(Minghui.org)Salam kepada Guru yang penuh belas kasih dan terhormat! Salam kepada rekan praktisi!

Melihat kebelakang, hampir 20 tahun saya berkultivasi Falun Dafa, saya merasa beruntung dan bersyukur.

Saya merasa beruntung karena Guru memilih saya menjadi pengikut Dafa dan mengizinkan saya menemukan jati diri yang sejati. Saya mampu melepaskan diri dari keduniawian dan menyaksikan periode sejarah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Saya berterima kasih atas penyelamatan Guru yang penuh belas kasih dan karena Falun Dafa, yang memungkinkan saya sebagai mantan kamp kerja paksa yang pernah menganiaya praktisi Dafa, berhenti melakukan kejahatan dan menjadi seorang yang berbudi luhur. Saya terlahir kembali dan memulai perjalanan saya untuk kembali ke jati diri yang asli.

Melalui Fahui Tiongkok ke-18, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk berbagi pengalaman saya pada Guru dalam mendapatkan dana pensiun, yang ditangguhkan karena penganiayaan, dikembalikan dan bagaimana saya mengultivasi diri dengan teguh dan menyelamatkan makhluk hidup di sepanjang perjalanan.

Melangkah untuk Menentang Penganiayaan Finansial

Setelah mulai berlatih Falun Dafa saat bekerja di kamp kerja paksa, saya sendiri menjadi sasaran penganiayaan dan dijatuhi hukuman penjara dua tahun. Selain siksaan fisik dan mental di penjara, saya mengetahui bahwa bekas unit kerja saya, kamp kerja paksa, menghentikan dana pensiun saya ketika setengah masa hukuman penjara sudah saya lalui.

Sebagai pengikut Dafa, saya tidak dapat mengakui segala bentuk penganiayaan, maka saya putuskan untuk mendapatkan kembali dana pensiun saya. Yang terpenting adalah saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menjangkau lebih banyak pejabat pemerintah, jaksa penuntut umum, dan aparat penegak hukum dan mengklarifikasi fakta tentang Dafa kepada mereka.

Kultivasi adalah proses menyingkirkan keterikatan. Dengan tekanan dari keluarga, dan daftar panjang lembaga yang harus saya kunjungi, saya merasa situasinya jauh lebih rumit daripada penjara. Keterikatan saya muncul. Sebagai mantan pegawai sipil, saya dulu sangat dihormati, tetapi sekarang saya bukan siapa-siapa. Keterikatan saya pada nama dan harga diri membuat saya sulit untuk mengambil langkah pertama.

Saya menenangkan pikiran dan belajar Fa lebih banyak. Guru berkata:

“Anda tahu, aliran Fa kita ini Xiulian dengan tidak menghindari masyarakat manusia biasa, tidak menghindari dan tidak melarikan diri dari konflik. Di tengah lingkungan manusia biasa yang rumit ini, anda dalam keadaan pikiran yang sadar jernih, mengerti dengan jelas bahwa mengalami kerugian dalam masalah kepentingan, ketika kepentingan pribadi diserobot orang lain, anda tidak bersaing dan bertengkar seperti orang lain. Dalam berbagai gangguan Xinxing, anda mengalami kerugian. Dalam lingkungan yang sulit semacam ini, ditempa tekad anda, ditingkatkan Xinxing anda, di bawah pengaruh berbagai macam pikiran buruk manusia biasa, anda mampu membebaskan diri.” (Ceramah 8, Zhuan Falun)

Melalui pemahaman dari Fa ini, hati saya menjadi ringan. Saya berkata kepada Guru, “Guru, tidak peduli seberapa baik atau buruk kultivasi saya, saya akan tetap percaya pada Guru dan Dafa dan mengikuti Guru sampai akhir.” Saya ingin menunjukkan belas kasih dan kebaikan pengikut Dafa kepada dunia secara terbuka dan penuh martabat.

Mengunjungi Kantor Polisi

Saya memutuskan pergi ke kantor polisi setempat terlebih dahulu untuk mendapatkan kembali barang-barang yang mereka sita dari saya. Saya bertemu dengan kepala polisi yang baru, yang hampir ingin berangkat. Saya menyampaikan secara singkat tentang situasi dan permintaan saya kepadanya, dan dia mengarahkan saya ke petugas polisi yang bertanggung jawab atas daerah saya dan meminta saya kembali di waktu lain.

