(Minghui.org) 2,857 praktisi Falun Gong lagi dipastikan ditangkap dan dilecehkan antara 1 Maret hingga 30 April 2021, termasuk 1,090 penangkapan dan 1,767 kasus pelecehan.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah disiplin spiritual dan meditasi yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak tahun 1999.

Di antara 1,090 penangkapan yang baru dikonfirmasi, 168 kasus terjadi pada 2020, 95 kasus antara bulan Januari hingga Februari 2021, dan 826 lainnya ditangkap antara bulan Maret hingga April 2021.

Untuk 1,767 kasus pelecehan, 7 kasus terjadi tahun 2016, 155 kasus di 2020, 143 kasus terjadi antara Januari hingga Februari 2021, dan 1,459 kasus lainnya terjadi antara Maret hingga April 2021.

Karena pemblokiran informasi di Tiongkok, penganiayaan Falun Gong tidak selalu bisa dilaporkan secara tepat waktu, juga tidak semua informasi tersedia.

Peningkatan Penganiayaan di Bulan Maret hingga April 2021

Mempertimbangkan kasus yang dilaporkan sebelumnya, total jumlah penangkapan pada bulan Januari dan Februari 2021 yang tercatat diperbaharui menjadi 297 dan 165, dan kasus pelecehan dikonfirmasi pada bulan Januari dan Februari 2021 telah menjadi 256 dan 228. Dibandingkan dengan dua bulan pertama di tahun 2021, bulan Maret dan April memperlihatkan kurva stabil dalam kasus penganiayaan. Total kasus penangkapan pada bulan Maret dan April sebesar 826 kasus adalah 1,8 kali dari total kasus penangkapan pada bulan Januari dan Februari yang sebesar 462 kasus. Dan total peristiwa pelecehan pada bulan Maret dan April sebesar 1,459 kasus adalah tiga kali dari total peristiwa pada bulan Januari dan Februari yaitu 484 kasus.

Untuk lebih mendalami kasus tersebut yang bertempat pada bulan Maret dan April 2021, 546 (66%) dari 826 praktisi yang ditangkap masih berada di tahanan di waktu penulisan laporan ini. Total 232 (28%) dari praktisi yang ditangkap dan 80 (5% dari 1,459) praktisi yang dilecehkan, dilakukan penggeledahan di rumah mereka.

Sembilan puluh praktisi yang ditangkap dan seratus orang praktisi yang dilecehkan berusia lebih dari 65 tahun. Praktisi tertua yang dilecehkan berumur 94 tahun di Kota Dalian, Provinsi Liaoning.

Beberapa praktisi yang menjadi target telah pensiun, sedangkan yang lain berasal dari berbagai aspek kehidupan, termasuk insinyur, dokter, guru, akuntan, manajer pabrik, pengacara, dan perawat. Bagi mereka yang bekerja di instansi pemerintah, pihak berwenang berusaha untuk memicu kebencian terhadap praktisi dengan mengancam akan menahan semua bonus akhir tahun seluruh karyawan. Dua guru di Kota Shulan, Provinsi Jilin, dibatalkan promosinya dan pimpinan sekolah mengancam akan memecat mereka jika mereka menolak melepaskan Falun Gong.

Hebei (350), Shandong (346), Sichuan (263), Heilongjiang (220), dan Liaoning (182) adalah lima provinsi dengan kasus penganiayaan terbanyak yang dilaporkan, diikuti dengan Hubei (169) dan Jilin (160). Empat belas provinsi lain melaporkan kasus dengan angka dua digit dan delapan provinsi mempunyai kasus dengan angka satu digit. Lokasi dari satu kasus pelecehan tidak diketahui.

Di bawah ini adalah beberapa contoh penangkapan dan kasus pelecehan yang terjadi pada bulan Maret dan April 2021.

Menjadi Target Sebelum Hari Sensitif

Ditangkap Disaat “Dua Sesi” di Beijing

Dimulai pada pertengahan bulan Februari 2021, pihak berwenang Beijing mulai melecehkan praktisi Falun Gong lokal, dengan alasan pemeliharaan stabilitas sebelum Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok dan Kongres Rakyat Nasional antara tanggal 4 hingga 11 Maret.

Dalam beberapa kasus, lusinan petugas polisi dan anggota staf komite perumahan pergi ke rumah seorang praktisi dan meminta mereka untuk tidak meninggalkan lingkungan perumahan selama pertemuan itu. Petugas polisi juga memeriksa praktisi di rumah setiap hari di beberapa tempat.

Pada 7 Maret 2021, Huo Zhifang, 57, pergi untuk mengantarkan makanan ke ayahnya yang lansia. Beberapa jam kemudian di siang hari, polisi menggeledah rumah dan menangkapnya.

