(Minghui.com) Musim semi 2016, setelah dipenjara semena-mena selama dua tahun saya kembali ke rumah. Saat itu sedang terjadi yang disebut satgas khusus Departemen Keamanan Umum Provinsi meningkatkan penganiayaan terhadap pengikut Dafa di wilayahnya. Ada praktisi diculik, digeledah secara ilegal, diganggu, dan ada yang terpaksa kehilangan atau meninggalkan rumah.

Disaat saya berpikir harus menarik pelajaran dari penganiayaan sebelumnya, untuk sementara tidak melakukan apa-apa, memperkuat belajar Fa secara sistematis, sesuaikan diri dengan baik, datang rekan praktisi berdiskusi dengan saya, ingin saya mengambil tanggung jawab koordinasi sebuah distrik. Saat itu, saya benar-benar merasakan tekanan besar. Setelah belajar Fa beberapa hari, saya mengerti saya harus melepaskan ego diri, dan memprioritaskan “pembuktian Fa”.

1. Sayangi jodoh pertemuan, mengikis konsep terhadap rekan praktisi

Rekan praktisi B yang dianiaya, di bawah tekanan bekerja sama dengan kejahatan, akibatnya banyak praktisi terungkap identitas, dan saya adalah salah satunya. Di kalangan praktisi lokal, dampak negatif dari kejadian ini sangat besar. Meskipun saya pun mempunyai beberapa pandangan tentang praktisi B, saya dapat mamakluminya, ini bukan keinginan praktisi B, praktisi B justru yang teraniaya paling parah. Bagaimana kita membantunya menyayangi takdir jodoh xiulian, jalankan xiulian dengan lurus, ini yang harus kita lakukan sebagai praktisi.

Saat mengetahui praktisi B ingin menyewa pengacara, saya bekerja sama dengan rekan praktisi, mengklarifikasi fakta kepada adik praktisi B, agar ia memiliki pikiran lurus, bersama praktisi B menyewa pengacara. Setelah pengacara terlibat, saya menemui praktisi B di tahanan, pengacara sangat puas. Pengacara mengatakan, praktisi B memiliki kualitas budaya yang tinggi, kemampuan pemahamannya kuat, dapat bekerja sama mengajukan pembelaan tidak bersalah di pengadilan, sehingga ia sangat percaya dengan kemampuan praktisi B.

Namun, setelah pengacara selesai membacakan file, sikap praktisi B berubah, tiba-tiba ia kehilangan pikiran lurus. Saya mengetahui dalam komunikasi, pengacara khawatir akan dikhianati oleh para praktisi, bersamaan itu, hati mengeluh saya muncul berkali-kali, dan saya tekan berkali-kali. Guru memberi saya kebijaksanaan, saya mengklarifikasi fakta kepada pengacara: sungguh tidak mudah bagi praktisi B di tengah lingkungan yang demikian jahat, ia pun menyesal tidak melakukannya dengan baik. Guru tidak ingin meninggalkan seorang murid pun, mengetahui bisa saja muridnya salah jalan dalam kondisi penganiayaan PKT yang jahat kejam, Guru lagi-lagi memberi kesempatan memperbaiki diri bagi murid-muridnya.

“Saya sebagai Shifu tidak pernah mencatat kesalahan yang kalian lakukan di tengah Xiulian, hanya mencatat hal-hal baik dan prestasi yang kalian lakukan; sebagai pengikut Dafa, semua juga melangkah maju di tengah Xiulian dan penganiayaan yang jahatnya tiada tara, menyadari sepenuhnya pahit getirnya Xiulian, pasti dapat memahami praktisi yang berjalan salah,…” (Melangkah ke Luar dari Lintasan Maut, Petunjuk Penting untuk Gigih Maju III)

