(Minghui.org) Saya mulai berkultivasi Falun Dafa tahun 1997. Waktu itu, saya adalah satu-satunya praktisi Falun Dafa di daerah kami. Setiap kali saya mempunyai keraguan atau pertanyaan, saya menganalisa aspek teori dari masalah itu dan jarang mencari pemahaman yang lebih dalam dari perspektif Fa.

Saya percaya bahwa setelah mencari ke dalam ketika muncul konflik dan menyelesaikan mereka, saya akan melewati ujian dan meningkat ke tingkat yang lebih tinggi. Saya merasa puas dengan diri sendiri dapat mencapai pemahaman ini. Tetapi, apa yang saya lakukan bukanlah mencari akar permasalahan, hal ini membuat diri sejati saya tidak dapat memperoleh pencerahan.

Kultivasi Dafa adalah hal serius. Kita harus memahami setiap pikiran yang tidak sesuai dengan Fa dan menyingkirkannya. Saya berharap pengalaman saya akan mendorong teman praktisi untuk belajar Fa dan berkultivasi lebih tekun.

Menolak Pikiran Negatif

Selama isolasi pandemi, saya jarang berhubungan dengan orang lain, dan pikiran saya sering dipenuhi dengan kemarahan. Saya belajar Fa dan menolak pikiran negatif itu untuk memusnahkan makhluk dan faktor jahat dibalik itu. Tetapi, segera setelah saya menaruh buku Fa, kemarahan dan dendam kepada mereka yang menyakiti saya di masa lalu semuanya muncul kembali. Saya tidak bisa menahan diri untuk tidak mengeluh. Saya jatuh ke dalam lingkaran setan, semakin saya marah semakin saya percaya bahwa orang-orang itu secara sengaja telah memperlakukan saya secara tidak adil.

Guru berkata,

“Ketika sulit bersabar anda mampu bersabar. Ketika sulit dilakukan anda harus mampu melakukan.” (Ceramah 9, Zhuan Falun)

Saya mengerti alasan mengapa saya harus lebih bertoleransi terhadap orang lain, dan melepaskan seluruh pikiran negatif dan keterikatan manusia. Saya tahu bahwa menghadapi konflik dengan orang lain adalah kesempatan bagi saya untuk meningkatkan xinxing dan mentransformasikan karma saya, jadi, saya seharusnya berterima kasih kepada mereka yang memberikan saya kesempatan itu. Tapi, pikiran saya sering tenggelam ke dalam kenangan buruk dan kebencian, dan pikiran-pikiran buruk ini bahkan mulai memberi efek pada kultivasi saya. Saya berada di tingkat itu untuk waktu yang lama.

Membangkitkan Diri Sejati untuk Menolak Diri Palsu

Suatu hari saya bermimpi bahwa seorang teman praktisi mempunyai dua buah pohon yang penuh dengan buah apricot matang, dan kemudian sebuah suara membangunkan saya, “Lihat situasi di sana.” Pikiran pertama saya adalah ada sesuatu yang salah dengan teman praktisi itu. Kemudian saya melihat artikel Minghui yang ia bagikan dengan saya, “Mengembangkan Kebiasaan Mencari ke Dalam.” Membaca judulnya membuat saya tiba-tiba tercerahkan terhadap akar masalah yang telah mengganggu saya begitu lama—tidak bisa membangkitkan diri sejati saya untuk menolak diri palsu.

Dengan pencerahan ini, saya mendapatkan pola pikir yang berbeda sepenuhnya. Kemarahan yang telah memenuhi pikiran saya hilang, tergantikan dengan pikiran yang cerah dan jelas, seperti diri sejati saya telah muncul dari cangkang diri palsu saya. Saya tahu bahwa saya telah benar-benar melewati ujian ini dan meningkat ke tingkat yang lebih tinggi.

Menjadi Praktisi Dafa yang Sejati

Mencari ke dalam, saya menemukan bahwa untuk waktu yang lama, saya telah terikat pada penalaran dengan keinginan yang kuat untuk mempelajari gambaran utuh dari setiap masalah di tingkat manusia. Kadang-kadang saya bahkan menyisihkan diri dari prinsip-prinsip Dafa. Kekuatan lama menangkap celah saya untuk menganiaya pikiran saya. Saya memohon Guru untuk memberkati saya dengan kemampuan untuk memancarkan pikiran lurus yang kuat untuk sepenuhnya menyangkal pengaturan kekuatan lama dan melenyapkan semua faktor jahat dan setan busuk yang mengganggu pikiran saya.

Dari pelajaran ini saya belajar bahwa kita harus mengultivasikan diri sejati kita dengan melebur ke dalam Fa, menyingkirkan semua emosi manusia, dan keterikatan, dan melakukan tiga hal sepenuh hati. Hanya dengan cara itu saya bisa menyelamatkan makhluk hidup dan pulang bersama dengan Guru.