(Minghui.org) Ibu dan saya sedang keluar memberi tahu orang-orang tentang Falun Gong dan menyangkal propaganda fitnah yang dikeluarkan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) ketika kami bertemu dengan seorang wanita tua yang berjalan dengan cepat. Dia mengatakan bahwa dia berusia 88 tahun, tidak pernah bersekolah, dan tidak bisa membaca.

Kami mengobrol tentang bagaimana caranya agar tetap aman di tengah pandemi. Saya berkata, “Budaya tradisional Tiongkok percaya bahwa kebaikan akan dihargai dan kejahatan mendapat hukuman. Bahkan ilmu pengetahuan modern mengakui hubungan antara pikiran dan tubuh. Faktanya, ada banyak kasus di mana orang diberkati dengan mengingat 'Sejati-Baik-Sabar baik.'”

Ketika Ibu menjelaskan bahwa tiga kata ini adalah prinsip Falun Dafa, mata wanita itu berbinar. “Oh, saya tahu Falun Dafa—mengajarkan seseorang untuk menjadi orang baik,” katanya. “Beberapa orang mengatakan Falun Dafa tidak baik dan saya sering berdebat dengan mereka karena Falun Dafa sebenarnya memang bagus!”

Saya memberi tahu dia bahwa penganiayaan dimulai karena Falun Dafa mempromosikan nilai-nilai tradisional serta kebaikan, yang bertentangan dengan prinsip-prinsip inti kebrutalan dan kebohongan PKT. Dia mengatakan bahwa selama beberapa dekade dia telah menyaksikan bagaimana PKT menindas kebebasan beragama dan menghancurkan warisan budaya kita selama Revolusi Kebudayaan.

Kami berbincang sebentar, dan saat kami siap untuk pergi, wanita itu mendekati kami dan berbisik, “Masyarakat pasti akan berubah.”

"Apa?" saya bertanya dengan heran.

“Masyarakat akan berubah,” ulangnya.

"Apakah kamu mengatakan PKT sudah berakhir?" Ibu bertanya.

“Ya,” wanita itu mengangguk dan melanjutkan, “Pandemi ini bukan kebetulan. Sebetulnya, malapetaka seperti ini telah terjadi berkali-kali dalam sejarah selama transisi dinasti,” tambahnya.

Wanita itu kemudian bertanya lebih banyak tentang Falun Dafa, misalnya, bagaimana cara mempelajarinya dan apakah ada gereja atau vihara. Saya mengatakan kepadanya bahwa Falun Dafa terbuka untuk orang-orang dari semua lapisan masyarakat, dan tidak ada gereja ataupun vihara. Tetapi para praktisi mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar dalam hati dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dia mengangguk setuju. Dia juga berkata bahwa dia akan mengingat “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik,” karena kata-kata ini dapat menjamin keselamatannya.