(Minghui.org) Praktisi dari seluruh wilayah Malaysia berpartisipasi dalam kegiatan Falun Dafa selama tiga hari di Hotel Crystal Crown, Petaling Jaya, mulai tanggal 8 – 10 Oktober 2022. Baik praktisi baru maupun lama mengatakan bahwa mereka menghargai kesempatan untuk belajar Fa bersama, latihan Gong, memberi dorongan satu sama lain, dan meningkatkan kultivasi.

Latihan bersama sebelum belajar Fa

Praktisi latihan Gong di hotel pada pagi hari, 10 Oktober

Belajar Fa dan berbagi pengalaman kultivasi

Foto bersama diambil di akhir kegiatan selama tiga hari

Beberapa praktisi berbicara tentang pentingnya belajar Fa ketika berbagi pengalaman. Tidak peduli seberapa sibuknya mereka, mereka menemukan waktu untuk belajar Fa. Praktisi lain berbicara tentang bagaimana mereka melepaskan ego dan diam-diam melakukan sesuatu untuk membuat proyek klarifikasi fakta lebih efektif dalam menyelamatkan manusia. Baik praktisi baru maupun praktisi lama berbicara tentang bagaimana mereka mengatasi rasa puas diri dan keterikatan lainnya.

Pada hari terakhir, para praktisi saling berdiskusi dan berbagi pemahaman. Koordinator di berbagai tempat latihan juga berbicara tentang bagaimana mereka mendorong praktisi untuk melakukan tiga hal dengan baik.

Berkah setelah Berlatih Falun Dafa

Yena berasal dari Vietnam dan saat ini dia tinggal di Malaysia. Dia telah berlatih Falun Dafa selama lebih dari 4 tahun. Dia memperoleh Fa setelah diperkenalkan oleh praktisi Vietnam bertahun-tahun silam. Namun, dia tidak berpikir untuk berkultivasi saat itu karena dia mendambakan kehidupan santai yang nyaman.

Ketika dia jatuh sakit dia ingat praktisi Vietnam yang memberitahunya tentang Falun Dafa. Dia pun berselancar di internet untuk mencari tahu informasi mengenai hal itu. Setelah membaca penjelasan di situs web Falun Dafa, dia menangis dan menyadari bahwa penyakitnya disebabkan oleh karma. Dia kemudian membaca buku dan menghubungi praktisi setempat sehingga dia bisa bergabung dengan mereka dan mempelajari latihan.

Yena berkata, “Penyakit saya lenyap. Tidak hanya itu, saya bisa mengandung dan memiliki anak lagi.”

“Anak saya kini berusia 11 tahun. Di masa lalu, saya telah menyerah untuk memiliki anak dan tidak terpikir bahwa saya bisa mengandung lagi. Saya ingin memberi tahu semua orang bahwa Falun Dafa luar biasa!”

Dia berkata jika dia tidak berkultivasi, dia tidak akan memiliki kesehatan yang baik. Tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan suka citanya dan menjadi seorang praktisi. Dia merasa segala sesuatu dalam hidupnya sempurna.

Dia berkata dengan penuh syukur bahwa dia memperoleh berkah ini setelah berkultivasi Dafa dan hal-hal ini tidak dapat dibeli dengan uang: "Saya sangat berterima kasih kepada Guru dan Dafa."

Mengisi Waktu untuk Menyelamatkan Makhluk Hidup

Xie Miaolong, berasal dari Kuala Lumpur. Dia memberi tahu orang-orang tentang Falun Dafa dan penganiayaan yang sedang berlangsung selama bertahun-tahun. Dia telah berkultivasi selama lebih dari satu dekade.

“Saya pernah menemui semua jenis orang di tempat-tempat wisata. Beberapa ada yang setuju tetapi juga ada yang menentang Falun Dafa. Beberapa turis ada yang merobek brosur di depan saya dan melemparkannya ke wajah saya. Saya tersenyum pada mereka dan tidak membantah.”

Kemudian, dia belajar untuk mengklarifikasi fakta kepada turis dari Tiongkok dan membuat mereka mundur dari Partai. Dia mengatakan itu sulit tetapi dia tahu bahwa itu adalah kesempatan untuk membangun De-nya.

Xie berkata, tidak seperti di Tiongkok, lingkungan di Malaysia relatif lebih baik dan lebih santai. Praktisi di Tiongkok berisiko ditangkap dan ditahan ketika mereka keluar untuk memberi tahu orang-orang kebenaran tentang penganiayaan.

Dia mendorong praktisi lain yang tidak terlibat dalam proyek apa pun untuk memanfaatkan waktu melangkah keluar serta mengklarifikasi fakta. “Tidak sulit untuk mengklarifikasi fakta, tetapi seseorang perlu mengatasi rasa takut serta segala jenis alasan seperti tidak mau melangkah keluar.”

Praktisi Muda Berbagi Pengalaman Kultivasi

Lian Jin berasal dari Johor tetapi sekarang tinggal dan bekerja di Kuala Lumpur. Dia telah berkultivasi selama hampir tujuh tahun. Dia berbicara tentang pentingnya lingkungan kultivasi untuk membantu kemajuan praktisi dalam kultivasi. Ketika tinggal di Johor, dia merasa sulit untuk melakukan tiga hal sendirian. Tidak banyak praktisi muda di sana sehingga dia tidak memiliki siapa pun untuk mendiskusikan pengalamannya. Dia kemudian mendapatkan pekerjaan di media di bidang yang dia minati. Meski sibuk belajar dan bekerja paruh waktu, setidaknya dia bisa melakukan tiga hal itu. Dia bersyukur atas perubahan lingkungan kultivasinya. Di Kuala Lumpur, dia bisa berbagi dan belajar dari praktisi muda lainnya.

Lian merasa bahwa banyak proyek telah selesai dibuat setelah mengatasi banyak rintangan. Dia mendorong praktisi muda untuk mencoba dan bergabung dengan proyek-proyek semacam itu karena kaum muda memiliki kelebihan menguasai banyak keterampilan dan teknologi. “Keterampilan dan pengetahuan seperti itu dapat dimanfaatkan dengan baik dalam banyak proyek klarifikasi fakta. Akibatnya, itu menguntungkan kultivasi pribadi seseorang dan lingkungan yang lebih besar, ” katanya.

Ze Jiang mulai berlatih ketika dia masih muda. Dia berkata dia bertemu dengan praktisi dari Tiongkok dalam sebuah acara tiga hari, dan sekarang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana mengklarifikasi fakta dengan lebih efektif. Dia mengagumi para praktisi Tiongkok karena terus gigih maju dan mengklarifikasi fakta terlepas dari tekanan. Dia merasa malu karena tidak melakukannya dengan baik meskipun lingkungan di Malaysia relatif santai. Ia juga senang melihat begitu banyak praktisi dari seluruh negeri dan berharap dapat datang ke Kuala Lumpur lebih sering untuk bergabung dengan praktisi muda dalam kegiatan klarifikasi fakta.

Xin Hui telah berlatih selama 23 tahun dan saat ini tinggal di Malaysia. Dia terharu dengan beberapa kisah pengalaman, terutama dari praktisi baru dan mereka yang kembali berkultivasi. Dia berkata, “Saya berpikir kita harus menghargai takdir pertemuan kita dengan setiap praktisi. Kita harus menghargai lingkungan kultivasi yang kita miliki di Malaysia ini dan saya berharap kita semua bisa berbuat lebih baik.”