(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa di Chicago berkumpul di depan Konsulat Tiongkok untuk mengenang rekan praktisi yang telah meninggal akibat kebrutalan Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan untuk memprotes secara damai penganiayaan 22 tahun pada 10 Juli 2021.

Mereka melakukan latihan Falun Dafa, memasang spanduk dan di malam hari mereka mengadakan perayaan lilin. Mereka memberi tahu pejalan kaki tentang penganiayaan dan wajah sebenarnya dari PKT. Mereka meminta orang-orang untuk membantu menghentikan penganiayaan PKT.

Jiang Zemin, pemimpin PKT waktu itu, menginisiasikan penganiayaan pada 20 Juli 1999. Jutaan praktisi ditangkap, dihukum penjara, disiksa dan bahkan menjadi subyek pengambilan organ paksa. PKT terus melakukan penganiayaan tersebut hingga hari ini. Lebih banyak praktisi telah ditangkap, dipenjara, atau disiksa hingga tewas.

Meskipun kebrutalan ini masih terjadi, praktisi Falun Dafa memegang teguh keyakinan mereka pada Sejati-Baik-Sabar dan mengklarifikasi kebenaran kepada orang-orang. Usaha penuh damai mereka telah memenangkan dukungan dan kekaguman orang-orang dari seluruh dunia.

Dewan Perwakilan Rakyat Illinois mengeluarkan resolusi HR0029 untuk mengutuk penganiayaan PKT. Resolusi tersebut menyatakan, “20 Juli 2021 akan menandai 22 tahun sejak Partai Komunis Tiongkok (PKT) melancarkan kampanye sistematis dan brutal untuk ‘membasmi’ disiplin spiritual Falun Gong, sebuah latihan meditasi berdasarkan pada ajaran tradisional Buddha yang prinsip utamanya adalah sejati, baik, dan sabar.” “Kampanye massal PKT untuk memfitnah dan membasmi Falun Gong dan nilai-nilai utamanya, sejati, baik, dan sabar adalah juga penyerangan pada hati nurani kemanusiaan…”

Seorang praktisi membacakan resolusi HR0029 yang dikeluarkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Illinois.

Penyalaan Lilin

Gerimis menyelimuti Chicago ketika praktisi berkumpul di depan Konsulat Tiongkok untuk mengenang rekan praktisi yang dianiaya hingga tewas oleh PKT. Sinar lembut keemasan dari lilin mereka menerangi malam ketika praktisi dengan khidmat mengenang mereka yang telah meninggal akibat penganiayaan.

Praktisi menggelar penyalaan lilin dengan khidmat di depan Konsulat Tiongkok pada 10 Juli 2021.

Pejalan kaki berhenti untuk mempelajari tentang Falun Dafa dan mendengarkan pidato praktisi. Beberapa orang menerima selebaran, sedang yang lain menandatangani petisi mengecam penganiayaan. Beberapa pengendara yang lewat menurunkan kaca jendela mobil mereka dan meminta selebaran. Mereka berkata mereka berharap untuk mengetahui lebih banyak tentang latihan spiritual ini.

Nick memarkir mobilnya dan berbicara kepada praktisi. Ia berkata bahwa ia tahu tentang penganiayaan Falun Dafa dan perbuatan jahat ini harus dihentikan. Ia menandatangani petisi. Sebelum pergi, ia berkata, “Kita akan bertemu lagi.”

Jack berterima kasih kepada praktisi karena telah memberikan selebaran dan origami bunga lotus.

Setelah mendengarkan mengapa praktisi berada di sana, petugas polisi berterima kasih kepada mereka.

Mengungkap Penganiayaan PKT

Haiwen Yu mengingat bagaimana ia berulang kali dianiaya karena memegang teguh keyakinan spiritualnya, Falun Dafa.

Haiwen Yu ditahan dan dipenjara beberapa kali karena keteguhannya dalam berlatih Falun Dafa. Ia berkata, “Tanggal 20 Juli sudah dekat. Hari ini setiap tahun membuat hati saya terasa sedih untuk waktu yang lama. Saya secara pribadi mengalami penganiayaan yang berdarah dan kejam terhadap praktisi Falun Dafa, yang masih terjadi hingga sekarang.”

