(Minghui.org) Kematian 25 praktisi Falun Gong akibat penganiayaan rezim komunis Tiongkok dilaporkan pada bulan April 2023.

Enam kasus kematian terjadi antara tahun 2003 hingga 2020, enam kasus lainnya terjadi tahun 2022, dan tiga belas sisanya terjadi tahun 2023. Karena sensor informasi ketat di Tiongkok, kasus kematian tidak selalu bisa dilaporkan tepat waktu, dan tidak semua informasi tersedia.

Kasus kematian 25 praktisi, termasuk 16 wanita, datang dari 11 provinsi. Hubei melaporkan lima kasus, diikuti oleh empat kasus masing-masing di Hubei dan Liaoning. Heilongjiang menempati posisi keempat dengan tiga kasus. Hunan dan Jilin masing-masing memiliki dua kasus. Lima provinsi lainnya, termasuk Jiangsu, Jiangxi, Mongolia Dalam, Shandong, dan Sichuan, masing-masing memiliki satu kasus.

Selain tiga praktisi yang umurnya tidak diketahui, praktisi lain berusia antara 51 tahun hingga 92 tahun saat meninggal, termasuk empat orang berusia 50-an, lima orang berusia 60-an, sepuluh orang berusia 70-an, dua orang berusia 80-an, dan satu orang berusia 90-an.

Tiga praktisi meninggal saat masih dalam tahanan, termasuk pria berusia 72 tahun dan wanita berusia 53 tahun, mereka berdua sama-sama menjalani masa hukuman tujuh tahun, ada pula wanita berusia 64 tahun yang kehilangan nyawanya enam hari setelah ditangkap. Wanita lainnya yang berusia 80-an meninggal beberapa hari setelah dibebaskan dari penjara karena pembebasan bersyarat medis.

Penganiayaan juga menyebabkan rasa sakit dan duka bagi keluarga praktisi yang meninggal. Gadis berusia enam tahun yang kehilangan ibunya tahun lalu menjadi yatim piatu setelah ayahnya meninggal bulan April 2023. Wanita berusia 73 tahun meninggal setelah putri dan suaminya meninggal. Dua pasangan suami istri juga ada di antara kasus kematian praktisi yang telah terkonfirmasi bulan April 2023.

Di bawah ini adalah beberapa kasus kematian terpilih. Daftar lengkap 25 praktisi yang dilaporkan kematiannya bisa diunduh di sini (PDF).

Kematian dalam Tahanan

Wanita Wuhan Meninggal Enam Hari Setelah Penangkapan Karena Berlatih Falun Gong

Hu Yongxiu, wanita berusia 64 tahun di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, ditangkap di luar rumah sakit saat berbicara dengan orang-orang tentang penganiayaan terhadap Falun Gong. Keluarganya mengkonfirmasi pada tanggal 5 April 2023 bahwa dia meninggal pada hari itu. Rumahnya diawasi dengan ketat oleh polisi. Karena sensor informasi yang ketat, detail tentang kematiannya tidak tersedia.

Keluarga Merasa ada Hal yang Mencurigakan dalam Kematian Mendadak Pria Berusia 72 Tahun di Penjara Jidong (Foto)

Keluarga Wang Jian hancur ketika seorang penjaga di Penjara Jidong di Provinsi Hebei menelepon pada 3 April 2023, untuk memberi tahu mereka bahwa Wang, yang menjalani hukuman tujuh tahun karena berlatih Falun Gong, meninggal mendadak.

Karena Wang dari Kota Tangshan, Provinsi Hebei, masih dalam keadaan sehat ketika menjalani pemeriksaan fisik pada tanggal 2 Maret 2023, dan ia juga tampak baik-baik saja dan bersemangat ketika keluarganya mengunjunginya pada tanggal 19 Maret, keluarga mencurigai ada yang tidak beres dalam kematiannya, terutama ketika penjara tampaknya seperti menyembunyikan informasi tentang kondisinya di hari-hari terakhirnya.

