(Minghui.org) Seorang penduduk Kota Mianyang, Provinsi Sichuan mengalami koma karena cedera otak, dua bulan setelah dia dipenjara karena keyakinannya pada Falun Gong.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah disiplin spiritual dan meditasi yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.

Keluarga Liao Guanghui menerima telepon dari Penjara Wanita Longquanyi pada 10 Maret 2021 bahwa dia jatuh saat menggunakan kamar kecil dan kepalanya terbentur. Setelah penjaga membawanya ke rumah sakit, keluarganya juga bergegas ke sana. Dokter mengatakan mereka berencana melakukan operasi otak padanya, yang akan menelan biaya setidaknya 100.000 yuan. Dokter tidak merinci apakah penjara akan menanggung biayanya. Putra Liao menandatangani formulir persetujuan.

Keluarga Liao juga diberi tahu bahwa dia mengalami luka di trakea dan salah satu paru-parunya. Mereka curiga bahwa Liao mengalami luka akibat penyiksaan, bukan karena kepalanya terbentur saat menggunakan kamar kecil seperti yang diklaim oleh penjaga. Dengan Liao masih dalam keadaan koma pada saat penulisan, keluarganya sekarang sangat mengkhawatirkan keadaannya.

Dalam 22 tahun terakhir penganiayaan terhadap Falun Gong, Penjara Wanita Longquanyi (juga dikenal sebagai Penjara Wanita Chengdu) terkenal karena penyiksaan brutal terhadap praktisi yang dipenjara karena menegakkan keyakinan mereka.

Chen Zhilian, 71, menderita pendarahan intrakranial yang parah setelah dipukuli oleh penjaga penjara pada tahun 2020. Dia mengalami patah tulang tengkorak dan beberapa luka di kepalanya. Praktisi lain, Liang Wende, meninggal pada 24 Juni 2019 saat menjalani hukuman 5,5 tahun. Meskipun para penjaga mengklaim bahwa dia meninggal karena kanker paru-paru, keluarganya menduga dia mungkin telah diberi obat-obatan yang tidak diketahui jenisnya atau mengalami bentuk penganiayaan lain yang menyebabkan kondisinya memburuk dengan cepat.

Liao, 60-an, ditangkap pada 20 Juli 2019 oleh belasan petugas yang tiba-tiba masuk ke rumahnya. Tanpa menunjukkan ID polisi atau surat perintah penggeledahan, polisi menghabiskan waktu tiga jam untuk menggeledah kediamannya. Dua laptop, ponsel, printer, DVD burner, buku-buku Falun Gong dan sejumlah uang tunai disita.

Setelah lebih dari setahun ditahan di Pusat Penahanan Kota Mianyang, Liao muncul di Pengadilan Distrik Fucheng pada 1 September 2020 dan dijatuhi hukuman tiga tahun dengan denda 3.000 yuan pada 25 September.

Pihak berwenang membawanya ke penjara pada 20 Januari 2021 tanpa memberi tahu keluarganya.

Liao bukanlah satu-satunya yang menjadi sasaran penganiayaan karena berlatih Falun Gong di keluarganya. Suaminya, Li Shuangquan, ditangkap pada tahun 2012 dan kemudian dijatuhi hukuman lima tahun. Saat suaminya dipenjara, Liao membantu merawat cucunya, memasak untuk putra dan menantunya dan terkadang membantu mengurus bisnis keluarga mereka.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

Four Mianyang City, Sichuan Province Residents Recently Sentenced for Their Faith