(Minghui.org) Seorang warga Kota Wuhan, Provinsi Hubei, dibebaskan dari penjara pada bulan April 2021 setelah menjalani hukuman dua tahun karena memberi tahu orang-orang tentang Falun Gong, sebuah latihan spiritual dan meditasi yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak tahun 1999.

Hukuman penjara terbaru Qian Youyun karena menegakkan keyakinannya pada Falun Gong yang didahului dengan hukuman penjara tiga tahun pada tahun 2000, hukuman satu setengah tahun di kamp kerja paksa pada tahun 2003, dan hukuman penjara empat tahun pada tahun 2004.

Qian berulang kali disiksa selama penahanannya. Dia diborgol dan digantung selama lebih dari sebulan, dimasukkan ke dalam sel isolasi selama lebih dari dua minggu, dipaksa berdiri untuk waktu yang lama, dilarang makan dan tidur, dan tidak diizinkan menggunakan toilet. Penyiksaan mental dan fisik membuatnya kurus kering dan kadang-kadang mengalami disorientasi mental.

Selain hukuman penjara, Qian ditahan di pusat penahanan, kamp kerja paksa, dan pusat pencucian otak, terkadang tidak lama setelah dibebaskan dari penjara. Berikut ini adalah beberapa penganiayaan yang dia alami.

Tahun 1999: Ditahan Selama 15 Hari karena Memohon Hak Berlatih Falun Gong di Beijing

Dengan dimulainya penganiayaan terhadap Falun Gong pada bulan Juli 1999, Qian pergi ke kantor pemerintah provinsi di Wuhan untuk membela Falun Gong. Polisi mengumpulkan informasi pribadinya dan sejak itu sering mengganggunya. Terkadang, mereka mengancam, “Jika anda terus berlatih Falun Gong, negara akan hancur,” dan “jika anda menentang pemerintah dan Partai Komunis, anda akan dihukum penjara.”

Qian dan beberapa praktisi di daerahnya pergi ke Beijing pada bulan Desember 1999 memohon hak untuk berlatih Falun Gong. Mereka dibawa kembali dan ditahan di Pusat Penahanan No.1 Wuhan. Dia dibebaskan 15 hari kemudian setelah membayar 300 yuan. Selama periode itu, dia dan praktisi wanita lainnya dipaksa berdiri di atas beton es dengan kaki telanjang dan hanya mengenakan pakaian tipis selama lebih dari satu jam.

Tahun 2000: Dihukum Tiga Tahun

Qian kembali pergi ke Beijing setelah Tahun Baru Imlek pada awal tahun 2000. Kali ini, dia dibawa kembali dan ditahan di Pusat Penahanan No. 1 Wuhan selama enam bulan. Polisi menghasut keluarga Qian untuk menekannya agar melepaskan Falun Gong. Secara khusus, suaminya mengancamnya dengan perceraian. Tapi, Qian teguh dalam keyakinannya. Akibatnya, dia dijatuhi hukuman tiga tahun.

Tahun 2000: Disiksa di Penjara dan Dibawa ke Pusat Pencucian Otak setelah Pulang ke Rumah

Saat dipenjara di Penjara Wanita Wuhan, Qian disiksa secara brutal karena menolak melepaskan keyakinannya. Para penjaga juga mengintensifkan gangguan untuk memajukan karir mereka sendiri. Dia diborgol dan digantung selama berminggu-minggu dan kemudian dipaksa berdiri berjam-jam setiap hari, terkadang dengan jendela terbuka saat cuaca sangat dingin. Kakinya bengkak parah. Wajahnya rusak dan tidak bisa dikenali. Dia sering mengalami disorientasi mental.

Demonstrasi penyiksaan: diborgol dan digantung.

Pada bulan April 2003, setelah kembali ke rumah, Qian dibawa ke Pusat Pencucian Otak Wulijie. Ketika dia mencoba untuk menolak dibawa ke dalam kendaraan polisi, polisi mencekiknya.

Saat berada di pusat pencucian otak, Qian menolak untuk “diubah” (dibuat untuk melepaskan keyakinannya). Dia dipaksa berdiri berjam-jam setiap hari selama setengah bulan. Suatu kali, sekelompok preman mengepungnya dan memukulinya. Seorang petugas polisi wanita khawatir jika Qian akan mati karena pemukulan dan meminta mereka untuk berhenti.

