(Minghui.org) (Lanjutan dari Bagian 3)

8. Seorang Praktisi Berusia 80 Tahun: “Sekarang Saya Bisa Membaca Zhuan Falun.”

Seorang praktisi berusia 80-an tidak pernah bersekolah dan buta huruf. Dia ingin menceritakan kisahnya.

“Orang tua saya meninggal saat saya berumur tiga tahun. Saya lemah dan sepertinya selalu sakit. Saya menjalani kehidupan yang sulit dengan kakek saya di sebuah desa terpencil. Saya tidak tahan bahkan ketika terkena angin sepoi-sepoi dan mengenakan topi pada hari-hari musim panas yang terpanas. Saya juga menderita rheumatoid arthritis.”

“Tahun 1995 saya ditabrak mobil dan terlempar sejauh enam meter. Tulang di pergelangan tangan kanan saya menonjol keluar, tetapi itu satu-satunya luka saya. Orang yang menyaksikan kecelakaan itu berkata bahwa saya beruntung.”

“Saya mulai berlatih Falun Dafa pada bulan September 1997 ketika saya berusia 63 tahun. Saya tidak bisa membaca, tetapi saya mendengarkan rekan praktisi membaca Zhuan Falun.”

“Saya merasa cemas dan ingin membaca Ceramah. Saya membawa Zhuan Falun ke mana pun saya pergi dan meminta orang lain untuk membacakan beberapa untuk saya. Saya akan melihat kata-kata dalam Zhuan Falun ketika saya tidak dapat menemukan siapa pun yang bisa membacakan untuk saya.”

“Suatu malam terjadi hal yang luar biasa. Ketika saya mengeluarkan Zhuan Falun dan melihat kata-kata seperti biasa, saya bisa membacanya! Saya sangat gembira hingga menangis dan tidak bisa tidur. Sejak hari itu saya sudah bisa membaca Zhuan Falun.”

Berbicara untuk Falun Dafa

“Partai Komunis Tiongkok (PKT) memulai penganiayaan terhadap Falun Dafa pada tanggal 20 Juli 1999. Saat itu saya tinggal bersama putri saya yang juga seorang praktisi. Seorang petugas polisi menculiknya saat dia berlatih di taman. Setelah itu, polisi sering datang ke rumah kami untuk mengganggu.”

“Saya tidak menyerah untuk berlatih Falun Dafa. Saya punya satu pemikiran: ‘Bahkan jika kepala saya dipenggal, tubuh saya akan tetap bermeditasi.’”

“Putri saya dan saya pergi ke Beijing untuk membela Falun Dafa pada bulan Juli 2000. Meskipun dia hamil tujuh bulan, polisi berpakaian preman menangkap kami. Mereka menginterogasi kami dan menggeledah rumah putri saya.”

“Ketika polisi membawanya ke pusat penahanan, pihak berwenang menolak menerimanya karena dia hamil. Saya memberi tahu polisi, ‘Saya akan mati jika tidak berlatih Falun Dafa. Bagaimana mungkin saya tidak membelanya?’ Mereka membebaskan saya tanpa dakwaan.”

Kesulitan Karena Penganiayaan

“Putri saya ditangkap ketika dia berbicara dengan orang-orang tentang Falun Dafa pada tanggal 6 Januari 2002. Dia dijatuhi hukuman selama dua tahun dan dikirim ke kamp kerja paksa. Cucu saya baru berusia 15 bulan. Saya merawatnya dan membawanya bersama saya ketika saya mengunjungi putri saya di kamp kerja paksa.”

“Ketika seorang penjaga bertanya apakah saya masih berlatih Falun Dafa, saya mengatakan kepadanya bahwa sebelum berlatih saya menderita penyakit dan membutuhkan orang lain untuk merawat saya. Semua penyakit saya lenyap setelah saya berlatih Falun Dafa.”

“Menunjuk ke cucu saya, saya berkata, ‘Ibu anak itu dipenjara karena berlatih Falun Dafa jadi dia tidak bisa merawatnya. Siapa yang akan merawatnya jika saya tidak berlatih Falun Dafa?’ Penjaga itu tidak berkata apa-apa.”

