(Minghui.org) Saat keluarga di Tiongkok merayakan Tahun Baru Imlek pada pertengahan Februari 2021, enam praktisi Falun Gong di Kabupaten Yinan, Provinsi Shandong, masih dipenjara karena menolak melepaskan keyakinan mereka.

Sejak rezim komunis Tiongkok melancarkan penganiayaan terhadap Falun Gong, sebuah latihan meditasi yang mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar, tujuh praktisi Falun Gong di Kabupaten Yinan meninggal dunia dalam penganiayaan. Dua dekade terakhir juga terlihat lebih dari 200 kasus praktisi lokal ditangkap dan ditahan dan 73 kasus praktisi lokal dipenjara atau dikirim ke kamp kerja paksa. Pihak berwenang telah menyita dan memeras total lebih dari satu juta yuan dari praktisi lokal selama bertahun-tahun.

Berikut ini adalah daftar praktisi yang saat ini ditahan dan ringkasan penganiayaan mereka di masa lalu.

Du Yihe Dijatuhi Hukuman Empat Tahun

Du Yihe, 59tahun, dari Desa Dongcaiyuan, Kota Sucun, Kabupaten Yinan, ditangkap pada Juli 1999 karena pergi ke Beijing untuk memprotes penganiayaan. Dia ditahan, dipukuli, dan dicekik. Pada Februari 2001, pihak berwenang menempatkan dia di pusat pencucian otak dan menyiksanya.

Pada Juni 2003, dia dihukum tiga tahun di Kamp Kerja Paksa Wangcun dan disiksa selama 22 bulan di sel isolasi.

Pada 14 Maret 2004, seorang penjaga mencengkeram kepala Du dan membenturkannya ke dinding. Dia melakukan mogok makan. Pada 1 Mei 2006, Du dibebaskan.

Pada pukul 11 pagi tanggal 24 Mei 2007, Du berada di rumah seorang diri ketika Jiang Chunxiao, Direktur Satuan Bersenjata Kota Sucun, dan beberapa orang lainnya menerobos masuk. Mereka memporak-porandakan rumahnya dan melemparkannya ke dalam kendaraan mereka. Mereka mengurungnya di Pusat Penahanan Kabupaten Yinan.

Du baru-baru ini ditangkap pada tahun 2018. Polisi memalsukan bukti yang memberatkannya, yang menyebabkan hukuman empat tahun di Penjara Shandong.

Zu Peiyong Menjalani 3,5 Tahun,Tiga Anggota Keluarga Ditangkap

Zu Peiyong berusia 50-an. Dia menderita epilepsi pada awal 1990-an. Dia menemui banyak dokter dan mencoba berbagai pengobatan, tetapi tidak ada yang berhasil. Dia diperkenalkan dengan Falun Gong pada 1997. Dalam waktu singkat, gejalanya hilang. Dia dan keluarganya bersyukur bisa mendapatkan kehidupan mereka kembali.

Pada 20 Juli 2000, polisi menangkap Zu dan istrinya dan menahan mereka selama sebulan.

Polisi mencoba menangkap pasangan itu pada 28 Januari 2001. Mereka melarikan diri dan dipaksa tinggal jauh dari rumah untuk bersembunyi dari polisi.

Empat bulan kemudian pada Mei 2001, mereka dihentikan oleh polisi di jalan, yang menggeledah tas mereka dan menemukan materi Falun Gong. Istri Zu ditahan selama satu bulan kali ini, dan dia mendapat hukuman dua tahun di Kamp Kerja Paksa Wangcun.

Polisi dan agen dari Kantor 610 di Kabupaten Mengyin menangkap Zu pada tahun 2007. Zu dijatuhi hukuman kerja paksa dua tahun lagi pada 22 Juli 2007, dan menjalani hukuman di Kamp Kerja Paksa No. 2 Provinsi Shandong. Dia menjadi sasaran cuci otak dan dipaksa melakukan kerja paksa.

Zu ditangkap bersama tiga praktisi Falun Gong lainnya pada Oktober 2018 karena membantu keluarga praktisi lain mencari keadilan yang meninggal karena dianiaya. Zu dijatuhi hukuman 3,5 tahun penjara dengan denda 30.000 yuan. Dia dipindahkan ke Penjara Provinsi Shandong pada 11 Juli 2019.

Keluarga Zu juga tidak luput. Petugas dari Kantor Polisi Jalan Liuqing di Distrik Lanshan menangkap istri, putra dan menantunya pada tahun 2020. Mereka dibebaskan dengan jaminan menunggu persidangan sementara kasus mereka sedang diproses oleh Kejaksaan Distrik Lanshan.

Pasangan Berusia 70-an Dianiaya Tanpa Henti, Suaminya Tetap di Penjara

Liu Naixun dan istrinya Wang Xilan, keduanya berusia 70-an, berasal dari Desa Suijiadian, Kota Yiwen. Liu adalah pensiunan guru. Dia menderita trauma serius dalam kecelakaan tabrak lari. Beberapa bulan di rumah sakit tidak membantunya karena dia menderita cedera otak yang parah dan cedera saraf. Setelah berlatih Falun Gong, kesehatannya meningkat setiap hari. Akhirnya dia bisa bekerja di ladangnya dan membantu pekerjaan pertanian kerabatnya. Istrinya juga sembuh dari banyak penyakit kronis.