“Saya dan para pengikut Dafa tidak akan menyikapi praktisi yang berjalan salah di tengah Xiulian seperti manusia biasa menyikapi hal ini. Saya pada awalnya di saat mulai mengajarkan Fa di tengah masyarakat manusia sudah tahu, di tengah Xiulian akan muncul berbagai macam kondisi. Dalam proses Xiulian seorang manusia menuju Dewa, dikarenakan yang Xiulian adalah manusia, bukan Dewa yang sedang Xiulian, maka manusia di tengah proses Xiulian sudah pasti akan berbuat salah, sudah pasti ada cobaan yang tidak dapat dilewati dengan baik, tentu saja juga ada yang berbuat kesalahan besar.” (Melangkah ke Luar dari Lintasan Maut, Petunjuk Penting untuk Gigih Maju III)

Saya berkata kepada pengacara: "Guru dan rekan praktisi berharap ia bisa kembali. Kita sepatutnya memperlakukan semua makhluk dengan belas kasih, termasuk rekan praktisi. Jadi saya berharap Anda bersama kami membantu praktisi B." Setiap kali pengacara mengunjungi praktisi B, saya menitipkan surat untuknya, saya menyemangatinya agar melakukan dengan baik, menanyakan kebutuhan hidupnya, menabungkan uangnya, menyimpankan pakaiannya. Saat pengacara tahu saya salah satu yang disebut oleh praktisi B, ia sangat tersentuh. Saat bertemu dengan praktisi B, ia berkata, "Rekan praktisi Anda sangat baik terhadap Anda. Mereka tidak pernah meninggalkan Anda, peduli dengan kondisi Xiulian Anda, peduli dengan kehidupan Anda, dan peduli dengan situasi Anda."

Agar praktisi B dapat membela diri lebih baik di pengadilan, kami menyiapkan banyak sekali bahan referensi untuk dibacakan oleh pengacara kepadanya. Saat praktisi B diadili secara ilegal, ia mengajukan pembelaan tidak bersalah. Selama sesi pengadilan, banyak rekan praktisi ke pengadilan untuk memancarkan pikiran lurus dari jarak dekat. Kakak laki-laki B, yang tidak paham fakta kebenaran, sangat berterima kasih kepada pengacara dan rekan praktisi.

Kemudian, praktisi B menunjukkan gejala karma penyakit di pusat penahanan, pihak rumah sakit mendiagnosis kanker paru-paru stadium lanjut, di leher praktisi B tumbuh benjolan sebesar kepalan tangan. Rumah sakit mendiagnosis tulang lehernya dapat patah kapan saja jika osteoporosis sampai ke leher. Pusat penahanan takut memikul tanggung jawab jika sampai dia meninggal, mereka meminta pengadilan menjatuhkan hukuman percobaan kepada praktisi B dan membiarkannya pulang.

Sekembalinya praktisi B ke rumah, saya dan rekan praktisi terus bekerja sama, kami belajar Fa, memancarkan pikiran lurus untuk praktisi B. Kemudian praktisi B dirawat di rumah sakit, kami semua dapat memahami praktisi B, tetapi kami tidak sekalipun mengakui pengaturan kekuatan lama. Setelah praktisi B keluar dari rumah sakit, kami terus belajar Fa bersamanya.

Praktisi B belajar Fa banyak sekali, akhirnya mampu menyangkal ujian kematian dari karma penyakit yang diatur oleh kekuatan lama, kondisi fisiknya semakin membaik. Dari duduk belajar Fa, hingga latihan gerakan setengah jam, sekarang lima perangkat latihan sudah dikerjakan dalam satu langkah.

Suatu kali, seorang praktisi mengunjungi praktisi B, ia berkata dengan penuh haru: "Kalian begitu teguh dan tidak menyerah, kekuatan lama tidak bisa apa-apa sama sekali!"

