(Minghui.org) Beberapa bulan yang lalu, atasan saya meminta saya untuk merapikan ruang makan yang diperuntukkan bagi pegawai pemerintah di perusahaan kami. Saya baru saja mengumpulkan kotak kertas besar berisi botol anggur merah kosong dan hendak membuangnya ke tempat sampah. Tepat ketika saya mengangkat kotak itu dan berjalan keluar, saya merasa tangan saya kehilangan cengkeramannya.

Saya segera meletakkan kotak itu, mengayunkan tangan saya dan mencoba mengangkat kotak itu lagi. Tapi tiba-tiba, seluruh tubuh saya tidak bisa bergerak dan ada rasa sakit yang tajam di punggung bawah saya. Saya langsung berpikir: Saya baik-baik saja, saya baik-baik saja. Kemudian saya mencoba membungkuk untuk mengangkat kotak itu lagi. Namun, tidak peduli bagaimana saya mencoba, saya tidak bisa membungkuk. Sakit punggung saya sangat parah sehingga saya tidak berani bergerak lagi.

Saat itu, bos mendekati saya, "Apa yang terjadi?" Saya berkata, “Saya baik-baik saja, bos. Hanya saja punggung saya terasa sedikit tidak nyaman.” Dia berkata, "Apakah punggungmu terkilir?" Saya menjawab, “Saya baik-baik saja.” Kemudian, bos saya mengangkat kotak itu dan membuangnya ke tempat sampah. Saya perlahan bergerak selangkah demi selangkah kembali ke kantor dan duduk di kursi.

Karena saya adalah seorang praktisi Falun Dafa, saya memikirkan mengapa punggung saya tiba-tiba seperti cedera dan sakit. Memikirkan kembali saya ingat bahwa ketika bos saya meminta saya untuk merapikan dapur, rekan kerja saya berbicara dan tertawa dan tidak ada yang menawarkan bantuan. Bahkan pada saat saya tidak bisa lagi mengangkat kotak itu dan dengan cepat meletakkannya di lantai, mereka hanya berjalan melewati saya seolah-olah mereka tidak melihat apa pun.

Pada saat ini, saya mengidentifikasi keterikatan pada iri hati, kemarahan, kebencian dan persaingan yang kuat. Saya diam-diam memancarkan pikiran lurus untuk menyingkirkan keterikatan buruk ini. Setelah itu, saya merasa sedikit lebih baik. Saya berdiri perlahan dan meletakkan kain hangat di punggung.

Saat itu sudah waktunya makan siang dan semua orang berbicara dan tertawa bahagia. Tidak ada rekan kerja saya yang peduli dengan keadaan saya. Saya selalu menunjukkan perhatian dan membantu mereka ketika mereka sedang tidak enak badan. Lalu mengapa, ketika saya merasa tidak enak badan, mereka tidak menunjukkan perhatian apa pun kepada saya? Kemarahan di hati saya melonjak dan semua orang memperhatikan ini! Beberapa komentar tidak baik dibuat. Saya tahu bahwa Guru memberi tahu saya melalui mulut mereka bahwa saya akan baik-baik saja, tetapi saya masih berharap seseorang akan menunjukkan perhatian kepada saya.

Setelah makan siang, saya menemukan tempat untuk memancarkan pikiran lurus dengan tenang. Saya berkonsentrasi untuk menyingkirkan gangguan dan penganiayaan yang coba dipaksakan oleh kekuatan lama terhadap saya, dan melenyapkan keterikatan pada kebencian dan keluhan. Kemudian, saya merasa jauh lebih baik. Saya berjalan sedikit lebih lambat, tapi setidaknya saya bisa berjalan sekarang. Namun, ketika bos saya memberi tahu saya, “Ada tamu yang mungkin datang malam ini; kamu harus tinggal dan bekerja lembur,” keluhan dan kebencian saya langsung meningkat lagi.

Saya sudah sangat tidak nyaman, namun bos saya tidak membiarkan saya pulang untuk beristirahat, dan bahkan meminta saya untuk bekerja lembur! Namun, saya segera mengoreksi pikiran saya. Situasinya sebenarnya adalah hal yang baik, yang dapat membantu saya meningkatkan dan menyingkirkan keterikatan buruk pada keluhan dan kebencian. Dengan itu, saya perlahan meletakkan taplak meja, menyiapkan peralatan makan dan menyelesaikan sendiri dekorasi ruang makan.