Tangkapan layar video dari polisi yang sedang menangkap Huo

Ditangkap Sebelum Peringatan 100 tahun PKT

Sekelompok petugas polisi memaksa masuk ke rumah Sun Zhentie [Laki-laki] sekitar pukul 6:30 pagi pada 14 April 2021. Seorang polisi memperlihatkan sekilas sebuah kertas yang di klaim adalah surat penangkapan dan langsung menyimpannya lagi sebelum Sun bisa membacanya. Sebelum membawa penduduk Kota Changshun, Provinsi Jilin, berusia 61 tahun itu pergi, polisi mengambil foto dirinya bersama 26 buku Falun Gong miliknya.

Seorang petugas polisi mengklaim bahwa penangkapan adalah untuk “mempertahankan stabilitas sosial,” karena perayaan 100 tahun berdirinya PKT akan tiba dalam beberapa bulan.

Ketika keluarga Sun pergi ke Kantor Polisi Dongzhan, satu hari setelah penangkapannya untuk meminta pembebasan, polisi tidak memperbolehkan mereka masuk ke gedung dan sangat kasar. Mereka mengklaim bahwa Sun telah dibawa ke Pusat Penahanan Weizigou tapi tidak mengatakan berapa lama ia akan ditahan di sana.

Keluarga insinyur termoelektrik senior itu masih belum memberi tahu perihal penangkapannya kepada ayahnya yang berusia 90an yang baru saja pulih dari serangan struk, khawatir akan efek yang ditimbulkan akibat berita tersebut. Sebelum ditangkap, Sun sering mengunjungi ayahnya, membawanya keluar jalan-jalan, atau membantunya mandi. Sun juga secara berkala mengunjungi mertuanya dan memasak untuk mereka.

Selain pelecehan di Changchun, ada juga peristiwa pelecehan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, untuk “menjaga stabilitas” sebelum peringatan perayaan 100 tahun PKT. Beberapa praktisi dipaksa tinggal jauh dari rumah.

Zhang Wei [Perempuan], seorang seorang profesor di Universitas Teknologi Wuhan di Provinsi Hubei, ditangkap pada pukul 7:30 pagi tanggal 4 April 2021, setelah ia menolak menandatangani surat pernyataan untuk melepaskan Falun Gong. Ia sekarang berada di Pusat Pencucian Otak Qingling. Polisi juga mengancam akan menangkap saudara perempuannya yaitu Zhang Fan.

Kekerasan Polisi

Wanita Sichuan Ditahan selama Sebulan dan Dipaksa Duduk Lama Setiap Hari

Xi Zhiqiong [Perempuan], 69, dari Kota Pengzhou, Provinsi Sichuan, ditangkap tidak lama setelah ia meninggalkan rumah pada pagi hari tanggal 9 Maret 2021. Sembilan petugas polisi menghentikannya di jalan dan membawanya kembali ke rumah. Mereka menyita buku-buku Falun Gongnya, foto pencipta Falun Gong, DVD informasi, pakaian dan lebih dari 1,000 yuan uang tunai.

Xu dibawa ke Kantor Polisi Mengyang dan diborgol ke sebuah kursi besi untuk di interogasi.

Setelah dipaksa duduk semalaman, Xu dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik di hari berikutnya, sebelum masuk ke Pusat Penahanan Kota Chengdu.

Tangan kanannya patah disebabkan oleh polisi ketika penangkapannya, jadi kemudian ia dirawat di rumah sakit selama empat hari. Polisi terus memborgolnya dan memaksanya memakai rantai berbobot berat sepanjang waktu.

Selama satu bulan masa tahanan, ia dipaksa duduk di sebuah papan keras selama lebih dari sepuluh jam yang membuat bagian duburnya bernanah. Ia dibebaskan pada tanggal 9 April 2021.

Polisi Mengancam Mendobrak Pintu Pria Hainan

Sekitar pukul 10:11 malam pada 7 April 2021, enam petugas kepolisian pergi ke rumah Zho Fenghui di Kota Qionghai, Provinsi Hainan, dan mengetuk pintu selama satu jam. Karena tidak ada yang membukakan pintu, polisi mengancam akan mendobraknya.

Zhao Fenghui

Polisi terus menendang pintu, berteriak, “Ini kesempatan terakhir anda! Jika anda membukanya sekarang, anda akan baik-baik saja, jika tidak kami akan mendobrak masuk. Sebaiknya anda berpikir lagi!”

Polisi di luar rumah Zhao

Polisi kembali ke rumah Zhao pada pukul 4:27 sore di hari berikutnya dan juga melecehkan tetangga Zhao. Mereka meninggalkan tempat sekitar pukul 5 sore.