Saya menemukan petugas itu dan mengenalinya sebagai orang yang membuat rekaman video saat aparat menerobos masuk rumah saya. Kemarahan saya meluap. Dia juga mengenali saya dan merasa terkejut. Ketika dia mengetahui tujuan saya di sana, dia memberi tahu bahwa semua barang saya hilang karena petugas yang bertanggung jawab atas gudang, meninggal karena sakit belum lama ini.

Saya juga mengingat petugas itu. Dia memamerkan kekuatannya pada saya selama sesi interogasi di pusat penahanan setempat. Pada waktu itu saya mengingatkannya untuk memperlakukan praktisi Falun Dafa dengan baik karena mereka orang yang berbudi luhur. Saya berkata pada petugas yang bertanggung jawab di daerah saya bahwa petugas yang meninggal mungkin telah mendapat balasan karma atas partisipasinya dalam penganiayaan. Saya mendesaknya untuk tidak mengikuti perintah yang membuatnya melakukan kejahatan. Dia mengerti.

Saya mencari ke dalam setelah pulang dan menemukan bahwa saya masih cenderung bersikap agresif dan memerintah orang lain. Kebiasaan ini dikembangkan di unit tempat kerja saya sebelumnya dan dipupuk oleh budaya Partai Komunis Tiongkok (PKT). Saya bertekad untuk menyingkirkan kebiasaan ini dan memperlakukan semua orang dengan belas kasih.

Saya pergi ke kantor polisi beberapa kali dan berbicara kepada kepala polisi, memberitahunya fakta tentang Falun Dafa. Dia kemudian memberi saya sebuah perangkat elektronik sebagai kompensasi atas barang-barang saya yang hilang karena disita.

Saya juga mengunjungi mantan kepala kantor polisi yang terlibat dalam penganiayaan saya dan memberitahunya lebih banyak tentang Falun Dafa. Saya mengingatkan dia untuk melakukan sesuatu dengan jujur di masa depan. Dia menerima saran saya.

Mengunjungi Mantan Atasan

Selanjutnya, saya pergi menemui direktur di unit kerja saya sebelumnya. Dia diangkat setelah saya pergi. Saya memperkenalkan diri dan menjelaskan alasan kunjungan saya. Dia sepertinya tidak tahu fakta sebenarnya tentang Falun Gong dan memperlakukan saya dengan acuh tak acuh.

Sebelum pertemuan, saya mengetahui bahwa dia bergelar sarjana hukum, maka saya menulis surat bagaimana saya berubah setelah belajar Falun Dafa dan menjelaskan bahwa penganiayaan ini adalah ilegal. Selain itu saya juga menyertakan bahwa saya dipenjara secara ilegal dikarenakan keyakinan saya pada Falun Dafa.

Pada pertemuan itu, saya memberinya surat dan materi klarifikasi. Saya juga memberi tahu dia lebih banyak tentang diri saya, termasuk bagaimana saya melakukan penganiayaan terhadap praktisi di kamp kerja paksa, bagaimana pandangan saya berubah setelah mengetahui fakta kebohongan bakar diri, serta bagaimana saya memilih Falun Dafa setelah membaca Zhuan Falun.

Saya berbicara bagaimana menjadi orang yang berbudi luhur dan pegawai negeri yang berprestasi, saya diberi penghargaan di tempat kerja setiap tahun. Saya memberinya dokumen tentang kasus saya dan memintanya untuk membaca. Saya juga meminta bantuannya dalam upaya saya mencari keadilan. Dia setuju.

Beberapa pertemuan berjalan baik dan saya membicarakan Falun Dafa dengannya setiap waktu. Dia mulai mengambil inisiatif untuk membantu saya mendapatkan kembali dana pensiun saya. Dia berjanji akan mengembalikannya pada saya jika itu bisa dilakukan.

Mengunjungi Lebih Banyak Instansi

Pertama-tama saya pergi ke Biro Sumber Daya Manusia dan Jaminan Sosial dan menemukan kepala bagian penggajian. Setelah mendengar kisah saya, dia memberi saya salinan dokumen yang mengatakan bahwa mantan pegawai negeri yang dijatuhi hukuman penjara, dana pensiunnya akan ditangguhkan mulai dari hari hukuman mereka sampai akhir masa jabatan mereka. Setelah itu terserah pada unit kerja mereka untuk memutuskan apakah akan mengembalikan pembayaran pensiun mereka.

