(Minghui.org) Saya berumur 42 tahun dan mulai berkultivasi Falun Dafa ketika saya berumur 17 tahun. Selama 25 tahun terakhir berkultivasi, saya membuat beberapa kesalahan besar karena keterikatan saya ditengah masyarakat. Seringkali, saya kehilangan kepercayaan pada diri sendiri. Namun, Guru Li (pencipta Falun Dafa) tidak pernah menyerah terhadap saya. Guru terus melindungi saya dan mendorong saya untuk melewati ujian demi ujian, meskipun ujian itu begitu sulit dilewati. Guru memberi saya kekuatan untuk maju, sehingga saya bisa berjalan di jalur kultivasi dengan lebih rasional.

Falun Dafa adalah metode kultivasi yang sangat lurus yang mengajarkan orang-orang untuk menjadi seorang yang baik. Saya ingin berbagi pengalaman saya untuk membuktikan keindahan Falun Dafa dan belas kasih Guru.

Bagaimana Saya Memperoleh Falun Dafa

Sejak kecil saya sering menangis, merasa bingung dan tertekan, serta bertanya-tanya apa arti dan tujuan hidup seseorang. Oleh karena itu, saya merasa sangat sedih dan menangis ketika sendirian. Saya duduk di bangku pertama sekolah menengah atas pada tahun 1997, ketika teman sekamar saya memberi sebuah Zhuan Falun, buku utama Falun Dafa. Ketika saya membalik halaman buku, bahkan hanya melihat foto Guru, saya mulai menangis. Saat itu saya tidak tahu alasannya, dan saya terus menangis. Namun saya merasa bahwa orang yang saya cari dalam hidup saya adalah Guru.

Setelah saya selesai membaca Zhuan Falun, saya merasakan suka cita di hati, dan pikiran saya terasa cerah. Suka cita karena memiliki harapan jauh di lubuk hati membuat saya menjadi orang yang bersemangat setiap hari. Jadi saya mulai memperkenalkan Dafa kepada teman-teman sekelas saya.

Ketika saya masih di SMA dan di perguruan tinggi, saya selalu menjadi siswa yang paling pekerja keras di asrama, tanpa peduli kalau saya dimanfaatkan oleh orang lain.

Terkadang saya mengalami konflik dengan teman sekamar saya. Meskipun saya tidak mengatakan apa pun kepada mereka, saya tidak bisa melepaskannya. Saya merasa kesal, dan masih memikirkan konflik tersebut di hati.

Pada saat itu, pemahaman saya terhadap Fa masih dangkal dan saya juga tidak melakukan latihan. Saya hanya tahu bahwa Dafa baik, dan berpegang teguh pada prinsip Fa. Saya ingin menjadi orang baik. Saya juga berbicara dengan orang-orang di sekitar saya tentang keindahan Dafa. Keadaan ini berlangsung hingga tahun 2012.

Saat itu saya sudah menikah dan mempunyai anak. Saya kebetulan mendengarkan kisah kultivasi Milarepa dan seolah-olah saya tersadarkan. Mendengar kata “kultivasi”, membuat saya terkejut. Saya merasa harus berkultivasi, dan makna hidup saya adalah berkultivasi, kembali ke jati diri. Saat pemikiran ini muncul dari bagian paling mikroskopik dari diri saya, rasanya seperti sebuah gelombang yang datang dari dalam diri saya. Mikrokopis dari kehidupan saya sangat terguncang.

Malam itu Guru membuka ratusan saluran energi dalam diri saya. Saya merasa sangat ringan, gelombang kebahagiaan datang demi gelombang menyebar ke seluruh tubuh saya, dan saya serasa melayang. Setelah itu, Guru memurnikan tubuh saya. Selama kurang lebih dua minggu, saya menderita sakit tenggorokan dan batuk tanpa henti. Tenggorokan saya bengkak, dan ada lapisan tebal kerak berdarah di sekitar tenggorokan saya. Pada akhirnya, keraknya terlepas, dan saya meludahkannya. Lalu tenggorokan saya baik-baik saja.

Pertama kali saya bermeditasi, saya dibantu oleh Guru dan duduk dalam posisi sila ganda selama satu jam. Saya merasakan kecuali gumpalan Qi hitam di bagian perut bawah, segenap tubuh saya menyatu menjadi transparan. Ketika memasuki kondisi Ding, saya mendengar musik dari ruang dimensi lain, dan sebuah pemandangan muncul di depan mata saya.

Guru sedang mengajar Fa dari tempat yang tinggi. Duduk dibawah Guru, terdapat Buddha yang tak terhitung banyaknya. Mereka semua mengenakan kasaya kuning dan rambut keriting. Saya termasuk salah satu dari mereka. Masing-masing dari kami mendengarkan ceramah Fa dengan penuh perhatian. Kekuatan kebaikan dan belas kasih mengejutkan saya saat menyaksikan pemandangan ini, dan wajah saya berlinang penuh air mata. Ketika musik latihan berakhir, saya kembali ke dunia nyata.

