(Minghui.org) Berkat upaya gigih para praktisi Falun Dafa dalam meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan Partai Komunis Tiongkok terhadap latihan tersebut, banyak orang telah memahami bahwa penganiayaan tersebut melanggar hukum, dan mulai mendukung praktisi Falun Dafa.

Setelah seorang praktisi ditangkap pada 29 Januari 2001 karena membentangkan spanduk di Lapangan Tiananmen, dia ditahan di sebuah penjara distrik. Salah satu wanita yang ditahan di sana adalah penjual kembang api berusia 50-an. Karena dia salah menempatkan kembang api, polisi menuduhnya melanggar aturan keselamatan dan menangkapnya.

Wanita ini memiliki banyak penyakit, termasuk inkontinensia buang air kecil yang parah. Praktisi itu bercerita tentang Falun Dafa dan mengajarinya gerakan latihan. Setelah melakukan latihan selama tiga hari, gejala wanita itu hilang dan dia akhirnya mulai menikmati tidur tanpa gangguan. Dia sangat senang dan berkata kepada praktisi, "Setelah saya keluar, saya berani mengatakan 'Falun Dafa baik' di depan semua orang!"

Suatu pagi praktisi lain bertemu dengan seorang mantan tetangga di pasar petani. Tetangga itu berkata kepadanya, "Saya sangat merindukanmu! Apa yang anda katakan kepada saya di masa lalu semuanya menjadi kenyataan. Bencana memang terjadi ketika moralitas masyarakat menurun. Betapa saya berharap nama baik Falun Dafa dipulihkan!"

Suaranya keras, dan semua orang mulai melihat mereka. Dia terus memberi tahu praktisi itu bahwa dia juga mendesak rekan kerjanya untuk keluar dari Partai Komunis Tiongkok agar dapat dilindungi di saat-saat bahaya.

"Senang sekali kamu melakukannya! Pastikan untuk meminta suami dan putra anda juga melafalkan ungkapan 'Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik.' Itu akan membawa berkah bagi mereka," kata praktisi itu.

Dalam cerita berikut, ketika polisi juga memahami fakta-fakta tersebut, mereka menolak untuk mengikuti rezim dalam menganiaya Falun Dafa. Suatu hari seorang praktisi di Kota Huaihua, Provinsi Hunan seperti biasa keluar untuk mendistribusikan materi informasi tentang Falun Dafa. Ketika dia menyerahkan satu lembar kepada seorang pria, pria itu menolak untuk menerima materi tersebut. Sebaliknya, dia meraih tangan praktisi dan memanggil polisi.

Namun satu jam kemudian, polisi masih belum muncul. Pria itu tidak pergi atau membiarkan praktisi itu pergi. Mengambil ini sebagai kesempatan untuk mengklarifikasi fakta tentang Falun Dafa kepada lebih banyak petugas, praktisi menawarkan untuk pergi ke kantor polisi bersamanya.

Setelah mereka tiba di kantor polisi, polisi meminta praktisi untuk pergi, tetapi menahan pria yang melaporkannya untuk diinterogasi.