(Minghui.org) Artikel ini memuat tiga surat dari praktisi Falun Dafa di Eropa. Insiden yang digambarkan dalam surat mencerminkan beberapa fenomena rumit yang disebabkan oleh keterikatan praktisi dalam melakukan pekerjaan Dafa. Artikel-artikel tidak menuding siapa pun. Mereka meminta setiap orang untuk secara positif mempengaruhi lingkungan kultivasi dengan meningkatkan Xinxing dan menjadikan Fa sebagai guru.

Surat 1: Kultivasi Sejati dan Lingkungannya

Minghui baru-baru ini menerbitkan tiga artikel editorial, “Bertanggung Jawab,” “Pujian dan Gangguan Iblis karena Pikiran Sendiri” dan “Dapatkah Kita Mendistribusikan Artikel-Artikel Baru Guru Di Antara yang Bukan Praktisi?”

Beberapa praktisi membagikan pemikiran mereka setelah membaca artikel ini, “Praktisi di Luar Tiongkok Mengungkapkan Keprihatinan – Surat kepada Dewan Editorial Minghui” Saya pikir semua artikel ini mencerminkan beberapa masalah yang kita hadapi. Membuat saya bertanya-tanya mengapa beberapa praktisi lama masih belum memberikan pengaruh positif pada lingkungan kultivasi, terutama di luar Tiongkok.

Saya ingin berbicara tentang sesuatu yang terjadi di antara praktisi setempat. Ally (alias), seorang praktisi Barat yang bertanggung jawab pada Himpunan Falun Dafa setempat, bertanya apakah saya ingin menjadi anggota Himpunan. Saya bilang tidak. Ada praktisi lain yang ingin membantu, tetapi Ally tidak menghargai orang tersebut.

Ally telah mengganti tiga atau empat anggota Tionghoa di Himpunan selama beberapa tahun terakhir. Tahun lalu saja, dia mengganti seluruh tim sebanyak tiga kali. Selama beberapa tahun terakhir, jika seseorang bertanya kepadanya siapa anggota Himpunan itu, dia tidak akan menjawabnya. Dia melakukannya baru-baru ini hanya karena ada situasi darurat. Jika saya setuju menjadi anggota Himpunan, saya tahu bahwa dia pada akhirnya akan mengganti saya.

Lingkungan untuk belajar Fa dan Berbagi Hal Positif Sudah Tidak Ada Lagi

Artikel Editorial Minghui “Bertanggung Jawab” mengatakan, “Banyak dari mereka yang berada dalam konflik atau penderitaan mencoba menyalahkan orang lain atas masalah mereka dan mencari solusi eksternal bukannya melihat masalah dari sudut pandang kultivasi. Akibatnya, banyak praktisi baru yang mulai berkultivasi Dafa setelah tahun 2000 tidak lagi mengalami ketenangan dan kemurnian yang semula terdapat di kelompok belajar Fa dan tempat latihan.”

Selama waktu berbagi pengalaman setelah belajar Fa, Ally selalu dikelilingi oleh empat atau lima praktisi Tionghoa yang memujinya. Dia mengabaikan praktisi lain. Tidak peduli apa yang sedang dibicarakan, tidak lama kemudian salah satu penjilatnya akan menyebutkan namanya. Terkadang dia disebutkan belasan kali dalam satu malam. Diskusi akan berpusat pada kultivasinya atau bagaimana dia menangani masalah yang berhubungan dengan Dafa. Ada saat-saat ketika malam hari adalah tentang dia karena Ally tidak mengerti bahasa Mandarin dan para praktisi akan menghabiskan banyak waktu menerjemahkan untuknya. Dia berangsur-angsur menjadi terbiasa dengan pujian praktisi Tiongkok seperti itu. Situasi ini berlanjut selama lebih dari sepuluh tahun.

Banyak praktisi tidak atas inisiatif sendiri mencari pekerjaan Dafa, sebaliknya mereka menunggu dia mengatur dan mengalokasikan pekerjaan untuk mereka.

