(Minghui.org) Lebih dari seribu praktisi Falun Dafa berkumpul di Monumen Washington di ibukota AS pada malam tanggal 21 Juli 2022 untuk menyalakan lilin khusyuk untuk mengenang rekan-rekan praktisi yang meninggal di Tiongkok karena menolak untuk melepaskan keyakinan mereka.

Praktisi Falun Dafa mengadakan nyala lilin di depan Monumen Washington pada tanggal 21 Juli 2022 untuk mengenang mereka yang meninggal selama penganiayaan di Tiongkok.

Saat malam tiba, lebih dari 1.000 praktisi mengangkat lilin dan duduk dengan tenang, merenungkan mereka yang dibunuh oleh PKT (Partai Komunis Tiongkok) karena berlatih Falun Dafa. Seorang turis yang berhenti untuk menonton mengatakan dia merasakan medan energi yang “kuat namun damai”. Banyak orang berhenti untuk mengambil foto, dan beberapa mengatakan ini adalah pertama kalinya mereka mendengar tentang penganiayaan di Tiongkok. Mereka menyatakan kedekatan dengan nilai-nilai Sejati, Baik, Sabar yang diajarkan oleh Falun Gong dan setuju bahwa ini adalah nilai-nilai universal.

Apoteker dari Shenzhen Menceritakan Penganiayaan yang Mengerikan

Feng Liping, seorang apoteker dari Shenzhen, menceritakan pengalamannya yang mengerikan tentang penganiayaan di Tiongkok.

Feng Liping, seorang apoteker dari Shenzhen, dan keluarganya mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 1998. Ayah suaminya adalah kepala rumah sakit dan ibunya adalah kepala dokter. Meskipun mereka ahli medis, mereka menderita penyakit dan tidak dapat mengobati diri sendiri. Namun, mereka secara ajaib pulih setelah berlatih Falun Dafa. Menyaksikan pengalaman mereka yang luar biasa, banyak anggota keluarga yang terinspirasi untuk ikut berlatih.

Setelah penganiayaan dimulai, Feng ditahan berkali-kali dan mengalami keguguran selama dipenjara. Banyak teman dan kerabatnya meninggal karena penganiayaan brutal.

Feng mengatakan penindasan PKT terhadap Falun Dafa sebenarnya merupakan ancaman bagi semua orang Tiongkok dan dunia. Dia mengatakan bahwa terlepas dari situasi berbahaya di Tiongkok, “Praktisi berani menghadapi musim dingin dan musim panas yang panas dan mengambil risiko penganiayaan brutal untuk memberi tahu orang-orang tentang fakta, berharap mereka dapat melihat sifat sebenarnya dari rezim.”

Praktisi Barat Memberitahu Orang-Orang Tentang Penganiayaan

Mahasiswa Universitas Makai Albert mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 2017. Enam bulan kemudian, dia mengetahui penganiayaan melalui Internet dan sejak itu menggunakan kemampuannya untuk memberi tahu orang-orang tentang kekejaman tersebut.

Mahasiswa Universitas Makai Albert memperoleh buku Zhuan Falun, buku utama ajaran Falun Dafa, dari seorang teman pada tahun 2017. Dia mengatakan pertama kali membacanya, merasakan “aura yang kuat” dari buku tersebut. Seminggu setelah dia mulai berlatih Falun Dafa, dia mengalami perubahan total. Dia mengatakan bahwa dia mengalami banyak perubahan positif dan menjadi "seseorang yang tidak pernah dia bayangkan." Hubungannya dengan keluarganya membaik dan begitu pula kesehatannya.

Enam bulan setelah Makai dan saudara kembarnya Rumi Albert mulai berlatih Falun Dafa, mereka berpikir untuk mencari praktisi lain di Internet. Melalui menonton video daring, mereka mengetahui untuk pertama kalinya bahwa di Tiongkok, orang-orang yang berlatih Falun Dafa seperti mereka mengalami penyiksaan brutal.

Makai berkata, “Setelah menonton video itu, wajah saya berlinang air mata, Saya merasakan simpati dan kesedihan yang luar biasa. Orang-orang seperti saya dibunuh hanya karena mereka berlatih kultivasi dan ingin menjadi orang yang lebih baik.”

Makai saat ini mengambil jurusan biologi di perguruan tinggi, dan dia sebelumnya menjadi sukarelawan untuk Doctors Against Forced Organ Harvesting. Dia ingin membantu lebih banyak orang mengetahui tentang penganiayaan. Dia berkata, “Masyarakat harus mengambil tindakan.”

