(Minghui.org) Sebelum menjadi seorang kultivator Falun Dafa, saya dianggap keras kepala. Sebagai guru, saya menganggap serius nama dan kepentingan diri sendiri, terutama dalam tiga tahun pertama karir saya. Selama waktu itu, sekolah mendatangkan kepala sekolah baru setiap tahun. Untuk memajukan kepentingan pribadi, saya mempunyai konflik dengan masing-masing pihak. Setiap kali memikirkan konflik ini, saya merasa kesal dan berpikir, “Apa pun yang orang lain tidak bisa lakukan, saya berhasil melakukannya. Jadi, mengapa saya tidak mendapatkan penghargaan sebagai guru terbaik?”

Melepaskan Kepentingan Diri Sendiri dan Memperoleh Tanpa Mengejar

Setelah mulai berlatih Falun Dafa, saya memahami bahwa nama dan kepentingan pribadi tidak dapat diperoleh dengan memperjuangkannya. Kemakmuran dan kekayaan seseorang ditentukan oleh seberapa besar de yang dimilikinya. Itu sudah ditakdirkan. Karena saya tidak menyadari prinsip ini, saya sering bersaing dengan orang lain di tempat kerja, membuat rekan kerja dan bagian administrasi berada dalam tekanan besar, dan menyebabkan mereka sangat dirugikan. Saya sangat menyesali hal itu. Saya juga memutuskan untuk menggunakan prinsip Sejati-Baik-Sabar sebagai standar moral saya agar memenuhi syarat sebagai seorang praktisi.

Kemudian, saya dipindahkan ke sekolah menengah. Di lingkungan baru ini, saya menjadi sangat rendah hati. Ketika sekolah mengevaluasi kepada siapa penghargaan akhir tahun akan diberikan, saya memandangnya ringan. Saya pikir bahwa ada guru yang berprestasi di setiap mata pelajaran dan siapa pun yang mendapat penghargaan berhak menerimanya.

Jadi, saya menjadi lebih tenang dan stres saya berkurang. Dalam berhubungan dengan kolega dan orang tua siswa, saya sering menempatkan diri saya pada posisi mereka dan mengutamakan kebutuhan mereka. Lambat laun, semakin banyak orang yang merasakan bahwa saya berbeda, sebagai seorang praktisi. Rekan kerja dan kepala sekolah saya juga mengakui karakter saya, yang memberi mereka pemahaman tentang fakta kebenaran Dafa pada tingkat yang berbeda-beda.

Pemerintah pernah ingin memberi saya penghargaan. Saya berpikir, “Saya telah menerima banyak penghargaan. Saya harus membiarkan guru yang membutuhkannya untuk dipromosikan mendapatkannya.” Saat itu, seorang guru yang sekantor dengan saya berkata, “Saya sudah bekerja hampir 10 tahun tetapi tidak pernah mendapatkan satu pun penghargaan!”

Saya sangat terkejut. Dia adalah kepala guru di kelas unggul. Dia tidak hanya bekerja dengan rajin, tetapi seluruh sekolah mengakui kemampuan mengajar dan manajemen kelasnya. Sebagai pemimpin timnya, saya tidak memikirkan kebutuhannya dan gagal untuk merujuknya lebih awal sehingga dia tidak pernah memiliki kesempatan untuk diberikan penghargaan. Saya merasa sangat lalai dalam menjalankan tugas!

Saya langsung pergi ke kantor kepala sekolah dan berkata, “Saya tidak menginginkan penghargaan itu. Tolong, berikan kepada guru kelas.” Dia menjawab, “Jangan menolak. Itu keputusan dewan sekolah.” Kemudian, saya mengatakan kepadanya mengapa saya tidak menginginkannya dan lebih memilih itu diberikan kepada guru kelas. Setelah dia mendengar penjelasan saya, dia sangat terkejut. Dia berkata, “Benarkah? Dia tidak pernah menerima penghargaan apa pun? Tentu, ayo berikan padanya kali ini!”

Terkait seleksi “Pelatihan Tim Kepemimpinan Guru” dan “Ketua Mata Pelajaran”, saya menolak untuk hadir jika pelatihan tersebut bertentangan dengan jadwal mengajar saya. Saya baru saja merujuk guru lain untuk berpartisipasi. Sebenarnya, sebaga praktisi, tidak peduli apakah saya diberi penghargaan atau tidak, saya akan melakukan pekerjaan saya dengan sungguh-sungguh seperti biasa.