2. Menyangkal penganiayaan karma penyakit kekuatan lama bersama rekan praktisi

Tahun 2017, praktisi D yang berusia 68 tahun diculik oleh polisi, saat ditensi di rumah sakit tekanan darahnya sangat tinggi. Pusat penahanan setempat menolak menerimanya, begitu juga pusat penahanan kabupaten lain menolaknya. Ketika ia dibawa kembali ke kantor polisi, praktisi D mengalami pendarahan otak mendadak dan pembuluh darah pecah, ia dikirim ke unit gawat darurat rumah sakit oleh polisi, ia menjalani kraniotomi. Praktisi D di ICU selama lebih dari empat puluh hari, beberapa kali dokter memberitahu penyakit kritis yang diderita praktisi D sangatlah fatal, praktisi D divonis akan menjadi manusia sayur sekalipun ia berhasil hidup.

Setelah keluar dari rumah sakit, praktisi D lumpuh terbaring di tempat tidur, tidak dapat berbicara, kesadaran utama tidak sadar, kadang malah epilepsi. Setelah dua perawat yang dipekerjakan berhenti, saya dan rekan praktisi bekerja sama, bergiliran ke rumahnya, membacakan Fa untuknya, dan mengajarinya berbicara. Awalnya, suami dan adik praktisi D tidak ingin kami pergi ke rumahnya.

Suatu hari, saya mendengar mereka berdua sedang berunding membeli kursi roda untuk praktisi D. Mereka ingin membeli yang kualitas lebih baik, tetapi mahal, mereka tidak mampu, beli yang murah, kuatir kualitasnya buruk, tidak tahan lama. Setelah saya mendengarnya, langsung pulang dan mengambil kursi roda berkualitas sangat baik bekas almarhum kakak laki-laki saya, dan memberikannya kepada praktisi D. Kedua pria besar yang masih dilema, melihat saya mengantarkan kursi roda dalam waktu yang begitu singkat, mereka sangat tersentuh. Melalui kejadian ini, keluarga praktisi D merasakan ketulusan dan kebaikan tanpa pamrih pengikut Dafa. Mereka sangat senang menyambut saat kami ke rumahnya lagi.

Pertama kali bertemu praktisi D, ia tersenyum melihat saya, dan menepuk-nepuk tempat tidur, saya tahu ia mengenali saya, dalam hati saya berpikir: "Pengikut Dafa ada Guru yang mengurus, tidak bisa mengakui diagnosis dokter umum apa yang disebutnya manusia sayur. Dafa adalah supernormal. Asalkan kita teguh percaya pada Guru dan Fa, keajaiban akan terjadi, rekan praktisi pasti bisa sembuh."

Guru memberikan petunjuk jelas: “Zhen-Shan-Ren tiga huruf adalah kata-kata sakral dengan kekuatan Fa yang tanpa batas, Falun Dafa baik berlandaskan pikiran sejati membuat 1001 malapetaka segera berubah.” (Sumber Asal dari Segala Hukum, Hong Yin IV) Saat saya mengajarkan praktisi D berbicara, saya mengajarkannya mengucapkan "Falun Dafa baik." Kata pertama “Fa” setelah diulang ribuan kali baru bisa, lalu disambung mengajarkan kata "Falun". Setelahnya lanjut mengajar sampai praktisi D dapat mengatakan "Falun Dafa Hao" dengan lengkap dan jelas.

Saya berpikir, “Jika praktisi D dapat mengucapkan kata awal untuk memancarkan pikiran lurus dengan baik, itu akan ber-efek langsung membasmi kejahatan yang menganiayanya di dimensi lain!” Lalu saya mulai mengajarinya. Butuh waktu lama baginya untuk mengucapkan “Fa Zheng Qian Kun”. Tetapi saat "Xie E" di kata-kata "Xie E Quan Mie", pelafalan kata "Xie" selalu tidak tepat. Ketika praktisi lain mendengarnya, mereka menyarankan saya: "Sudahlah kamu jangan mengajarnya lagi, dengar apa ia lafalkan?"