Menurut keluarga Wang, seorang penjaga penjara memberi tahu keluarga Wang pada pukul 11:58 pada tanggal 3 April bahwa ia mengalami koma. Penjaga menelepon lagi pada pukul 12:14 dan memberi tahu mereka bahwa Wang telah dijemput oleh ambulans. Ketika mereka sampai di Rumah Sakit Zona Pengembangan Nanbao pada pukul 13:05, Wang sudah dinyatakan meninggal. Kepalanya dimiringkan ke atas, dan mata serta mulutnya sedikit terbuka.

Ketika keluarga bertanya kepada dokter UGD apa yang menyebabkan kematiannya, dia mengatakan dia tidak yakin dan tidak mungkin dia menentukan atau berspekulasi mengenai hal itu. Dia menekankan bahwa ketika ambulans tiba di penjara, pupil mata Wang membesar dan jantungnya sudah berhenti berdetak.

Pukul 18.50 datang pemeriksa forensik. Dia melaporkan bahwa ada banyak memar yang dalam di sekitar telinga dan punggung Wang, serta beberapa memar di punggung tangan kanannya. Ada tanda melingkar di dadanya dan beberapa goresan di punggungnya. Ketika petugas koroner membalik tubuhnya, cairan keluar dari telinga kirinya.

Penjara menyatakan bahwa Wang meninggal secara tiba-tiba karena suatu penyakit, tetapi tanpa menyebutkan penyakit apa. Mereka meminta keluarga untuk memberikan bukti berpenghasilan rendah, karena mereka bermaksud menawarkan subsidi keuangan antara 8.000 hingga 10.000 yuan.

Bagi keluarga, memar di kepala dan punggung Wang terlihat tidak biasa dan bukan disebabkan oleh penyakit biasa. Mereka bertanya apakah mereka disebabkan oleh penyiksaan atau penganiayaan lain yang berusaha disembunyikan oleh penjara.

Menurut video pengawasan yang disediakan oleh penjara, setelah Wang pingsan dan terjatuh di siang hari. para narapidana terlibat dalam upaya menyadarkan Wang di penjara. Tak satu pun dari mereka yang mengenakan jas putih pada awalnya, tetapi kemudian mereka akhirnya memakainya. Tampak bagi keluarga bahwa para narapidana tidak mengikuti prosedur medis dan sangat ceroboh.

Dalam video tersebut, seorang dokter wanita dan seorang perawat wanita datang ke penjara. Tetapi ketika keluarga pergi ke rumah sakit, seorang dokter laki-laki yang datang untuk berbicara dengan mereka dan berkata bahwa dia adalah dokter yang pergi ke penjara dengan ambulans untuk menjemput Wang.

Wanita Berusia 53 Tahun Meninggal di Penjara Saat Menjalani Hukuman Tujuh Tahun Karena Keyakinannya

Teng Shuli meninggal pada 10 Januari 2023, saat menjalani hukuman tujuh tahun penjara karena berlatih Falun Gong. Dia berusia 53 tahun.

Teng ditangkap di rumahnya pada tanggal 12 Oktober 2020 dan dijatuhi hukuman tujuh tahun dengan denda 80.000 yuan pada tanggal 2 Juni 2021. Setelah dia dibawa ke Penjara Wanita Provinsi Heilongjiang pada tahun 2021, dia dipaksa untuk menonton video propaganda yang menjelekkan Falun Gong setiap hari. Dia juga dilarang tidur dan dipaksa duduk di bangku kecil selama berjam-jam tanpa bergerak.

Siksaan mental dan fisik merenggut kesehatan Teng. Dia makan sangat sedikit dan menjadi kurus. Dia juga tumbuh tumor di perutnya, yang menyebabkan pendarahan hebat saat buang air besar.

Teng begitu lemah sehingga dia hanya terbaring di tempat tidur. Dia tidak bisa bangun bahkan ketika penjaga datang untuk memeriksa sel. Teman satu selnya takut bahwa dia akan mati kapan saja. Kemudian, dia ditemukan menderita kanker hati dan dubur stadium akhir.

Kunjungan suami Teng ditolak meskipun telah memohon berulang kali. Penjara juga menolak permintaannya untuk membebaskan Teng dengan pembebasan bersyarat medis, bahkan ketika dia di ambang kematian.

Tragedi Keluarga

Gadis Yatim Piatu Berusia Enam Tahun dalam Penganiayaan terhadap Falun Gong

Setelah kehilangan ibunya pada Juli 2022, seorang gadis berusia enam tahun, Lily (nama samaran), baru-baru ini menjadi yatim piatu ketika ayahnya juga meninggal pada April 2023.

