(Minghui.org) 90 Kasus praktisi Falun Gong yang dihukum karena keyakinan mereka dilaporkan pada April 2021, termasuk 12 kasus yang terjadi pada tahun 2020, dua kasus pada Januari 2021, dua kasus pada Februari 2021, 25 kasus pada Maret 2021, dan 49 kasus pada April 2021.
Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan spiritual yang berpedoman pada prinsip Sejati-Baik-Sabar. Sejak rezim komunis Tiongkok mulai menganiaya Falun Dafa pada Juli 1999, banyak praktisi telah ditangkap, dipenjara, disiksa, dikirim ke kamp kerja paksa, dan bahkan organ mereka dirampas untuk diperdagangkan di industri transplantasi organ.
Para praktisi yang dilaporkan dijatuhi hukuman pada April 2021 berasal dari 40 kota di 19 provinsi dan sejumlah kotamadya yang dikendalikan oleh pusat. Liaoning (14), Heilongjiang (10) dan Sichuan (10) melaporkan belasan kasus, dan wilayah yang tersisa memiliki kasus perorangan.
Masa hukuman praktisi berkisar dari tujuh bulan sampai sembilan tahun, dengan rata-rata 3,24 tahun. Ada dua praktisi yang masa hukumannya tidak diketahui.
90 praktisi yang divonis berusia antara 33 sampai 81 tahun, dengan 20 orang berusia 65 tahun atau lebih. Beberapa praktisi yang dihukum adalah para profesional, seperti dokter, pakar pendidikan, jurnalis, insinyur, dan guru. 41 Praktisi diperintahkan oleh pengadilan untuk membayar denda mulai dari 1.000 - 30.000 yuan, dengan total 345.000 yuan, rata-rata 8.414 yuan per orang.
Di bawah ini adalah ringkasan kasus yang dilaporkan pada April 2021. Daftar lengkap praktisi yang dihukum dapat diunduh di link bahasa Mandarin.
Berulang Kali Dihukum karena Memegang Teguh Keyakinan
Setelah Menghabiskan Sepuluh Tahun di Penjara, Pria Beijing Dihukum Lagi Sembilan Tahun
Setelah menghabiskan 10 tahun dalam penjara yang mengerikan, seorang warga Beijing berusia 50 tahun dijatuhi lagi hukuman sembilan tahun karena keyakinannya pada Falun Gong.
Shi Shaoping
Shi Shaoping, seorang dengan gelar pascasarjana dari Institut Fotokimia dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, ditangkap di rumahnya di Beijing pada 18 November 2019. Polisi mengancam keluarganya dan menolak memberikan kabar terbaru tentang kasusnya.
Baru pada April 2021 adik laki-lakinya menerima pemberitahuan bahwa Shi telah dijatuhi hukuman sembilan tahun. Dia akan menjalani hukuman di Penjara No. 2 Beijing, yang telah banyak digunakan untuk menahan terpidana mati atau yang dijatuhi hukuman seumur hidup, serta praktisi Falun Gong.
Sebelum hukuman terakhirnya, Shi ditangkap pada tahun 2001 dan dijatuhi hukuman sepuluh tahun. Para penjaga di Penjara Qianjin di Beijing memilih tahanan yang kejam untuk memantau dan menyiksanya, untuk memaksanya melepaskan Falun Gong.
Para narapidana sering memukuli dan memaki Shi. Mereka juga membatasi penggunaan kamar kecilnya selama sebulan penuh, selama masa itu dia tidak bisa buang air besar.
Para narapidana juga membuka jendela selama musim dingin agar dia terkena angin yang membekukan, ketika dia hanya memiliki selapis tipis pakaian. Dia menggigil dan giginya bergemeletuk karena kedinginan.
Para narapidana sering melarang Shi tidur dan memaksanya duduk di bangku kecil tanpa diizinkan bergerak selama hampir 20 jam setiap hari, selama bertahun-tahun.
Otot-otot di kakinya menjadi lumpuh akibat dipaksa duduk dalam jangka waktu lama. Kurang tidur dan tekanan mental yang luar biasa juga memengaruhi kesehatannya.
Pernah Dipenjara Selama Lima Tahun, Seorang Insinyur Kembali Dijatuhi Hukuman
Pada 22 dan 23 September 2020, lebih dari 30 praktisi Falun Gong di Kota Harbin, Provinsi Heilongjiang, ditangkap, termasuk Liu Bobin.
Setelah menghabiskan lebih dari enam bulan di tahanan, Liu dijatuhi hukuman enam tahun dengan denda 20.000 yuan oleh Pengadilan Distrik Daoli pada 8 April 2021.
Liu Bobin
Liu, 57 tahun, seorang insinyur senior di Pabrik Alat Pengukur Harbin milik-negara. Dia mendapat nilai tertinggi sewaktu di SMP dan SMA dan diterima di Universitas Hunan pada tahun 1983. Karena stres yang berkepanjangan akibat belajar, dia menderita neurasthenia parah, neurosis, dan sakit kepala setiap hari.
Tidak mampu memiliki anak, Liu mencoba sejumlah pengobatan Barat dan Tiongkok dan menjalani semua jenis prosedur. Tapi tidak ada yang berhasil. Dia didiagnosis menderita infertilitas bawaan, serta mengalami konflik keluarga.