Mungkin karena saya berhenti mengejar nama dan kepentingan pribadi maka segala macam penghargaan menghampiri saya.

Suatu kali, saat evaluasi penghargaan, direktur departemen nilai berkata kepada saya, “Tidak akan ada penghargaan apa pun untuk anda nanti.” Saya menjawab, “Tidak apa-apa.” Saya telah menerima semua promosi yang seharusnya saya dapatkan.”

Kemudian, ketika direktur ini mengirimkan daftar nama-nama orang ke bagian administrasi, wakil kepala sekolah yang bertanggung jawab atas seleksi ini secara khusus menyuruhnya untuk memasukkan nama saya ke dalam daftar, dengan mengatakan bahwa evaluasi tersebut didasarkan pada prestasi, bukan kebutuhan seseorang. Ternyata, saya dianugerahi penghargaan bergengsi “kelas dua” yang dikeluarkan oleh pemerintah kota. Dari sini, saya menyadari bahwa seorang praktisi harus mengikuti keadaan secara wajar. Untuk penghargaan yang tidak saya terima, itu berarti itu bukan milik saya. Jika suatu penghargaan ternyata masih menjadi milik saya, maka itu memang seharusnya menjadi milik saya.

Menyelesaikan Konflik dengan Menahan Kebencian

Ketika saya pertama kali dipindahkan ke sekolah menengah atas di distrik tersebut, sekolah tersebut merekrut guru untuk empat kelas tutorial di sekolah menengah pertama. Saya mengajar dua di antaranya, sementara guru senior lainnya mengurus dua lainnya. Untuk menyemangati para guru, siswa, dan orang tua mereka, sekolah menetapkan akan ada empat ujian tiruan dalam satu tahun dan siswa yang nilai total keseluruhannya berada di peringkat 100 teratas dapat dikecualikan dari tes masuk ke sekolah menengah atas dan diterima secara langsung.

Setelah ujian tiruan pertama, nilai rata-rata mata pelajaran yang saya ajarkan lebih tinggi 10 poin dibandingkan kelas lain, yang tidak dapat diterima oleh guru dan orang tua dari dua kelas lainnya. Karena mereka tidak melihat kesenjangan yang besar pada mata pelajaran lain yang tidak saya ajarkan, mereka mulai curiga bahwa saya telah membocorkan jawaban ujian ke dua kelas saya. Setelah sekolah menerima masukan ini, mereka menaruh banyak perhatian padanya. Pada akhirnya, solusi yang diajukan kepala sekolah adalah agar keempat kelas mengikuti ujian lagi pada mata pelajaran tersebut dalam dua minggu.

Saya sangat jelas bahwa saya tidak melakukan apa yang mereka duga, bahwa saya hanya melakukan upaya ekstra demi menyelesaikan pengaturan perekrutan khusus. Namun, sebagian besar staf tidak mempercayai saya. Mengenai lebih dari 200 siswa dan orang tua mereka dari dua kelas lainnya, hal ini melibatkan minat mereka untuk mendapatkan jaminan masuk ke sekolah menengah atas. Mereka melontarkan pernyataan yang tidak bertanggung jawab kepada saya dan membuat keributan besar di dalam dan di luar sekolah. Tujuan mengambil keputusan ini adalah untuk menyeimbangkan permohonan semua pihak. Satu-satunya hal yang dia abaikan adalah perasaan saya. Rasanya seperti saya sedang diletakkan di rak barbekyu.

Selama dua minggu sebelum ujian berikutnya, saya merasa diperlakukan tidak adil hingga saya menangis beberapa kali. Tetapi, saya mengerti bahwa tidak ada yang kebetulan. Saya tahu bahwa saya harus menghadapinya dengan sikap seorang praktisi. Untuk memastikan keadilan pada ujian berikutnya, saya tidak terlibat dalam pemantauan, penilaian, atau penghitungan nilai. Ketika hasil akhir keluar, meski selisihnya lebih kecil, nilai rata-rata kedua kelas yang saya ajar masih lebih tinggi tujuh atau delapan poin dibandingkan rata-rata dua kelas lainnya. Dan kelas dimana saya menjadi guru kelas ternyata memiliki nilai rata-rata tertinggi.

Pikiran pertama saya saat melihat ini adalah berterima kasih kepada Guru. Sebagai praktisi, apa yang perlu saya lakukan adalah menjaga hati yang mementingkan orang lain. Kemudian, Guru akan membuat pengaturan terbaik untuk saya. Melalui kejadian ini, saya tidak hanya menjadi terkenal tetapi juga mendapatkan rasa hormat dari semua orang.