Praktisi yang suka menyanjungnya sering membutuhkan bantuannya. Misalnya, mereka membutuhkan bantuan untuk mengikuti proyek atau kegiatan Dafa, atau anggota keluarga mereka membutuhkannya untuk mengeluarkan semacam surat pernyataan untuk dokumen imigrasi mereka. Mereka sering melakukan kebaikan untuknya sebagai imbalan atas bantuannya.

Setelah beberapa saat beberapa praktisi lama meninggalkan kelompok karena mereka merasa tidak nyaman di lingkungan kultivasi yang didominasi oleh para penyanjung. Para pendatang baru menggunakan budaya menyanjung, secara sadar atau tidak sadar. Suatu kali, ketika seorang praktisi lama datang ke sesi belajar Fa, Ally langsung terlihat gugup dan kesal. Seorang antek yang mengamati kegelisahannya secara terbuka menuduh praktisi lama itu menyebabkan masalah.

Tidak Jujur

Ketika kita mengadakan kegiatan Dafa, seharusnya untuk menyelamatkan orang dan bukan hanya untuk mengambil gambar dan menulis laporan yang akan dikirim ke Minghui untuk dipublikasikan.

Untuk mengadakan forum yang mengungkap kejahatan pengambilan organ secara hidup-hidup di Tiongkok, Himpunan menyewa teater yang dapat menampung ratusan orang. Mereka mengundang seorang pengacara hak asasi manusia Kanada yang terkenal untuk berbicara di acara tersebut. Namun, acara tersebut tidak terpromosi dengan baik karena hanya sepuluh orang yang hadir. Sebagian besar praktisi setempat juga tidak hadir. Ketika pengacara bertanya mengapa hanya ada sedikit orang, praktisi mengatakan itu karena kebanyakan orang sedang berlibur.

Hampir pasti kita akan mengalami berbagai masalah ketika kita mengadakan acara Dafa, tetapi kita harus mengatasinya sehingga kegiatan benar-benar memiliki efek menyelamatkan lebih banyak orang. Bila tidak, itu hanya untuk hiburan kita sendiri dan tidak berarti.

Surat 2: Refleksi Praktisi yang Memiliki Karma Penyakit dan Meninggal Dunia

Baru-baru ini, kami terus mendengar tentang praktisi yang menderita karma penyakit, beberapa di antaranya meninggal dunia. Saya mengatakan itu bukan kasus yang sedikit dan kami harus membunyikan alarm. Kami perlu mendiskusikan masalah ini berdasarkan Fa.

Menyingkirkan Gangguan Kekuatan Lama dan Melindungi Tubuh Daging

Salah satu praktisi setempat kami dilarikan ke rumah sakit dan ditempatkan di ICU. Kami membahas situasinya dan memutuskan untuk memancarkan pikiran lurus untuk membantunya. Praktisi lain bertanya kepada saya secara pribadi, “Mengapa kita memancarkan pikiran lurus (dalam keadaan ini)? Apa yang harus saya katakan ketika saya memancarkan pikiran lurus untuknya?”

Saya menjawab: "Penyakit orang itu bukanlah pengaturan Guru dan kita harus menyangkalnya."

Dia berbisik: “Bagaimana anda tahu bahwa Guru tidak mengatur hal ini terjadi?”

Saya mengatakan kepadanya: “Kekuatan lama memprioritaskan kultivasi pribadi dan mengganggu kami dengan alasan melenyapkan keterikatan kami. Sebenarnya, mereka mengganggu Guru meluruskan Fa dan ini tidak boleh dibiarkan. Mari pancarkan pikiran lurus sekarang.”

Melalui kejadian ini, saya menyadari bahwa sudah waktunya bagi kita untuk secara serius berbicara tentang praktisi yang menderita karma penyakit dan sekarat. Kita perlu tahu bagaimana menghadapi dan menangani situasi seperti itu dengan tenang berdasarkan Fa.

Hanya Mencari Ke Dalam Dapat Membuat Kita Melewati Ujian

Guru berkali-kali berbicara tentang karma penyakit. Ujian yang kita jumpai dalam kultivasi adalah kesempatan bagi kita untuk meningkatkan Xinxing, yang merupakan satu-satunya cara agar kita dapat melewati ujian tersebut.