Dua petugas polisi tidak berseragam dan dua anggota staf dari manajemen property datang kembali pada pukul 10:59 pagi pada tanggal 9 April. Mereka menunggu diluar rumah Zhao sekitar dua menit dan kemudian pergi.

Kemudian dikonfirmasi bahwa Zho, seorang mantan manager proyek di sebuah bank lokal, ditangkap pada tanggal 7 April. Masih belum jelas apakah ia ditangkap oleh polisi di rumahnya atau di lokasi lain.

Polisi awalnya memberikan 15 hari penahanan. Tapi setelah 15 hari, polisi menolak membebaskannya dan memindahkannya ke lokasi yang tidak disebutkan. Keluarganya sekarang tidak mengetahui keberadaannya. Polisi belum memberikan penjelasan atas penangkapannya.

Dibawa ke Pusat Pencucian Otak

Mantan Pengacara Ditahan selama Lima Hari di sebuah Pusat Pencucian Otak

Selusin petugas di Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, menggeledah rumah seorang pengacara pada 11 April 2021. Setelah menemukan beberapa buku Falun Gong, mereka menangkap Zhu Yubiao.

Pengacara Zhu Yubiao

Zhu, 50, ditahan di fasilitas pencucian otak selama lima hari sebelum dibebaskan pada tanggal 16 April. Polisi mengungkapkan bahwa mereka telah mengawasi dirinya secara rutin. Mereka mengancam akan menangkap dan menahannya di pusat pencucian otak lagi jika ia masih terus berlatih Falun Gong.

Sebagai pengacara pertama yang berani membela praktisi Falun Gong di Guangdong setelah rezim komunis Tiongkok memulai untuk menganiaya disiplin spiritual ini pada tahun 1999, pihak berwenang yudisial lokal mencap Zhu seorang “anti-revolusioner” dan membekukan ijin praktek hukumnya.

Karena memegang teguh keyakinan dan membela rekan praktisi, ia ditangkap tiga kali dan ditahan total selama lebih dari tiga setengah tahun. Penangkapan terakhirnya dilakukan oleh petugas polisi dari Departemen Kepolisian Distrik Haizhu, Kantor Polisi Xingang, dan Komite Hubungan Politik dan Legal distrik tersebut, dan komunitas lokal.

Setelah Disiksa di Penjara selama 17 Tahun dan Kehilangan 20 kg dalam 2 Bulan, Pahlawan Hak Asasi Manusia Ditangkap Lagi

Tujuh orang, termasuk seorang tetangga, Sun Changjun, memaksa masuk ke rumahnya dan membawanya pergi pada tanggal 6 April 2021. Sun menghubungi keluarganya di malam hari itu dan memberi tahu mereka bahwa ia dibawa ke sebuah hotel. Keluarganya tidak pernah mendengar kabar darinya lagi. Mereka baru-baru ini menemukan bahwa ia telah dibawa ke Pusat Pencucian Otak Yanji.

Orang-orang yang memaksa masuk ke rumah Sun di Prefektur Yanbian, Provinsi Jilin, adalah agen dari Kantor 610 Kabupaten Wangqing dan petugas keamanan domestik di Yanbian. Sebelum penangkapan tersebut, agen dari Kantor 610 menghubunginya dan memperingatkan bahwa mereka mempunyai rencana khusus untuk membuatnya melepaskan keyakinannya pada Falun Gong.

Penangkapan Sun yang terakhir terjadi hanya satu setengah tahun setelah ia dibebaskan setelah menjalani masa tahanan 17 tahun di penjara. Pada 5 Maret 2021, Sun dan beberapa praktisi lainnya memintas sinyal televisi di Kota Changchun, ibu kota Jilin, dan menyiarkan video di delapan saluran kabel untuk mengungkap kebohongan rezim.

Pihak berwenang melakukan penangkapan massal pada malam siaran tersebut. Tujuh orang meninggal ketika penangkapan terjadi. Lima belas praktisi dihukum antara 4 hingga 20 tahun di pertengahan September tahun 2002. Sun, yang masih berusia 26 tahun waktu itu, dihukum 17 tahun di Penjara Provinsi Jilin. Ia mengalami penyiksaan yang tidak bisa dipercaya nalar dan hampir tewas.

Setiap tahun orang tua Sun, yang hampir berusia 80 tahun, melakukan perjalanan lebih dari 500 km untuk menemuinya hingga ia dibebaskan pada bulan Desember 2019.

Dipisahkan oleh pembatas kaca, ibunya memegang telepon dengan tangan gemetar, berkata kepadanya dengan mata berkaca-kaca, “Anakku, kapan kamu pulang ke rumah? Ibu takut, ibu dan ayah mungkin tidak ada (meninggal dunia) saat kamu dibebaskan.”

