(Minghui.org) Sepanjang sejarah, manusia selalu mengalami kesulitan dalam mencegah dan mengendalikan penyebaran epidemi. Namun, ada kejadian ajaib di setiap epidemi ketika penularan wabah "menjauh" dari orang-orang tertentu atau orang yang terinfeksi diberkati dengan pemulihan yang cepat. Berikut ini ada beberapa contoh.

Lolos dari Epidemi Selama Festival Kesembilan Ganda

Festival Kesembilan Ganda, yang diperingati pada hari kesembilan bulan sembilan penanggalan Imlek, adalah festival tradisional Tiongkok yang dimulai sebelum dinasti Han (sebelum 25 M).

Ada cerita tentang menghindari wabah oleh Wu Jun dari dinasti Utara dan Selatan (420 hingga 589 M) dalam buku Xu Qi Xie Ji.

Huan Jing hidup selama dinasti Han Timur. Dia adalah seorang murid dari ahli kimia dan kultivator Tao Fei Changfang dan mempelajari kehidupan kekal selama bertahun-tahun. Satu tahun di akhir musim gugur, Fei memperingatkan dia bahwa akan ada wabah di Runan pada hari kesembilan September dan mengajari cara menghindarinya: Dia harus menyiapkan sachet cornel terlebih dahulu, meminta anggota keluarganya mengikat satu di lengan mereka di pagi hari pada hari itu, lalu mereka naik ke atas gunung dan minum anggur krisan.

Huan mengingat peringatan Fei, dan di pagi hari 9 September, dia mengikatkan sachet cornel yang sudah disiapkan ke lengan anggota keluarganya, membawanya ke atas gunung, dan mereka semua minum anggur krisan. Mereka tidak kembali ke rumah sampai setelah matahari terbenam.

Ketika mereka sampai di rumah, mereka tercengang menemukan bahwa unggas dan ternak mereka semuanya mati karena epidemi seperti yang telah diprediksi Fei. Sejak itu, minum anggur krisan di tempat tinggi dan wanita mengikat sachet cornel di lengan mereka pada 9 September untuk mengusir roh jahat dan malapetaka menjadi kebiasaan di tempat itu.

Pemulihan Ajaib dari Kasus Parah Covid-19

Berikut ini adalah kisah nyata tentang bagaimana bibi seorang praktisi Falun Dafa secara ajaib pulih dari ambang kematian dengan mencari bantuan dari Falun Dafa.

Praktisi itu berasal dari Wuhan, Hubei, tempat pandemi Covid-19 pecah pada Januari 2020. Tahun Baru Imlek semakin dekat, dan toko-toko serta jalan-jalan ramai dengan orang-orang. Paman dan bibinya terinfeksi, dan kondisi bibinya sangat rumit dan menyedihkan.

Dia mengalami demam tinggi, sulit bernapas, dan tidak bisa makan. Dia terbaring di tempat tidur selama delapan hari sebelum sebuah rumah sakit kecil di pinggiran kota akhirnya merawatnya. Dia menjadi sangat lemah saat itu.

Hasil rontgen menunjukkan paru-parunya dipenuhi cairan. Lebih buruk lagi, karena takut dan cemas, bibinya menjadi depresi dan tidak bisa tidur. Rumah sakit memperingatkan pamannya bahwa dia sakit parah dan menyuruhnya untuk siap secara mental bila terjadi yang terburuk.

Praktisi ini telah mengklarifikasi fakta tentang Falun Dafa kepada paman dan bibi sebelumnya. Pamannya sangat menerima dan memiliki pandangan positif terhadap Falun Dafa. Dia juga telah membaca Zhuan Falun, buku utama latihan ini. Bibinya, memiliki pendapat negatif tentang Falun Dafa dan menolak mendengarkan fakta kebenaran tentang latihan tersebut.

Meskipun pamannya juga terinfeksi, gejalanya tetap ringan. Praktisi berpikir: “Kondisi bibi pasti ada hubungan dengan sikapnya terhadap Dafa. Saya harus meneleponnya dan mudah-mudahan dia bisa mengubah sikapnya."

Dia berhasil menghubunginya dan memintanya untuk tenang dan hanya mendengarkan apa yang ingin dia katakan. Dia dengan sabar mengklarifikasi fakta tentang Falun Dafa lagi dan memberitahunya bagaimana dia sendiri mendapat manfaat dari latihan tersebut. Dia juga memberikan contoh kekuatan penyembuhan ajaib dari Falun Dafa, banyak orang sembuh dari penyakit yang tidak bisa diobati hanya dengan tulus melafalkan, “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik.”

Dia juga mendorong bibinya untuk mundur dari Partai Komunis Tiongkok (PKT). Praktisi berkata kepada bibinya dengan niat baik yang datang dari hatinya dan keinginan yang kuat untuk membantunya: “Hidup dan kesehatan bibi sangat berharga. Coba saja lakukan apa yang baru saja saya katakan.”

Tidak seperti dulu, bibinya menerima apa yang dia katakan padanya dan mengatakan dia akan dengan tulus melafalkan dua kalimat itu.

Dia sering menelepon bibinya untuk menyampaikan salam dan menyemangatinya. Dia membaik dari hari ke hari. Demamnya turun dan dia juga bisa makan. Kemudian, dia tidak lagi membutuhkan oksigen dan bisa berjalan di sekitar tempat tidurnya beberapa kali sehari. Sebulan kemudian, dia keluar dari rumah sakit, dan benar-benar pulih!

Dia menelepon keponakannya setelah dia sampai di rumah, Dia berkata: "Dulu ketika anda memberi tahu saya tentang Falun Dafa, saya tidak mau mendengarkan dan marah. Tetapi sekarang saya benar-benar percaya bahwa Falun Dafa baik setelah apa yang telah saya lalui!”

Praktisi berkata: "Itu bukan salah bibi. Saya tidak mengklarifikasi fakta dengan cukup jelas sebelumnya. Bibi memilih percaya pada Dafa pada saat yang paling kritis. Itu berarti bibi memiliki kedekatan dengan Dafa. Keyakinan bibi pada Dafa yang membantu bibi pada akhirnya.” Baik paman maupun bibinya mengatakan bahwa mereka akan terus melafalkan dua kalimat tersebut setiap hari.

Di dunia yang bergejolak saat ini, manusia menghadapi segala macam kesulitan dan bencana, seperti pandemi, angin topan, banjir, gempa bumi, tsunami, dan perang. Perubahan langit adalah tanda bahwa umat manusia bisa menghadapi bencana lebih lanjut. Dengan tulus melafalkan “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik” dan mundur dari PKT dan organisasi afiliasinya tentu dapat membantu orang mengatasi bencana.

Keajaiban telah terjadi dari waktu ke waktu sejak zaman kuno. Kejadian yang tak terhitung jumlahnya telah membuktikan bahwa memiliki keyakinan pada Tuhan dan mematuhi prinsip-prinsip universal Sejati-Baik-Sabar pasti dapat membantu orang keluar dari situasi yang paling sulit.