Dia diperkenalkan dengan Falun Gong pada April 1995 oleh teman sekelasnya. Setelah mulai berlatih, penyakitnya segera sembuh dan dia mendapatkan kembali energinya. Dia hamil pada Mei 1999, empat tahun setelah berlatih Falun Gong.
Setelah Partai Komunis Tiongkok mulai menganiaya Falun Gong pada Juli 1999, Liu tiba-tiba tidak diakui oleh orang-orang yang dia kenal, meskipun mereka telah menyaksikan bagaimana dia mendapat manfaat dari latihan tersebut. Di bawah pemerintahan otoriter rezim komunis, tidak ada yang diizinkan melakukan apa pun yang dilarang oleh Partai. Anggota keluarganya dan rekan-rekannya mencoba memaksanya untuk berhenti berlatih Falun Gong. Tekanan di tempat kerja dan di rumah hampir mencekiknya.
Liu memutuskan untuk memberi tahu pemerintah mengenai pengalamannya sendiri dan bahwa Falun Gong menawarkan manfaat dan tidak membahayakan. Sambil mengandung anak, dia naik kereta api ke Beijing sendirian, hanya untuk ditangkap tak lama setelah dia tiba di Beijing.
Setelah dia dibawa kembali ke Harbin, ayahnya, yang telah mengalami berbagai gerakan politik PKT, berlinang air mata ketika memintanya untuk melepaskan Falun Gong. Suaminya juga mengancamnya dengan cerai atau bunuh diri. Dia memilih untuk menegakkan kebenaran dan keyakinannya.
Sebulan setelah putranya lahir, Liu dipecat dari pekerjaannya pada 10 April 2000. Dia mendekati berbagai instansi pemerintah untuk mencari keadilan, tetapi tidak berhasil.
Liu diawasi dan diganggu setelah itu. Dia ditangkap lagi pada 25 Oktober 2009 dan kemudian dijatuhi hukuman lima tahun.
Ketika dia dibebaskan dari penjara pada Januari 2014, suaminya tidak tahan pada tekanan dan menceraikannya. Putranya juga meninggalkan Liu dan pergi ke luar negeri bersama mantan suaminya. Dia dilarang meninggalkan negara itu untuk melihat putranya.
Karena dia menolak untuk bekerja sama dengan polisi dalam kampanye penganiayaan pada tahun 2017, polisi menolak mengeluarkan dokumen penting yang dibutuhkan putranya untuk mengajukan izin tinggal permanen di luar negeri.
Profesional yang Menjadi Sasaran Penganiayaan
Mantan Wakil Direktur Biro Pendidikan dan Istrinya Dihukum karena Keyakinan Mereka
Tang Haihai, mantan wakil direktur biro pendidikan di Kota Shenzhen, Provinsi Guangdong, ditangkap pada Maret 2020 bersama istrinya, Sun Xuexin, tak lama setelah mereka kembali dari mengunjungi seorang anggota keluarga di AS.
Pasangan itu ditahan di Pusat Penahanan Distrik Nanshan. Dikonfirmasi pada April 2021 bahwa Tang telah dijatuhi hukuman satu tahun dua bulan dan Sun tiga tahun.
Tang dulunya bekerja di Sekolah Menengah Atas Shenzhen, sebuah sekolah terkemuka di Provinsi Guangdong. Karena prestasi akademik siswa yang luar biasa di bawah kepemimpinannya, ia dipromosikan menjadi wakil direktur Biro Pendidikan Kota Shenzhen pada tahun 2003.
Segera setelah pihak berwenang mengetahui dia berlatih Falun Gong, dia dicopot dari jabatannya, namun diangkat sebagai asisten dekan di Institut Komunikasi Shenzhen. Dalam beberapa tahun, nilai siswa dalam ujian masuk perguruan tinggi turun ke peringkat terakhir di antara semua kota di provinsi tersebut, dan biro pendidikan mempekerjakan Tang kembali untuk membantu siswa. Setelah Tang pensiun, dia sering memberikan seminar gratis ke sekolah-sekolah di Shenzhen tentang bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan.
Mantan Jurnalis Dihukum Tiga Tahun karena Meningkatkan Kesadaran tentang Penganiayaan terhadap Keyakinannya
Setelah dua tahun ditahan di rumah, Ning Hong, mantan jurnalis di Kota Chengdu, Provinsi Sichuan, dijatuhi hukuman tiga tahun penjara di rumah karena keyakinannya pada Falun Gong.
Ning, seorang mantan reporter berusia 61 tahun dari Stasiun Radio Rakyat Provinsi Sichuan, ditangkap pada 15 Agustus 2019, setelah dilaporkan memberitahu orang-orang tentang Falun Gong.
Polisi awalnya memberikan penahanan 15 hari padanya. Tetapi setelah pusat penahanan lokal menolak pengakuannya karena tekanan darahnya yang tinggi, polisi membebaskannya dan menjadikannya tahanan rumah.
Sejak itu, polisi, komite perumahan dan staf manajemen properti terus mengganggunya, dengan setidaknya lima orang dan terkadang 12 orang setiap kalinya. Buku-buku Falun Gong miliknya juga disita, dan petugas mengambil fotonya. Pihak berwenang kemudian memaksa pemiliknya untuk menghentikan sewa dan mengusirnya.
