(Minghui.org) Saya mengajar bahasa Mandarin di sekolah negeri Amerika. Baru-baru ini, saya bereksperimen dengan menggabungkan Dafa ke dalam kurikulum saya dan hasilnya sangat bagus. Murid mendapat manfaatnya dan Xinxing saya juga meningkat dalam prosesnya.

Menonton Heavenkid Membawa Perubahan yang Positif

Semua dimulai dengan serial animasi Tionghoa berjudul Heavenkid, yang diproduksi oleh New Tang Dynasty Asia di Taiwan. Tiap episodenya berfokus pada topik yang berbeda, namun semua episodenya menyampaikan pesan yang positif dan mengajarkan nilai-nilai yang baik. Seorang teman mempersiapkan satu set DVD serial ini untuk putrinya saat dia masih muda. Sekarang, karena putrinya sudah duduk di bangku kuliah, teman tersebut menyarankan agar saya menunjukkan acara tersebut kepada murid saya.

Saya mengajar murid kelas 6 sampai 12, dan murid saya adalah praremaja dan remaja. Saat melihat sampul set DVD, tampaknya serial ini diperuntukkan bagi penonton usia lebih muda. Oleh karenanya, saya tidak yakin bila acara ini cocok untuk murid saya. Namun, serial ini telah memenangkan banyak penghargaan dan diproduksi oleh tim profesional, jadi saya memutuskan untuk mencobanya. Setidaknya, itu akan memberikan masukan audio-visual dan membantu murid meningkatkan pemahamannya. Saya mulai menunjukkan satu episode kepada murid saya setiap hari Jumat.

Setelah menonton beberapa episode, murid saya mulai masuk ke dalamnya. Mereka memahami kisahnya dengan sangat baik, terlepas dari sebagian orang baru saja mulai belajar bahasa Mandarin. Kebanyakan murid bisa dengan tepat menceritakan alur kisahnya dan hal apa yang mereka pelajari dari setiap episode. Seorang gadis SMA yang dulunya punya kebiasaan buruk berkata bahwa kisah dari Heavenkid memberi dampak positif padanya. Dia mengungkapkan bahwa dia sangat menikmati serial tersebut. Saya memberitahunya, “Ya, benar. Tidak hanya kamu—serial ini juga membantu banyak orang dewasa, termasuk saya.”

Murid saya menanti Heavenkid setiap hari Jumat. Saya memiliki papan buletin di ruang kelas SMP agar murid bisa mengungkapkan perasaan mereka. Saat seorang murid menempatkan namanya di bawah perasaan “semangat,” saya bertanya padanya, “Mengapa kamu bersemangat hari ini? Apakah ada kabar gembira?” Dia tersenyum. “Saya semangat karena kita menonton Heavenkid hari ini.”

Pesan dari cerita Heavenkid benar-benar menggema di hati murid. Sebagian kisahnya mengajarkan murid untuk fokus pada tugas yang dikerjakan dan melakukannya dengan baik, sebagian kisahnya juga mengajarkan mereka untuk tidak mengambil barang orang lain tanpa izin, sebagian lagi mengajarkan mereka untuk tidak merundung orang lain, dan sebagian lagi mengajarkan murid untuk menghormati orang tua mereka. Kebanyakan murid saya bisa terhubung dengan nilai-nilai ini serta pelajaran moral dari kisah ini.

Saya juga mendapat manfaat dari menonton serial ini. Kisahnya membantu saya bercermin pada pikiran dan perbuatan saya secara rutin. Saya bisa mengetahui area yang menjadi kekurangan saya dalam berkultivasi. Nilai tradisional yang ditampilkan dalam kisah-kisah ini sangat memikat hati dan mudah dimengerti. Kisahnya membantu saya mendapat pemahaman lebih banyak saat saya membaca Fa.

Melakukan Latihan Falun Dafa Bersama Murid Saya

Sebagian murid SMA saya kecanduan dengan ponsel atau video game. Dua murid pernah memberitahu saya bahwa mereka bermain video game terus-menerus selama 27 jam di akhir pekan. Saya khawatir dan bertanya apakah orang tua mereka tahu apa yang mereka lakukan. Mereka berkata bahwa orang tua mereka tidak peduli. Saya pikir mungkin mereka berdiam diri di kamar, dan orang tua mereka tidak benar-benar memerhatikan apa yang anak mereka lakukan.

Saya kemudian mengetahui bahwa sebagian orang tua murid bercerai, dan sebagian lagi bekerja lembur dan tidak pulang ke rumah hingga larut malam. Orang tua anak-anak ini tidak sering berada di sekitar mereka, dan mereka terlalu bebas. Ini adalah masalah yang serius di masyarakat kita. Untuk membantu murid mendapatkan pikiran yang tenang, saya menyarankan agar kami melakukan latihan Falun Dafa bersama.