Bahkan sebelum dia lahir, penderitaan Lily sudah dimulai sejak dalam kandungan ibunya. Tidak tahu dia hamil, Zhu Xiu melakukan mogok makan selama lima bulan untuk memprotes penahanan sewenang-wenang dan penyiksaan terhadapnya karena berlatih Falun Gong. Merupakan keajaiban bahwa kehamilannya tetap bertahan meskipun mengalami cobaan berat dan dia melahirkan bayinya, Lily, pada tanggal 8 Desember 2017.

Hanya enam hari setelah ulang tahunnya, ayah Lily, Wang Yudong, dijatuhi hukuman tiga tahun karena keyakinannya pada Falun Gong. Zhu berjuang untuk merawat Lily sendirian sambil menghindari gangguan dari polisi.

Ketika Wang dibebaskan pada Maret 2020, dia berjuang dengan mobilitas dan gangguan bicara akibat stroke yang dia alami di penjara. Dengan gangguan dari polisi yang terus berlanjut, keluarga itu masih tidak bisa tinggal bersama. Zhu membawa Lily pulang pada tahun 2021 untuk tinggal bersama Wang, sementara dia tetap sendirian.

Kemudian, mimpi terburuk Wang menjadi kenyataan ketika seseorang menelepon dan memberi tahu dia tentang meninggalnya Zhu pada Juli 2022. Terlepas dari kenyataan bahwa dia berusaha keras untuk memberikan cinta dan perhatian kepada putri kecilnya, yang tidak pernah hidup sehari pun tanpa rasa takut dan tekanan penganiayaan sejak dia lahir, trauma fisik dan mental yang dia alami selama bertahun-tahun melampaui apa yang dapat dia tahan. Dia meninggal dalam tidurnya pada tanggal 9 April 2023. Betapapun putus asa gadis kecilnya memanggilnya, dia tidak pernah bangun. Wang dan Zhu sama-sama meninggal di usia 51 tahun.

Wang Yudong

Wang Yudong dan keluarganya

Putri Wang

Putri Wang tak lama setelah lahir

Suami dan Istri Meninggal Dunia Berselang Tiga Bulan Karena Penganiayaan terhadap Falun Gong

Ketika Gao Zhencai dibebaskan pada 2 Januari 2023, setelah menjalani hukuman 3,5 tahun karena keyakinannya pada Falun Gong, dia kurus kering, hampir buta dan lumpuh. Istrinya, Xu Suqin, tidak ada di rumah untuk menyambutnya karena telah meninggal dunia sebulan sebelumnya, diakibatkan oleh tekanan mental akibat penganiayaan.

Gao meninggal dalam waktu kurang dari dua bulan pada tanggal 26 Februari. Dia berusia 71 tahun.

Xu dan Gao adalah penduduk Kota Tangshan, Provinsi Hebei. Xu pernah menderita psoriasis parah. Dia mencoba berbagai perawatan, tetapi tidak berhasil. Pada tahun 2009, dia mulai berlatih Falun Gong dan segera sembuh. Gao terkesan dengan manfaat kesehatan Falun Gong. Dia juga mulai berlatih pada Oktober 2013, ketika dia berjuang melawan sakit punggung yang parah, yang tidak membaik setelah satu bulan dirawat di rumah sakit. Selain mendapatkan kembali kesehatannya, ia juga berubah dari pemarah menjadi seseorang yang penuh perhatian dan suka membantu.

Gao ditangkap di rumahnya pada 3 Juli 2019 dan ditahan di Pusat Penahanan No. 1 Kota Tangshan. Dia diadili oleh Pengadilan Distrik Lubei pada 11 November 2020 dan dijatuhi hukuman 3,5 tahun di Penjara Jidong.

Setelah penangkapan Gao, Xu mengunjungi kantor polisi untuk mengklarifikasi fakta tentang Falun Gong dan meminta pembebasannya. Polisi berjanji akan membebaskannya dalam sebulan jika dia bekerja sama dengan mereka dan memberikan informasi yang mereka inginkan. Tapi bukannya melihatnya dibebaskan, Xu malah menerima surat perintah penangkapannya.

