(Minghui.org) Polisi di Kabupaten Gulin, Kota Luzhou, Provinsi Sichuan baru-baru ini menangkap seorang pria berusia 86 tahun dan menggeledah rumahnya tanpa surat perintah. Setelah menginterogasinya, polisi membawanya pulang sekitar tengah malam dan berusaha menangkap istrinya. Dia melarikan diri dari rumah setelah polisi pergi.

Luo Zhenggui dan istrinya Zhang Ziqin menjadi sasaran karena keyakinan mereka pada Falun Gong, sebuah meditasi dan disiplin spiritual yang telah dianiaya di Tiongkok sejak bulan Juli 1999.

Pasangan lansia ini menjadi sehat setelah berlatih Falun Gong. Keduanya telah dipenjara dua kali karena tidak melepaskan keyakinan mereka. Saat mereka melarikan diri dari rumah untuk menghindari penangkapan pada tahun 2009, pemerintah setempat secara sewenang-wenang mengambil alih rumah mereka dan menahan uang pensiun Luo, dan pada saat laporan ini dibuat Luo masih belum menerima kembali uang pensiunannya.

Penangkapan Terakhir

Belasan petugas dari Kantor Keamanan Domestik Kabupaten Gulin menangkap Luo ketika dia dalam perjalanan pulang pada pukul 3 sore tanggal 5 November 2021. Polisi membawanya pulang dan mendobrak pintunya.

Segera setelah petugas masuk ke rumahnya, mereka menahan istrinya dan memanggil lebih banyak petugas. Setengah jam kemudian, seorang petugas dari Departemen Kepolisian Gulin datang dengan surat perintah penggeledahan, yang sebagian besar datanya masih kosong. Tidak ada penyebab yang memungkinkan penggeledahan itu dilakukan, tidak ada tanda tangan dari kepala polisi, dan tidak ada indikasi waktu penggeledahan.

Beberapa petugas membawa Luo ke kantor polisi sedangkan yang lain tetap menggeledah tempatnya. Mereka meporak-porandakan rumahnya dan tidak memberikan daftar barang yang mereka sita. Semua buku Falun Gong, materi informasi, ponsel, dan pemutar media diambil. Bahkan banyak barang keperluan sehari-harinya, termasuk baterai, kertas cetak, dupa, buku sejarah, uang tunai, dan makanan, diambil.

Setelah interogasi, polisi mengukur tinggi dan berat Luo serta mengumpulkan sidik jari dan sidik kakinya. Mereka kemudian membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik, sebelum membawanya pulang sekitar pukul 11:30 malam.

Polisi mencoba menangkap Zhang. Dia menolak untuk bekerja sama dan polisi mencoba membawanya pergi. Dia berteriak minta tolong dan berjuang. Mereka kemudian menurunkannya dan meminta atasan mereka untuk menempatkannya di bawah tahanan rumah.

Polisi menginterogasinya. Dia menolak untuk menjawab pertanyaan apa pun, tetapi petugas masih menulis pernyataan sepanjang beberapa halaman. Sudah jam 1 pagi ketika polisi pergi. Khawatir akan kembalinya polisi, Zhang melarikan diri dari rumah dan bersembunyi.

Ringkasan Sebagian dari Penganiayaan Sebelumnya

Luo adalah pensiunan pejabat pemerintah dari Kota Shibao di Kabupaten Gulin. Saat itu ia menderita kanker perut, mengalami kelemahan saraf dan kelelahan, serta memiliki masalah pada paru-paru, jantung, hati, dan ginjalnya. Ketika dia melihat istrinya telah sembuh dari berbagai penyakit, dan temperamennya meningkat secara signifikan setelah berlatih Falun Gong, dia memutuskan untuk menjadi seorang praktisi pada bulan April 1999. Dalam setengah tahun, dia bebas dari penyakit.

Tiga bulan kemudian, Partai Komunis Tiongkok melancarkan penganiayaan terhadap Falun Gong. Seorang pejabat pemerintah yang terhormat dan bereputasi baik seperti dia menjadi musuh negara dalam semalam.

Polisi menempatkan Luo di pusat pencucian otak pada bulan Januari 2001, selama sebulan. Sehari setelah dia dibebaskan, polisi membawanya ke Pusat Penahanan Gulin, di sana dia ditahan selama 2,5 bulan. Istrinya tidak luput dari penangkapan. Istrinya ditangkap pada tanggal 19 Januari dan kemudian dijatuhi hukuman empat tahun penjara.

Pada tahun 2002, polisi menangkap dan memenjarakan Luo selama 108 hari selama konferensi besar rezim komunis. Dia ditangkap lagi dan dijatuhi hukuman 3,5 tahun penjara pada tahun 2004.

Setelah pasangan itu dibebaskan dari penjara, pihak berwenang terus memantau, mengikuti, dan mengganggu mereka. Mereka tidak bisa menjalani kehidupan normal. Sejak awal, kondisi keuangan keluarga mereka kurang baik. Dan menjadi lebih buruk lagi karena pihak berwenang memotong pensiunan Luo dan mencabut kenaikan gaji tahunan karena keyakinannya. Cucunya meninggal beberapa hari setelah lahir karena keluarga tidak mampu membiayai perawatan rumah sakit.

Belasan petugas polisi dan pejabat pemerintah di Kota Shibao mengepung rumah Luo pada bulan April 2009 karena mereka curiga dia mengorganisir pertemuan praktisi Falun Gong setempat. Dia, istrinya, dan putra mereka melarikan diri dan terpaksa bersembunyi, takut akan penganiayaan di masa depan. Pihak berwenang secara sewenang-wenang mengambil alih rumahnya dan menangguhkan pensiunnya.

Menurut orang dalam, pejabat setempat mengkritik Luo dan istrinya (dalam ketidakhadiran mereka) di berbagai pertemuan, dan berkata, “Kita akan lihat bagaimana mereka bertahan ketika rumah mereka kita rebut sekarang dan meninggalkan mereka tanpa penghasilan dan tempat tinggal."

Putra tertua Luo mengembara sendirian dengan pasangan lansia dan jatuh sakit karena tekanan mental dan keuangan. Dia tidak mampu pergi ke dokter ketika kondisinya memburuk, dan akhirnya meninggal.

Polisi berpakaian preman menangkap Luo dan istrinya di sebuah tempat sewa pada tanggal 11 November 2011. Keduanya divonis empat tahun penjara. Pada tanggal 12 September 2013, pihak berwenang menempatkan Luo, yang saat itu mendekati usia 80 tahun, di Penjara Wumaping.

Laporan terkait dalam Bahasa Inggris:

Newly Released Man Requests Restoration of Pension and Return of Apartment

“We’ll Stop Drawing Your Blood If You Agree to Eat”

Ms. Zhang Ziqin from Gulin County, Sichuan Province, Recounts Her Suffering