Sangat sulit mempertahankan Xinxing beberapa kali di awal kami melakukan latihan bersama. Kebanyakan murid tidak bisa tetap fokus atau duduk diam. Mereka berbicara, berkeliling, bercanda, dan bermain satu sama lain. Beberapa anak bahkan melepas kaos kaki mereka dan menendang sepatu. Saya menemui praktisi setempat dan meminta sarannya, dia dengan tenang memberitahu saya, “Lakukan saja. Semuanya akan membaik.”

Murid kelas ini menghabiskan dua tahun masa SMP mereka melalui pembelajaran daring karena pandemi COVID. Mereka tidak tahu bagaimana cara mengikuti aturan dan bersikap yang layak di ruang kelas. Sebagian anak memiliki kebiasaan buruk dan tidak bisa fokus di kelas. Mereka sering melakukan hal yang mereka inginkan dan mengganggu pelajaran. Saya semakin frustrasi dan beberapa kali memberitahu kepala sekolah bahwa saya ingin berhenti. Melalui belajar Fa dan berbagi pengalaman dengan rekan praktisi, saya menyadari bahwa Guru mengatur kelas ini agar saya berkultivasi. Saat saya bisa menerima pengaturan ini dan mengultivasi Sejati-Baik-Sabar, barulah saya bisa meningkat.

Saya mencari ke dalam dan memeriksa diri, lalu menemukan diri saya yang terburu nafsu dan egois. Saya menghindari masalah dan tidak senang mengambil tanggung jawab. Saya sadar bahwa untuk benar-benar berkultivasi berarti melewati berbagai keterikatan dan konsep manusia biasa untuk saya lepas. Saya kurang sabar dan kurang baik. Saya tidak memerhatikan hal-hal kecil saat melakukan sesuatu.

Begitu mengenali masalah yang perlu saya benahi, perilaku murid tidak lagi membuat saya frustrasi atau membuat saya tak berdaya. Saya mulai mengerti lelucon mereka, memerhatikan betapa pandainya mereka, dan mulai menghargai sifat baik mereka. Saya mulai menikmati kelas ini dan gembira melihat murid saya setiap hari. Saya memanggil nama mereka dan menyapa mereka satu per satu saat masuk ke kelas. Saya berbicara dengan mereka, terhubung dengan mereka, dan mengenal mereka. Seiring waktu, kami menjadi teman dan saling percaya.

Belajar Fa dengan pikiran yang tenang dan jernih setiap hari membantu saya meningkatkan pemahaman terhadap prinsip Fa. Sama seperti tema lagu di Heavenkid, “melakukan yang terbaik setiap hari.” Saya memandang murid sebagai anggota keluarga dari Guru Li (pencipta Dafa) dan makhluk hidup yang harus disadarkan. Mereka ditakdirkan dalam kehidupan ini untuk menghadiri sekolah ini dan berada di kelas saya, oleh karenanya mereka bisa melakukan latihan Falun Dafa dan menonton Heavenkid. Mereka merasakan ketenangan dan perasaan luar biasa yang dibawa Dafa. Semua ini akan memiliki dampak yang signifikan dan abadi bagi makhluk hidup ini dan membantu mereka berasimilasi dengan Fa.

Saya memancarkan pikiran lurus sebelum memulai kelas. Kami memulai latihan di beberapa kelas begitu murid tiba. Di kelas lain, kami melakukan satu atau dua perangkat latihan bersama menjelang kelas berakhir. Kebanyakan murid saya bisa tenang lebih cepat saat musik mulai diputar dan bisa tetap fokus. Saat saya melihat mereka menempatkan lengan di posisi yang benar atau meletakkan kedua tangan di bagian perut bawah dengan mata tertutup, ekspresi mereka tenang dan damai. Saya berterima kasih kepada Guru dari lubuk hati karena telah menciptakan lingkungan kultivasi yang luar biasa bagi saya. Saya sungguh berterima kasih atas maha belas kasih Guru bagi makhluk hidup. Terima kasih Guru karena telah menguatkan dan melindungi saya.

Saat saya menulis artikel berbagi pengalaman ini, air mata saya menetes. Sisi saya yang mengerti melihat bagaimana Guru melenyapkan karma bagi saya dan murid saya. Guru telah menanggung penderitaan yang tak terhitung bagi kita dan memberikan kita mekanisme yang berharga untuk memurnikan serta memperkuat tubuh kita. Tidak ada kata yang bisa mengungkapkan rasa terima kasih saya kepada Guru. Dari lubuk hari, saya berterima kasih kepada Guru karena menyelamatkan kami dengan belas kasih.

Di atas adalah pengalaman kultivasi pribadi saya. Saya memohon rekan praktisi untuk menunjukkan bila ada yang kurang berkenan.