(Minghui.org) Seorang pemilik sekolah swasta di Kota Sanhe, Provinsi Hebei, dijatuhi hukuman tiga tahun dan dua bulan pada tanggal 29 Januari 2024. Dia dihukum karena berlatih Falun Gong, sebuah latihan spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak tahun 1999. Dia telah mengajukan banding atas putusan tersebut dan kini sedang menunggu hasilnya.

Zhang Xuefu

Zhang Xuefu, berusia 51 tahun, ditangkap pada tanggal 14 Juli 2023. Kejaksaan Kota Sanhe menyetujui penangkapannya 13 hari kemudian dan memindahkan kasusnya ke Pengadilan Kota Sanhe pada tanggal 27 Oktober, sebulan setelah menerima kasus tersebut dari polisi.

Zhang hadir di Pengadilan Kota Sanhe pada tanggal 5 Januari 2024. Hanya putrinya, kakak perempuannya, dan adik laki-lakinya yang diizinkan masuk ke ruang sidang. Kerabat dan teman-temannya yang lain dihentikan di depan pintu karena juru sita menyatakan bahwa mereka harus mengajukan izin terlebih dahulu untuk menghadiri sidang.

Kedua pengacara Zhang mengajukan pengakuan tidak bersalah atas namanya. Dia juga bersaksi untuk pembelaannya sendiri. Mereka berpendapat bahwa tidak ada hukum yang mengkriminalisasi Falun Gong di Tiongkok dan materi informasi Falun Gong yang dimiliki Zhang adalah aset sahnya. Mereka mengatakan bahwa dia tidak melanggar hukum apa pun atau merugikan siapa pun dengan memiliki atau menyebarkan materi informasi Falun Gong.

Jaksa Xu Lei merekomendasikan hukuman penjara tiga tahun dan dua bulan, persis seperti apa yang keluarga Zhang dengar dari orang dalam di kejaksaan tiga bulan sebelumnya ketika dia didakwa. Ketika dia memang dijatuhi hukuman penjara yang sama, menjadi jelas bagi keluarganya bahwa masa hukumannya telah ditentukan sebelumnya oleh atasan.

Zhang mengajar di Sekolah Dasar Shengjiatun dan Sekolah Menengah No. 14 Kota Sanhe sebelum memulai sekolah swastanya, yang sekarang memiliki tiga sekolah. Sebelumnya, dia dikenal sebagai pria yang dominan, impulsif, dan chauvinistik, namun dia berubah menjadi orang yang rendah hati, perhatian, dan baik hati setelah dia berlatih Falun Gong pada tahun 2015. Ketika sekolahnya harus ditutup selama pandemi, dia mengambil pinjaman untuk terus membayar dosen dan stafnya.

Zhang memuji Falun Gong karena memberinya hati yang lapang dan menyembuhkan kelumpuhan wajahnya. Karena itu, dia membagikan materi informasi Falun Gong untuk memberi tahu masyarakat bahwa Falun Gong tidak seperti apa yang digambarkan dalam propaganda kebencian rezim komunis.

Dalam suratnya kepada hakim ketua Shi Shaolin, saudara perempuan Zhang menulis, “Adik laki-laki saya sangat dominan. Dia tidak setuju dengan kami dalam banyak hal. Ia sangat sosial dan sering mabuk-mabukan di berbagai acara sosial. Terkadang, dia menjadi tidak rasional saat mabuk dan bahkan memukul istrinya satu kali. Ketika dia tidak kembali ke rumah setelah acara sosial, adik ipar saya akan sangat khawatir. Dia akan menelepon semua temannya untuk menemukannya. Adik saya merasa bahwa dia membuatnya kehilangan muka dan sering bertengkar dengannya. Konflik mereka begitu hebat hingga hampir bercerai.

“Karena sering minum, adik saya menderita maag dan sakit lambung yang parah. Dia juga mengalami kelumpuhan wajah. Dia menemui banyak dokter di Beijing, namun tidak ada satupun yang mampu menyembuhkannya. Kemudian, dia mulai berlatih Falun Gong dan segera pulih. Dia berubah menjadi orang yang berbeda. Dia berhenti minum dan berhenti bertengkar dengan adik ipar saya. Falun Gong-lah yang memberi adik saya tubuh yang sehat dan keluarga yang bahagia. Itulah alasan mengapa dia terus mempraktikkannya.”

Namun, meskipun tidak ada dasar hukum atas penganiayaan atau bukti apa pun yang menunjukkan bagaimana Zhang melanggar hukum, pihak berwenang masih menjatuhkan hukuman penjara yang telah ditentukan.

Laporan Terkait:

Pemilik Sekolah Swasta Disidang karena Keyakinannya pada Falun Gong

Pemilik Sekolah Swasta Diadili karena Berlatih Falun Gong, 129 Penduduk Setempat Menandatangani Petisi Menuntut Pembebasannya