Penganiayaan Berulang

Kehilangan Orang Tua dan Kakaknya dalam Penganiayaan terhadap Keyakinan Mereka, Pria Beijing Sekarang Dianiaya juga

Orang tua Yang Shijie [Laki-laki], Yang Wenshan dan Li Lianyu, berlatih Falun Gong pada Juni tahun 1996. Pasangan lansia itu memuji latihan tersebut karena dengan cepat meningkatkan kesehatan mereka. Setelah melihat perubahan mereka, keempat anak mereka semuanya mengikuti jejak langkah mereka dan mulai berlatih Falun Gong.

Adik perempuan, Yang, Yang Shifen, dulunya menderita sakit kepala parah dan masalah ginekologi. Sebagai efek samping dari pengobatan kronisnya, ia sangat kurus. Setelah berlatih Falun Gong, seluruh gejalanya hilang dan ia mendapatkan kembali berat badannya.

Tapi kebahagiaan keluarga tersebut tidak bertahan lama. Bertahun-tahun setelah Partai Komunis Tiongkok memerintahkan penganiayaan Falun Gong karena popularitasnya yang luar biasa pada tahun 1999, orang tua Yang dan adik perempuannya meninggal dunia. Yang dan kedua saudara perempuannya yang lain ditangkap dan ditahan.

Yang ditangkap pada bulan Mei tahun 2006. Polisi membawanya pulang ke rumah dan menggeledah rumahnya. Mereka juga memaksa istrinya untuk membawa mereka ke rumah ayahnya, dimana mereka menemukan materi informasi Falun Gong.

Yang kemudian diberikan dua tahun masa kerja paksa. Meskipun ia dibebaskan lebih awal, ayahnya meninggal 40 hari setelah ia kembali ke rumah.

Yang ditangkap lagi pada 8 Januari 2016, karena mengajukan tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin. Buku-buku Falun Gong dan alat pembaca e-booknya disita. Ia dibebaskan seminggu kemudian.

Tepat sebelum penangkapan terakhirnya pada 11 Maret 2021, Yang ditangkap di rumah pada 5 Mei 2020. Beberapa kartu memori (memory card) dan USB penyimpan data (flash drives) disita. Ia ditahan di Pusat Penahanan Shunyi selama satu bulan.

Yang sekarang diadili setelah dilaporkan memakai uang kertas dengan informasi tercetak tentang Falun Gong di atasnya (sebagai cara untuk mengatasi sensor ketat di Tiongkok, untuk meningkatkan kesadaran akan penganiayaan)

Pria Liaoning Ditangkap pada Hari Ulang Tahunnya Setelah Menjalani Tiga Kali Hukuman di Kamp Kerja Paksa dan Penjara karena Keyakinannya

Liu Qingyu dan istrinya, Zhang Chang, sedang merayakan ulang tahunnya di sebuah restoran, ketika tujuh petugas menerobos masuk dan memaksa pasangan itu masuk ke dalam mobil polisi pada 12 April 2021.

Polisi mengambil kunci pasangan itu dan memaksa masuk ke rumah mereka di Kota Dashiqiao, Provinsi Liaoning. Mereka menyita barang-barang pribadi, termasuk sebuah printer, komputer, dan kartu debit.

Liu sekarang ditahan di Pusat Penahanan Kota Dashiqiao dan istrinya di Pusat Penahanan Kota Yingkou. Polisi mengungkap bahwa mereka telah menyadap ponsel Liu lebih dari setahun sebelum menangkapnya.

Menurut keluarga Liu yang mengambil mobil mereka dan pakaian yang mereka kenakan ketika penangkapan, ada darah di pakaian Liu. Masih belum jelas apakah ia dipukuli/disiksa atau tidak.

Pihak berwenang menghalangi pengacara Liu untuk mengunjunginya, berkata bahwa kasus Liu sangat penting, karena ia adalah seorang koordinator praktisi lokal dan “berkolusi dengan kekuatan asing” untuk mencetak dan membagikan materi informasi tentang Falun Gong.

Liu Qingyu

Setelah Dipenjara selama Tujuh Tahun, Mantan Guru Ditangkap Lagi karena Keyakinannya

Li Lanqiang, seorang penduduk Beijing, ditangkap pada 23 April 2021, setelah dilaporkan membagikan materi informasi tentang Falun Gong. Ia sekarang berada di Pusat Penahanan Distrik Fangshan.

Li Lanqiang

Li, seorang mantan guru matematika sekolah menengah berusia 58 tahun, ditangkap pertama kali pada Agustus 1999 ketika memprotes penganiayaan di Lapangan Tiananmen. Ketika ia kembali bekerja setelah 15 hari masa tahanan, sekolah tidak memperbolehkannya mengajar lagi, tapi memberikan tugas lain sebagai penjaga gerbang.

