(Minghui.org) Saya adalah praktisi Falun Dafa Kanada berusia 12 tahun dan ingin berbagi beberapa pengalaman kultivasi dan pemahaman saya dengan semua orang.

Menyingkirkan Keterikatan Saya pada Makanan Lezat

Saya menyadari memiliki keterikatan pada makanan enak setelah mulai berkultivasi Falun Dafa. Suatu hari ibu membawa saya bersama tetangga dan putrinya ke pusat perbelanjaan. Saya sudah makan banyak untuk makan siang tetapi masih menginginkan es krim. Saya menikmati es krim itu karena ibu hampir tidak pernah memberi saya sesuatu yang manis. Tapi dalam perjalanan pulang saya mulai merasa mual, dan seluruh tubuh sakit. Saya menahan ketidaknyamanan itu dan tidak berani memberi tahu ibu.

Putri tetangga kami, Yaya, yang tergoda oleh makanan enak seperti saya, telah menghabiskan es krim yang jauh lebih besar dari punya saya. Di perjalanan pulang, Yaya juga makan banyak makanan ringan di dalam mobil. Dia muntah di dalam mobil dan terlihat sangat tidak sehat. Setelah Yaya muntah, saya memberi tahu ibu betapa tidak nyamannya badan saya.

Meskipun merasa tidak nyaman, saya tidak muntah. Saya pikir Guru melindungi saya.

Ibu mengingatkan untuk mencari ke dalam. Saya tahu ini terjadi karena keterikatan saya pada makanan lezat. Saya sudah makan siang yang banyak, tapi masih serakah dan memesan es krim besar. Ibu khawatir saya tidak bisa menghabiskannya jadi ingin membaginya dengan saya. Tapi saya menolak dan ingin memakannya sendiri. Ini adalah manifestasi dari keterikatan keserakahan saya.

Setelah merasa tidak nyaman saya menyadari seharusnya mengendalikan keinginan saya dan hanya memakan sedikit es krim saja.

Saya juga menyadari seharusnya menjadi panutan yang lebih baik untuk Yaya, yang tidak berlatih Dafa. Seperti saya, Yaya juga makan banyak, tapi dia tidak mendapatkan perlindungan Guru, sehingga dia muntah. Dia pasti merasa jauh lebih buruk daripada saya. Keterikatan saya telah membuatnya tidak nyaman, dan saya bukanlah panutan yang baik.

Baru-baru ini saya mengalami percepatan pertumbuhan dan sudah hampir setinggi ibu. Tapi ibu masih memanggil saya anak kecil. Saya menyadari alasan ibu masih memanggil saya anak kecil adalah karena anak kecil tidak memiliki pikiran yang kuat. Setiap kali keterikatan muncul, saya tidak dapat menggunakan pikiran lurus yang kuat untuk meluruskan diri sendiri. Ini adalah karakteristik anak-anak, jadi inilah mengapa ibu masih memanggil saya anak kecil. Menjadi dewasa tidak ada hubungannya dengan tinggi badan atau seberapa panjang atau pendek rambut seseorang. Hanya ketika seseorang tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, mematuhi ajaran Guru, dan mampu mengendalikan keinginannya, barulah seseorang dapat benar-benar dianggap matang dan dewasa.

Menyingkirkan Keterikatan Ingin Melihat Pemandangan di Dimensi Lain

Saya telah membaca tentang praktisi muda lainnya yang melihat pemandangan peri atau surga di dimensi lain, dalam artikel berbagi pengalaman di Minghui.org. Saya iri pada mereka karena melihat hal-hal ini dan ingin melihatnya juga.

Ibu mengingatkan saya untuk memiliki pikiran lurus beberapa hari yang lalu. Ibu berkata, “Ada banyak iblis di dimensi lain. Jika kamu tidak belajar Fa dan tidak berlatih Gong dengan baik, substansi negatif itu akan masuk ke dalam tubuh dan mengendalikan kamu. Kehidupan di dimensi lain dapat melihat kita tetapi kita tidak dapat melihat mereka.”

Setelah mendengar apa yang ibu katakan, saya berpikir, “Mungkin saya adalah seorang anak yang mudah diganggu, dan inilah mengapa Guru tidak membuka mata ketiga saya. Guru berusaha melindungi saya.”

Guru menyebutkan dalam Zhuan Falun bagaimana Bodhisattva Guanyin mewujudkan beberapa bidadari cantik untuk mencoba merayu seorang pria berusia 30 tahun. Pemuda itu memiliki pikiran lurus yang kuat dan dipuji oleh Buddha Amitabha dan Lao-Tzu, yang berkata, “Anak ini dapat dididik.”

Jika saya melihat sesuatu di dimensi lain, saya mungkin tidak dapat mempertahankan standar seorang praktisi. Jadi Guru telah mengatur jalan terbaik untuk saya dengan tidak membiarkan saya melihat pemandangan dari dimensi lain.

Setelah menyadari hal ini, saya tidak lagi terikat untuk melihat pemandangan dari dimensi lain.

Meminta Bantuan Guru

Saya tidak memiliki pola pikir yang kuat untuk meminta bantuan Guru ketika dalam kesulitan. Kadang-kadang, ketika memikirkan Guru dan meminta bantuan Guru, banyak hal berubah menjadi lebih baik.

Saya pernah marah pada ibu karena ibu tidak bisa menggantung gorden tanpa bantuan ayah. Saya kembali ke kamar dan mulai melafalkan, "Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik." Saya perlahan menjadi tenang dan meminta Guru untuk membantu ibu sambil tetap melafalkan dua kalimat itu. Tak lama kemudian seorang tetangga menelepon dan mengatakan dia bisa membantu ibu menggantungkan gorden.

Saya ingat ketika saya dan teman sekelas sedang bermain di lapangan sekolah, dan hujan mulai turun. Tepat ketika kami hendak menuju ke lapangan lagi, cuaca berubah menjadi mendung dan sepertinya akan turun hujan. Saya meminta bantuan Guru agar tidak turun hujan dan ajaibnya tidak turun hujan. Kami bermain untuk waktu yang lama sebelum kembali. Hujan mulai turun saat kami kembali ke kelas.

Hari itu hujan turun begitu deras bagaikan seseorang memutar keran. Saya lupa membawa payung dan berharap hujan berhenti saat sekolah selesai. Dalam hati saya meminta bantuan Guru dan ketika sekolah berakhir, hujan benar-benar berhenti.

Saya menyadari Guru selalu berada di samping kita. Guru tahu apa yang kita pikirkan setiap saat. Guru juga akan mengetahui apakah kita berhasil dalam kultivasi atau tidak.

Di atas adalah pemahaman pribadi saya. Harap ditunjukkan apabila ada yang tidak pantas.