Saya katakan, “Kita jangan melihat permukaannya, ini sudah pasti gangguan dari kejahatan, ia pakai cara ini untuk mencegah kita membantu rekan praktisi. Ia pasti bisa, pasti bisa melafalkannya dengan benar! Kita tidak boleh menyerah!” demikian, saya terus mengajar dan terus mengajarinya, sampai akhirnya praktisi D dapat mengucapkan formula FZN secara utuh, bahkan mampu mengucapkan kata "Mie!" dengan kuat, saya tahu, siapapun tidak akan mampu menggoyahkan rekan praktisi D.

Praktisi D latihan Gong dengan duduk di kursi roda. Suatu kali, saya mendengar sharing rekan praktisi tentang bagaimana membantu praktisi yang terkena trombosis serebral, mereka menginjak kaki rekan praktisi yang sedang karma penyakit, membantu praktisi yang sedang sakit mengangkat tangannya untuk latihan gerakan Bao Lun (perangkat kedua). Ini sangat menginspirasi saya, saya juga menemukan celah kekurangan saya sendiri, kurang memperhatikan praktisi D.

Atas persetujuan suami praktisi D, saat saya punya waktu, saya mengajak praktisi D berdiri di atas rak besi yang dipaku ke dinding untuk latihan gong. Setiap kali suaminya melihat saya menggendong praktisi D yang lebih tinggi dari saya, untuk berdiri di rak besi dan latihan gerakan, ia sangat terharu. Pengasuh pun berkata: “Oh, lihat kepala kakak terkulai di bahumu, air liurnya mengalir masuk dari kerah baju ke pakaian. Kamu tidak takut kotor atau bau. Hatimu terlalu baik.” Saya mengambil kesempatan ini mengklarifikasi fakta kepada pengasuh, agar ia pun benar-benar memahami fakta kebenaran Dafa.

Saat yang paling membahagiakan D adalah saat ia mendengarkan saya membacakannya artikel sharing dari Minghui. Saya membacakan artikel konferensi Fa Tiongkok "Guru sungguh Agung dan Fa sungguh Agung" berulang kali. Kemudian, saya mengunduh versi audio artikel sharing Minghui ke MP3, agar pengasuh bisa memutar ulang untuk praktisi D.

Suatu hari, suami dan adik praktisi D berunding, mereka ingin mengirimnya ke panti jompo. Alasannya kantor polisi menghubungi Biro Urusan Sipil, mereka memberikan uang, panti jompo sudah dihubungi, bahkan kamarpun sudah diatur, bakal tinggal berdua dengan seorang wanita tua berusia 80-an, dan meminta wanita tua itu menjaganya, memanggilkan perawat panti jompo jika ada masalah. Dan saya juga rekan-rekan praktisi tidak dapat menjenguk praktisi D. Saya sangat sedih mendengarnya, kami paham apa artinya jika praktisi D dikirim ke sana.

Saya bertukar pendapat dengan rekan-rekan praktisi. Seorang praktisi berkata, "Di dekat rumah saya ada panti jompo, paham situasi di sana. Beberapa orang meninggal tidak lama setelah dikirim ke sana." Saya sampaikan hal ini ke suami praktisi D. Saya berkata, "Jangan dikirim ke sana, jika D lepas dari lingkungan praktisi dan menjauh dari Dafa, mana mungkin lebih baik? Bukankah itu sama dengan mengantarnya pada kematian?" Suami praktisi D akhirnya mengurungkan niatnya mengirim istrinya ke panti jompo.

Kini, praktisi D sangat gembira bersama rekan praktisi setiap harinya. Ada kelompok belajar Fa di rumahnya untuk belajar Fa dari Senin sampai Jumat, hari Sabtu dan Minggu, saya pergi ke rumahnya, membopongnya di rak besi dan menemaninya latihan gerakan. Kadang saya mengajarinya membaca, membaca dua atau tiga karakter, dan sekarang sudah membaca hingga ceramah empat. Kesadaran utama praktisi D semakin kuat, dan saya tidak lagi memikirkan hasil akhirnya, hanya menyayangi takdir pertemuan sesama praktisi yang sangat sakral, kami akan tetap teguh hingga dapat pulang bersama Guru!