(Minghui.org) Karena menolak melepaskan keyakinannya pada Falun Gong, seorang insinyur energi yang menjalani hukuman lima tahun telah ditahan di sel isolasi beberapa kali. Qu Yanlai juga dicekok paksa makan ketika dia melakukan mogok makan untuk memprotes penganiayaan.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan spiritual yang telah ditargetkan oleh rezim komunis Tiongkok sejak tahun 1999.

Qu Yanlai

Qu, berusia 44 tahun, dari Kota Daqing, Provinsi Heilongjiang, ditangkap di rumahnya pada tanggal 9 November 2018, selama penangkapan massal di seluruh provinsi. Petugas dari Kantor Polisi Dongguang dan Kantor Keamanan Domestik Daqing masuk ke rumahnya dengan bantuan seorang tukang kunci. Mereka menggeledah dan membawanya ke Pusat Penahanan Kota Daqing. Penjaga pusat penahanan melarang pengacaranya mengunjunginya, dengan alasan perintah dari “atas.”

Polisi kemudian melimpahkan kasus Qu ke Kejaksaan Distrik Ranghulu, menuduhnya “merusak penegakan hukum dengan organisasi aliran sesat,” dalih standar yang digunakan oleh pihak berwenang untuk mendakwa praktisi Falun Gong.

Qu diadili di Pengadilan Negeri Ranghulu pada tanggal 14 Juni 2019. Dia mengaku tidak bersalah. Hakim ketua Zhang Xinyue sering menyela dia dan tidak membiarkan dia berbicara tentang ilegalitas penganiayaan terhadap Falun Gong.

Setelah Qu dijatuhi hukuman lima tahun, dia mengajukan banding ke Pengadilan Menengah Kota Daqing, yang memutuskan untuk menegakkan putusan aslinya.

Karena Qu menolak mengenakan seragam narapidana saat menjalani hukuman di Penjara Hulan, para penjaga menutupi kepalanya dengan tudung hitam dan memasukkannya ke sel isolasi pada tanggal 25 Februari 2021. Mereka memborgolnya di belakang punggungnya selama tujuh hari pertama, menyebabkan dia kesakitan yang luar biasa. Dia melakukan mogok makan selama 15 hari dan dicekok paksa makan selama lebih dari 10 hari.

Qu dipanggil ke kantor direktur lingkungan yang baru, Wang Wei, pada tanggal 31 Mei 2021, dan disetrum dengan tongkat listrik. Setelah dia melakukan mogok makan sebagai protes atas perlakuan tersebut, Wang berhenti menyiksanya, takut dia akan mati di penjara.

Baru-baru ini dikonfirmasi oleh Minghui.org bahwa Qu ditempatkan di sel isolasi lagi pada tanggal 26 Agustus 2021. Tidak jelas apakah dia masih di sana.

Sebelum penangkapan terakhirnya, Qu berulang kali menjadi sasaran karena tidak melepaskan keyakinannya.

Dia pernah menjalani hukuman lima tahun di Penjara Tilanqiao di Shanghai. Dia memprotes penganiayaan dengan melakukan mogok makan dan dicekok paksa makan secara teratur. Dicekok paksa makan secara brutal membuat perutnya berdarah empat kali dan membuatnya dalam kondisi kritis beberapa kali. Dengan tinggi 180cm, pemuda yang tadinya sehat menjadi lumpuh pada satu titik dan harus menggunakan kursi roda untuk berkeliling.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

Hulan Prison in Heilongjiang Intensifies Persecution Against Falun Gong Practitioners During Pandemic

Arrested in a Sweep of Falun Gong Practitioners, Two Heilongjiang Residents Stand Trial for Their Faith

119 Falun Gong Practitioners Arrested in Two Heilongjiang Province Cities in One Day

Force-Feeding: Cruel Torture Used on Falun Gong Practitioners

Mr. Qu Yanlai Sent to Tilanqiao Prison Hospital in Shanghai; His Life Is in Imminent Danger

Tilanqiao Prison Authorities Drag Qu Yanlai Up and Down Concrete Stairs, Causing Bone-Deep Abrasions and Heavy Bleeding

Imprisoned Energy Engineer on Hunger Strike for Five Years to Protest Persecution of Falun Gong, Survives Daily Force-feeding

A Family in Daqing City Sues Jiang Zemin for Their Hardship

Mother of Chinese National Olympic Chemistry Contest's Top Prize Winner, Qu Yanlai, Appeals for Her Son

Shanghai Jiaotong University Graduate Qu Yanlai on Hunger Strike for 400 Days in the Shanghai Tilanqiao Prison