(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa di Jerman mengadakan hari informasi di Duisburg pada tanggal 12 Juni 2021. Mereka memperkenalkan Falun Dafa kepada publik, memperagakan latihan, menampilkan pertunjukan genderang pinggang tradisional dan mengumpulkan tanda tangan petisi untuk mengecam penganiayaan yang sedang berlangsung di Tiongkok. Acara diadakan di pusat kota yang ramai, dan banyak orang berhenti untuk menyaksikan peragaan latihan dan pertunjukan genderang pinggang. Beberapa mempelajari latihan di tempat dan yang lainnya menandatangani petisi yang meminta para pejabat untuk membantu mengakhiri penganiayaan selama puluhan tahun di Tiongkok.

Praktisi memperagakan latihan Falun Dafa.

Penampilan genderang pinggang

Terletak di pertemuan sungai Rhine dan Ruhr di Jerman barat, Duisburg adalah salah satu pelabuhan pedalaman terbesar di Eropa. Dengan penurunan kasus infeksi virus corona, sebagian besar toko dan restoran telah dibuka kembali dan melanjutkan jam kerja normal.

Praktisi berbicara dengan orang yang lewat tentang Falun Dafa.

Di antara peragaan latihan, praktisi menjelaskan kepada orang yang lewat melalui pengeras suara tentang manfaat jiwa dan raga dari berlatih Falun Dafa. Mereka menjelaskan bahwa latihan ini berfokus pada menjadi orang yang lebih baik dengan mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar. Mereka juga memberitahu orang-orang bagaimana Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah menganiaya latihan spiritual sejak bulan Juli 1999.

Orang-orang menandatangani petisi untuk mengecam penganiayaan.

Terkejut oleh penganiayaan yang diderita praktisi karena keyakinan mereka, terutama pengambilan organ secara paksa, banyak orang menandatangani petisi yang mendesak para pejabat untuk menghentikan kebrutalan di Tiongkok.

Penduduk local, Merve mengatakan dia melihat praktisi Falun Dafa dua tahun sebelumnya di sebuah acara dan menandatangani petisi. Sejak itu dia mencari lebih banyak informasi online tentang Falun Dafa dan juga membaca Zhuan Falun, ajaran utama dari latihan tersebut.

Merve ditemani oleh saudara perempuan dan dua keponakannya. Mereka disana selama dua jam, dan keponakannya mengikuti praktisi dan mempelajari latihan sepanjang waktu. Dia dan saudara perempuannya mendorong kedua gadis muda itu untuk menyelesaikan lima perangkat latihan.

Merve dan dua keponakannya

Alisha adalah mahasiswi jurusan seni pertunjukan. Setelah mengetahui tentang penindasan di Tiongkok, dia segera menandatangani petisi yang menyerukan untuk mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia. Dia juga meminta beberapa teman untuk menandatangani petisi.

Alisha menandatangani petisi untuk mengecam penganiayaan.

Ketika seorang praktisi memberikan beberapa informasi tentang Falun Dafa kepada pasangan muda, pria itu mengatakan bahwa dia pernah mendengar tentang penganiayaan. Dia juga menjelaskan apa yang terjadi pada pacarnya. Ketika praktisi bertanya apakah mereka akan membantu dengan menandatangani petisi, keduanya menjawab secara bersamaan, “Tentu!”

Seorang perawat yang lewat mengatakan bahwa dia menikmati latihan Falun Dafa yang damai. Dia menambahkan, “Ini yang kita butuhkan.” Setelah menjelaskan tekanan dan konflik yang dia temui di tempat kerja, dia mengatakan bahwa masyarakat membutuhkan kedamaian. Dia juga meminta rincian tentang tempat latihan kelompok terdekat dan mengatakan dia akan melanjutkan nanti.