Pada bulan Desember 2001, ia dibawa ke pusat pencucian otak, tidak diperbolehkan menggunakan kamar kecil, dan ditahan selama 20 hari. Ia ditangkap lagi pada bulan Februari 2002. Polisi menggeledah rumah dan menahannya selama 1,5 tahun.

Pada bulan Oktober 2004, ia ditangkap lagi karena ia mempunyai beberapa DVD tentang Falun Gong. Waktu itu ia ditahan di kamp kerja paksa selama dua setengah tahun.

Di Kamp kerja, ia diawasi dengan ketat oleh tahanan lainnya, tidak diberikan makanan yang cukup, dan tidak diperbolehkan menggunakan kamar kecil. Ia dipaksa duduk di bangku kecil selama lebih dari 10 jam perhari, sama sekali tidak boleh bergerak. Tiga tahanan mengelilinginya maka ia tidak bisa bergerak.

Istrinya menceraikannya karena takut terlibat. Ayahnya yang lansia meninggal karena stress.

Pada Agustus 2015, ia mengajukan tuntutan hukum terhadap mantan diktator Tiongkok Jiang Zemin yang memerintahkan penganiayaan Falun Gong yang mengakibatkan penahanannya yang berulang. Polisi membalas dendam dengan menangkapnya pada tanggal 20 April 2016. Setelah tiga kali persidangan, ia dihukum tiga tahun pada tanggal 27 Oktober 2017.

Pengawasan di Negara Orwellian Modern

Polisi Henan Menangkap Lebih Banyak Praktisi Falun Gong di Luar Provinsi karena Meningkatkan Kesadaran tentang Penganiayaan Keyakinan Mereka

Polisi di Provinsi Henan telah secara aktif menyaring informasi online tentang Falun Gong sejak 2019. Ini mengakibatkan penangkapan beberapa praktisi Falun Gong di luar provinsi, setelah polisi Henan menemukan praktisi menyebarkan informasi secara online untuk meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan oleh Partai Komunis Tiongkok terhadap keyakinan mereka.

Sun Lijuan dan suaminya Zhang Baoguo, dari Kota Jinzhou, Provinsi Liaoning, ditangkap di rumah oleh polisi Jinzhou pada 25 April 2021. Polisi merampas ponsel mereka, buku-buku Falun Gong dan foto pencipta Falun Gong. Keduanya dibawa ke Pusat Penahanan Kota Jinzhou setelah penangkapan mereka.

Polisi di Kota Jiaozuo, Provinsi Henan menemukan pasangan tersebut memasang informasi tentang Falun Gong di platform media sosial populer WeChat dan melaporkan mereka ke polisi di Jinzhou, hampir 1,000 mil (1,600an km) jauhnya dari Jiaozuo.

Ketika keluarga Sun pergi ke Kantor Polisi Juyuan di Jinzhou pada 27 April setelah mendengar tentang penangkapan mereka, mereka melihat beberapa petugas dari Jiaozui, yang mengklaim bahwa mereka sedang menginvestigasi kasus pasangan itu dan mereka akan membawa Sun ke Jiaozuo dua hari setelahnya.

Keluarga pasangan itu langsung menyewa pengacara. Ketika pengacara pergi ke pusat penahanan untuk mengunjungi Sun di siang hari tanggal 28 April, ia telah dibawa pergi oleh polisi Jiaozuo. Zhang masih berada di Pusat Penahanan Kota Jinzhou.

Juga pada 28 April, empat polisi dari Kabupaten Huang, Kota Anyang, Provinsi Henan, melakukan perjalanan 250 mil ke Kota Botou di Provinsi Hebei dan menangkap Li Bin. Polisi Kabupaten Huang merampas buku-buku Falun Gong Li, materi informasi dan foto pencipta Falun Gong, sebuah laptop dan tiga pemutar media. Ketika keluarga pergi ke departemen kepolisian Botou sekitar pukul 4 sore hari itu, Polisi Kabupaten Huang telah membawanya pergi.

Setelah Empat Bulan Bersembunyi, Wanita Chongqing Akhirnya Ditemukan Melalui Pengawasan dan Ditangkap

Han Zonglan (wanita) ditangkap di rumah saudara perempuannya di Chongqing pada tanggal 13 April 2021. Dia sekarang mengalami tekanan darah tinggi yang cukup parah di Pusat Penahanan Hechuan.

Han, penduduk Chongqing berusia 59 tahun, sebelumnya ditangkap pada 8 Februari 2020, setelah petugas polisi tidak berseragam melihatnya menaruh selebaran tentang penganiayaan Falun Gong di kaca depan mobil.

