(Minghui.org) Ye Zhimin (pria) ditangkap pada 28 November 2022 karena berlatih Falun Gong. Dia muncul di Pengadilan Distrik Nanshan di Kota Shenzhen, Provinsi Guangdong pada 17 Maret 2023. Pengacaranya mengajukan pembelaan tidak bersalah untuknya dan membantah tuduhan terhadapnya. Hakim ketua, Wu Junwei, terus-menerus menyela pengacara.

Jaksa mendakwa Ye melanggar Pasal 300 Hukum Pidana, yang menetapkan bahwa siapa pun yang menggunakan organisasi aliran sesat untuk merusak penegakan hukum harus dituntut seberat-beratnya.

Pengacara pembela menunjukkan bahwa Kongres Rakyat (badan legislatif Tiongkok) tidak pernah memberlakukan undang-undang yang menganggap Falun Gong sebagai “aliran sesat” dan bahwa daftar aliran sesat yang disusun oleh Kementerian Keamanan Publik tidak mecakup Falun Gong.

Penuntut mengutip sebagai dasar hukum interpretasi undang-undang Pasal 300 yang dikeluarkan pada November 1999 oleh Mahkamah Agung Rakyat dan Kejaksaan Agung Rakyat, yang mengharuskan siapa pun yang berlatih atau mempromosikan Falun Gong akan dituntut semaksimal mungkin.

Pengacara berargumentasi bahwa Interpretasi Hukum 1999 telah diganti dengan versi baru yang mulai berlaku pada 1 Februari 2017. Interpretasi baru tidak menyebutkan Falun Gong dan menekankan bahwa setiap dakwaan terhadap siapa pun yang terlibat dalam aliran sesat harus didasarkan pada hukum yang kuat. Karena tidak ada undang-undang yang pernah mengkriminalisasi Falun Gong atau melabelinya sebagai aliran sesat di Tiongkok, dakwaan terhadap Ye tidak memiliki dasar hukum.

Pengacara menegaskan bahwa menurut prinsip hukum, setiap perbuatan yang dianggap pidana harus sudah tercakup dalam hukum pidana. Dengan kata lain, jika hukum pidana menetapkan bahwa perbuatan tertentu (seperti pembunuhan) adalah pidana, maka siapa pun yang melakukan perbuatan itu dianggap melanggar hukum. Jika suatu perbuatan tidak pernah disebutkan dalam undang-undang pidana, maka tidak ada dasar hukum untuk menuntut seseorang karena melakukan perbuatan itu. Sekali lagi, karena tidak ada undang-undang yang menetapkan bahwa berlatih Falun Gong atau memiliki/menyebarkan materi Falun Gong adalah tindak pidana, Pasal 300 hukum pidana tidak dapat digunakan sebagai dasar hukum untuk kasus terhadap Ye.

Jaksa mengatakan Konstitusi dan undang-undang lainnya telah menetapkan Falun Gong sebagai aliran sesat, tetapi dia tidak menyebutkan undang-undang mana yang mengatakan demikian. Pengacara membantah bahwa Konstitusi bahkan tidak pernah menyebut Falun Gong.

Falun Gong hanyalah latihan peningkatan diri, lanjut pengacara, dan bagian “organisasi” dalam tuduhan terhadap Ye tidak berdasar karena Falun Gong tidak memiliki bentuk organisasi atau daftar keanggotaan. Singkatnya, jaksa gagal memberikan bukti bagaimana Ye terlibat dalam organisasi aliran sesat, atau tindakan spesifik apa yang dia lakukan untuk merusak penegakan hukum.

Selain itu, setiap kesalahan pidana harus merugikan masyarakat secara keseluruhan (berlawanan dengan kesalahan perdata yang hanya merugikan pihak swasta). Namun, sepanjang dakwaan, jaksa penuntut hanya berulang kali menuduh Ye merusak penegakan hukum, tetapi tanpa menyebutkan penegakan hukum mana yang dihalangi olehnya atau kerugian apa yang ditimbulkannya bagi masyarakat secara keseluruhan.

Menanggapi jaksa yang menuduh Ye membuat dan menyebarkan materi promosi Falun Gong, pengacara mengatakan bahwa meskipun polisi benar-benar menemukan buku dan materi Falun Gong di rumah Ye, mereka tidak memiliki bukti bagaimana dia menyebarkan materi tersebut.

Menurut hukum acara pidana, pengadilan harus memberi tahu terdakwa tentang persidangan tiga hari sebelumnya. Tapi Ye tidak menerima pemberitahuan seperti yang diwajibkan oleh hukum. Dengan demikian, pengadilan telah melanggar prosedur hukum itu sendiri.

Pengacara menambahkan bahwa "Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia" menyatakan dalam pembukaannya bahwa setiap orang "harus menikmati kebebasan berbicara dan berkeyakinan." Karena Tiongkok memainkan peran penting dalam menulis deklarasi dan juga penandatangannya, Tiongkok seharusnya lebih menghormati kebebasan berbicara dan keyakinan spiritual warga negara Tiongkok.

Pengacara itu juga mengatakan, setelah Partai Komunis Tiongkok mengambil alih kekuasaan di Tiongkok, mereka meluncurkan satu demi satu kampanye politik untuk menargetkan kelompok warga Tiongkok terpilih yang berani mengkritik rezim. Tak terhitung orang yang dipenjara atau dianiaya sampai mati.

Hakim terus menyela pengacara, tetapi dia terus mengatakan bahwa pemimpin Partai Komunis Tiongkok saat ini bersumpah untuk memungkinkan orang Tiongkok untuk hidup dalam "Impian Tiongkok". Namun untuk mewujudkan impian tersebut, rakyat Tionghoa harus bisa lebih menikmati martabat dan kebebasan. Upaya apapun yang mencoba menghapus keyakinan melalui tirani tidak akan berhasil. Dia meminta hakim untuk belajar dari sejarah, menjaga hukum dan menegakkan keadilan.

Setelah pernyataan pembelaan pengacara, jaksa penuntut menuduhnya berbicara omong kosong, mengada-ada, dan berbelit-belit. Namun dia lalai untuk mengatakan bahwa dia tidak dapat menjawab pertanyaan pengacara tentang bagaimana Ye diduga menggunakan organisasi aliran sesat untuk merusak penegakan hukum.

Saat bersaksi untuk pembelaannya sendiri, Ye menantang jaksa dan hakim untuk menunjukkan buku-buku Falun Gong di pengadilan dan membacakan beberapa isinya. Dia mengatakan setiap orang harus membaca buku itu sendiri dan menentukan apakah isinya mengganggu masyarakat atau justru membawa manfaat bagi masyarakat.