Bos berkomentar, "Kamu berjalan sangat lambat, selangkah demi selangkah, bagaimana kamu bisa melayani tamu malam ini?" Saya berkata, "Tidak masalah, saya akan melakukannya perlahan-lahan." Bos berkata, "Baiknya kamu pulang saja tidak perlu lembur." Sore itu, saya pulang seperti biasa pada pukul 5 dan berjalan menuju halte bus umum secara perlahan dan hati-hati. Ketika bus datang, saya berpegangan pada pintu dan naik ke bus dengan susah payah. Perjalanan pulang dari halte bus yang biasanya memakan waktu 15 menit, kali ini memakan waktu setengah jam.

Setelah memasuki rumah, saya hanya merasa ingin berbaring di tempat tidur. Namun, dengan rasa sakit seperti itu, saya tidak bisa naik ke tempat tidur. Ketika anggota keluarga saya melihat saya seperti itu, mereka ingin saya minum obat dan pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan cedera. Saya berkata, "Saya baik-baik saja, kalian semua tidak perlu khawatir." Lalu saya kembali ke kamar. Saya tahu dalam hati bahwa saya harus berlatih. Karena saya tidak bisa jongkok, saya berlatih perangkat gerakan pertama, kedua dan ketiga. Setelah melakukan latihan, saya bersandar di sisi tempat tidur dan menggerakkan kaki saya satu per satu. Kemudian, saya duduk bersila ganda dan memancarkan pikiran lurus. Saya melenyapkan unsur-unsur jahat dan keterikatan dalam dimensi saya sendiri, seperti kebencian, iri hati, keluhan dan mencari kenyamanan. Setelah memancarkan pikiran lurus, saya ingin berbaring tetapi masih sangat sulit. Oleh karena itu, saya duduk di tempat tidur dan bersandar di satu sisi. Lambat laun, saya tertidur.

Ketika saya terbangun di tengah malam, saya menyadari bahwa saya berada dalam posisi tidur yang normal. Saya menyadari cedera punggung adalah ilusi dan saya baik-baik saja. Saya telah mengakui situasi ini sebagai "penyakit." Oleh karena itu, saya segera duduk, menegakkan telapak tangan dan memancarkan pikiran lurus. Saya tidak tahu berapa lama saya melakukan ini, tetapi akhirnya saya lelah, berbaring dan terus tidur.

Ketika saya bangun keesokan paginya, saya menyelesaikan kelima perangkat latihan sekaligus. Ketika saya sedang berlatih perangkat keempat, gerakan menyebabkan sakit punggung tetapi saya bertahan sampai berhasil melakukan gerakan. Setelah menyelesaikan kelima perangkat latihan, saya merasa jauh lebih rileks. Saya memutuskan bahwa saya perlu mencari ke dalam setiap kali menemui masalah dan saya juga perlu belajar Fa lebih banyak. Pada hari ketiga setelah cedera saya, saya sudah lumayan kembali normal, tidak sakit lagi meski punggung saya masih terasa sedikit kaku.

Pada hari keempat, saya kembali bekerja seperti biasa. Ketika saya melihat bos saya, saya bahkan berputar-putar di depannya dan berkata, "Bos, lihat, saya sembuh!" Bos saya tersenyum dan berkata, “Ini memang sangat ajaib!”

Setelah itu, saya berbagi kejadian ini dengan kolega dan teman saya. Beberapa dari mereka mengenal orang-orang yang menderita cedera punggung. Mereka menghabiskan banyak uang untuk operasi, tetapi belum pulih. Satu orang mengatakan bahwa seorang kolega di tempat kerja mereka pernah mengalami situasi yang sama tetapi tidak dapat menghilangkan gejalanya secara total bahkan setelah beberapa tahun. Mereka mencatat bahwa beberapa orang bahkan masih perlu minum obat dan perawatan lain sesekali.

Saya hanya teguh pada keyakinan saya pada Falun Dafa dan Guru Li Hongzhi (pencipta Dafa). Saya tahu bahwa Guru telah menanggung banyak kesulitan untuk saya.

Terima kasih, Guru Li! Terima kasih, Dafa!