Petugas polisi bergegas masuk ketika pintu dibuka dan menggeledah rumahnya. Ia kemudian dibawa ke departemen kepolisian untuk di interogasi. Karena tekanan darah tinggi, ia dibebaskan dengan jaminan di hari berikutnya setelah suaminya membayar uang jaminan sebesar 5,000 yuan.

Pihak berwenang melecehkannya lagi pada tanggal 17 September dan 29 Oktober 2020. Ketika pelecehan terjadi pada bulan Oktober 2020, polisi berusaha memaksa keluarganya untuk menandatangani surat pernyataan untuk melepaskan Falun Gong yang telah mereka siapkan lebih dahulu. Han merobek dokumen tersebut dan menolak membiarkan keluarganya menandatangani surat itu. Ia berkata bahwa adalah ilegal bagi mereka untuk melakukan hal itu. Mereka pergi, dan menyuruh putranya untuk keluar dan menandatangani surat itu di mobil polisi, yang juga menolaknya.

Para pejabat tidak menyerah dan menelepon suaminya beberapa kali di siang hari dan memaksanya pergi ke komunitas perumahan. Setelah ia menandatangani surat pernyataan di sana, mereka menyuruhnya membubuhkan cap jempol di surat itu, tapi ia menolak.

Keluarga Han kemudian menerima banyak panggilan telepon yang menyuruhnya pergi ke komite perumahan untuk di foto, menyebabkan kegelisahan seluruh keluarga.

Merasa bahwa polisi bertujuan untuk menangkapnya lagi, Han meninggalkan rumah pada tanggal 20 Desember 2020, untuk menghindari penangkapan.

Han menerima sebuah panggilan telepon dari seorang petugas polisi pada tanggal 19 Januari 2021, memanggilnya datang ke departemen kepolisian. Petugas menolak mengatakan alasannya tapi mengancam akan menangkapnya jika ia tidak datang. Ketika Han menanyakan tentang nama dan nomor lencana polisi, orang itu langsung menutup telepon. Selama beberapa bulan berikutnya, Polisi menyadap telepon sanak saudara dan melacaknya melalui kamera pengawas intensif. Ia ditangkap pada tanggal tanggal 13 April 2021, di rumah saudara perempuannya.

Penangkapan dan Penahanan Sewenang-wenang

Pria Yunnan Telah Ditahan Tanpa Komunikasi Selama Dua Minggu

Hou Wenqin [Laki-laki], seorang pria berusia 50an dari Kota Kunming, Provinsi Yunnan, ditangkap di rumahnya pada tanggal 15 April 2021. Tidak ada anggota keluarga di sana ketika penggerebekan terjadi, dan polisi tidak menyediakan daftar barang yang disita setelahnya, seperti yang dipersyaratkan oleh hukum.

Ketika keluarganya pergi ke Kantor Polisi Jinma, lembaga yang bertanggung jawab untuk penangkapannya, untuk bertanya perihal keberadaannya, Polisi mengklaim mereka tidak tahu dimana Hou ditahan.

Ketika keluarga Hou menghubungi polisi lagi setelah kembali ke rumah, polisi memberi tahu mereka bahwa Hou telah dibawa ke sebuah pusat penahanan. Tapi mereka masih menolak menjelaskan mengapa mereka menangkapnya atau memberi tahu lokasi dari pusat penahanan tersebut.

Dua minggu kemudian, keluarga masih belum menerima pemberitahuan perihal penahanan Hou atau informasi tentang keberadaannya sekarang.

Sebelum penangkapannya yang terakhir, Hou, mantan karyawan diBiro Konservasi Air dan Pembangkit Listrik Tenaga Air Kunming, dihukum hingga tiga tahun pada tahun 2012 karena memberikan materi informasi Falun Gong kepada atasannya di tempat kerja. Ia diberhentikan dari pekerjaanya setelah dibebaskan.

Kota Qingyuan, Provinsi Guangdong: Dalam Empat Jam Sembilan Orang Ditangkap karena Keyakinan Mereka

Sembilan orang di Kota Qingyuan, Provinsi Guangdong, ditangkap antara pukul 8 hingga pukul 12 malam pada tanggal 11 April 2021, karena keyakinan mereka pada Falun Gong.

Kesembilan praktisi itu adalah Tang Rongzhu [Perempuan], Huang Zengyou (tidak diketahui jenis kelaminnya), Liu Yuxiu [Perempuan], Lai Chengmei [Perempuan], Shao Yanfang [Perempuan], Lai Lanying [Perempuan], Lan Qiuxiang [Perempuan], Deng [nama depan dan jenis kelamin tidak diketahui) dan seorang wanita yang bernama Hua (nama belakang tidak diketahui). Di fasilitas penahanan di mana mereka dibawa, mereka melihat dua praktisi lain, seorang dari mereka mengalami pendarahan di kepala. Masih belum jelas kapan dua praktisi yang lain tersebut ditangkap.