Pada 26 Maret 2021, hakim dan anggota staf langsung pergi ke rumah Ning dan mengadilinya. Dia dijatuhi hukuman tiga tahun dan denda 5.000 yuan.
Sebelum babak penganiayaan terakhir ini, Ning ditangkap pada 27 Agustus 2006 karena menyebarkan materi informasi tentang Falun Gong. Saat dia ditahan di Pusat Penahanan Kabupaten Pi, stasiun radio menangguhkan gajinya. Pengadilan Distrik Wuhou menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara pada 12 Februari 2007, dan dia dibawa ke Penjara Yangmahe pada 26 Juni.
Pensiunan Dokter Dihukum Sembilan Tahun karena Mengirim Surat Tentang Keyakinannya
Wang Jianmin, 65 tahun, seorang pensiunan dokter di Kota Laiyang, Provinsi Shandong, dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara pada 26 Maret 2021 karena keyakinannya pada Falun Gong.
Wang ditangkap pada 4 September 2020, saat menyimpan surat berisi informasi tentang penganiayaan ke dalam kotak surat di Perusahaan Laiyang Unicom. Polisi mengikutinya pagi itu dalam upaya untuk menangkapnya.
Polisi menggeledah rumahnya pada malam hari ketika tidak ada orang di sekitarnya. Tiga komputer, tujuh printer, sejumlah besar uang kertas yang berisi informasi tentang Falun Gong, dan bahkan minyak kacang dan anggurnya disita. (Karena sensor informasi yang ketat di Tiongkok, banyak praktisi Falun Gong menggunakan cara-cara kreatif untuk meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan, termasuk mencetak pesan pada uang kertas dan mengirimkan surat kepada publik.)
Setelah polisi selesai memuat mobil polisi dengan barang-barang yang disita, mereka mematikan listrik rumah Wang dan pergi, bahkan tanpa menutup pintu. Hanya ketika seorang kerabat mengunjunginya malam itu, barulah mereka mengetahui tentang penangkapannya.
Wang dibawa ke Pusat Penahanan Kota Yantai dan dimasukkan ke dalam tahanan kriminal pada 5 September. Penangkapannya disetujui pada 12 Oktober 2020.
Pengadilan Menengah Kota Yantai menjatuhkan hukuman sembilan tahun dengan denda 20.000 yuan pada 26 Maret 2021.
Setelah menjalani hukuman kamp kerja paksa dengan putrinya, mantan akuntan dihukum lagi karena keyakinan mereka yang sama
Yan Baoping sedang membuat materi informasi tentang Falun Gong di sebuah apartemen sewaan pada 10 Juli 2020, ketika sekelompok petugas masuk dan menangkapnya. Setelah hampir sepuluh bulan ditahan, dia baru-baru ini dijatuhi hukuman empat tahun dan denda 20.000 yuan.
Ini merupakan ketiga kalinya Yan, mantan pegawai di Institut Teknik dan Teknologi Elektromekanis Panzhihua di Provinsi Sichuan, dipenjara karena berlatih Falun Gong.
Sebelum belajar Falun Gong pada tahun 1996, Yan Baoping menderita banyak penyakit, mulai dari sakit kepala intensif hingga nyeri di persendian tangan yang membuatnya tetap terjaga di malam hari. Dia juga mengalami nyeri di betisnya sebelum didiagnosis menderita hepatitis dan detak jantung tidak teratur. Semua gejalanya lenyap tidak lama setelah dia mulai berlatih Falun Gong.
Dipenuhi rasa terima kasih pada Falun Gong, dia mendedikasikan waktunya untuk mengatur praktisi lokal untuk melakukan latihan Falun Gong bersama pada akhir pekan. Semakin lama semakin banyak penduduk lokal yang bergabung dengan mereka.
Karena memegang teguh keyakinannya setelah penganiayaan dimulai pada tahun 1999, Yan dipecat oleh tempat kerjanya dan dihukum dua kali hukuman kamp kerja paksa selama hampir empat tahun. Orangtuanya meninggal dalam jarak enam bulan, masing-masing pada bulan Desember 2006 dan Juni 2007. Putri satu-satunya, Yan Hong, dihukum satu tahun kerja paksa pada tahun 2002 ketika dia berusia 20 tahun. Baik ibu dan putrinya menjalani waktu bersama di kamp kerja paksa yang sama.
Contoh Tuntutan yang Memalsukan Bukti atau Gagal Membuktikan Kesalahan Tergugat
Setelah Dipenjara selama Delapan Tahun, Wanita Ningxia Mendapat Empat Tahun Lagi karena Keyakinannya
Shan Jining, 54 tahun, Kota Yinchuan, warga Provinsi Ningxia, ditangkap pada 22 Agustus 2020. Dia menjadi sasaran karena menyebarkan informasi tentang bagaimana rezim komunis menutupi pandemi virus corona dengan menggunakan taktik yang mirip digunakan dalam penganiayaan terhadap Falun Gong. Polisi menyerahkan kasusnya ke Kejaksaan Distrik Xixia pada 28 September. Jaksa menuntutnya pada 11 Desember dan meneruskan kasusnya ke Pengadilan Distrik Xixia.