Putri pasangan itu juga pergi ke kantor polisi untuk mencari keadilan bagi ayahnya. Polisi mengancam akan menangkap dia dan ibunya. Dia ditahan di kantor polisi dan diinterogasi selama sehari.

Setelah itu, polisi dan anggota staf komite pemukiman terus menerus mengganggu Xu dan memerintahkannya untuk menandatangani pernyataan untuk melepaskan Falun Gong. Ketika dia menolak untuk patuh, polisi berusaha memaksa putrinya, yang tidak berlatih Falun Gong, untuk menandatanganinya atas namanya.

Selain pelecehan, pihak berwenang juga menghasut tetangga Xu untuk mengawasinya. Terkadang mereka mengikutinya saat dia keluar. Ketika teman-teman Xu datang berkunjung dan membawakan makanan untuknya, tetangganya akan datang ke rumahnya dan mengancam bahwa teman-temannya tidak boleh datang lagi.

Karena tekanan mental, Xu mulai menderita demam terus-menerus dan edema sistemik. Dia secara bertahap kehilangan kemampuan untuk merawat dirinya sendiri dan meninggal pada pertengahan November 2022.

Suami dan Istri Keduanya Meninggal di Awal 2023 Setelah Bertahun-tahun Dianiaya Karena Keyakinan Mereka Pada Falun Gong

Sejak Partai Komunis Tiongkok mulai menganiaya Falun Gong pada Juli 1999, sepasang suami istri di Kota Wuhan, Provinsi Hubei berulang kali menjadi sasaran karena mereka menegakkan keyakinannya. Mereka ditangkap lebih dari sepuluh kali dan ditahan di penjara dan pusat pencucian otak. Sang suami menjalani hukuman delapan tahun penjara dan pensiunnya ditangguhkan beberapa tahun kemudian. Ia dan istrinya meninggal dunia satu per satu di awal tahun 2023. Mereka meninggalkan seorang anak laki-laki yang mengalami keterbelakangan mental dan tidak mampu merawat dirinya sendiri.

Penganiayaan Suami

Sebelum Liu Shuisheng berlatih Falun Gong pada April 1996, ia terbaring di tempat tidur selama bertahun-tahun karena herniasi lumbal, osteoarthritis dan rheumatoid arthritis parah. Setelah hanya enam bulan berlatih Falun Gong, ia kembali bisa berdiri.

Karena dia tetap teguh pada Falun Gong setelah penganiayaan dimulai, ia ditangkap empat kali dan ditahan di pusat pencucian otak. Rumahnya digeledah tiga kali.

Pengadilan Distrik Dongxihu menjatuhkan hukuman delapan tahun penjara pada Desember 2003 karena mencetak materi informasi Falun Gong di kediaman sementaranya. Di Penjara Fanjiatai, Liu dipaksa mencabut rumput liar, membawa batu bata, membersihkan sampah industri, dan membuat kerajinan menyulam. Pada malam hari, ia dipaksa menonton laporan berita yang dipenuhi propaganda media milik negara. Kamera pengintai ada di mana-mana di dalam penjara dan kegiatan sehari-hari para praktisi dipantau.

Pada malam 9 Maret 2011, sehari sebelum jadwal pembebasan Liu, dia dibawa ke Pusat Pencucian Otak Erdaopeng. Karena Liu masih menolak melepaskan Falun Gong setelah 20 hari, ia dipindahkan ke Pusat Pencucian Otak Provinsi Hubei pada 29 Maret. Karena pemukulan dan pemberian obat-obatan di penjara dan pusat pencucian otak, rambut Liu menjadi beruban seluruhnya ketika ia akhirnya diperbolehkan pulang. Giginya juga goyang dan ia sulit berjalan atau melakukan apapun.

Pada bulan Maret 2010, ketika ia masih di penjara, bekas tempat kerjanya, Pabrik Peralatan Keamanan Publik 812, memproses pensiunnya dan ia telah menerima pembayaran bulanan sebesar 3.500 yuan (Rp 7.700.000) sejak saat itu. Tetapi pada Juli 2019, Biro Jaminan Sosial Distrik Jianghan, yang bertugas mengeluarkan semua pembayaran pensiun setelah reformasi baru-baru ini, tiba-tiba menghentikan pensiunnya.