Kesembilan praktisi yang ditangkap di hari yang sama ditahan di ruangan terpisah dan mereka menjalani pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Mereka juga diperintahkan membaca kalimat acak, sepertinya untuk merekam suara mereka. Polisi mengukur tinggi badan mereka dan memfoto mereka dari depan, belakang, samping kiri, dan samping kanan. Mereka juga memerintahkan para praktisi untuk menandatangani setumpuk kertas tebal. Tidak jelas apa isi kertas tersebut.

Tang, Huang, Liu, dan Deng dibebaskan di hari berikutnya. Lai Chengmei dan Shao sekarang berada di Pusat Penahanan Kabupaten Yangshan. Lai Lanying, Lan, dan Hua dibawa ke Penjara Kota Lianzhou.

Sebanyak 32 petugas polisi pergi ke rumah Shao dengan sebuah bus dan beberapa mobil polisi. Polisi menggedor pintu saat dia akan makan malam dengan putrinya yang berusia 13 tahun dan putranya yang berusia 11 tahun. Ketika Shao tidak mau membukakan pintu, polisi lalu mematikan pasokan listriknya, membuat lampu mati dan menyala. Anak-anaknya ketakutan.

Setelah satu jam mengetuk pintu tanpa henti, polisi mengancam bahwa mereka akan mendobrak pintu jika Shao tidak membukanya. Dia turun dan membuka pintu. Para petugas bergegas masuk. Mereka mencoba untuk menutupi kepalanya dengan tudung hitam dan menyumbat mulutnya dengan kain, tetapi anak-anaknya menghentikan mereka.

Polisi memborgol Shao dan membawanya pergi. Komputer, printer, lima ponsel, buku-buku Falun Gong, pemotong kertas dan sebuah kotak berisi kertas printer disita.

Ketika suaminya, yang keluar bersama teman-temannya malam itu, mendengar tentang kejadian itu, dia bergegas pulang. Polisi tidak membiarkan putrinya membukakan pintu untuknya. Dia berdiri di luar dan menyaksikan polisi membawa istrinya pergi sekitar tengah malam.

Putri dan suami Shao keduanya dipanggil ke kantor polisi di hari berikutnya untuk di interogasi.

Liu diborgol dan dipaksa memakai topeng selama penangkapannya. Dia tidak dapat berbicara selama penangkapannya. Tidak jelas apakah polisi telah menyumbat mulutnya dan menggunakan topeng untuk menutupinya.

Polisi memasang tudung hitam di atas kepala Lai Chengmei ketika mereka menangkapnya. Dia juga diborgol.

Wanita Liaoning Ditahan karena Memberi Tahu Orang-orang Bagaimana Falun Gong Mengubah Hidupnya

Wanita dari Kota Shenyang, Provinsi Liaoning ditahan selama 13 hari karena membagikan materi informasi tentang Falun Gong.

Wang Jingdi, 55, ditangkap pada tanggal 16 April 2021. Meskipun ia gagal dalam pemeriksaan fisik, polisi masih memaksa Penjara No.2 Shenyang untuk menerimanya pada tanggal 19 April. Ia diberikan masa tahanan sepuluh hari dan kunjungan keluarganya ditolak sebelum dibebaskan pada tanggal 29 April.

Wang dulunya menderita TBC dan migrain, dan sakitnya menyebabkannya mempunyai temperamen buruk. Ia sering bertengkar dengan suaminya dan berada di ambang perceraian. Putranya mengalami depresi sebagai akibat perselisihan yang terjadi di rumah.

Setelah mulai berlatih Falun Gong pada 2007, ia dengan cepat mendapatkan kembali kesehatannya. Ia mengerjakan pekerjaan rumah dan lebih perhatian terhadap suaminya. Ia juga mengambil inisiatif untuk meningkatkan hubungannya dengan mertuanya dan ibunya sendiri. Setelah ibunya jatuh sakit, ia mengajak ibunya untuk tinggal bersamanya dan merawatnya dengan baik hingga ibunya meninggal dunia.

Karena wang menggunakan waktu luangnya untuk meningkatkan kesadaran akan penganiayaan Falun Gong oleh Partai Komunis Tiongkok dan bagaimana latihan ini telah mengubah hidupnya menjadi lebih baik, ia ditangkap dan ditahan karena berbicara.