Kita tidak boleh menyangkal bahwa kita memiliki keterikatan tertentu. Mungkin kita belum menemukannya, atau kita menolak menghadapinya. Saya percaya bahwa jika kita terus terang menghadapi keterikatan kita, kita akan melihat bahwa keterikatan itu tidak sulit untuk dilenyapkan. Lagi pula, keterikatan sebenarnya bukan bagian dari diri kita. Mereka membuat kita percaya bahwa mereka adalah bagian dari kita, karena mereka tidak ingin tersingkir.

Hanya mereka yang telah berhasil berkultivasi atau belum pernah berkultivasi tidak dapat menemukan keterikatan mereka. Orang Xiulian harus terus-menerus menemukan keterikatan, melenyapkannya, dan dengan demikian meningkat. Guru menciptakan kesempatan bagi kita untuk menemukan keterikatan kita dan meningkatkan diri kita sendiri, tetapi beberapa dari kita menyerah pada keterikatan dan berulang kali melepaskan kesempatan itu. Ketika seseorang dikelilingi oleh keterikatan, konsep, atau materi lainnya yang merosot dan berada pada satu tingkat terlalu lama, seorang praktisi mungkin menderita karma penyakit kronis.

Guru berkata:

“Begitu Xinxing anda meningkat, tubuh anda akan mengalami perubahan yang amat besar. Bila Xinxing anda meningkat naik, materi pada tubuh anda tentu akan mengalami perubahan.” (Ceramah 1, Zhuan Falun)

Surat 3: Beberapa Pikiran tentang Editorial Minghui Terbaru

Saya terkejut ketika membaca ketiga Pemberitahuan Editorial tersebut. Mereka membuat saya berpikir. Pemahaman saya adalah ketika kita belajar Fa, seharusnya bukan hanya masalah membaca Fa atau tidak. Seharusnya, dapat benar-benar berasimilasi dengan Fa, mencari ke dalam, dan membentuk suatu lingkungan di mana kita dapat belajar satu sama lain dalam kultivasi kita.

Sebagai praktisi, kita belajar Fa, atau paling tidak diikuti dengan melakukan upaya. Beberapa dari kita menghabiskan banyak waktu setiap hari untuk belajar atau menghafal Fa. Namun, ini bukan tentang jumlah Fa yang kita pelajari, tetapi apakah kita melepaskan konsep manusia setelah belajar Fa. Hanya dengan begitu kita dapat berasimilasi dengan Fa.

Apakah kita benar-benar memasukkan Fa ke dalam hati dan membiarkannya membimbing kita dalam kultivasi? Bisakah kita, khususnya praktisi lama, berbagi pengalaman dengan hati terbuka, benar-benar mencari ke dalam, dan membantu orang lain meningkat berdasarkan Fa dan dengan demikian memperbaiki lingkungan kultivasi? Apakah kita tahu bagaimana berkultivasi meskipun kita belajar Fa, berlatih, dan memancarkan pikiran lurus setiap hari? Mengapa kita memancarkan pikiran lurus? Ketika kita melakukan sesuatu untuk orang lain, apakah kita 100 persen mengutamakan orang lain, atau apakah kita memiliki sebagian kecil kepentingan pribadi pada hasilnya? Hanya kita yang tahu. Selama kultivasi kita perlu melenyapkan semua keterikatan.

Guru berkata:

“Bagaimanapun berubahnya kriteria moral manusia, namun karakter alam semesta ini tidak akan berubah, ia adalah satu-satunya kriteria pengukur baik buruk manusia.” (Ceramah 1, Zhuan Falun)

Mari kita berupaya menciptakan lingkungan kultivasi yang memungkinkan kita untuk membandingkan satu sama lain dan maju dengan gigih dalam kultivasi. Kita tidak boleh menciptakan pasar untuk kebiasaan buruk “menyanjung orang lain dan pamer”.

Catatan editor: Artikel ini hanya mewakili pemahaman penulis tentang kondisi kultivasi mereka saat ini yang dimaksudkan untuk dibagikan di antara para praktisi sehingga kita dapat “Banding belajar, banding kultivasi…” (“Kultivasi Nyata,” Hong Yin)