Biro jaminan sosial mengklaim bahwa Liu tidak berhak atas pembayaran pensiun karena ia telah dijatuhi hukuman sebelumnya, meskipun tidak ada undang-undang perburuhan Tiongkok yang memiliki ketentuan seperti itu. Mereka juga menuntut agar Liu membayar kembali uang pensiun lebih dari 300.000 yuan (Rp 660.000.000) yang telah diterimanya dalam sepuluh tahun terakhir. Tidak jelas apakah ia menurut.

Penganiayaan Istri

Hu Mingxiu pernah bekerja di Perusahaan Farmasi Renfu Wuhan. Setelah menyaksikan kesembuhan ajaib suaminya dari berlatih Falun Gong, dia juga ikut berlatih.

Hu pergi ke Beijing untuk memohon hak berlatih Falun Gong pada Oktober 1999 dan ditangkap. Setelah dia dibawa kembali ke Wuhan, dia ditahan di kurungan besi bersama beberapa praktisi lainnya. Mereka duduk di lantai selama sehari, tanpa diberi makan atau minum. Selama 15 hari berikutnya, dia menghabiskan hari di kantor polisi menulis laporan pemikiran dan dibawa ke klinik komunitas pada malam hari.

Pada suatu hari di bulan Maret 2000 polisi mengetuk pintunya sekitar pukul 02:00 pagi dan menipunya untuk pergi bersama mereka ke kantor polisi. Tanpa memberikan alasan apa pun, mereka menahannya satu bulan, diikuti dua bulan di Pusat Pencucian Otak Erdaopeng.

Hu dan Liu ditangkap pada hari yang sama di awal tahun 2001 dan dibawa ke Pusat Pencucian Otak Erdaopeng. Buku-buku Falun Gong mereka, kaset audio ceramah dan foto pencipta Falun Gong disita. Ibunda Hu trauma dengan penangkapan dan penahanan mereka. Dia jatuh sakit dan meninggal pada bulan Agustus tahun itu.

Setelah Liu terpaksa tinggal jauh dari rumah pada Juli 2002, Hu mengajukan pensiun dini dan tinggal di rumah untuk merawat putra mereka.

Pada 2 April 2003, satu bulan setelah penangkapan terakhir Liu, Hu juga ditangkap di rumahnya. Dia ditahan di Pusat Pencucian Otak Erdaopeng selama 23 hari, di mana dia dilarang tidur dan dipaksa mendengarkan program audio yang memfitnah Falun Gong. Penjaga juga memerintahkan dia untuk mengutuk orang dan memberikan informasi tentang praktisi lain.

Ketika Liu dan Hu ditahan, putra mereka dibawa ke rumah sakit.

Setelah Liu dijatuhi hukuman, Hu sering mengunjungi penjara, tetapi permintaan kunjungannya tidak pernah dikabulkan, karena dia juga berlatih Falun Gong.

Hu ditangkap lagi pada malam 26 Mei 2008. Anggota staf komite perumahan mengancamnya untuk tidak keluar untuk memperkenalkan Falun Gong karena Olimpiade Beijing akan diadakan dalam tiga bulan. Dia dibawa ke Pusat Pencucian Otak Erdaopeng dan ditahan di sana sampai 7 Juni. Putranya dikirim ke panti jompo selama periode ini.

Penganiayaan terhadap Lansia

Wanita Berusia 80 Tahun dalam Kondisi Kritis saat Dipenjarakan, Meninggal Beberapa Hari setelah Pembebasan Bersyarat Medis

Li Guibin, seorang warga Kota Qinhuangdao, Provinsi Hebei, dijatuhi hukuman empat tahun di usia 76 karena berlatih Falun Gong. Pada pertengahan April 2023, dua tahun setelah Li dibawa ke Penjara Wanita Provinsi Hebei, putranya diinformasikan oleh penjara bahwa Li sekarat. Putranya bergegas ke penjara dan membawanya ke rumah sakit di Shijiazhuang (lokasi penjara) setelah penjara setuju membebaskannya dengan pembebasan bersyarat medis.