Saya dipromosikan tahun itu. Ketua tim saya mengatakan kepada kepala sekolah pada pertemuan peninjauan, “Jika anda tidak menggunakan guru seperti itu, siapa lagi yang akan anda gunakan?”

Memegang Prinsip dan Membuktikan Dafa

Saya dan istri, keduanya guru, tidak pernah menyembunyikan fakta bahwa kami berlatih Falun Dafa. Setelah mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT) Jiang Zemin memulai penganiayaan terhadap Dafa pada tanggal 20 Juli 1999, hal ini mempengaruhi pekerjaan kami serta lingkungan kami dalam membuktikan kebenaran Dafa. Penganiayaan telah berlangsung selama lebih dari 20 tahun. Namun, di bawah perlindungan belas kasih Guru, banyak tekanan yang sebenarnya dapat teratasi.

Selama hampir 20 tahun, kami membuktikan kebenaran Dafa dengan menjadi orang baik di tempat kerja. Seorang praktisi yang terpaksa meninggalkan rumah dan berpindah tempat berulang kali untuk menghindari penganiayaan melihat kondisi kultivasi kami dan berkata dengan kagum, “Wow! Anda benar-benar bisa berkultivasi seperti ini!”

Saya ingat di sebuah pesta sekolah, seorang wakil kepala sekolah bersikeras agar saya minum minuman beralkohol. Saya pikir bahwa dia memberi isyarat untuk tidak terlalu “terobsesi” dengan latihan saya. Diam-diam, guru-guru lain mengamati untuk melihat apakah saya dapat berpegang teguh pada prinsip saya di depan atasan. Saya pikir bahwa saya tidak boleh takut dan harus dengan tegas mematuhi persyaratan untuk menjadi seorang praktisi!

Saya tetap pada pendirian saya dan itu membuatnya kesal. Saya tahu bahwa orang-orang tidak akan peduli apakah saya menolak minum pada hari berikutnya, tetapi jika saya minum, saya tidak hanya akan kehilangan integritas saya sebagai seorang praktisi tetapi juga membuat orang bertanya-tanya apakah saya layak dipercaya.

Kemudian, seorang kolega berkata kepada saya dengan kagum, “Hanya dengan melihat tekad anda, anda benar-benar hebat!” Setelah itu, setiap kali ada pesta dan orang lain mencoba membujuk saya untuk minum, tanpa saya katakan apa pun, rekan-rekan saya akan menyela dan mengatakan bahwa saya tidak pernah minum alkohol.

Saya sering mendengar orang berkata, “Menjadi guru itu menyenangkan. Anda bisa menghasilkan banyak uang.” Implikasinya adalah guru memperoleh banyak pendapatan di bawah meja. Dalam masyarakat saat ini yang telah teracuni oleh budaya Partai, banyak orang yang sudah terbiasa dengan hal tersebut.

Sebagai praktisi, saya jelas bahwa tanggung jawab saya adalah untuk membuktikan kebenaran Dafa, membantu Guru dalam Pelurusan Fa, dan memainkan peran “Kemerosotan dunia dihentikan dan dibendungnya.” (“Menyinari Segala Penjuru,” Hong Yin II) Menerima hadiah akan mendiskreditkan Dafa dan membuat saya merasa tidak layak memberi tahu mereka fakta kebenaran tentang penganiayaan. Orang akan kehilangan kesempatan sekali seumur hidup ini dan ini merupakan kejahatan. Jadi, setiap kali seseorang datang untuk mengantarkan hadiah, saya berpikir: “Saya harus mengklarifikasi fakta kepada orang ini dan tidak menerima hadiah tersebut. Guru telah mengatur ini sebagai kesempatan untuk membawa orang-orang yang memiliki takdir pertemuan kepada saya.”