“Saya membawa cucu saya ketika saya pergi ke rumah seorang kerabat untuk mengklarifikasi fakta. Setelah keponakan saya dan keluarganya mengetahui tentang Falun Dafa, dia, istrinya dan dua anaknya ingin membaca Zhuan Falun. Saya memberikan buku itu kepada mereka.”

“Cucu perempuan saya bisa berbicara ketika dia berumur dua tahun. Saya mengajarinya melafalkan puisi Guru. Dia melafalnya ketika praktisi lain datang menemuinya.”

“Meskipun kamp kerja paksa memperpanjang masa hukuman putri saya selama sepuluh bulan, dia menolak untuk melepaskan keyakinannya. Dia dibebaskan pada bulan Oktober 2004. Melihat putrinya dapat melafalkan beberapa puisi Guru, dia terharu hingga meneteskan air mata.”

“Putri saya baru berada di rumah selama satu bulan ketika dia ditangkap lagi karena membagikan informasi tentang Falun Dafa pada bulan November 2004. Dia dikirim ke kamp kerja paksa selama tiga tahun. Penahanannya sekali lagi berdampak besar pada saya dan cucu perempuan saya.”

“Saya menjadi depresi dan tidak tahu harus berbuat apa. Setelah rekan-rekan praktisi belajar Fa dengan saya dan berbagi pengalaman, saya merasa termotivasi. Cucu saya baru berusia lima tahun. Saya menyadari itu adalah tanggung jawab saya untuk merawatnya dengan baik.”

“Cucu perempuan saya mulai bersekolah. Suatu malam dia bilang dia sakit perut. Saya membacakan Zhuan Falun untuknya dan dia tertidur. Saat dia bangun dia bilang sakit perutnya sudah hilang.”

“Dia mulai membaca Zhuan Falun sepulang sekolah. Dia memberikan amulet kepada teman-teman sekelasnya dan mengatakan kepada mereka untuk mengatakan, ‘Falun Dafa baik. Sejati-Baik-Sabar baik,’ dan nilai mereka akan meningkat.”

“Saat cucu perempuan saya di sekolah, saya biasanya pergi keluar untuk mengklarifikasi fakta. Suatu hari ketika seorang rekan praktisi dan saya pergi untuk membagikan materi klarifikasi fakta, polisi menangkap kami dan membawa kami ke pos polisi. Seorang polisi wanita mengintimidasi kami dan bertanya mengapa kami berlatih Falun Dafa. Saya memancarkan pikiran lurus selama dua jam. Kami kemudian dibebaskan.”

“Ketika saya memberikan brosur kepada seorang wanita di jalan, dia berkata, ‘Falun Dafa sangat baik. Saya memiliki takdir pertemuan untuk belajar Dafa.’”

“Meskipun saya berusia 80 tahun, saya terus membagikan DVD dan mengklarifikasi fakta dengan seorang rekan praktisi. Saya berjalan dengan mudah dan cepat. Saya tahu Guru Li (pencipta Dafa) telah memperpanjang hidup saya sehingga saya bisa berlatih Dafa dan menyelamatkan orang. Saya akan berkultivasi lebih rajin dan tidak mengecewakan Guru.”

9. Praktisi Berusia 80 Tahun: “Falun Dafa Luar Biasa”

Seorang praktisi berusia 80 tahun mulai menderita beberapa penyakit ketika dia berusia 40-an. Dia sangat menderita karena penyakit jantung. Perawatan medis tidak dapat membantunya. Dia sering meminta bantuan Buddha. Dia pergi ke banyak kuil terkenal tidak peduli seberapa jauhnya itu. Dia menghabiskan banyak uang, tetapi tidak ada yang membantu. Karena kesehatannya terus memburuk, dia menjadi mudah marah dan sering bertengkar dengan keluarganya.

Dia mulai berlatih Falun Dafa pada bulan Februari 1998. Tidak lama kemudian, penyakitnya lenyap. Dia menjadi bahagia dan menikmati hubungan yang harmonis dengan keluarganya. Dia ingin berbagi ceritanya dengan anda.