Sebuah Kesengsaraan

Setelah saya kembali berkultivasi, saya menyadari pentingnya menyelamatkan makhluk hidup. Jadi saya mulai membagikan materi informasi Dafa. Namun, penting untuk belajar Fa dan mengultivasi diri sendiri dengan baik, sedangkan saya tidak berkultivasi secara nyata. Karena hanya memiliki keberanian manusia dalam melakukan sesuatu, saya akhirnya dimanfaatkan oleh kejahatan. Guru melihat bahaya mendekati saya dan melalui rekan-rekan praktisi, Beliau mengingatkan saya berulang kali: Tenangkan diri, jalannya belum stabil jadi jangan berlari dulu. Pada Juli 2012, saya ditangkap dan rumah saya digeledah.

Pada hari saya ditangkap, saya merasakan sakit kepala yang sangat parah. Setelah saya selesai membagikan materi klarifikasi fakta, sebuah pikiran muncul di benak saya: Cepat pergi! Namun, saya tidak memperhatikannya dan akhirnya ditangkap.

Di pusat penahanan, saya berkata kepada Guru dalam hati: Guru, saya salah. Saya harus pergi dari sini. Kemudian, saya bisa belajar Fa dengan baik dan menyelamatkan lebih banyak makhluk hidup.

Pada suatu siang, saya mendengar musik Dafa dan melihat Guru berpakaian putih melakukan Shouyin (isyarat tangan) besar dalam mimpi saya. Kemudian saya mengetahui bahwa es krim batang akan dibagikan di sore hari.

Saat itu musim panas dan sangat terik – suhu ruangan mencapai 86 derajat. Kami benar-benar diberi es krim, kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Saya menyadari bahwa Guru berada di samping saya dan melindungi saya. Saat itu angka 27 selalu muncul di benak saya. Ternyata saya memang dibebaskan pada hari ke-27 sejak saya ditahan secara ilegal.

Setelah saya dibebaskan dari pusat penahanan, keluarga saya menyita buku-buku Dafa milik saya. Mereka tidak mengizinkan saya berhubungan dengan praktisi lain. Orang tua saya bahkan berlutut di depan saya, menangis, dan memohon agar saya tidak berlatih Dafa lagi. Mereka juga mencoba meyakinkan saya untuk mengikuti ajaran Buddha. Suami saya mengancam akan menceraikan saya. Dia juga mengawasi saya setiap malam. Jika saya bangun untuk melakukan latihan, dia akan memukuli saya. Saya berkata kepada Guru dalam hati: Guru, saya harus membuat terobosan. Kalau tidak, keluarga saya tidak akan punya masa depan. Saya perlu bangkit kembali.

Membutuhkan waktu beberapa tahun. Di bawah perlindungan belas kasih Guru, saya kembali ke lingkungan kultivasi yang semestinya. Tidak ada yang melarang apakah saya belajar Fa atau melakukan latihan.

Berkultivasi di Tengah Keluarga Saya

Ibu mertua saya kehilangan ibunya ketika dia masih remaja. Dia mulai mengasuh adik laki-laki dan perempuannya ketika dia berusia 17 tahun. Dia mengalami pernikahan yang gagal. Ketika putranya berumur tujuh tahun, suaminya berselingkuh dengan wanita lain. Setelah dia mengetahuinya, dia menceraikannya setelah bertengkar dengan suaminya. Hak asuh putranya diserahkan ke mantan suaminya. Dia lalu pindah ke kota lain dan tinggal sendiri. Setelah itu dia menikahi ayah mertua saya dan mempunyai anak laki-laki lain yakni suami saya.

Ayah mertua saya juga sudah menikah sebelumnya. Dia memiliki seorang putri yang diasuh oleh mantan istrinya. Ibu mertua saya adalah wanita yang kuat dan ingin menjadi yang teratas. Namun, segalanya tidak berjalan sesuai keinginannya, pernikahannya dengan ayah mertua juga gagal. Ayah mertua saya makan dan minum sepanjang hari bersama teman-temannya tanpa pulang ke rumah, dan dia mempunyai banyak hutang. Jadi pernikahan mereka segera berakhir.

Belakangan, ibu mertua saya menderita kanker payudara dan payudara kanannya diangkat. Setelah kegagalan dalam pernikahan keduanya ditambah penyakit mematikan yang dideritanya, dia menjadi sensitif dan curiga. Jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya, dia akan mengamuk dan berbicara sangat kasar. Dia akan mengatakan apa pun yang tidak menyenangkan untuk meredakan amarahnya, tanpa mempedulikan perasaan orang lain.