Shan diadili melalui konferensi video pada 7 Januari 2021. Dia telah meminta sidang tatap muka, yang didukung pengacaranya karena hukum mengharuskan pengadilan untuk meminta persetujuan terdakwa mengenai format persidangannya. Hakim Wang Xiaojia menolaknya.
Jaksa Ren Wei mendakwa Shan dengan "melanggar Pasal 300 Hukum Pidana," yang menetapkan bahwa mereka yang menggunakan “kultus” untuk melemahkan penegakan hukum harus dituntut semaksimal mungkin.
Pengacara Shan membantah tuduhan tidak berdasar, mengutip fakta bahwa Kongres Rakyat (badan legislatif Tiongkok) tidak pernah membuat undang-undang yang menganggap Falun Gong sebagai "kultus." Namun, mantan diktator Tiongkok Jiang Zemin mengarahkan Mahkamah Agung Rakyat dan Kejaksaan Agung untuk mengeluarkan interpretasi hukum atas Pasal 300 pada November 1999, yang mengharuskan siapa pun yang berlatih atau mempromosikan Falun Gong dituntut semaksimal mungkin.
Penafsiran undang-undang baru yang menggantikan versi 1999 mulai berlaku pada 1 Februari 2017. Penafsiran baru tidak menyebutkan tentang Falun Gong dan menekankan bahwa dakwaan apa pun terhadap siapa pun yang terlibat organisasi kultus harus didasarkan pada dasar hukum yang kuat. Karena tidak ada hukum di Tiongkok yang menyebut Falun Gong sebagai kultus, dakwaan terhadap Shan tidak memiliki dasar hukum.
Pengacara bertanya kepada Shan apakah dia telah bergabung dengan organisasi seperti yang dituduhkan dalam surat dakwaan. Dia menjawab bahwa Falun Gong tidak memerlukan keanggotaan atau pendaftaran dan siapa pun bebas untuk datang dan pergi. Dia berkata bahwa dia membagikan materi informasi Falun Gong murni karena keyakinannya pada Falun Gong, bukan karena ada organisasi Falun Gong yang mengarahkannya untuk melakukannya.
Jaksa Ren menyatakan bahwa distribusi dan kepemilikan materi Falun Gong oleh Shan telah merusak penegakan hukum. Pengacaranya mengatakan satu-satunya bukti penuntutan yang ditampilkan dalam konferensi video — gambar yang menunjukkan sampul majalah bertuliskan "Edisi Khusus tentang Pandemi" —tidak membuktikan kliennya telah merusak penegakan hukum. Dia menambahkan bahwa gambar itu sendiri tidak dapat membuktikan bahwa majalah itu sama dengan yang didistribusikan oleh Shan.
Pengacara juga menunjukkan bahwa jaksa Wei telah gagal dalam menentukan hukum mana yang diduga telah dirusak oleh Shan atau kerugian apa yang telah dia timbulkan.
Shan juga bersaksi untuk pembelaannya sendiri. Dia berkata bahwa dia berlatih Falun Gong untuk menjadi orang yang lebih baik dan meningkatkan kesehatannya. Dia prihatin bahwa orang-orang yang ditipu oleh rezim komunis dan karenanya tidak dapat membuat keputusan yang baik untuk melindungi diri mereka sendiri selama pandemi, jadi dia merasa harus mengatakan yang sebenarnya kepada orang-orang, meskipun dia membahayakan dirinya sendiri. Dia mengatakan dia tidak merugikan individu atau masyarakat pada umumnya, apalagi merusak penegakan hukum apa pun, dengan membagikan infomasi.
Jaksa Ren mengutip bagian dari interpretasi hukum pengadilan tinggi bahwa siapa pun yang bersalah atas pelanggaran masa lalu dan yang saat ini terlibat dalam kegiatan kultus dianggap telah merusak penegakan hukum. Dia menuduh Shan sebagai pelaku berulang. Sebelum penangkapan terakhir Shan, dia dipenjara total 8 tahun karena keyakinannya: Dia dijatuhi hukuman dua tahun kerja paksa pada tahun 2000 dan tiga tahun kerja paksa pada tahun 2004, dijatuhi hukuman tiga tahun penjara untuk menjalani hukuman. lima tahun masa percobaan pada tahun 2010, dan dijatuhi hukuman penjara lagi selama tiga tahun pada tahun 2016.
Pengacara Shan sekali lagi membantah tuduhan jaksa yang tidak berdasar. Dia berpendapat bahwa penahanan kliennya di masa lalu adalah pelanggaran hukum karena dia tidak melanggar hukum apa pun dengan mempraktikkan keyakinannya. Selain itu, dia tidak terlibat dalam aktivitas ilegal apa pun hanya dengan mendistribusikan materi informasi sebelum penangkapan terakhirnya.
Shan mendesak hakim dan jaksa penuntut untuk mengikuti hati nurani mereka dan bukan kebijakan penganiayaan. Hakim sering memotong pembicaraannya.
Shan dijatuhi hukuman penjara empat tahun plus denda 20.000 yuan pada 25 Februari 2021.