Seorang siswa mempunyai nilai rendah. Ketika dia sedang mempersiapkan ujian, dia datang menemui saya untuk meminta bantuan. Saya berkata tanpa ragu, “Jika sekolah setuju, saya akan menerima anda.” Bibinya adalah akuntan di sekolah. Begitu dia menyebutkan ini, bibinya berkata sambil menangis, “Guru-guru lain hanya memperhatikan nilai. Ketika dia ingin masuk ke kelas mereka, mereka semua menolaknya. Melihat dia berada di bawah tekanan yang besar, saya merasakan sakit di hati. Saya tidak berani bertanya kepada anda, tetapi ketika saya bertanya kepada anda, saya sulit berharap Anda setuju!” Ketika dia melihat pulpen saya berserakan di seluruh meja, dia pergi mencarikan kotak alat tulis untuk saya. Saya menolak tawarannya, namun menggunakan kesempatan ini untuk berbicara tentang prinsip saya sebagai seorang praktisi dan fakta kebenaran tentang Dafa.

Setelah itu, ayah siswa ini mengantarkan sweter kasmir bermerek kepada saya. Keesokan harinya, saya pergi ke perusahaan ayahnya dan menjelaskan mengapa saya tidak dapat menerima sweter tersebut. Saya juga menggunakan kesempatan ini untuk memberinya beberapa materi klarifikasi fakta. Dia memahami dan mengakui alasan saya mengembalikan sweter tersebut.

Putri kepala sekolah adalah murid saya di masa lalu. Kemudian, dia berhasil diterima di Universitas Normal Beijing. Kepala sekolah memintanya untuk menunjukkan penghargaannya dengan memberi saya sebuah pakaian atas namanya. Saya langsung menolak, tetapi untuk menghindari rasa malu, saya bercanda, “Anda berhasil lulus ujian. Seharusnya, saya mengucapkan selamat pada anda. Kita seimbang!”

Kesan saya adalah kepala sekolah ini tidak pernah menentang Dafa di tempat umum. Bahkan pada saat penganiayaan paling merajalela, sekolah kami tidak mengadakan kegiatan apa pun yang memfitnah Dafa. Saya mendengar dari istrinya bahwa dia berada di bawah tekanan besar saat itu. Orang-orang dari Kantor 610 bahkan mengancam akan menghapus status sekolah kami sebagai “sekolah bergengsi” untuk memaksa dia menghukum saya. Namun, kepala sekolah tidak mengambil tindakan. Seperti kata pepatah: “Ketika seseorang mempunyai pikiran yang baik, hal itu akan membawa manfaat bagi semua orang.” Dalam dua tahun sebelum dia pensiun, cukup banyak siswa kami yang diterima di universitas ternama di Tiongkok. Dia pensiun di tengah pujian, yang juga merupakan berkah yang dia terima karena mendukung Dafa.

Membantu Orang yang Memiliki Takdir Pertemuan untuk Mengejar Kebaikan

Ketika penganiayaan terhadap Dafa pertama kali dimulai, salah seorang murid saya adalah keponakan sekretaris Komite Urusan Politik dan Hukum setempat. Untuk membantu seorang praktisi yang dianiaya, saya meminta siswa ini mengirimkan surat klarifikasi fakta kepadanya. Saya pun menyuruhnya menjelaskan maksud surat itu. Saat anak sekretaris ini bersiap masuk SMA, dia memilih kelas saya.

Ayah siswa lainnya adalah seorang kader yang dipekerjakan oleh PKT. Saya membantu istrinya belajar tentang Dafa dengan membaca buku-buku Dafa. Setelah putranya diterima di universitas, dia terus menjalin kontak dengan saya.

Anak dari ketua tim Divisi Keamanan Domestik tingkat distrik tidak terbiasa dengan kelasnya, jadi kepala sekolah memindahkannya ke kelas saya. Saya tahu bahwa nenek anak ini adalah seorang guru dan ayahnya, ketua tim, telah mendapatkan penghargaan “Mahasiswa Unggul Pascasarjana” ketika dia kuliah. Namun, putranya tidak berprestasi di sekolah. Dengan rasa iba, saya membuat janji untuk bertemu dengan ayahnya.

Segera setelah kami bertemu, saya memperkenalkan diri kepadanya dengan mengatakan bahwa saya adalah seorang praktisi, yang memberinya kesempatan untuk mengetahui fakta kebenaran tentang Dafa. Kemudian, saya memberi tahu dia bahwa putranya tidak berprestasi di sekolah. Saya juga mengatakan kepadanya bahwa Sejati-Baik-Sabar adalah nilai-nilai universal dan hanya ketika seseorang berasimilasi dengan nilai-nilai tersebut barulah seseorang dapat memiliki masa depan yang cerah. Dalam percakapan kami, dia tampak terkejut bahkan kaget dengan apa yang saya katakan. Namun, mengetahui bahwa saya adalah guru anaknya, dia berhasil menenangkan diri dan memperoleh pemahaman tentang hukum universal “kebaikan dan kejahatan diberi balasan yang setimpal.”