Lansia Tidak Luput

Ditangkap dengan Tamu Mereka karena Membaca Buku Bersama, Pasangan Lansia Dipaksa Mengungsi untuk Menghindari Penganiayaan

Segera setelah tujuh penduduk Kota Suining, Provinsi Sichuan tiba di rumah pasangan lokal sekitar pukul 2 siang pada 18 April untuk belajar ajaran Falun Gong bersama, seseorang yang mengklaim berasal dari manajemen properti berkunjung dan mengetuk pintu.

Ketika pemilik rumah, Yang Yunmao, 74, dan istrinya Xu Yunhua, 66, menolak membuka pintu, polisi memanggil tukang kunci dan memaksa masuk. Empat anggota staf dari manajemen properti diberi tahu untuk tetap berada di luar rumah pasangan itu, ketika polisi menggeledah.

Setidaknya 12 petugas berpartisipasi dalam penggerebekan ini. Tidak seorang pun dari mereka menunjukkan identitas kepolisian atau surat geledah. Seorang polisi mengawasi sembilan praktisi Falun Gong, dengan dua di antaranya berusia 80an dan yang lain berusia 60an dan 70an, ketika polisi yang lain menggeledah seisi rumah. Praktisi tidak diperbolehkan menjawab ponsel mereka ketika keluarga mereka menelepon.

Pukul 3:50 sore Barulah Fu Tao, direktur Kantor Keamanan Domestik, menunjukkan identitas dirinya. Petugas lain mengirimkan surat geledah setelah pukul 5 sore.

Selama penggerebekan, polisi terus bertanya di mana komputer dan printer kepunyaan pasangan ini, berpikir bahwa praktisi menggunakan tempat tersebut untuk mencetak materi informasi tentang Falun Gong. Seluruh penggerebekan ini direkam oleh polisi.

Polisi merampas beberapa buku-buku Falun Gong, foto pencipta Falun Gong, ponsel, beberapa brosur tentang Falun Gong, juga 4,00o yuan uang kertas dengan informasi tentang Falun Gong tertulis di atasnya (karena sensor informasi ketat di Tiongkok, praktisi menggunakan cara kreatif untuk meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan, termasuk mencetak pesan di atas uang kertas).

Seorang tamu dari pasangan ini, Chen Quiju [Perempuan], 53, ponsel dan 100 yuan uang kertas dengan informasi Falun Gong miliknya dirampas.

Enam praktisi lain ditangkap termasuk Luo Youfu [Laki-laki], 82, Liang Zhenlin [Perempuan], 80, Gou Surong [Perempuan], 77, Zhang Jinxiu [Perempuan], 76, Yang Qiongying [Perempuan], 67, dan Liu Xianbi [Perempuan], 63.

Setelah semalaman di interogasi, praktisi dibebaskan sekitar pukul 2:40 pagi. Polisi mengancam Yang dan Xu bahwa mereka akan kembali dan memeriksa mereka di hari berikutnya.

Polisi memasang garis polisi di pintu rumah pasangan ini, tidak memperbolehkan mereka keluar rumah. Untuk menghindari penganiayaan lebih lanjut, mereka dipaksa pindah jauh dari rumah.

Wanita Guangdong Berusia 88 tahun Dilecehkan

Antara tanggal 2 Maret hingga 5 Maret 2021, Xu Yaqiu, direktur komite perumahan lokal, pergi ke rumah Ding Jiaxi berusia 88 tahun di Kota Maoming, Provinsi Guangdong dan berusaha mengumpulkan informasi pribadi tentangnya dari tetangga-tetangganya. Beberapa orang ditanya apakah mereka melihat Ding pergi dengan membawa sebuah tas atau jika anak-anaknya datang untuk mengunjunginya.

Tetangga Ding memberi tahu Xu bahwa Ding mempunyai tiga orang anak, yang semuanya tinggal di kota yang sama dengannya. Takut terlibat penganiayaan, kedua anaknya yang lebih tua hanya mengunjunginya pada saat hari libur besar, tapi putrinya yang bungsu sering datang mengunjunginya.

Banyak tetangga yang bersaksi bahwa Ding adalah orang yang sangat baik dan sering membersihkan lorong gedung apartemen, meskipun usianya sudah lanjut.

Pada bulan November 2020, Putri bungsu Ding, Tao Yonghong, mengajukan tuntutan hukum terhadap pelecehan yang sedang berlangsung terhadap ibunya. Alih-alih melihat keluhannya ditangani, ia dan Ding malah melihat dua kamera pengawas baru di pintu masuk depan gedung apartemen Ding.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

226 Falun Gong Practitioners Targeted for Their Faith in February 2021

1,216 Falun Gong Practitioners Reported Arrested and Harassed in January 2021

15,235 Falun Gong Practitioners Targeted for Their Faith in 2020