Dua Wanita Dihukum Lima Tahun Karena Bukti Palsu
Wang Cuiying, 58 tahun, pensiunan pegawai pemerintah di Kota Heze, Provinsi Shandong, ditangkap pada 7 Maret 2019, saat membagikan materi informasi tentang Falun Gong. Praktisi lain, Zhao Aizhen, ditangkap pada malam yang sama. Meski tidak saling kenal, polisi menggabungkan kasus mereka dan menyerahkannya bersama ke kejaksaan.
Kedua praktisi tersebut diadili oleh Pengadilan Kabupaten Juancheng pada 15 Januari 2020. Jaksa penuntut mendaftarkan lebih dari 1.200 bukti yang memberatkan mereka, tetapi hanya menunjukkan beberapa foto buram dari "bukti", tanpa menunjukkan barang yang sebenarnya.
Sebelum sidang, polisi memanggil keluarga praktisi untuk diinterogasi dan menipu mereka agar menandatangani catatan interogasi tanpa mengizinkan mereka untuk melihat apa yang tertulis di sana. Anggota keluarga kemudian mengetahui bahwa catatan interogasi tidak sesuai dengan yang mereka katakan kepada polisi, melainkan konten palsu yang memberatkan orang yang mereka cintai.
Pengadilan menjadwalkan sidang kedua pada 5 Februari 2021. Tetapi satu hari sebelum sidang, pengadilan memberitahu keluarga praktisi bahwa persidangan dibatalkan karena kerusakan peralatan konferensi video.
Keluarga praktisi terus menelepon untuk menanyakan tanggal sidang yang baru. Menjelang dua hari sebelum sidang kedua pada 12 Maret, hakim ketua, Fan Hong, memberi tahu mereka tentang hal itu. Saat ditanya mengapa dia tidak memberi tahu keluarga sebelumnya, Fan menjawab bahwa mereka tidak memiliki kewajiban untuk melakukannya.
Jaksa penuntut memberikan lebih dari 1.000 bukti, termasuk buku-buku Falun Gong dan materi informasi, selama sidang 12 Maret. Dia mengklaim bahwa materi tersebut diproduksi oleh Zhao atas permintaan Wang. Dia mengatakan dia memiliki pengakuan Zhao untuk mendukung tuduhan tersebut, tetapi Zhao menyangkal pernah membuat pengakuan seperti itu.
Dia bilang dia menderita presbiopia dan saat itu sangat gelap di ruang interogasi. Polisi tidak mengizinkannya membaca catatan interogasi dengan cermat sebelum memaksanya untuk menandatanganinya.
Wang menekankan bahwa dia tidak mengenal Zhao sebelum penangkapannya dan polisi serta jaksa bekerja sama untuk menjebak mereka.
Keluarga Wang menelepon pengadilan pada 28 Maret dan diberi tahu bahwa dia telah dijatuhi hukuman lima tahun dengan denda 20.000 yuan. Hakim Fan menolak untuk memberikan salinan putusannya atau rincian lainnya tetapi hanya mengungkapkan bahwa putusan tersebut dikeluarkan pada tanggal 18 Maret. Wang telah mengajukan banding ke Pengadilan Menengah Kota Heze.
Hakim juga menghukum Zhao empat setengah tahun dengan denda 15.000 yuan pada 18 Maret.
Pengacara Praktisi Falun Gong Tidak Diizinkan Menyebut Falun Gong Selama Persidangan karena Keyakinan Mereka
Xie Wanmeng, seorang warga Kota Shenzhen, Provinsi Guangdong, ditangkap di apartemennya pada 28 Mei 2019. Kedua tamunya, Wu Rui (juga warga Shenzhen) dan Li Ruihua (warga Beijing), juga ditangkap. Polisi menggeledah tempat itu dan menyita uang tunai 10.000 yuan milik Xie dan barang-barang pribadi lainnya.
Xie menjadi sasaran karena dia telah direkam di kamera pengintai yang memasang informasi tentang Falun Gong. Polisi melacak tempat tinggalnya melalui pantauan terhadapnya.
Ketiga praktisi muncul di Pengadilan Yantian pada 29 Oktober 2020. Setiap kali praktisi dan pengacara mereka mengangkat topik tentang Falun Gong, termasuk kurangnya dasar hukum untuk penganiayaan, hakim Duan Hui menghentikan mereka.
Pengacara Xie mengatakan bahwa Konstitusi Tiongkok dan resolusi yang disahkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa melindungi kebebasan berkeyakinan mereka. Hakim Duan berkata kepadanya, “Anda tidak boleh berbicara tentang Konstitusi. Kasus ini tentang hukum pidana. Anda juga tidak dapat berbicara tentang resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kita berada di Tiongkok, dan kita hanya mengikuti hukum Tiongkok." Ketika pengacara Xie terus berbicara, hakim mengancam akan mengeluarkannya dari ruang sidang.
Hakim mengumumkan putusan mereka pada tanggal 1 April 2021. Xie dijatuhi hukuman 3,5 tahun dengan denda (jumlah tidak diketahui). Wu dan Li diberi dua tahun dan denda 3.000 yuan.
Pengacara Hunan Secara Diam-diam Dihukum
Meng Kai, seorang pengacara di Kota Changsha, Provinsi Hunan, ditangkap sekitar pukul 5 pagi pada 28 Oktober 2020, ketika dia sedang ke luar kota untuk sidang. Polisi membawanya pulang sekitar jam 4 sore dan menggeledah rumahnya.