Setelah dua hari dirawat, Li dibawa pulang kembali ke rumah (berjarak hampir 600 km dari Shijiazhuang) dan dibawa ke rumah sakit setempat. Li meninggal tak lama kemudian tanggal 16 April. Dia berusia 80 tahun. Menurut keterangan orang yang melihat jenazahnya, Li hanya tinggal kulit dan tulang setelah dipenjarakan selama dua tahun.

Li ditangkap tanggal 27 April 2018 saat mempelajari ceramah Falun Gong bersama tiga praktisi lainnya. Dia gagal saat pemeriksaan fisik yang dibutuhkan oleh tempat tahanan, polisi membebaskannya dan menempatkannya sebagai tahanan rumah. Dia ditangkap dua kali lagi, tanggal 20 Agustus dan tanggal 27 Desember 2018. Setiap kalinya, dia diinterogasi dan dibebaskan. Karena dia menolak menandatangani catatan interogasi, polisi menandatangani dokumen atas nama Li.

Karena diganggu terus-menerus, Li menderita gejala stroke. Dia tidak bisa berbicara dan sulit berjalan selama beberapa waktu.

Pengadilan Kabupaten Changli menjatuhi hukuman empat tahun penjara bagi Li dengan denda sebesar 10.000 yuan. Dia dibawa kembali ke Pusat Penahanan Qinhuangdao tanggal 18 November 2020 dan dipindahkan ke penjara pada Mei 2021.

Setelah Kehilangan Putri dan Suaminya, Wanita 73 Tahun Juga Meninggal Karena Penganiayaan terhadap Falun Gong

Setelah kematian tragis putri dan suaminya bertahun-tahun yang lalu, Xiang Huaixiang, pensiunan pegawai bank di Kota Chenzhou, Provinsi Hunan, juga meninggal pada 2 April 2023, karena penganiayaan terhadap Falun Gong. Dia berusia 73 tahun.

Xiang Huaixiang

Putri tunggal Xiang, Chen Lijuan, ditangkap pada tahun 2000 saat melakukan latihan Falun Gong di Lapangan Tiananmen di Beijing. Dia berusia sekitar 20 tahun saat itu dan masih menjadi mahasiswa. Polisi pergi ke Beijing dan membawanya kembali ke Chenzhou. Dia mengalami gangguan jiwa karena penyiksaan dalam tahanan. Dia dibebaskan dengan jaminan dan dikirim ke rumah sakit jiwa pada Juli 2000. Namun, kondisinya semakin memburuk dan dia meninggal pada November 2004.

Menyusul penangkapan terakhir Xiang pada 19 Juli 2010, suaminya, Chen Zhiqiang, sering mendatangi Pengadilan Distrik Suxian untuk menuntut pembebasannya, namun diintimidasi oleh anggota staf pengadilan. Karena tekanan mental, ia menderita kanker hati. Dia mengajukan permohonan beberapa kali agar Xiang dibebaskan untuk merawatnya tetapi selalu ditolak. Chen kemudian meninggal di rumah sendirian. Jenazahnya baru ditemukan setelah mulai membusuk dan tercium oleh tetangganya.

Antara 5 November 2010 hingga 7 April 2011, Xiang hadir di Pengadilan Distrik Suxian empat kali dan dijatuhi hukuman tujuh tahun di Penjara Wanita Provinsi Hunan.

Saat Xiang dibebaskan pada 18 Juli 2017, dan mengetahui bahwa pensiunnya telah ditangguhkan sejak September 2014. Dia berulang kali mengajukan banding ke perusahaan tempatnya dulu bekerja dan biro jaminan sosial provinsi tetapi tidak berhasil.

Perusahaan tempatnya bekerja lalu menuntut agar dia mengembalikan lebih dari 90.000 yuan tunjangan pensiun yang dia terima antara September 2010 dan September 2014. Karena dia tidak memiliki uang untuk memenuhi permintaan tersebut, perusahaan memotong uang dari rekening pensiunnya sejak Agustus 2017 (satu bulan setelah dia dibebaskan). Mereka mengatakan akan memberinya subsidi untuk menutupi biaya hidup minimum setelah mengembalikan seluruh jumlah 90.000 yuan dalam sembilan tahun, tetapi mereka tidak akan mengembalikan tunjangan pensiunnya. Tekanan mental dan finansial akhirnya merenggut nyawanya, dan dia meninggal pada tanggal 2 April 2023.