Turis Merasa Kuat Namun Energinya Damai

Marcela López, seorang penerjemah suara, tertarik oleh medan energi damai yang dia rasakan terpancar dari para praktisi ketika dia melewati nyala lilin.

López mengatakan dia merasakan energi yang “kuat namun damai” ketika dia berkendara melewati Monumen Washington. Dia memperhatikan lilin yang menyala dan betapa sunyi dan khusyuk suasananya. Dia merasa bahwa orang-orang ini memohon perdamaian dan dia ingin mengetahui lebih banyak. Dia menghentikan mobilnya dan mendekati praktisi untuk bertanya mengapa mereka mengadakan nyala lilin.

Ketika López mengetahui bahwa para praktisi sedang mengenang mereka yang meninggal di Tiongkok, dia berkata, “Mereka meninggalkan rumah yang nyaman untuk tujuan bersama. Berkumpul di sini dari berbagai belahan dunia, ini memang menyentuh.”

Dia memberi tahu praktisi bahwa dia berasal dari Miami dan bekerja sebagai penerjemah suara untuk pertemuan besar dan organisasi pemerintah. Dia sering bepergian untuk bekerja.

Lopez berkata, “Ketika saya mulai melakukan perjalanan keliling dunia, saya ingin mencari sesuatu. Saya ingin menemukan keseimbangan, seperti prinsip Sejati, Baik, Sabar—prinsip yang dianut oleh praktisi Falun Dafa. Memang, tiga kata ini harus ada di hati setiap orang. Jika orang sering dapat mengingatkan diri mereka sendiri [dari prinsip-prinsip ini], dunia akan menjadi tempat yang lebih baik.”

Ketika dia mengetahui tentang metode brutal PKT untuk memaksa praktisi melepaskan keyakinan mereka, López berkata, “Ketika pemerintah lebih memperhatikan kekuasaan daripada rakyatnya, mereka kehilangan akal sehatnya. Mereka yang berkuasa tampaknya tidak peduli dengan rakyatnya. Mereka ingin mengendalikan pikiran, perasaan, dan keyakinan mereka. Ini salah. Kami adalah makhluk individu; kita memiliki hak untuk percaya pada apa yang kita harus lakukan.”

López ingin memberi tahu praktisi Falun Dafa di Tiongkok yang terus menghadapi penindasan: “Anda tidak sendirian. Tak terhitung banyaknya orang yang memikirkan dan mendoakan anda. Lihatlah berapa banyak orang di sini hari ini: ini adalah harapan. Ini adalah kekuatan orang dan kemauan yang mendorong hal-hal maju di dunia ini.”

Turis dari Denmark Mendorong Praktisi untuk Menyebarkan Fakta Kebenaran

Claus Hamsen dan putrinya Amanda Malinovski dari Denmark mengatakan orang perlu tahu tentang penganiayaan ini.

Claus Hamsen dan putrinya Amanda Malinovski, dari Denmark, mendengar tentang Falun Gong untuk pertama kalinya. Mereka mendengarkan dengan saksama saat praktisi menjelaskan apa yang terjadi di Tiongkok.

Hamsen berkata penting bagi praktisi untuk meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan di Tiongkok. Orang-orang perlu tahu tentang hal-hal seperti itu. Dia mengatakan bahwa Sejati, Baik, Sabar adalah nilai-nilai yang akan dipuji semua orang, menunjukkan bahwa ada nilai-nilai serupa dalam budaya Denmark. Ini adalah prinsip-prinsip universal.

Malinovski mengatakan dia sedih mendengar tentang apa yang telah dialami praktisi di Tiongkok dan itu tidak adil. Tetapi dia senang bahwa praktisi dapat berlatih kultivasi dengan bebas di luar Tiongkok, dan dia mendorong mereka untuk terus memberi tahu orang-orang tentang penganiayaan.

Jose, yang bekerja di Boeing, sedang dalam perjalanan bisnis di Washington D.C. dan kebetulan melewati nyala lilin di hari terakhir perjalanannya.

Jose, yang bekerja di Boeing, berada di Washington D.C. untuk menghadiri sesi pelatihan. Dia kebetulan melihat nyala lilin pada hari terakhir perjalanannya. Dia belum pernah mendengar tentang penganiayaan sebelumnya dan berulang kali berkata: “Ini mengerikan dan menyedihkan! Sulit dipercaya hal seperti ini masih terjadi sampai sekarang.”

Dia mengatakan tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang Komunisme dan tidak menyadari bahwa itu sangat mengerikan, melarang seseorang untuk memiliki kebebasan berkeyakinan.

Jose berharap berita acara hari itu dapat tersampaikan ke Tiongkok sehingga lebih banyak warga Tiongkok dapat mengetahui kebenaran.