(Minghui.org) Saya adalah siswa SMA berusia 17 tahun yang tinggal di Tiongkok. Ketika saya bertanya kepada teman sekelas tentang apakah mereka pernah mendengar tentang insiden bakar diri di Lapangan Tiananmen, kebanyakan dari mereka menjawab, “Ya, bukankah itu adalah suatu latihan yang jahat?” [Pada kenyataannya, Partai Komunis Tiongkok (PKT) lah yang merupakan aliran sesat. Insiden bakar diri adalah rekayasa yang diciptakan untuk menjelekkan, menjebak, dan memfitnah Falun Dafa dan para praktisinya.]

Saya kesal ketika mendengar jawaban mereka. Mungkin ini ada hubungannya dengan buku pelajaran PKT, yang kami gunakan di sekolah dasar, di mana Falun Dafa difitnah. Atau mungkin karena fakta dimana teman sekelas tidak mengetahui fakta kebenaran tentang Falun Dafa. Karena sensor internet di Tiongok, mereka pasti tidak mengetahui tentang penyebaran Dafa ke seluruh dunia.

Mereka tidak tahu bahwa Falun Dafa diterima dengan baik oleh ratusan juta orang Tionghoa yang berlatih di taman setempat dari tahun 1992 hingga 1999. Ketika Jiang Zemin, mantan ketua PKT, menyadari bahwa ada lebih banyak praktisi daripada anggota PKT, dia memutuskan untuk melenyapkan latihan kultivasi tersebut.

Selain itu, teman sekelas saya juga tidak menyadari fakta bahwa Jiang Zemin melancarkan penganiayaan karena rasa iri hatinya. Alasan di balik penganiayaan adalah karena Jiang menyadari bahwa Falun Dafa dilatih oleh banyak orang, lebih banyak dari jumlah anggota Partai.

Teman sekelas sering mengalami perubahan suasana hati. Kebahagiaan mereka datang dari membaca berita selebriti, novel romantis, atau dari bermain video game. “Kebahagiaan” yang mereka alami itu dangkal dan tidak berlangsung lama. Mereka tersesat dan tidak tahu harus berbuat apa ketika sensasi “kebahagiaan” yang mereka alami lenyap.

Secara pribadi saya mengalami masa-masa emosi yang tidak stabil karena terlalu banyak stres dan pekerjaan di sekolah ketika duduk di bangku sekolah menengah. Saya marah pada segala hal. Saya merasa kesal ketika makanan tidak sesuai dengan selera saya, atau jika pakaian dan sepatu tidak cocok. Nilai saya juga tidak bagus karena emosi saya yang fluktuatif. Oleh karena itu, saya dapat memahami perubahan suasana hati yang kadang-kadang dialami teman sekelas saya.

Saya berubah menjadi lebih baik ketika mulai membaca Zhuan Falun, buku utama Falun Dafa. Saya ingin berbagi beberapa pengalaman kultivasi saya dan berharap rekan-rekan praktisi dapat memiliki pemahaman baru tentang Falun Dafa.

Saya mulai membaca Zhuan Falun pada tahun 2020 dan mengikuti ajaran Guru untuk mengkultivasi xinxing. Beberapa teman sekelas menggoda saya dan Lian, dengan menanyakan siapa yang terlihat lebih menarik. Saya merasa tidak nyaman dengan godaan mereka, dan tidak suka dengan komentar mereka tentang penampilan orang lain. Saya ingat satu bagian dari ajaran Guru. Guru berkata:

“Di tempat kerja atau di dalam masyarakat, mungkin ada orang mengatakan anda jahat, namun belum tentu benar anda jahat. Ada yang menganggap anda baik, juga belum tentu benar anda baik.” (Ceramah 1, Zhuan Falun)

Saya sadar bahwa saya tidak dapat mengendalikan apa yang dikatakan orang lain, jadi saya mengabaikan mereka. Setelah beberapa waktu mereka berhenti berbicara tentang hal tersebut.

Saya juga merasa lebih nyaman ketika ada yang menemani saya ke kamar mandi atau pergi ke kafetaria. Saya juga tegang dan gugup ketika berjalan sendirian di jalan. Setelah mempelajari Zhuan Falun, saya menyadari satu bagian dari ajaran Guru.