Anggota Keluarga Mendapat Manfaat dari Latihan Saya

“Cucu saya suka mendengarkan orang lain membaca Fa dan dia mengikuti saya untuk berlatih gerakan. Dia naik sepeda ibunya ketika berusia empat tahun dan jatuh. Dia tidak terluka.”

“Saya membawanya untuk membeli beberapa buah pir. Timbangan di stan penjual secara tidak sengaja meluncur dan mendarat di kepala cucu perempuan saya. Dia tidak terluka.”

“Putra saya berlatih Falun Dafa sebelum penganiayaan dimulai tetapi menyerah karena kebrutalan PKT — namun demikian dia tetap mendukung latihan saya. Suatu hari di bulan April 2009, dia ditabrak truk saat sedang mengendarai sepeda. Dia dan sepedanya terseret lebih dari sepuluh meter.”

“Sopir menghentikan truk setelah mendengar seseorang berteriak. Anak saya dikirim ke rumah sakit. Dokter mencuci lumpur dari kaki kirinya dan menemukan bahwa otot di bawah lututnya robek.”

“Selama operasi, dokter memotong beberapa potong kulit dari paha anak saya dan menempelkannya ke kaki kirinya tanpa menggunakan anestesi apapun. Anak saya menjalani dua operasi, tetapi tidak ada obat bius yang digunakan. Anak laki-laki saya tidak berteriak dan berkata dia tidak merasakan sakit. Dia berkata dia bisa mendengar ahli bedah berbicara saat dia mengoperasinya, tetapi dia tidak merasakan sakit apapun.”

“Anak laki-laki saya tinggal di rumah sakit selama lebih dari dua bulan. Hari pertama dia kembali ke rumah, dia membutuhkan kruk untuk naik ke atas. Keesokan harinya dia bisa berjalan ke atas tanpa kruk. Dia sembuh dengan baik dan tidak mengalami komplikasi.”

“Dia berkata ketika truk menabraknya, dia melihat Guru dan Guru menyelamatkannya. Saya berkata, ‘Guru masih menjagamu. Jadi lanjutkanlah berlatih dan penuhi sumpah prasejarah kamu untuk menyelamatkan orang! Jangan mengecewakan Guru!’”

Membuktikan Dafa

“Ketika PKT memulai penganiayaan pada bulan Juli 1999, saya berpikir, “Kami berlatih Sejati-Baik-Sabar. Guru mengajar kita untuk menjadi orang yang lebih baik dan saya harus memberi tahu orang-orang kebenaran.’ Saya keluar untuk membagikan brosur pada akhir tahun 2001. Beberapa praktisi mengatakan kepada saya bahwa saya harus bersiap untuk ditangkap jika saya pergi keluar untuk membagikan informasi. Saya berkata bahwa hidup saya diberikan oleh Guru dan saya tidak takut.”

“Saya pergi ke pasar dan desa untuk mendistribusikan materi informasi tentang Dafa. Saya menuliskan ‘Falun Dafa baik’ di atas kertas dan kemudian mengopinya. Meskipun kopiannya tidak terlihat anggun, kata-kata yang saya tulis membantu meningkatkan kesadaran.”

“Saya pergi pada malam Tahun Baru untuk memasang informasi tentang Falun Dafa di papan buletin. Informasi yang saya pasang itu tidak diubah selama liburan Tahun Baru karena orang-orang sibuk. Banyak orang berjalan di sepanjang jalan pada Tahun Baru dan melihat informasi itu. Saya telah memasang informasi tentang Falun Dafa di banyak tempat dalam beberapa tahun terakhir. Di bawah perlindungan Guru, saya kembali ke rumah dengan selamat dan bisa berada di rumah bersama keluarga saya selama liburan.”

“Saya menghabiskan banyak uang untuk memfotokopi di toko fotokopi sebelum saya membeli mesin fotokopi pada bulan Januari 2006. Saya membeli printer multifungsi untuk kelompok belajar kami sehingga kami dapat mencetak materi klarifikasi fakta.”

(Bersambung)