalam berkultivasi menyala kembali, bukankah ini tujuan yang ingin saya capai!
Malamnya, saya berinisiatif mengakui kesalahan saya ke suami, suami bertanya salah saya di mana. Masih harus menjelaskan kepadanya setiap hati/keterikatan, salahnya di mana, salahnya apa saja. Persyaratannya yang ia inginkan dari saya adalah "tanpa kebocoran", tidak sedikitpun celah kebocoran yang boleh terlewatkan begitu saja, setiap hati/keterikatan harus meningkat dengan sejelas-jelasnya! Dalam hati tidak hentinya saya berterima kasih kepada Shifu, demi agar murid yang terlambat datang ini bisa mengejar, mengatur seorang pria seperti ini untuk murid ini, seperti tali cambuk yang memangkak gasing, yang terus memukul saya, tidak mengizinkan saya bermalas-malasan, tidak membolehkan saya keluar dari kondisi kultivasi, atau langsung bertengkar saja, mencambuki saya hingga sadar terbangun baru berhenti.
Menulis sampai di sini, air mata rasa syukur mengalir tak tertahankan. Mengingat semua tuntutan dan tantangan yang terlihat sepertinya tidak masuk akal dari suami kepada saya selama ini, nyata-nyata semuanya sebenarnya diatur agar saya meningkat dalam xiulian hingga tidak ada kebocoran.
Sebenarnya, sejak xiulian, saya sering bermimpi: saya dan suami pergi ke berbagai ruang bersama-sama, setiap kali kami tampil sebagai rekanan satu tim, saya sebagai penyerang, ia sebagai penjaga gawang. Pernah juga bermimpi kami berdua menerjang ke langit alam semesta yang indah bersama-sama, bersimpuh di kaki Shifu mendengarkan Fa. Beberapa waktu yang lalu, saya bermimpi saya sedang berlayar di atas kapal pesiar terbesar di dunia, bumi terlihat amat sangat kecil, satu putaran keliling bumi hanya memakan waktu sepuluh menitan. Dalam perjalanan pulang, kapten turun kapal dan memberi tahu saya, perjalanan pulang kemudi diserahkan kepadanya (suami saya), ia yang akan membawa Anda kembali.
Sebenarnya orang-orang benar-benar dalam misteri, kita benar-benar tidak tahu, di kehidupan jauh sebelum ini, sumpah janji sakral yang bagaimana yang telah kita goreskan demi mendapatkan FA ini, yang memicu menjadi anggota keluarga, atau menjadi teman saling menyemangati, atau menjadi rekan praktisi berbanding belajar berbanding kultivasi, atau bahkan sebagai musuh. Mungkin saja konflik, maupun hubungan didasari kepentingan, dengan kita sekarang ini adalah pengaturan jauh-jauh hari, ini adalah misi mereka—menjadikan pengikut Dafa sempurna. Shifu berkata: “Bukan hanya pengikut Dafa yang datang ke dunia ini telah menandatangani perjanjian dengan Shifu, semua yang datang ke dunia ini, di antaranya manusia, kehidupan, Dewa yang turun dari atas langit, semuanya ada perjanjian dengan saya.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa di New York 2016)
Menoleh kembali atas semua yang saya dapatkan tahun ini, benar-benar amat sangat banyak, seperti yang dikatakan oleh Shifu: "Karena dalam proses anda menempuh jalur ini akan menjumpai kesulitan, akan menghadapi berbagai macam ujian, akan mengalami penderitaan yang tak terduga sebelumnya, anda akan menghadapi gangguan dari Qing dan berbagai macam keterikatan yang tak pernah anda duga sebelumnya. Gangguan tersebut berasal dari keluarga, masyarakat, handai tolan dan teman akrab, bahkan di antara kalian sesama praktisi, dan masih terdapat gangguan dari situasi masyarakat manusia, gangguan dari konsep yang terbentuk dalam masyarakat manusia. Kesemuanya ini dapat menyeret anda kembali ke tengah manusia biasa. Bila anda dapat menjebol semua ini, anda niscaya dapat melangkah menuju Dewa.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa Internasional AS Baru, 2005)
Oleh karenanya tahun ini juga merupakan tahun berpikir rasional tentang apa itu kultivasi dan sungguh-sungguh menjalaninya secara nyata. Dulu saya merasa mencapai Kesempurnaan dalam kultivasi merupakan hal yang sangat jauh yang tidak mungkin tercapai, tetapi sekarang saya menyadari dengan tenang, asalkan saya memiliki keyakinan penuh terhadap kultivasi, mengikuti semua kata-kata Shifu, melakukan semua yang Guru katakan, segalanya sudah tersedia di dalamnya.
Catatan akhir
Setelah menyelesaikan draft sharing pengalaman ini, saya benar-benar melepas semua rasa dendam terhadap suami saya, mulai mengikuti permintaan suami tanpa dendam atau keluh kesah, dengan sabar menyelesaikan semua yang diminta saya lakukan dalam keluarga, semua berlangsung dua minggu.