Guru berkata:

“Bagaimana cara melindungi? Bila anda sungguh-sungguh seorang praktisi Xiulian, Falun kami akan melindungi anda. Akar saya sudah terpancang pada alam semesta, siapa yang dapat menggoyahkan anda, berarti dapat menggoyahkan saya, terus terang, dia dapat menggoyahkan alam semesta ini.” (Ceramah 1, Zhuan Falun)

Saya merasa bahwa Guru benar-benar luar biasa! Saya ingin menjadi seorang praktisi Falun Dafa, dan berharap dilindungi oleh Guru setiap saat.

Banyak teman sekelas tidak menyukai guru bahasa Mandarin ketika kami duduk di tahun pertama sekolah menengah. Ketika guru lain menegur guru bahasa Mandarin, saya mulai timbul pikiran negatif terhadapnya juga. Saya menolak mendengarkan atau belajar apa pun darinya. Ketika guru bahasa Mandarin ingin kami menulis beberapa komentar tentang kelas di belakang kertas ujian kami, saya menulis, “Guru, saya tidak dapat memahami apa yang anda ajarkan di kelas. Saya akan melakukan yang terbaik untuk mendengarkanmu.”

Sejak saat itu guru bahasa Mandarin tidak pernah meminta saya untuk menjawab pertanyaan apa pun, dan saya menjadi sangat kesal ketika guru saya tidak memanggil saya! Saya berpikir dia sudah menyerah dalam mengajarkan saya. Semakin memikirkannya, saya semakin kesal. Saya juga semakin tidak menyukainya dan mengira dia pendendam.

Saya tidak menyadari bahwa saya telah menyakiti perasaannya dengan komentar yang saya tulis.

Beberapa hari kemudian saya menemukan bagian dari ceramah Guru.

Guru berkata:

“Kami juga telah mengatakan, sekiranya kita setiap orang selalu berkultivasi ke dalam, setiap orang selalu mencari dari aspek Xinxing sendiri, mencari sendiri sebab dari suatu kekurangan, agar lain kali dapat melakukan dengan baik, sebelum berbuat sesuatu terlebih dahulu mempertimbangkan kepentingan orang lain. Dengan demikian masyarakat umat manusia tentu juga akan berubah baik.” (Ceramah 9, Zhuan Falun)

Bagaimana saya bisa melupakan ini? Mengapa saya tidak memikirkan guru bahasa Mandarin saya? Mengapa saya tidak memperbaiki diri dan meningkatkan karakter saya? Ini karena saya tidak mempercayainya sejak awal.

Menjadi seorang guru terkait dengan menghadapi puluhan siswa dari kepribadian yang berbeda. Oleh karena itu, seorang siswa harus beradaptasi dengan gurunya. Saya salah dan seharusnya tidak mendengarkan desas-desus, atau menulis komentar negatif. Hati saya lega segera setelah saya menemukan akar masalahnya, dan tidak lagi menyimpan dendam terhadap guru bahasa Mandarin.

Pada Hari Guru (hari libur di Tiongkok), saya menulis kata-kata ungkapan terima kasih kepada guru bahasa Mandarin, dan meminta maaf atas komentar yang telah saya tulis sebelumnya. Guru tersebut mulai memanggil saya lagi, yang membuat saya sangat senang! Saya menyadari bahwa segala sesuatu dapat diselesaikan jika kita mencari ke dalam saat menghadapi konflik. Dari lubuk hati yang terdalam, saya sangat menyukai guru bahasa Mandarin. Saya menemukan bahwa dia memiliki banyak keunggulan. Dia sabar, menunjukkan rasa tanggung jawab, dan memiliki pengalaman mengajar selama bertahun-tahun. Dia akan selalu memberitahu kami dengan tulus dan sungguh-sungguh agar kami belajar dengan baik. Seakan dia adalah ibu yang penuh perhatian.

Falun Dafa telah mengubah saya. Terima kasih Guru!

Ini adalah pertama kalinya saya menulis pengalaman kultivasi. Pemahaman saya terhadap Fa terbatas. Tolong tunjukkan yang tidak tepat.