Ketika keluarganya pergi ke kantor polisi setelah mengetahui tentang penangkapannya, seorang polisi berkata, "Berdasarkan sikapnya [tidak mengaku bersalah], kami akan memberinya sepuluh tahun."
Polisi mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Meng keesokan harinya dan memindahkannya ke Pusat Penahanan No. 1 Kota Changsha. Dalam lima bulan berikutnya, keluarganya menyewa dua pengacara untuk mengunjunginya, tetapi tidak ada yang diizinkan untuk menjenguknya di pusat penahanan.
Ketika keluarganya pergi ke pusat penahanan pada akhir Maret 2021 untuk memberikan deposit untuknya, sistem komputer menunjukkan bahwa dia sudah tidak di sana lagi.
Keluarganya kemudian pergi ke kantor polisi untuk menanyakan keberadaannya, tetapi semua petugas mengatakan mereka tidak tahu apa-apa tentang dia. Karena curiga dia akan dihukum, keluarganya pergi ke Penjara Changsha. Seorang penjaga berkata, "Kami tidak dapat memberi tahu anda apa pun tanpa persetujuan dari atasan kami."
Keluarganya kemudian bertanya apakah mereka bisa memberikan deposit untuknya dan mengiriminya beberapa pakaian. Kemudian penjaga itu menjawab, "Anda tidak perlu mengiriminya apa pun. Kami memiliki segalanya di sini. Setelah dia belajar [menjalani pencucian otak] di sini selama satu setengah bulan, anda akan diberi tahu di penjara mana dia akan ditugaskan. Pulang saja dan tunggu pemberitahuannya."
Sebelum hukuman penjara terakhirnya, pada tahun 2001 Meng dijatuhi hukuman tujuh tahun setelah dilaporkan karena mengangkut 2.000 brosur Falun Gong dari Changsha ke Kota Yueyang, di mana dia tinggal.
Meng pindah ke Changsha untuk mencari pekerjaan setelah dia dibebaskan, namun polisi terus mengganggu dia dan keluarganya.
Wanita Heilongjiang Dihukum Lebih Dari Enam Tahun Berdasarkan Bukti Palsu
Yao Shuxia, seorang penduduk Kota Hailin, Provinsi Heilongjiang, tiba-tiba hilang pada 29 Oktober 2020. Buku-buku Falun Gong di rumahnya juga hilang. Setelah bertanya-tanya, keluarganya mengkonfirmasi keesokan harinya bahwa Yao telah ditangkap setelah dilaporkan karena memasang stiker dengan informasi tentang Falun Gong.
Yao muncul di Pengadilan Kota Hailin pada 30 Maret 2021. Pengadilan menunggu sampai hari persidangan untuk memberi tahu keluarganya tentang hal itu. Dia tidak diwakili oleh pengacara.
Yao bersaksi selama persidangan bahwa setelah dia ditangkap, polisi membawanya ke tiang listrik, memaksanya untuk meletakkan tangannya di atasnya, dan kemudian mengambil fotonya. Mereka menyerahkan foto-foto itu sebagai bukti penuntutan, mengklaim bahwa foto-foto itu diambil saat Yao sedang memasang stiker.
Yao berkata, selain mementaskan foto-foto itu, polisi juga menemukan beberapa orang sebagai saksi “yang diduga melihatnya memasang stiker” dan mengambil foto-foto itu untuk menjebaknya.
Ketika putri Yao pergi ke pengadilan untuk menanyakan kasusnya pada 8 April, hakim ketua, Jiang Xinkun, mengatakan kepadanya bahwa dia telah menghukum Yao enam tahun tiga bulan.
Lansia Tidak Luput dari Penganiayaan
Wanita 81 tahun Diperintahkan untuk Melapor ke Pihak berwenang secara Teratur Saat Menjalani Hukuman di Luar Penjara
Hao Tingzhen, seorang penduduk Beijing berusia 81 tahun, ditangkap pada 13 Januari 2019, setelah polisi melihatnya memasang stiker dengan informasi tentang Falun Gong.
Setelah keesokan harinya Hao ditolak masuk oleh Pusat Penahanan Lugouqiao karena kesehatannya, polisi membebaskannya dengan jaminan selama setahun. Selama waktu itu, polisi dan anggota staf komite perumahan mengawasinya setiap hari dan sering mengganggunya.
Pada Mei 2019, Hao mengajukan permohonan ke komite perumahan untuk mundur dari Partai Komunis Tiongkok. Pihak berwenang menolak permintaannya dan memerintahkan dia untuk membayar iuran keanggotaan partainya.
Polisi melakukan upaya lain pada Oktober 2020 untuk menahan Hao, tetapi mengalah setelah dia gagal dalam pemeriksaan fisik lagi.
Pada November 2020, Hao dijatuhi hukuman satu tahun dan denda 1.000 yuan oleh Pengadilan Fengtai di Beijing. Hakim juga memutuskan bahwa dia akan dikeluarkan dari Partai Komunis Tiongkok.
Karena tekanan darah tingginya, Pusat Penahanan Lugouqiao menolaknya lagi.