Qian melarikan diri dari pusat pencucian otak pada suatu malam ketika sebagian besar penjaga sedang pergi selama liburan. Dia berjalan sepanjang malam dan digigit anjing. Ketika dia tiba di rumah keesokan harinya, tubuhnya dipenuhi memar. Setelah mengepak beberapa pakaian dan kebutuhan sehari-hari, dia tinggal jauh dari rumah selama beberapa waktu untuk menghindari penganiayaan lebih lanjut.

Tahun 2003: Dijatuhi Hukuman Kamp Kerja Paksa 1,5 Tahun

Beberapa bulan kemudian, Qian ditangkap lagi pada bulan Desember 2003 saat dalam perjalanan mengunjungi ibunya. Polisi menangkapnya karena membagikan materi Falun Gong. Dia dibawa ke Kamp Kerja Paksa Hewan untuk menjalani hukuman 1,5 tahun.

Dia dikurung di sebuah ruangan tanpa perabotan dan dindingnya ditutupi dengan artikel yang memfitnah Falun Gong. Dia dipukuli, dicaci maki, dan tidak diizinkan menggunakan kamar kecil selama tiga hari. Melihat bahwa dia tidak tampak kelelahan setelah penyiksaan, para penjaga pertama-tama memborgolnya ke bingkai jendela dan kemudian menggantungnya di pergelangan tangannya untuk memaksanya menulis pernyataan jaminan untuk melepaskan keyakinannya.

Sementara dia menahan suhu rendah, penjaga mengganggunya secara verbal. Dia juga tidak dibebaskan untuk menggunakan kamar kecil dan dipaksa untuk buang air di celananya. Beberapa hari kemudian, tangan Qian berubah menjadi abu-abu dan dia pingsan. Diam-diam, seorang narapidana memberinya makanan tanpa sepengetahuan penjaga dan itu membuatnya tetap hidup.

Tahun 2005: Dibebaskan dari Penjara dan Dikirim ke Pusat Pencucian Otak Lagi

Setelah menjalani satu setengah tahun hukuman di kamp kerja paksa, Qian dibebaskan pada bulan Juli 2005. Tetapi karena dia menolak untuk melepaskan Falun Gong, Kantor 610 setempat langsung memindahkannya dari kamp kerja paksa ke Pusat Pencucian Otak Yangyuan.

Saat berada di pusat pencucian otak, dia diborgol ke rangka ranjang besi dan tidak diizinkan tidur. Meskipun cuaca di atas 100 ° F, dia dikurung di sebuah ruangan tanpa AC atau kipas angin. Pada malam hari, dia terkena gigitan nyamuk. Selama lebih dari sebulan, dia tidak diizinkan mandi atau menggunakan toilet. Untuk mencegahnya buang air besar, para penjaga membuatnya kelaparan. Karena dia tidak diizinkan menggunakan kamar kecil, dia terpaksa buang air kecil di celananya. Kedua kakinya membengkak dua kali ukuran normalnya. Dia kurus kering.

Qian dipindahkan ke pusat pencucian otak lain di Distrik Jiang'an Kota Wuhan. Meskipun dia menderita berbagai bentuk siksaan di sana, dia teguh dalam keyakinannya.

Tahun 2013: Ditangkap karena Menghadiri Sidang Pengadilan Praktisi Falun Gong Lainnya

Pada bulan September 2013, Qian pergi ke pengadilan untuk praktisi Falun Gong lainnya. Dia ditangkap dan dipukuli oleh polisi. Saat setengah sadar, dia mendengar seseorang berkata, “Itu dia, dia sudah hancur.” Setelah dia sadar, wajah dan mulutnya bengkak parah.

Polisi meninggalkannya di ruang bawah tanah dengan empat AC yang menyala penuh selama 90 jam untuk membekukannya. Kemudian, Qian dan praktisi lain dijatuhi hukuman 15 hari penahanan.

Qian dibawa ke Pusat Pencucian Otak Banqiao setelah 15 hari. Ketika dia menolak untuk bekerja sama dengan para penjaga, dia dipaksa berdiri berjam-jam setiap hari selama hampir dua bulan. Selama beberapa hari, mereka membuatnya kelaparan. Hanya ketika dia hampir pingsan, mereka akhirnya memberinya makanan.