Kemudian, saya mendengar bahwa selama interaksinya dengan praktisi lain, dia secara bertahap memahami fakta kebenaran dan memposisikan dirinya dengan benar. Putranya juga mendapat nilai memuaskan pada ujian masuk perguruan tinggi. Semua hal ini membuktikan fakta bahwa Dafa melindungi setiap hati baik yang mengejar kebaikan!

Pikiran Baik Kita Mengubah Orang

Setelah penganiayaan dimulai, kebohongan yang dibuat oleh PKT sangatlah banyak. Guru yang satu kantor dengan saya mendiskusikan hal ini. Namun setiap kali saya mendengar diskusi ini, saya selalu bersikap lurus dan tanpa henti menjaga Dafa. Pada akhirnya, seorang guru yang sangat bergengsi dan lurus memberitahu orang lain bahwa, selama saya hadir, tidak ada seorang pun yang diperbolehkan berbicara tentang Falun Dafa. Setelah itu, orang-orang tidak pernah lagi membicarakannya.

Pada tahun 2017, saya terkena dampak kampanye jahat “Sapu Bersih” yang menargetkan praktisi. Saya terpaksa berhenti mengajar dan dipindahkan ke asisten pengajar. Saya pernah pergi ke kantor rekan kerja dan dia kebetulan melihat saya sedang menikmati salah satu lukisannya. Dia berkata, “Izinkan saya memberikan lukisan ini kepada anda. Lihat! Anda telah mencapai setiap kata yang tertulis di dalamnya!” Saat dia berbicara, dia membaca kata-kata di lukisan itu: ketulusan, keyakinan, kebenaran, kebajikan, kesopanan, dan kerendahan hati.

Mulai tahun 2016, ketika istri saya dan saya menolak untuk menandatangani apa yang disebut pernyataan jaminan ketika kami ditekan oleh Kantor 610 dan otoritas yang lebih tinggi, sekolah harus mencabut semua hak sah kami, seperti promosi, kenaikan gaji, penilaian, dan gaji kinerja. Untuk menuduh kami dengan sewenang-wenang, ketua tim Divisi Keamanan Domestik pergi kemana-mana untuk melihat file kami dan melakukan penyelidikan rahasia. Setelah menghabiskan banyak waktu untuk hal ini, dia hanya mengucapkan dua kalimat saat bertemu dengan kami, “Saya tidak menyangka anda menerima begitu banyak penghargaan di berbagai tingkat.” dan “Tidak ada yang mengatakan hal buruk tentang anda dan saya tidak menyangka bahwa anda memiliki hubungan yang begitu baik dengan semua orang!”

Ketika kami dipecat, arsip istri dan saya dipindahkan dan tidak lagi disimpan di biro pendidikan. Ketika saya mengetahui hal ini, tiba-tiba, saya merasa benar-benar lega. Saya merasa babak hidup saya ini telah beralih ke halaman terakhir dan babak baru akan segera dimulai. Di masa depan, apa pun peran saya di masyarakat, saya akan terus menyelesaikan misi saya sebagai seorang praktisi. Pentingnya keberadaan kita di dunia manusia adalah untuk membuktikan kebenaran Dafa.

Berkultivasi Falun Dafa mengubah saya dari seseorang yang memiliki mentalitas bersaing menjadi seseorang yang memandang ringan kepentingan pribadi dan mendahulukan kepentingan orang lain. Hal ini juga secara langsung dan tidak langsung berdampak pada orang-orang di sekitar saya. Ketika mereka melakukan penyelidikan latar belakang, mereka tidak hanya gagal menangkap saya, tetapi mereka juga melihat gambaran seorang guru yang dipuji oleh para pemimpin, dipuji oleh rekan kerja, dan dicari oleh siswa. Ini hanya menunjukkan bahwa Sejati-Baik-Sabar adalah nilai-nilai universal yang suatu saat akan dikagumi dan diakui secara luas.

Saya ingat seorang praktisi pernah berkata, “Masyarakat tidak bisa mentolerir orang-orang baik dan mencoba untuk 'melenyapkan' mereka. Siapa yang mempunyai otoritas ini? Bukankah ini merupakan manifestasi dari ‘akhir dunia?’”

Terima kasih Guru atas perlindungan belas kasih dan anugerah penyelamatan Anda yang luar biasa!