Perempuan 78 Tahun Dibebaskan dari Penjara dalam Kondisi Kritis, Meninggal Tiga Bulan Kemudian

Fu Fazhi dibebaskan saat tengah berada di ambang kematian pada bulan Oktober 2022, satu bulan sebelum berakhirnya hukuman penjara selama empat tahun karena berlatih Falun Gong. Dia meninggal tiga bulan kemudian, yakni pada bulan Januari 2023 saat berusia 78 tahun.

Fu, dari Kota Chengdu, Provinsi Sichuan, ditangkap pada tanggal 22 November 2018 dan kemudian dijatuhi hukuman empat tahun oleh Pengadilan Distrik Xindu. Dia masih sangat sehat dan penuh energi ketika dibawa ke Penjara Wanita Provinsi Sichuan. Tidak jelas siksaan apa yang dideritanya, sehingga akhirnya merenggut nyawanya.

Ini bukan pertama kalinya Fu dihukum karena keyakinannya. Dia sebelumnya ditangkap tanggal 10 Maret 2009 malam. Karena dia menolak untuk melepaskan Falun Gong, pihak berwenang membawa ketiga putranya ke pusat penahanan dan memaksa mereka berlutut di depannya, menangis, dan memohon padanya agar menulis pernyataan melepaskan Falun Gong. Dia menolak untuk menyerah meskipun ada tekanan.

Empat bulan kemudian, pengadilan setempat memvonis Fu dengan hukuman tiga tahun. Dia mengajukan banding di Pengadilan Menengah Kota Chengdu, namun hakim mengumumkan bahwa mereka menegakkan putusan aslinya.

Wanita Usia Lanjut Meninggal karena Stroke Akibat Hukuman Penjara dan Pelecehan Polisi Tanpa Henti

Zhang Guiyun berulang kali dilecehkan setelah dia selesai menjalani hukuman satu tahun penjara karena berlatih Falun Gong. Tekanan mental menyebabkan dia menderita beberapa stroke. Dia meninggal pada 16 Januari 2023. Dia berusia 73 tahun.

Zhang Guiyun

Zhang, penduduk asli Kota Qiqihar, Provinsi Heilongjiang, ditangkap tiga kali antara tahun 1999 dan 2000. Dia diberi hukuman kamp kerja paksa, namun dibebaskan 14 hari kemudian karena kesehatannya.

Zhang ditahan lagi tahun 2001 dan ditahan selama dua minggu. Setelah dia kembali ke rumah, pihak berwenang mengatur empat orang mengawasinya sepanjang waktu dalam dua shift selama dua minggu lagi. Selama beberapa bulan berikutnya, polisi terus mengganggu keluarga tersebut dan berusaha memaksa pemilik rumah untuk mengusir mereka. Mereka juga melarang orang lain menyewakan properti kepadanya.

Untuk menghindari pelecehan, Zhang pindah ke Kota Anshan, Provinsi Liaoning. Dia dan suaminya kekurangan uang setelah tempat bekerja suaminya dulu berhenti melakukan pembayaran pensiun kepadanya karena kinerja keuangannya yang buruk. Diliputi oleh kecemasan, suaminya meninggal dunia pada tahun 2004. Zhang kembali ke Qiqihar untuk mengajukan subsidi pendapatan rendah tetapi tidak mendapatkan apapun.

Polisi mulai mengganggu Zhang dan mengawasi kegiatan sehari-harinya sejak Agustus 2018. Dia diadili di Pengadilan Distrik Lishan tanggal 28 Mei dan 24 Juni 2019. Dia lalu dihukum satu tahun. Polisi terus mengganggunya setelah dia dibebaskan. Karena tekanan mental, Zhang menderita stroke tanggal 27 Januari 2021, dan mengalami beberapa kali stroke lagi sesudahnya. Tidak bisa membiayai perawatan medis, Zhang meninggal tanggal 16 Januari 2023.

Laporan Terkait

25 Falun Gong Practitioner Deaths Due to Persecution Reported in March 2023

19 Falun Gong Practitioner Deaths Due to Persecution Reported in February 2023

15 Falun Gong Practitioner Deaths Due to Persecution Reported in January 2023