Dalam dua minggu ini, waktu saya semakin terhimpit, saya hampir kehabisan waktu untuk belajar Fa dan mengerjakan proyek, saya mulai merasa ada sesuatu yang salah. Suatu malam, diam-diam menangis di tempat tidur, mendesah dalam hati, akankah hari macam ini berakhir?
Beberapa hari kemudian, lagi-lagi suami mengatakan sesuatu yang sangat menyakitkan saya. Saya benar-benar tidak tahan lagi, sendirian bergumam di depan foto Shifu: "Shifu, pengikut tidak percaya pengikut memiliki karma yang sedemikian besar. Karma yang besarnya sehingga harus senantiasa dibayar terus-menerus. Pengikut sangat lamban bodoh, sungguh-sungguh tidak tahu salah saya di mana. Shifu, tolong berikan pencerahan." Tiba-tiba keluar kata-kata "tidak ada habisnya" dari pikiran saya. Saya pikir, memang benar, bukannya saya telah melepas kebencian terhadapnya, mengapa masih juga terulang hal-hal seperti itu tidak ada habisnya?
Pada hari kedua, saya melihat artikel sharing di Minghui "Menyikapi Rintangan Iblis dari Keluarga dalam Jangka Panjang dari Titik Tolak Kultivasi Pelurusan Fa" , mengutip Fa Shifu: "Setiap kali dilanda penderitaan, tidak dipahami dengan menggunakan sisi watak hakiki, malah sepenuhnya dipahami dengan sisi manusia, maka iblis pun tidak habis-habisnya memanfaatkan hal ini untuk mengganggu dan merusak, mengakibatkan para praktisi terpuruk dalam penderitaan yang berkepanjangan. Sesungguhnya ini adalah akibat dari pemahaman yang kurang terhadap Fa pada sisi manusia, secara dibuat-buat telah mengekang sisi Dewa kalian, berarti mengekang bagian kalian yang telah berhasil dikultivasi, menghambat bagian tersebut meluruskan Fa." (Tao Fa, Petunjuk Penting untuk Gigih Maju)
Shifu juga mengatakan: “Kita adalah menyangkal segala sesuatu pengaturan mereka, bahkan munculnya kekuatan lama itu sendiri, serta keberadaan mereka juga tidak diakui. Kita secara dasar menyangkal segala sesuatu dari mereka, di dalam penyangkalan dan penyingkiran terhadap mereka, segala sesuatu yang kalian lakukan barulah merupakan keagungan De. Bukan menjalankan Xiulian di tengah penderitaan yang mereka ciptakan, melainkan di dalam tidak mengakui mereka, kalian menempuh jalan sendiri dengan baik, bahkan manifestasi penderitaan dari pemberantasan terhadap mereka sendiri juga tidak diakui.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa Chicago Tahun 2004)
Pada saat ini, saya baru mengerti, segala yang saya tanggung setelah saya melepas keterikatan merupakan penganiayaan dari kekuatan lama. Sejak saya memperoleh Fa hingga sekarang, saya tidak begitu mengerti juga tidak mengetahui apa itu penganiayaan kekuatan lama, karena selama ini, terhadap semua yang saya alami saya pikir karena karma saya terlalu besar, saya harus membayarnya. Tetapi melalui peristiwa beberapa minggu terakhir ini, saya benar-benar menyadari, sudah saatnya kini menghadapi kesengsaraan dari sudut pandang Pelurusan Fa, dan bukannya sekadar mengakui karma saya demikian besar dan perlu dilenyapkan, melihatnya dari sudut pandang yang begitu sempit. Dengan sabar yang membabi buta, tidak membiarkan suami memikul tanggung jawabnya terhadap keluarga, juga tidak memberinya kesempatan untuk melenyapkan karma, membiarkannya selalu menikmati berkah, bukankah seratus tahun kemudian nerakalah tempat baginya?
Setelah meluruskan titik dasar, saya mencari suami saya, memberi tahunya pencerahan yang saya dapatkan, menetapkan perjanjian tiga bab dengannya, ia harus berbagi tanggung jawab menjemput anak-anak dan semua urusan rumah. Beginilah kebaikan deminya yang sesungguhnya.
Setelah saya berubah pikiran, suami benar-benar berubah, ia mulai menjemput dan mengantar anak-anak setiap hari, juga berinisiatif menyiangi rumput keesokan harinya. Ini merupakan penyiangan pertamanya sejak kami membeli mesin pemotong rumput setahun yang lalu. Juga berinisiatif menghentikan hobinya merokok yang sudah lebih dari sepuluh tahun, sampai sekarang sudah tidak merokok lebih dari dua bulan. Ia juga tidak tidur larut malam, setiap hari bangun pagi dan bekerja keras. Ia menyapa saya dengan senyum setiap hari dan hampir tidak memarahi saya lagi. Dan saya pun mulai mempunyai cukup waktu untuk melakukan apa pun yang ingin saya lakukan.
Melihat semua perubahan ini, saya merasakan kebahagiaan datangnya terlalu tiba-tiba, rasanya seperti habis pahit datanglah manis.
Terima kasih Guru yang terhormat! Terima kasih rekan-rekan praktisi!
(Dibacakan saat Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa 2021 di Kanada)
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org