Saya mengambil dokumen itu dan menunjukkannya kepada mantan direktur unit kerja saya sebelumnya. Direktur meminta wakil direktur politik menemani saya beberapa kali ke Bagian Penegakan dan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Biro Keuangan untuk mencari solusi. Kami bertemu dengan wakil kepala bagian, dan kepala bagian. Saya mengklarifikasi fakta kepada mereka berdua, tetapi belum ada jalan keluar.

Beberapa hari kemudian, kami kembali menemui wakil direktur Biro Keuangan, yang memberikan instruksi sebagai berikut: Direktur unit kerja saya harus menyerahkan laporan kasus ke Biro Kehakiman, dan kantor politik dari Biro Kehakiman akan menyerahkannya kepada wakil walikota untuk disetujui.

Direktur saya dengan cepat menyetujui pengembalian 75 persen dari dana pensiun saya dan menyerahkan kasus ini ke Biro Kehakiman. Saya juga menemui kepala kantor politik beberapa kali menjelaskan padanya fakta tentang Falun Dafa dan mengiriminya surat dengan informasi lebih lanjut. Dia memahami fakta sebenarnya dan secara pribadi meneruskan kasus saya ke kantor wakil walikota.

Kami kemudian mengetahui bahwa walikota telah menanggapi: “Temukan solusi yang masuk akal sesuai dengan peraturan.”

Saya seperti melihat cahaya di ujung terowongan tetapi tidak bisa keluar darinya. Maka saya pergi ke Biro Keuangan untuk mencari kepala bagian tetapi saya diberitahu untuk menyelesaikannya terlebih dahulu dengan bekas tempat kerja saya. Saya menyadari bahwa ada sederetan orang yang harus saya klarifikasi fakta dan saya harus memanfaatkan kesempatan dengan baik.

Selama periode ini, rekan praktisi menemani saya pergi ke Kantor 610 di kota. Saya berhasil menemui direktur setelah beberapa kali mencoba. Saya memberi tahu dia bagaimana kesehatan saya dan watak saya mengalami peningkatan setelah berlatih Falun Dafa. Dia tidak berani mendengarkan dan meminta kami pergi.

Kemudian saya pergi ke Biro Permohonan untuk konsultasi. Anggota staf yang menerima saya bersimpati atas situasi saya, mengajukan kasus untuk saya dan melanjutkannya ke Biro Yudisial.

Melanjutkan Dengan Gugatan

Saya tidak pernah membayangkan bahwa sebagai mantan petugas kamp kerja paksa dan pengikut Dafa, saya akan mengajukan petisi untuk hak dan kelangsungan hidup saya setelah menjalani dua tahun cobaan di penjara. Sulit bagi mereka yang belum mengalaminya untuk membayangkan betapa seriusnya pelanggaran hak asasi manusia di bawah rezim PKT.

Saya mendengar kabar dari bekas tempat kerja saya, yang telah dirubah fungsi sebagai pusat rehabilitasi narkoba setelah sistem kamp kerja paksa dihapuskan di Tiongkok, bahwa instansi itu tidak dapat membayar pensiun saya karena satu-satunya sumber pendanaannya berasal dari alokasi pemerintah dan tidak memiliki dana untuk membayar pensiun saya. Jadi saya kembali ke Biro Kehakiman untuk mengajukan banding. Tapi atasan saya memberi jawaban yang sama. Selama wabah virus PKT, saya mengajukan petisi lagi ke Biro Kehakiman, dan tanggapan masih tergantung pada unit kerja saya untuk memutuskan.

Maka saya memulai proses tuntutan hukum administratif ke pengadilan. Pengadilan mengarahkan saya untuk ke Komite Arbitrase Buruh terlebih dahulu, tetapi komite menolak menerima kasus saya. Saya mencoba lagi mengajukan kasus ini ke pengadilan, tetapi pengadilan juga menolak menerimanya.

