(Minghui.org) Saya mulai berlatih Falun Dafa setelah penganiayaan dimulai bulan Juli 1999.

Karena sistem pendidikan Partai Komunis Tiongkok (PKT), saya terindoktrinasi dengan pikiran materialis sejak kecil. Karena hal ini, saya cenderung memisahkan spirit dan materi saat berjumpa masalah, dan sering memikirkan sesuatu hanya dari sudut pandang materi.

Guru memberikan saya petunjuk dari waktu ke waktu, menyemangati saya untuk melepaskan konsep ini. Saya ingin membagikan beberapa hal yang menyadarkan saya melalui beberapa pengalaman berikut.

Mengantuk

Suatu kali, saya sangat mengantuk ketika mengemudi untuk menghadiri belajar Fa bersama.

Saya berpikir, “Saya tidak seharusnya merasa begini.” Namun saya tidak yakin apakah itu gangguan atau tidak.

Saya memandang cermin dan melihat mata saya bersinar, tidak ada tanda-tanda mengantuk. Saya sadari itu pasti adalah kekuatan lama yang mencoba mengganggu, jadi saya mulai memancarkan pikiran lurus. Tak lama kemudian, rasa mengantuk saya hilang.

Sakit Gigi

Suatu hari, saya merasakan sakit gigi yang parah. Saya pergi ke kamar mandi untuk membersihkan gigi.

Saya dalam hati berpikir, “Mengapa saya sakit gigi?” Kemudian, sebaris ceramah Guru muncul di benak saya: “…seluruh tubuh adalah longgar, bagaikan terbentuk dari pasir.” (Ceramah 1, Zhuan Falun)

Saya sadari ada makhluk jahat di dimensi lain yang telah menerobos tubuh longgar saya. Begitu saya mencapai pemahaman ini, sakit gigi saya menghilang.

Mencari ke Dalam Sebelum Memperbaiki Masalah Eksternal

Suatu hari, saya memerhatikan ada bocor di langit-langit kamar mandi kami, dan airnya berasal dari pipa drainase lantai atas. Saya membeli plester anti bocor untuk memperbaikinya.

Tiba-tiba, saya memiliki pikiran: kebocoran ini pasti juga mengindikasikan ada celah dalam kultivasi saya. Saya harus mencari ke dalam sebelum memperbaiki kebocoran langit-langit ini.

Saya sadari saat melakukan latihan, saya sering berbicara dengan putri saya (rekan praktisi). Ada elemen mentalitas pamer dan membuktikan kebenaran diri sendiri dalam tindakan ini, sehingga iblis semakin mudah memanfaatkan keterikatan saya untuk mengganggu lingkungan kultivasi kami.

Begitu saya menyadarinya, saya menolak keterikatan ini dan melepaskannya. Saat saya mencoba memperbaiki kebocorannya sekali lagi, saya mendapati bahwa titik yang awalnya saya kira bocor ternyata tidak bocor, dan kebocoran yang sebenarnya terletak sedikit lebih tinggi. Bila saya tidak mencari ke dalam, saya pasti akan memperbaiki titik yang salah. Upaya saya pasti akan sia-sia.

Menyingkirkan Keterikatan Saya pada Hal-hal Materi

Saya sering menerima kupon belanja daring. Saya tidak bisa menolak godaan dan menghabiskan banyak waktu membeli barang, yang kebanyakan tidak saya perlukan dalam waktu dekat. Terlebih lagi, saya sering tidak puas dengan barang yang saya beli, jadi saya berbolak-balik melakukan pengembalian dan menerima barang pengganti. Akibatnya, banyak waktu saya terbuang sia-sia.

Saya sadari telah jatuh ke perangkap benda materi, yang akhirnya berbalik membawa berbagai macam ujian bagi saya. Saya mulai memancarkan pikiran lurus untuk menyingkirkannya, dan di waktu yang bersamaan, membenahi diri dengan mengurangi belanja daring. Keterikatan saya terhadap harta benda juga berangsur-angsur melemah.

Harta Benda Menunjukkan Keterikatan yang Spesifik

Suatu kali, saya melihat barang-barang di rumah saya dan merasa kewalahan dengan jumlah harta benda yang saya kumpulkan seiring waktu.

Gitar, Xbox, mikrofon karaoke, ponsel, segala jenis kuas lukis, mesin jahit, satu set barang-barang—semua ini menyerupai keterikatan saya terhadap hiburan dan gemar bersenang-senang.

Ada banyak barang lainnya, dari vakum robot hingga tempat tidur yang nyaman, dari karpet yang dihangatkan hingga berbagai macam camilan hingga minuman, yang merefleksikan keterikatan saya terhadap makanan, kenyamanan, dan teknologi modern.

Guru berkata,

“Semata-mata karena mengikuti perkembangan umat manusia yang makin maju ke depan, manusia makin memfokuskan pandangannya pada benda yang tampak dalam ruang materi kita ini, makin lama makin menggantungkan diri pada peralatan modern kita, oleh karena itu kemampuan dasar manusia makin mengalami degenerasi, sehingga pada akhirnya kemampuan dasar semacam ini lenyap seluruhnya.” (Ceramah 3, Zhuan Falun)

Saya menyadari bahwa bila praktisi mengabaikan hubungan spiritual saat melihat dunia materi, mereka akan terjebak oleh ilusi benda materi dan tidak akan sukses berkultivasi.

Saya sering mendengar rekan praktisi mengatakan hal seperti, “Saya tidak tahu bagaimana cara mencari ke dalam atau bagaimana cara berkultivasi.”

Konsep ini mungkin disebabkan oleh budaya Partai menyimpang sehingga menghancurkan hubungan antara materi dan spirit. Sebagai praktisi, bila kita bisa mengukur pikiran kita dengan prinsip Fa saat berjumpa masalah, kita mungkin akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana mencari ke dalam dan bagaimana berkultivasi dalam Dafa.

Di atas hanyalah pemahaman pribadi saya. Mohon tunjukkan bila dalam artikel berbagi pengalaman ini ada yang tidak sesuai dengan Fa.

Catatan redaksi: Artikel ini hanyalah pemahaman penulis saat ini yang ditujukan untuk berbagi dengan sesama praktisi jadi kita dapat “Banding belajar banding kultivasi.” ("Berkultivasi Nyata,” Hong Yin I)