Polisi dan agen keamanan domestik dari Kabupaten Yinan suatu hari masuk ke rumah mereka pada Agustus 2018 dan menggeledah tempat itu. Mereka menangkap dua praktisi lansia dan menginterogasi mereka di pusat penahanan.

Liu dijatuhi hukuman tiga tahun dan denda 20.000 yuan, sedangkan Wang dijatuhi hukuman dua tahun dan denda 10.000 yuan. Mereka dibawa ke Penjara Shandong. Wang telah dibebaskan, sementara Liu masih di penjara.

Tian Dejun Menjalani Hukuman Total 11,5 tahun karena Menjunjung Tinggi Keyakinannya

Tian Dejun, sekitar 57 tahun, belajar Falun Gong pada 1996 atas rekomendasi ibunya, ketika dia dilanda kesedihan dan kehilangan harapan dalam hidup setelah istrinya meninggal dunia akibat sakit. Ajaran Falun Gong memberinya harapan, dan dia bisa melanjutkan hidup. Kesehatannya juga membaik dalam waktu singkat. Tian mulai secara aktif mempromosikan Falun Gong di desanya.

Dia ditangkap pada 16 September 2002, dan tanpa henti disiksa di Pusat Penahanan Kabupaten Mengyin. Dia kemudian dijatuhi hukuman delapan tahun di Penjara Provinsi Shandong, yang sangat membuat trauma orang tua dan dua anaknya yang masih kecil.

Pada saat Tian dibebaskan pada tahun 2007, rambutnya telah berubah warna menjadi abu-abu dan tubuhnya sangat kurus.

Tian ditangkap di rumahnya pada 28 Mei 2020. Polisi menggeledah rumahnya dan menyita buku-buku Falun Gong dan barang-barang pribadi lainnya. Setelah dua hari ditahan di kantor polisi setempat, dia dipindahkan ke pusat penahanan lokal dan menjalani cuci otak.

Pengadilan Kabupaten Yinan diam-diam menghukum Tian 3,5 tahun pada September 2020. Dia dibawa ke Penjara Pria Provinsi Shandong.

Wang Xiai Dipenjara setelah Berbicara untuk Kerabat yang Meninggal dalam Penganiayaan

Wang Xiai, berusia 60-an, tinggal di Desa Suijiadian, Kota Yiwen. Sebelum berlatih Falun Gong, dia menderita penyakit kronis dan tidak akur dengan mertuanya. Setelah mulai berlatih Falun Gong, penyakitnya dengan cepat lenyap. Dia gembira dan penuh harapan, dan hubungannya dengan mertuanya membaik.

Dia memiliki keluarga besar. Mertua putranya Liu Chengji dan Xing Ximei, adik laki-lakinya Wang Xijie, dan istrinya Li Changfang semuanya berlatih Falun Gong. Dua dari mereka meninggal dalam penganiayaan. Xing meninggal dalam tahanan pada 20 November 2017, 13 hari setelah penangkapannya. Li meninggal di tahanan pada 12 Juli 2019.

Polisi menangkap Wang pada 5 Januari 2020, di tempat putranya di Kota Linyi. Sementara polisi mengklaim bahwa mereka menangkap Wang hanya karena keyakinannya, keluarganya curiga bahwa mereka juga berusaha menghentikannya untuk mencari keadilan bagi Xing dan Li.

Wang ditahan di Pusat Penahanan Distrik Hedong, dan penangkapannya disetujui pada 11 Februari 2020. Pihak berwenang melarang keluarga dan pengacaranya untuk mengunjunginya, dengan alasan pandemi virus Wuhan.

Wang diadili secara diam-diam pada 18 Juni 2020, dan dijatuhi hukuman tiga setengah tahun pada 15 Juli. Dia dipindahkan ke Penjara Wanita Shandong pada 11 November 2020.

Lu Yongtang Secara Diam-diam Dihukum 3,5 Tahun

Lu Yongtang, 74, berasal dari Desa Xitaigou, Kota Hutou. Baik dia dan istrinya, Li Jinghua, berlatih Falun Gong.

Pada 12 November 2019, seseorang yang memantau konten internet melaporkan Li dan praktisi lainnya, Zhang Xiuzhen dari Desa Qijiadianzi, ke polisi. Petugas dari Kantor Polisi Sucun menangkap Li, sedangkan Zhang melarikan diri. Keesokan harinya Li dibebaskan karena hipertensinya. Polisi mengawasinya dengan ketat di rumah. Mereka terus-menerus mengganggu, mengancam, dan menginterogasinya.

Pada hari penangkapan Li, petugas dari Sucun memberi tahu Kantor Polisi Hutou, yang mengirim petugas ke rumah Li untuk menangkap Lu dan menggeledah tempat itu. Lu ditahan di Pusat Penahanan Kabupaten Yinan. Dia diadili secara rahasia dan divonis 3,5 tahun. Dilaporkan bahwa dia telah dipindahkan ke Penjara Shandong.