Saya mengajukan banding ke pengadilan menengah dan memiliki kesempatan untuk berbicara dengan hakim ketua tentang pengalaman masa lalu saya, termasuk bagaimana saya berpartisipasi dalam penganiayaan praktisi Dafa, bagaimana mereka tidak pernah menunjukkan kebencian terhadap saya atau rekan-rekan saya, bagaimana saya mulai menyadari dan mempertanyakan bahwa propaganda “bakar diri Tiananmen” adalah sebuah rekayasa, dan bagaimana saya berubah menjadi sosok berbeda dan memperoleh kesehatan saya setelah berlatih Falun Dafa. Kemudiam dia memberi tahu bahwa salah satu teman sekelasnya di kampus juga berlatih Falun Dafa dan dia anggun dan cantik, berprestasi di kelasnya.

Seorang anggota staf wanita selalu bersama kami dan mendengarkan percakapan kami. Ketika dia membawa saya ke bawah, saya memberitahunya tentang mundur dari PKT dan afiliasinya. Dia dengan senang hati setuju untuk melakukannya. Saya sangat gembira untuknya.

Pengadilan menengah segera memberi tahu saya bahwa banding saya ditolak dan keputusan awal dikuatkan. Saya tidak punya pilihan selain pergi ke Biro Petisi sekali lagi untuk mengajukan banding.

Biro Petisi akhirnya mengeluarkan surat opini, menyimpulkan bahwa unit kerja saya harus membayar sementara biaya hidup saya sesuai dengan standar hidup minimum setempat, yang akan disesuaikan dengan kebijakan nasional. Mengingat unit kerja saya hanya menerima alokasi dana dari pemerintah dan tidak memiliki dana untuk menangani kasus-kasus seperti saya, disarankan agar biro keuangan mengalokasikan uang tersebut.

Terlepas dari putusan biro petisi, biro keuangan tidak melaksanakannya. Jadi saya kembali ke biro keuangan beberapa kali dan memberitahu orang yang berbeda fakta tentang Dafa setiap kali saya memiliki kesempatan. Suatu kali saya memberi tahu petugas tentang bagaimana PKT telah membunuh lebih dari 80 juta orang Tionghoa sejak mengambil alih kekuasaan pada tahun 1949 dan bahwa penganiayaan terhadap Falun Gong adalah melanggar hukum. Saya mengatakan bahwa kebaikan akan mendapat balasan baik dan kejahatan mendapat ganjaran. Saya mendorongnya untuk mundur dari PKT dan organisasi afiliasinya. Dia setuju dan berterima kasih pada saya.

Sepanjang jalan, ke mana pun saya pergi, saya memberi tahu orang-orang fakta tentang Dafa. Setiap kali saya menemui jalan buntu, saya teringat pada ajaran Guru:

“Qi naik ubun-ubun tidak dapat turun, ini hanya keadaan yang berlangsung dalam satu kurun waktu, ada yang sangat lama, setengah tahun juga belum turun. Jika tidak dapat turun, carilah master Qigong yang sejati agar diarahkan sehingga ia dapat turun. Jadi bila berlatih Gong tidak berhasil menembus titik Guan, ketika Qi tidak dapat turun, kita cari faktor penyebabnya pada aspek Xinxing, apakah sudah terlalu lama terlena pada suatu tingkat, sudah seharusnya meningkatkan Xinxing! Di kala anda benar-benar meningkatkan Xinxing, anda akan melihat ia dapat turun. Jika anda senantiasa menitikberatkan perubahan Gong pada tubuh namun tidak menitikberatkan perubahan pada Xinxing anda, ia justru sedang menunggu peningkatan Xinxing anda, baru dapat terjadi perubahan menyeluruh.” (Ceramah 6, Zhuan Falun)

“Sesungguhnya belas kasih adalah energi yang raksasa, adalah energi Dewa positif. Makin belas kasih energinya makin besar, benda buruk apa pun juga dapat tercerai-berai.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa Washington DC Tahun 2009, Ceramah di Berbagai Tempat 9)

Setiap kali menemukan kekurangan saya dalam prosesnya, saya segera mengoreksi diri. Secara bertahap, saya mampu melepaskan kebencian saya terhadap orang lain dan mentalitas bersaing. Pada saat yang sama belas kasih saya tumbuh. Rekan praktisi bekerja sama dan mendukung saya di sepanjang perjalanan. Saya mengalami peningkatan dalam kultivasi saya tanpa menyadarinya.

Terima kasih Guru yang penuh belas kasih dan terhormat!