(Minghui.org) Tahun ini merupakan peringatan 24 tahun “Permohonan Damai 25 April 1999”, saat sekitar 10.000 praktisi secara damai memohon hak kebebasan berlatih Falun Dafa (disebut pula Falun Gong) dan pembebasan 45 rekan yang ditahan secara semena-mena oleh polisi Tianjin - ke Kantor Permohonan Dewan Negara Tiongkok di Beijing. Himbauan tersebut bertujuan menegakkan keadilan, berlangsung sepenuhnya tenang, tertib dan damai, hal mana telah menunjukkan moralitas para praktisi.

Untuk itu, para praktisi dari berbagai daerah di Bali berkumpul di Lapangan Niti Mandala Renon, Kota Denpasar pada Minggu (16/4) untuk kembali menyerukan diakhirinya penganiayaan terhadap praktisi Falun Dafa di Tiongkok. Praktisi melakukan serangkaian kegiatan, seperti: latihan bersama, pawai barisan Genderang Pinggang, mengklarifikasi fakta serta mengumpulkan tanda tangan petisi untuk mengakhiri kejahatan kemanusiaan PKT.

图1:法轮大法学员集体炼功,许多来到广场的民众看到之后随地跟着学炼功法。

Praktisi berlatih bersama, beberapa pengunjung taman secara spontan belajar perangkat latihan Falun Dafa (16/4)

图2:腰鼓队以及横幅的游行队伍

Pawai Barisan Genderang Pinggang dan Spanduk, pengunjung taman mendukung petisi untuk mengakhiri penganiayaan terhadap Falun Dafa di Tiongkok (16/4)

Pengunjung Lapangan Renon Denpasar Menandatangani Petisi Menentang Penganiayaan

Lebih dari 300 tanda tangan telah dikumpulkan dalam kegiatan hari ini. Lia dan putrinya Alicia datang menghampiri praktisi karena tertarik dengan latihan Falun Gong yang penuh ketenangan dan kedamaian. Setelah berbicara beberapa waktu dengan praktisi, mereka akhirnya memahami fakta kebenaran dan bersedia menandatangani petisi yang menyerukan penghentian penganiayaan terhadap Falun Dafa.

图3:乐斯达里(Lestari,右)和丽雅(Lia,左)签署请愿书反对迫害

Lestari (kanan), Lia (kiri) mendukung petisi yang menyerukan penghentian kejahatan kemanusiaan terhadap Falun Dafa (16/4)

Setelah beberapa saat memperhatikan para praktisi berlatih Falun Gong, Lestari, seorang ibu muda dari Denpasar merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang latihan ini.

Dia mengatakan bahwa dia dapat merasakan medan positif dari para praktisi yang sedang berlatih. Ia juga menyampaikan akan bergabung ke tempat latihan terdekat. Ketika mendengar fakta penganiayaan, Lestari merasakan keprihatinan mendalam atas nasib para praktisi di Tiongkok, sehingga dia tanpa ragu menandatangani petisi sebagai bentuk dukungan morilnya bagi upaya-upaya damai praktisi.

Praktisi Menyampaikan Pandangannya tentang Permohonan Damai 25 April

Wayan Suarta, praktisi asal Denpasar menyampaikan rasa syukurnya bertemu dengan Falun Dafa di tahun 2003. Falun Dafa telah memberinya banyak manfaat kesehatan fisik dan mental sejak dia mulai berlatih.

Suarta mengatakan, “Praktisi Falun Gong mengajukan permohonan secara damai dan rasional - tanpa slogan, atau perbuatan anarkis apa pun, bahkan puntung rokok dari para polisi yang berjaga pun dipunguti dengan tertib, tetapi aksi yang sangat damai ini malah diputarbalikkan oleh rezim komunis Tiongkok sebagai pengepungan komplek pemerintahan. Semua itu sesungguhnya adalah fitnah.”

Suarta melanjutkan,”Hari ini kami ingin membangkitkan kesadaran publik sehingga benar-benar memahami fakta yang sebenarnya. Agar jangan tertipu oleh berita-berita fitnahan yang disebarluaskan oleh PKT. Dan ketahuilah bahwa Falun Dafa adalah metode penempaan jiwa dan raga yang lurus, bukan kegiatan politik, Dafa membimbing para praktisinya menuju Sejati-Baik-Sabar.”

图4:来自登峇嗄的学员,洼衍。苏阿而达

Wayan Suarta, praktisi asal Denpasar

Seorang praktisi lansia turut bergabung pada kegiatan ini. I Ketut Maja adalah praktisi berusia 71 tahun yang mulai berlatih Falun Dafa sejak 2007.

Sebelum berlatih Dafa, di penghujung 2006 dia harus dirawat di rumah sakit selama 3 bulan dan mendapat terapi obat-obatan selama 2 bulan, karena penyakit spondylitis tuberculosis atau spondilitis TB yang dideritanya. Setelah masa pengobatan berakhir, dia tetap belum dapat beraktivitas seperti sebelumnya dan lebih banyak waktu digunakan untuk berbaring di tempat tidur.

Setelah berlatih Falun Dafa selama 3 bulan gejala penyakitnya mulai berkurang, hingga tanpa disadari gejala tersebut lenyap sepenuhnya setelah 6 bulan berlatih, bahkan dia dapat mengendarai sepeda motor kembali sejak saat itu. Hingga hari ini, Maja masih aktif bekerja meski usianya sudah tergolong lanjut, dia sangat berterima kasih kepada Guru Falun Dafa. Dia mengatakan sangat penting bagi orang-orang mengetahui fakta kebenaran agar tidak salah paham terhadap latihan yang demikian baik dan bermanfaat ini.

图5:伊。格独。马佳(I Ketut Maja)学员

Praktisi I Ketut Maja yang telah berusia 71 tahun

Nengah Saminingsih, menempuh perjalanan dua jam lebih dari Singaraja menuju Denpasar untuk bergabung dalam kegiatan ini. Saminingsih adalah praktisi Falun Dafa yang tergabung dalam barisan Genderang Pinggang. Dia telah berlatih Falun Dafa selama 20 tahun lebih.

图6:能阿。沙米宁西(Nengah Saminingsih)学员

Praktisi Falun Dafa asal Singaraja, Nengah Saminingsih

Falun Dafa membantunya mengikis sifat pemarah dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Di masa lalu dia selalu merasa rendah diri karena kekurangan pada dirinya. Setelah berlatih Falun Dafa dan mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar, dia hidup lebih harmonis dengan orang-orang di sekitarnya.

Pada momen peringatan 25 April ini, Saminingsih ingin menyuarakan kepada masyarakat luas untuk membantu menghentikan penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok dan mengakhiri kejahatan PKT. Dia juga menyampaikan bahwa di Tiongkok, orang-orang yang ingin menjadi orang baik dengan mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar serta meningkatkan kesehatannya, malah dianiaya, disiksa, bahkan diambil organ tubuhnya secara hidup-hidup oleh rezim komunis Tiongkok.