Setelah pengadilan memerintahkan Hao untuk menjalani hukuman di luar penjara, juru sita membawanya ke biro kehakiman pada 17 Maret 2021, dan memasang aplikasi pelacakan di ponselnya. Dia diperintahkan untuk memindai teleponnya tiga kali sehari, menelepon mereka sekali sehari, dan melapor ke biro kehakiman sekali setiap bulan. Hao mengatakan dia tidak akan mematuhi dan menuntut pihak berwenang segera menghentikan penganiayaan dan membatalkan hukuman penjaranya.
Wanita 73 Tahun Dihukum Satu Tahun karena Meningkatkan Kesadaran tentang Penganiayaan terhadap Keyakinannya
Karena membagikan materi informasi tentang Falun Gong kepada seorang pejabat desa, seorang wanita berusia 73 tahun di Kota Shifang, Provinsi Sichuan dijatuhi hukuman satu tahun penjara.
Zhu Chaobing ditangkap pada 23 Maret 2020, setelah dilaporkan oleh sekretaris desa karena mencoba "mempromosikan" Falun Gong kepadanya.
Polisi menggeledah rumah Zhu dan menyita lebih dari 40 buku Falun Gong dan materi informasi. Dia dibebaskan setelah 15 hari penahanan. Polisi memasang kamera pengintai di luar pintu depan rumahnya dan mengatakan dia tidak diizinkan keluar sesuka hati.
Pada Oktober 2020, pihak berwenang menangguhkan uang pensiunnya tanpa memberikan penjelasan apa pun.
Polisi dan pejabat desa mengganggu Zhu pada 5 November 2020, dan memerintahkannya untuk melepaskan Falun Gong. Mereka mengancam putra dan menantu perempuan Zhu bahwa jika Zhu menolak untuk melepaskan Falun Gong, anak-anak mereka tidak akan diizinkan untuk kuliah atau mencari pekerjaan. Zhu menolak untuk mematuhi dan mencoba mengklarifikasi fakta tentang Falun Gong kepada para pejabat tersebut, tetapi mereka menolak mendengarkan.
Zhu dilaporkan lagi pada 10 November karena berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong. Polisi datang dengan dua mobil dan menyita tiga buku Falun Gong, dua kalender desktop dengan informasi tentang Falun Gong, dan materi lainnya. Mereka mengganggunya sekali lagi pada Desember 2020.
Pada 6 Januari 2021, Zhu diberitahu oleh Pengadilan Kota Shifang bahwa dia dibebaskan dengan jaminan selama satu tahun dan diizinkan menyewa pengacara.
Zhu disidangkan pada 16 April dan dijatuhi hukuman satu tahun. Dia dibawa kembali ke tahanan tepat setelah persidangan.
Kasus Hukuman Lainnya
Dibawa Pulang dengan Tandu, Wanita Beijing Dihukum Penjara Beberapa Hari Kemudian
Sepuluh hari setelah Wang Chaoying dibawa pulang dari tahanan dengan ambulans, pengadilan setempat mengirim orang ke rumahnya untuk mengumumkan bahwa penduduk Beijing berusia 67 tahun telah dijatuhi hukuman 2,5 tahun dan denda 5.000 yuan.
Wang dibawa pulang dari tahanan pada 20 April 2021
Di bawah arahan seorang polisi, tiga anggota staf Pengadilan Distrik Yanqing berdiri di halaman depan dan membaca putusan. Keluarga Wang keluar dan menanyai staf tersebut mengapa mereka masih menghukumnya ketika dia sudah kritis dan memiliki kesehatan yang buruk setelah enam bulan penahanan.
Staf pengadilan melemparkan putusan ke samping dan berlari kembali ke mobil polisi. Keluarga Wang menghubungi polisi dan bertanya kepadanya, "Dia sudah seperti ini akibat penyiksaan. Anda bahkan tidak melihatnya dan masih menghukumnya. Apakah anda hanya ingin dia mati [akibat dianiaya]?” Petugas polisi menjawab bahwa dia hanya mengikuti perintah dari atasannya, sebelum berlari kembali ke mobil.
Wang ditangkap di sebuah objek wisata pada 6 Oktober 2020, setelah dilaporkan karena menyebarkan materi informasi tentang Falun Gong, sebuah latihan spiritual yang mengalami penganiayaan oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.
Dia melakukan mogok makan untuk memprotes penganiayaan di Pusat Penahanan Changping dan dirawat di rumah sakit tiga kali.
Terlepas dari kondisinya, Wang masih disidangkan di pusat penahanan pada awal April 2021. Dia diborgol ke kursi dan harus bersandar di kursi tersebut untuk mendapat penyangga. Dia tetap diam selama persidangan.
Dengan kondisinya yang semakin memburuk, para penjaga membawanya kembali ke rumah sakit polisi. Dokter menolak untuk merawatnya dan mendesak hakim Zhang Wenbin untuk membebaskannya. Hakim baru menyetujui untuk membebaskannya pada 20 April.
Menurut keluarganya, beratnya sekitar 54 kg ketika dia ditangkap. Sekarang beratnya kurang dari 36 kg.
Belum dipastikan apakah hakim akan mengizinkannya menjalani hukuman di rumah atau memerintahkan polisi untuk menahannya kembali.