Saya dan suami saya menikah setelah kami berkencan selama enam bulan. Selama waktu itu, ibu mertua memperlakukan saya dengan sangat baik. Baru setelah saya menikah, saya baru menyadari karakternya yang kuat. Jika dia tidak menyukai apa pun di rumah saya, dia akan membuangnya tanpa seizin saya. Selama kehamilan saya, dia khusus menelepon saya di tempat kerja untuk memarahi saya karena hal sepele. Dia juga memanjakan suami saya untuk memukul dan mencaci saya. Selain itu, dia selalu meremehkan orang tua saya dan mengatakan hal-hal buruk tentang mereka. Bahkan suami saya, menganggap rendah orang tua saya, memperlakukan mereka seperti musuh dan kurang menghormati mereka.

Kami pindah ke rumah baru pada tahun 2016. Saya memberikan rumah lama saya yang luasnya sekitar 93 meter persegi, termasuk perabotan dan peralatannya, kepada ibu mertua saya. Jadi dia pindah dari rumah lamanya yang seluas 41 meter persegi, yang telah dia tinggali selama lebih dari 30 tahun, ke rumah kami yang dilengkapi dengan lift, peralatan kebugaran, dan akses angkutan umum yang mudah, namun dia tidak menghargainya. Terlebih lagi, dia mendengarkan dorongan orang lain dan mengejek saya.

Meskipun dalam hati saya merasa disalahkan, ketika memikirkan Fa Guru dan fakta bahwa saya adalah seorang praktisi, saya menahan perilaku ibu mertua saya yang tidak masuk akal. Selain itu, saya dengan ramah mengungkapkan ide-ide saya, dan benar-benar memikirkan dia terlebih dahulu. Saya berharap dia bisa pindah ke apartemen yang lebih luas dan menikmati hidupnya.

Ketika dia menderita penyakit mata, saya pergi bersamanya untuk menjalani operasi. Saya juga mengambil inisiatif untuk memesan tiket secara daring dan mengeluarkan 20.000 yuan agar suami saya dapat membawanya ke dokter di rumah sakit terkenal di Beijing.

Ada banyak konflik kuat dengannya selama lebih dari 10 tahun terakhir. Terkadang saya tidak bisa melepaskannya jauh di lubuk hati. Saya merasa marah dan diperlakukan tidak adil. Namun, pada akhirnya, terinspirasi oleh prinsip-prinsip Dafa, kebencian saya lenyap sedikit demi sedikit. Dengan mengikuti persyaratan Fa, saya terus meningkatkan Xinxing, memperbaiki diri sendiri, dan memperlakukannya dengan baik.

Baru-baru ini, ketika saya bersama ibu mertua, kami seperti ibu dan anak perempuan. Dia akan memberitahu saya apa pun yang ada dalam pikirannya. Dia juga sering memuji saya di depan orang lain. Orang lain memberitahunya bahwa dia mempunyai nasib baik, karena dia mendapatkan menantu perempuan yang luar biasa. Melalui saya, dia juga melihat bahwa semua praktisi Dafa adalah orang baik. Dia berubah dari tidak mengakui Dafa pada awalnya, menjadi mendengarkan ceramah Guru setiap saat.

Mengklarifikasi Fakta di Tempat Kerja

Di tempat kerja, saya bisa menangani banyak klien. Saya tidak pernah menerima suap atau menyulitkan mereka. Sebaliknya, saya berpegang teguh pada kriteria Dafa. Jadi, saya memiliki reputasi yang baik di antara klien saya. Saya juga menggunakan kesempatan ini untuk mengklarifikasi fakta kepada mereka. Hampir setiap klien saya telah memutuskan untuk mundur dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan organisasi pemudanya, agar dapat memilih masa depan yang cerah bagi diri mereka sendiri.

Selama berinteraksi dengan rekan kerja, saya mematut diri dengan ajaran Dafa. Saya tidak mendahulukan kepentingan pribadi, yang mendapatkan kepercayaan dari manajer saya. Manajer saya sebelumnya telah mengetahui fakta kebenaran tentang Dafa dan mundur dari Partai Komunis Tiongkok. Mengenai manajer saya saat ini, saya belum bisa mengklarifikasi fakta secara menyeluruh kepadanya. Karena dia masih memiliki beberapa kesalahpahaman terhadap Dafa, saya membuatkan surat klarifikasi fakta untuknya agar dia bisa diselamatkan.

Memikirkan kembali tentang kultivasi saya, jalan yang ditempuh sangat berliku-liku. Tanpa perlindungan belas kasih Guru, saya pasti tersesat di dunia manusia. Keputusasaan karena terjebak dalam sulitnya hidup membuat saya melepaskan konsep bertahan hidup. Guru-lah yang tidak pernah menyerah terhadap saya. Guru memberi saya terang dan kekuatan untuk melalui kegelapan dan membantu saya mendapatkan kembali kepercayaan diri saya. Guru menyadarkan saya akan tanggung jawab yang harus saya pikul untuk gigih maju dalam membantu Guru meluruskan Fa.

Terima kasih Guru!