(Minghui.org) Suatu kali selesai belajar Fa, kami bertiga ingin melakukan meditasi bersama. Baru sekitar 20 menit kaki saya mulai terasa sakit, dan sampai 10 menit berikutnya, rasanya sudah tidak tertahankan lagi karena sangat menyakitkan. Rekan-rekan praktisi masih bertahan, saya juga tidak mau sia-sia latihan, apa yang harus saya lakukan? Saya tidak pernah merasa sesakit ini selama bermeditasi. Jauh lebih sakit dari latihan tadi pagi. Apakah saya masih sanggup bertahan 1 menit? Pasti sanggup. Teringat sepotong artikel ketika praktisi melewati ujian di penjara, saya juga mengunakan pikiran ini. dan saya berkonsentrasi sepenuhnya dalam hati berkata: “Apakah sanggup bertahan satu menit lagi? Pasti sanggup.” Secara perlahan-lahan, rasa sakit mulai menjauh, saya berhasil bertahan, akhirnya sampai menit terahkir, saya mengeluarkan napas panjang. Saya berhasil.

Kedua kalinya adalah latihan di pagi hari. Rekan praktisi yang dulu pernah bertemu ketika sedang mengklarifikasi fakta, ketika berbincang sampai topik latihan, dia katakan dia bangun jam 2 pagi, dan berkata satu langkah sampai di tempat, meditasi 2 jam. Saya berpikir barangkali ini pencerahan bagi saya untuk juga bermeditasi dua jam dan berkata: ”Baik, besok pagi akan saya coba.”

Apakah mungkin saya yang biasanya bermeditasi selama satu jam bisa melakukannya dua jam? Rekan praktisi berkata bahwa dia telah mencapainya secara perlahan-lahan, tetapi jarak saya telah terpaut sejauh ini, dan perlahan-lahan, dapatkah saya mengejarnya? Meskipun saya kurang percaya diri, namun saya masih mencoba melakukannya. Rasa sakitnya meningkat selama empat puluh lima menit terakhir, dan 20 menit terakhir saya merasa sudah mencapai batas. Saya ingin menurunkan kaki. Bisakah bertahan? Apa saya harus menurunkan kaki saya? Saya mulai meragukan diri sendiri. Melihat kesenjangan antara saya dan rekan-rekan praktisi, saya merasa malu, bahkan seorang yang berlatih yoga pun dapat duduk di air selama berhari-hari dan terkubur di dalam tanah selama berhari-hari.

Tiba-tiba sebuah pikiran melintas, saya masuk ke dalam air saja: “Beberapa hari duduk di dalam air, beberapa hari dipendam dalam tanah.” (Zhuan Falun) Rasa sakitnya hilang dalam sekejap, juga rasa panas dan berkeringat karena menahan sakit, itu pun lenyap, seolah saya benar-benar berada di dalam air. Setelah musik latihan selesai, saya berpikir saya masih bisa duduk selama dua atau tiga jam lagi. Benar-benar merasakan keajaiban kultivasi.

Sore hari, setelah belajar Fa dalam kelompok, rekan-rekan praktisi mengatakan bahwa medan latihan terakhir kali sangat kuat, jadi mari kita lakukan lagi. Saya bermeditasi selama dua jam di pagi hari, dan ketika saya sedang belajar Fa, saya duduk dalam posisi sila ganda. Baiklah, saya akan melakukannya lagi.

Kali ini sudah mulai sakit hanya dalam 20 menit. Bagaimana saya bisa membuat terobosan kali ini? Saya membuka mata dan melihat ke arah rekan-rekan praktisi, alis rekan praktisi juga berkerut menahan sakit. Tiba-tiba saya teringat kata-kata Guru, "Ekspresi wajah tenang dan damai” (Maha Metode Menuju Kesempurnaan)? Apakah saya juga harus berbuat demikian? Saya harus bisa melakukannya, tetap tersenyum.

Ketika senyum memenuhi wajah, sesuatu yang tidak terduga terjadi, rasa sakitnya secara bertahap mereda. Saya merasakan “mahakarunia Buddha bergelora”, dan meneteskan air mata. Saya tidak mau menurunkan kaki saya lagi.

Saya sering membaca artikel-artikel sharing di Minghui.org, dan hari ini saya ingin berkontribusi ke Minghui. Menuliskan pengalaman dari latihan meditasi saya baru-baru ini dengan maksud untuk meningkat bersama rekan-rekan praktisi. Mohon koreksi jika ada yang tidak sesuai Fa.