Tiga Wanita Heilongjiang Dihukum Penjara karena Meningkatkan Kesadaran tentang Penganiayaan Atas Keyakinan Mereka
Tiga warga Kota Jiamusi, Provinsi Heilongjiang, Xu Yanping, 60 tahun, Zuo Ying, 56 tahun, dan Li Suxian, 71 tahun, ditangkap pada 1 Juli 2020 setelah dilaporkan memasang informasi tentang Falun Gong di sebuah desa. Polisi menggeledah rumah mereka dan menyita buku-buku Falun Gong serta komputer mereka.
Polisi mengancam suami Xu: “Dia ditangkap pada 1 Juli, hari ulang tahun Partai Komunis Tiongkok. Juga hari penting bagi Partai Komunis untuk mengesahkan undang-undang keamanan di Hong Kong. Sekarang kami telah memasukkannya ke dalam tahanan kriminal, dan kami berencana memberinya hukuman penjara, setidaknya tiga tahun.”
Setelah menginterogasi praktisi di kantor polisi setempat, polisi membawa mereka ke Pusat Penahanan Kota Jiamusi. Li ditolak masuk karena tekanan darah tinggi dan dibebaskan dengan jaminan pada 2 Juli. Polisi menempatkannya di bawah tahanan rumah pada 7 Agustus.
Setelah tiga praktisi didakwa oleh Kejaksaan Distrik Xiangyang pada 12 November, keluarga Xu dan Li sendiri menyewa pengacara untuk mewakili mereka.
Pengadilan Distrik Xiangyang mengadakan sidang terhadap para praktisi pada 18 Maret 2021. Ketiganya mengaku tidak bersalah. Pengacara Xu dan Li juga membela bahwa mereka bertiga tidak bersalah.
Hakim Song Tao mengumumkan vonis di akhir persidangan. Li dijatuhi hukuman dua tahun tiga bulan. Sejak dia dibebaskan dengan jaminan, masa hukumannya dimulai pada 31 Maret 2021 dan berakhir pada 30 Juni 2023. Xu dan Zuo masing-masing diberi hukuman 22 bulan dan 20 bulan. Semuanya juga didenda masing-masing 5.000 yuan.
Wanita Liaoning 64 tahun dengan Kondisi Medis Dihukum Penjara
Pan Xueming, 64 tahun, Kota Dalian, penduduk Provinsi Liaoning, ditangkap di rumah selama penangkapan kelompok pada 10 Juli 2019. Polisi mengklaim bahwa penangkapan itu dilakukan untuk "menjaga stabilitas sosial" sebelum peringatan ke-70 pemerintahan rezim komunis Tiongkok. Setidaknya 34 praktisi lainnya ditangkap pada hari yang sama. Kebanyakan dari mereka telah dipantau oleh polisi sebelum ditangkap.
Pan ditahan di Pusat Penahanan Yaojia. Menyusul wabah pandemi pada awal 2020, pihak berwenang memblokir keluarganya untuk mengirim pakaian atau melakukan setoran tunai untuknya. Penahanan, kondisi hidup yang buruk dan interogasi polisi menyebabkan Pan menderita penyakit paru-paru dan batuk kronis.
Pengadilan Distrik Gaoxinyuan menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara pada April 2021. Setelah penjara menolak menerimanya karena kondisi medisnya, dia masih ditahan di Pusat Penahanan Yaojia pada saat artikel ini ditulis.
Guru Jilin Dipenjara Karena Keyakinannya, Putrinya Depresi Berat Overdosis Tak Sengaja
Dong Weixing, seorang guru di Kabupaten Yitong, Provinsi Jilin, ditangkap di tempat kerja pada 10 Oktober 2020. Polisi mengajukan tuntutan pidana setelah Dong menuntut Jiang Zemin pada 2015 dan tuntutan itu dijadikan barang bukti. (Jiang, mantan ketua Partai Komunis Tiongkok, memerintahkan penganiayaan terhadap Falun Gong pada 1999.)
Sebagai bagian dari kampanye penganiayaan "Sapu-bersih" yang bertujuan untuk memaksa setiap praktisi Falun Gong dalam daftar hitam pemerintah untuk melepaskan keyakinan mereka, pihak berwenang menemui Dong di pusat penahanan pada Desember 2020, berusaha menekannya agar ia menandatangani pernyataan yang telah disiapkan untuk mencela Falun Gong. Tapi Dong menolak kompromi.
Dong diadili di Pengadilan Kabupaten Yitong pada 19 Maret 2021. Hakim menjatuhkan hukuman 1,5 tahun pada awal April.
Penahanan terakhir Dong meninggalkan putrinya dalam situasi yang mengerikan. Tumbuh besar menyaksikan penangkapan berulang-ulang dan pelecehan terhadap ayahnya, putri Dong, Dong Ke, menderita depresi berat dan dirawat di rumah sakit beberapa kali. Kondisinya semakin parah setelah ibunya dipaksa menceraikan ayahnya karena tekanan sosial.
Wanita muda, berusia awal 20-an, berjuang untuk menjaga dirinya sendiri tanpa ayahnya. Pada Januari 2021, dia secara tidak sengaja memasukan dosis lebih obat penenang yang dia minum setiap hari dan mengalami koma selama beberapa hari. Giginya berubah hitam. Kini wanita muda itu menghadapi masa depan yang lebih menakutkan setelah ayahnya dijatuhi hukuman penjara.
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org