“Tahun 1996 saya baru berusia 20an, tapi saya menderita tuberkulosis (TBC) dan virus miokarditis (peradangan pada otot jantung). Trombosit darah saya rendah. Setelah saya berlatih Falun Dafa, penyakit saya hilang dengan cepat. Bahkan putra saya, yang lemah dan sakit-sakitan sejak lahir, menjadi sehat.

“Setelah penganiayaan dimulai, untuk berbicara bagi Falun Dafa, saya pergi ke Beijing untuk membuat petisi pada September 1999. Saya ditangkap dan ditahan di Beijing, dibawa ke pusat penahanan lokal dan ditahan selama satu bulan. Bulan Desember itu, saya pergi ke Beijing lagi untuk membuat petisi dan dicegat. Saya ditahan dan dipenjara di kamp kerja paksa.

“Di kamp kerja, saya tidak diperbolehkan menggunakan kamar kecil kecuali saya melepaskan Falun Dafa. Kami para praktisi dipaksa bekerja sekitar 20 jam per hari dan membuat berbagai macam bentuk burung dengan bulu. Penggunaan mata yang terus menerus di bawah penerangan yang kuat menyebabkan astigmatisme tekanan tinggi pada mata saya. Saya tidak bisa melihat dengan jelas.

“Petugas kamp kerja dengan paksa memberikan saya sebuah tablet putih kecil—semacam obat. Masalah pada mata saya tetap ada. Tetapi, akar gigi saya menjadi hitam dan rusak dalam waktu yang cukup singkat.

“Enam bulan kemudian, departemen kepolisian lokal dan kantor walikota memerintahkan beberapa petugas ke kamp kerja untuk menemukan beberapa perwakilan praktisi untuk kembali ke wilayah lokal. Petugas polisi tersebut berkata selama praktisi berpartisipasi dalam konferensi perubahan dan melepaskan keyakinan mereka, mereka bisa pulang ke rumah. Petugas mengisyaratkan bahwa jika tidak mau mengikuti, praktisi akan dikirim ke penjara.

“Saya dengan teguh menolak paksaan mereka. Selama enam bulan, saya tidak diperbolehkan berbicara kepada siapa pun. Empat orang mengawasi saya setiap hari. Saya dipaksa berbagi tempat tidur dengan seorang pasien kelainan jiwa. Saya dimarahi setiap hari dan diancam dengan tongkat listrik sepanjang satu meter. Ketika saya dibebaskan setahun kemudian, gigi depan saya dan beberapa geraham saya rusak. Saya hanya mempunyai beberapa gigi yang tersisa. Saya mempunyai masalah mata dan jantung. Saya terlihat sepuluh tahun lebih tua dibanding dengan usia saya yang sebenarnya.”

Ia berkata, “Banyak praktisi yang latihan dengan saya sebelum penganiayaan terjadi, disiksa hingga tewas. Lebih dari 12 praktisi dari wilayah saya, termasuk Song Bing, Chen Yongzhe, Tong Zhentian, Chen Dexi, Kong Fanrong, dan Sun Jianhua dianiaya hingga tewas. Kami dulu belajar Fa bersama setiap akhir pekan. Yang lain hilang, cacat atau bahkan dibunuh ketika diambil organnya oleh PKT. Banyak anak-anak praktisi menjadi yatim piatu. Song Yanqun, Li Chunhuan, dan Liu Dapeng, yang melakukan latihan pagi dengan saya setiap hari, masih ditahan secara ilegal dan dianiaya hingga hari ini.”

Perwakilan praktisi Falun Dafa, Su, berbicara di rapat umum dan berkata, “Sejak tahun 2020, karena epidemi virus corona yang ditutupi oleh PKT, virus itu telah menyebar ke seluruh dunia, menyebabkan lebih dari 4 juta kematian. Kami berharap setiap orang bisa membedakan antara benar dan salah, dan antara bajik dan jahat. Kami berharap bahwa lebih banyak orang akan berdiri di sisi keadilan, memahami dan menyebarkan kebenaran, dan menolak PKT untuk membantu menghentikan penganiayaan kejam ini.”