Beberapa penjaga pria membawa Qian ke sebuah ruangan dan menampar wajahnya. Dia merasa pusing dan wajahnya menjadi mati rasa. Penjaga wanita lain menampar wajahnya dengan sepatu hampir dua puluh kali dengan mengatakan bahwa Qian bingung dan dia membantunya menjadi berpikiran jernih.

Ketika Qian menolak untuk menandatangani pernyataan yang telah mereka siapkan, mereka meraih tangannya dengan paksa dan menempelkan sidik jarinya pada pernyataan tersebut. Puas bahwa mereka telah memperoleh sidik jarinya, mereka membebaskan Qian. Mereka juga membual tentang bagaimana mereka mengasihani Qian dan membebaskannya dengan alasan kemanusiaan.

Tanpa tempat untuk membela Falun Gong, Qian mulai menulis “Falun Dafa baik” pada mata uang kertas. Ketika dia menyetor uang kertas tersebut pada bulan Agustus 2014, seorang karyawan bank melaporkannya ke polisi. Polisi mulai mengganggunya lagi.

Tahun 2015: Ditahan dan Dihukum 4 Tahun Penjara

Pada bulan September 2014, satu tim polisi tinggal di luar apartemen Qian dan menunggu untuk menangkapnya ketika dia keluar. Mencoba menghindari penangkapan lagi, Qian membuat tali dari sprei dan mencoba melarikan diri. Sayangnya, talinya putus dan dia jatuh dari lantai tiga. Meski rahimnya pecah dan dia mengalami pendarahan hebat, dia masih bisa melarikan diri.

Beberapa minggu kemudian, pada awal November, sekitar 30 petugas polisi mengepung gedung apartemen tempat dia tinggal. Mereka memaksa suami Qian untuk membuka pintu dan menangkapnya.

Qian dibawa ke Pusat Penahanan No. 1 Wuhan. Beberapa bulan kemudian ketika keluarganya mengunjunginya di pusat penahanan, Qian mengatakan kepada mereka bahwa dia harus mencuci pakaian untuk orang lain dengan imbalan beberapa kebutuhan sehari-hari. Dia mengatakan bahwa dia masih mengalami pendarahan vagina sepanjang waktu dan mencuci pakaian dengan tangan dengan air dingin membuat kondisinya semakin buruk.

Keluarganya mengatakan kepadanya bahwa mereka telah menyetor 800 yuan untuknya. Qian berkata, “Saya tidak diberi bahkan satu sen pun. Uang itu disimpan oleh pusat penahanan.”

Qian dijatuhi hukuman empat tahun. Bandingnya ditolak.

Tahun 2019: Ditangkap dan Dihukum 2 Tahun Penjara

Tak lama setelah dibebaskan dari penjara, Qian dan praktisi lain ditangkap saat berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong di Stadion Distrik Jiangxia pada tanggal 23 April 2019,. Mereka dibawa ke Pusat Penahanan Wanita No.1 Dongxihu. Kemudian, Qian dijatuhi hukuman dua tahun penjara dan dibebaskan pada bulan April 2021.

Latar Belakang

Qian lahir di Kota Wuhan pada tanggal 8 Juni 1965. Dia pernah menjadi pegawai Biro Gandum Distrik Jiangxia Kota Wuhan. Sebelum dia mulai berlatih Falun Gong, dia menderita asma dan beberapa penyakit lainnya. Dia juga seorang penjudi yang bermain mahjong sepanjang hari.

Qian diperkenalkan dengan Falun Gong pada tahun 1998. Dia sembuh dari penyakitnya dan meninggalkan banyak kebiasaan buruk setelah dia berlatih. Hubungannya dengan orang-orang menjadi lebih baik. Dia bahagia dan bersemangat setiap hari. Dia memuji Falun Gong karena mengubahnya menjadi orang yang baru.

Artikel Terkait dalam bahasa Inggris:

Two Hubei Residents Arrested Shortly After Prison Release, Facing Trial Again for Their Faith

Woman Arrested for Her Faith Months after Serving Four-Year Prison Term – Whereabouts Unknown