(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa dari Denmark dan Swedia mengadakan acara di Old Square di pusat Kopenhagen pada 21 April 2023, untuk memperingati 24 tahun permohonan 25 April di Beijing. Mereka memperkenalkan Falun Dafa kepada orang-orang dari semua lapisan masyarakat dan memberitahu mereka tentang penganiayaan Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Memperagakan latihan Falun Dafa 

Orang-orang membaca informasi

Orang-orang menandatangani petisi menyerukan untuk diakhirinya penganiayaan

Orang-orang berbicara dengan praktisi untuk mempelajari lebih banyak informasi.

Pasangan Inggris Menyaksikan Praktisi Ditangkap di Lapangan Tiananmen

Pasangan pensiunan Inggris berhenti di kegiatan tersebut. Mereka mendengarkan penjelasan praktisi tentang penganiayaan PKT terhadap Falun Dafa. Melihat melalui materi, wanita itu tiba-tiba menunjuk ke gambar praktisi membentangkan spanduk di Lapangan Tiananmen, dan berkata, "Kami melihat pemandangan ini ketika kami mengunjungi Lapangan Tiananmen."

Mereka berkata bahwa mereka pergi ke Tiongkok empat kali dan mengunjungi banyak kota. Wanita itu mengenang suatu tahun di Beijing, ketika mereka mengunjungi Lapangan Tiananmen sebagai turis, “Kami melihat beberapa orang yang baru saja memasang spanduk seperti yang ada di foto, dan kemudian banyak polisi bergegas, menangkap mereka, dan memaksa mereka masuk ke dalam mobil. Itu semua terjadi sangat cepat. Orang-orang Tionghoa di sekitar bertepuk tangan. Kami pikir mereka sedang syuting.”

Seorang praktisi memberi tahu mereka, “Orang-orang yang ditangkap ini adalah praktisi Falun Dafa. Spanduk bertuliskan Sejati-Baik-Sabar. Para praktisi [yang anda lihat] menghadapi hukuman penjara, penyiksaan, dan bahkan organ mereka diambil.”

Pasangan itu terkejut. Mereka tidak mengerti mengapa orang Tionghoa berdiri dan bertepuk tangan ketika orang baik ditangkap. Setelah mengetahui lebih banyak, mereka mengerti bahwa itu karena PKT menggunakan kebohongan untuk menipu orang Tionghoa, membuat mereka membenci Falun Dafa.

Setelah mereka mengetahui keseluruhan ceritanya, sang suami berkata, “Di negara kita, jika rakyat biasa diperlakukan tidak adil, pemerintah akan membantu mereka bukannya mengabaikan mereka, apalagi menganiaya mereka.”

Mereka mengatakan mengagumi keberanian praktisi dan upaya gigih untuk kebebasan berkeyakinan.

Kebebasan Berkeyakinan Adalah Hak

Seorang praktisi bernama Michael berkata dia mulai berlatih Falun Dafa di Indonesia pada musim panas 1999 ketika seorang teman memberinya sebuah buku Falun Dafa. Baru setelah dia kembali ke Denmark dia mengetahui tentang permohonan damai 25 April di Tiongkok dan PKT mulai menganiaya praktisi Falun Dafa tiga bulan kemudian.

Dia berkata bahwa orang-orang dianiaya karena keyakinan mereka tidak dapat diterima, “Di Tiongkok, orang-orang dengan damai mengungkapkan keinginan mereka kepada pemerintah, tetapi mereka dianiaya. Ini adalah hal yang sangat buruk. Di Denmark, hal semacam ini tidak pernah terjadi. Karena negara demokrasi memiliki kebebasan berkeyakinan, kebebasan berbicara, dan kebebasan berserikat, orang dapat dengan bebas menyampaikan keinginannya kepada pemerintah.”

Di Tiongkok, praktisi ditahan, disiksa, dan bahkan menjadi sasaran pengambilan organ oleh PKT saat mereka masih hidup. Michael berkata, “Kita semua berlatih Sejati-Baik-Sabar. Saya ingin membantu praktisi di Tiongkok, jadi saya berpartisipasi dalam acara ini.”

Orang Tionghoa Mundur dari PKT

Acara tersebut memberikan kesempatan bagi orang Tionghoa untuk mengetahui tentang Falun Dafa dan mundur dari PKT serta organisasi afiliasinya. Hari itu, enam orang mundur dari organisasi PKT.

Dua pemuda Tionghoa yang sedang berbelanja berhenti untuk berbicara dengan praktisi dan mempelajari detail tentang permohonan 25 April dan penganiayaan terhadap Falun Dafa. Mereka berkata bahwa Sejati-Baik-Sabar baik dan harus didukung.

Seorang wanita muda dan orang tuanya mengobrol dengan praktisi. Setelah berdiskusi, mereka berkata bahwa mereka memahami watak sebenarnya dari PKT dan memilih untuk mundur dari PKT dan organisasi afiliasinya.