(Minghui.org) Setiap hal kecil dalam hidup mengandung unsur yang berbeda untuk kultivasi kita.

Saya dan suami membuka sebuah toko kecil. Kami memiliki timbangan dan mesin sealer di meja kasir. Sisi kiri meja menempel ke dinding, dan di sisi kanannya terdapat berbagai barang dalam kemasan terbuka di lantai. Saya cenderung meletakkan timbangan di sebelah kiri untuk menimbang barang, dan menyegel barang di sebelah kanan. Rasanya alami seperti ini. Apalagi barang yang ditimbang tidak akan masuk ke dalam bungkusan terbuka di bawahnya.

Namun, suami saya terus menukar penempatan timbangan dan sealer. Awalnya saya pikir dia melakukannya secara tidak sengaja dan menukarnya kembali tanpa banyak berpikir, kecuali karena merasa kesal. Kemudian saya terkejut ketika melihat suami menukarnya kembali begitu saya mengaturnya kembali. Saya berkata, “Kamu melakukan ini dengan sengaja?”

Suami saya marah: “Saya tidak bisa mendapatkan izinmu atas semua yang saya lakukan. Saya tidak bisa berbicara apapun!” yang dikemudian diikuti dengan keluhan-keluhannya. Saya memaksakan diri untuk menahan omong kosongnya dan mencoba menjelaskan alasannya kepadanya, tetapi dia menolak untuk mendengarkan dan malah semakin keras.

Saya membenci kelakukannya dan memarahinya dalam hati. Kemudian Fa Guru muncul di benak saya,

“...bahkan terhadap urusan yang tidak sesuai dengan konsep pribadinya dia jadi kesal bukan main.” (Ceramah 3, Zhuan Falun)

Jadi, saya menahan diri.

Mencari ke dalam setelah kejadian itu, saya menemukan keterikatan saya seperti mentalitas bersaing, iri hati, merasa benar sendiri, kebencian, dan dendam, karena setiap kali saya menimbang barang menggunakan timbangan yang dipasang suami, saya menjadi kesal dan ingin mengutuk.

Saya berkata pada diri sendiri, “Lepaskan semua keterikatan manusia, apapun itu. Lakukan saja menurut caranya, dan biarkan semua keterikatan itu disingkirkan.”

Namun, pikiran manusia saya masih bergejolak. Saya mencoba segalanya untuk membuat suami melihat sisi negatif dari pengaturannya, “Saat barang ditimbang di sisi kanan, barang tersebut secara tidak sengaja jatuh ke barang lain di bawah dan harus diambil.” Namun penjelasan saya tidak membuahkan hasil apa pun -- suami tetap bersikeras.

Pikiran manusia yang berbeda mengejutkan saya. Saya terus menolaknya dengan memikirkan ajaran Guru. Pikiran saya tidak stabil, terkadang kuat, dan terkadang lemah.

Suatu hari, kami mengganti meja dengan yang lebih besar. Saat mengaturnya, saya ragu-ragu tetapi dengan enggan mengaturnya sesuai keinginan suami. Keesokan harinya, sebuah pemikiran muncul di benak saya, “Mengapa saya selalu berusaha mengubah suami saya? Mengapa saya tidak bisa tenang? Oh, sekarang saya mengerti -- itu adalah pemikiran ‘saya benar' ketika melihat sesuatu dengan penalaran manusia. Selalu menganggap diri benar, sehingga tidak mau berubah.”

Jika saya mencoba menyingkirkan pikiran manusia dengan pola pikir manusia atau konsep manusia, bagaimana mungkin?! Berdasarkan penilaian saya pada konsep manusia mencegah saya berasimilasi dengan Fa tanpa syarat. Saya harus melepaskan “ego” untuk melampaui manusia biasa.

Air mata mengalir di wajah saya saat menulis ini. Saya membungkuk kepada Guru untuk mengungkapkan rasa terima kasih saya, “Kualitas kesadaran saya terlalu buruk!”

Saya berharap pengalaman saya dapat membantu rekan-rekan praktisi. Tolong tunjukkan apa pun yang tidak sejalan dengan Fa.