(Minghui.org) Praktisi di Adelaide, ibu kota Australia Selatan, menantang angin musim dingin dan hujan di belahan bumi selatan dan mengadakan rapat umum di depan Parlemen Australia Selatan pada tanggal 19 Juli 2024. Mereka menyerukan kepada pemerintah Australia dan masyarakat internasional untuk mengambil tindakan bersama-sama menghentikan penganiayaan terhadap Falun Gong yang telah berlangsung selama 25 tahun oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT). Anggota parlemen dan pemimpin masyarakat Australia Selatan menghadiri rapat umum tersebut untuk menunjukkan dukungan mereka.
Aksi damai di depan Parlemen Australia Selatan pada 19 Juli 2024
Para praktisi mengadakan acara peringatan dengan menyalakan lilin di depan Konsulat Tiongkok pada malam hari untuk mengenang para praktisi yang meninggal akibat kebrutalan PKT.
Acara nyala lilin di depan Konsulat Tiongkok
Pejabat PKT yang Terlibat dalam Penganiayaan Harus Mendapat Hukuman
Brian, juru bicara Himpunan Falun Dafa Australia Selatan, mengatakan pada rapat umum tersebut bahwa Falun Dafa adalah kepercayaan spiritual dan latihan utama yang memungkinkan praktisi dapat meningkatkan pikiran dan tubuh mereka melalui penerapan prinsip Sejati, Baik, dan Sabar. Sebelum penganiayaan, Falun Dafa dipraktikkan secara luas oleh orang-orang dari semua lapisan masyarakat di Tiongkok.
Juru bicara Brian dari Himpunan Falun Dafa Australia Selatan memberikan pidato pada rapat umum tersebut.
Brian mengutip laporan investigasi dan penelitian tentang penganiayaan dan pengambilan organ hidup oleh PKT terhadap praktisi Falun Gong oleh pengacara hak asasi manusia terkenal di dunia David Matas, Edward McMillian-Scott, Wakil Presiden Parlemen Eropa saat itu, dan Ethan Gutmann, seorang peneliti senior tentang isu-isu Tiongkok dan penulis dari Amerika, dan ia mengutip kesimpulan Pengadilan Tiongkok di Inggris: "Pengambilan organ secara paksa telah dilakukan selama bertahun-tahun di seluruh Tiongkok dalam skala yang signifikan dan praktisi Falun Gong telah menjadi salah satu - dan mungkin yang utama - sumber pasokan organ." Ini merupakan kejahatan genosida.
Ia meminta Australia dan negara-negara lain untuk mengikuti Amerika Serikat. Dewan Perwakilan Rakyat AS baru-baru ini mengesahkan Undang-Undang Perlindungan Falun Gong untuk memerangi kejahatan pengambilan organ. AS telah menjatuhkan sanksi kepada mereka yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia di atas sesuai dengan Undang-Undang Akuntabilitas Hak Asasi Manusia Global Magnitsky, seperti pembatasan visa, pembekuan aset mereka, dan penyitaan properti, mobil, dan investasi keuangan lainnya, termasuk aset yang diberikan kepada keluarga mereka.
Akhirnya, ia berkata, “Sebagai praktisi Falun Gong, saya ingin melihat hak asasi manusia dasar semua orang dihormati, yaitu, mereka dapat melakukan apa yang mereka inginkan kapan saja dan di mana saja tanpa khawatir akan dianiaya.”
Penganiayaan Harus Dihentikan
Tammy Franks, Anggota Dewan Legislatif Australia Selatan, menyampaikan pidato pada rapat umum tersebut.
Tammy Franks, Anggota Dewan Legislatif Australia Selatan, menghadiri rapat umum tersebut dan mengutuk pengambilan organ paksa oleh PKT dalam pidatonya.
Ia berkata, “Saya berdiri di sini dan mengutuk keras 25 tahun pelanggaran hak asasi manusia terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok.” Penganiayaan ini seharusnya tidak pernah dimulai. Penganiayaan bukanlah sesuatu yang dapat dimaafkan dengan cara apa pun. Penganiayaan harus dihentikan.
“Saya menggunakan kesempatan ini untuk berdiri bersama anda hari ini dalam cuaca yang buruk. Namun, hanya dengan berada di sini hari ini menunjukkan ketabahan anda dan matahari akan bersinar dan akan menghangatkan hati kita di masa mendatang karena kita semua terus saling mendukung dan berdiri bersama melawan pelanggaran hak asasi manusia ini.
“Saya memuji keberanian anda bukan hanya hari ini tetapi selama 25 tahun. Saya memahami bahwa Falun Gong adalah latihan meditasi spiritual yang didasarkan pada prinsip Sejati, Baik, dan Sabar. Itu adalah hal-hal baik yang harus diperjuangkan. Kami menyambut Falun Gong di komunitas Australia Selatan kami, tetapi kami ingin melihat mereka (Falun Gong) berkembang di seluruh dunia. Dan orang-orang menjalani kehidupan yang damai dan bahagia.”
Franks mengatakan bahwa ia melihat bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa, Departemen Luar Negeri AS, Freedom House, Kongres AS, Human Rights Watch, Amnesty International, dan Parlemen Eropa semuanya telah mengonfirmasi penganiayaan tersebut dan mengutuk pelanggaran hak asasi manusia ini, serta merumuskan langkah-langkah untuk menghukum para pelanggar hak asasi manusia. Secara khusus, DPR AS baru-baru ini mengesahkan Undang-Undang Perlindungan Falun Gong.
“Parlemen Australia Selatan ini menyelidiki pengambilan organ dan wisata pengambilan organ,” katanya. “Hal yang paling mengerikan yang dapat anda bayangkan. Gagasan bahwa orang yang mencari perawatan medis memicu dan mengabadikan pelanggaran hak asasi manusia dalam pengambilan organ adalah sesuatu yang saya harap akan ditanggapi oleh semua pemerintah. Pemerintah dan parlemen Australia Selatan telah mengesampingkan perbedaan politik kami untuk menyelidiki dan merekomendasikan perubahan.
“Sebagai anggota parlemen di Australia Selatan, saya akan melakukan semua yang saya bisa untuk memastikan bahwa Australia Selatan tidak terlibat, tidak memaafkan, dan tidak menciptakan lingkungan yang mendukung pelanggaran hak asasi manusia tersebut.”
Franks mengakhiri pidatonya dengan mengatakan bahwa anggota parlemen baru-baru ini mengundang pengacara hak asasi manusia internasional David Matas untuk menjadi tuan rumah forum tentang pengambilan organ di Parlemen Australia Selatan ini, menegaskan kembali komitmen untuk terus melakukan segala hal yang dapat kami lakukan untuk mendukung Falun Gong, menentang penganiayaan PKT, dan membela hak asasi manusia bagi warga negara di seluruh dunia.
Upaya Praktisi Falun Gong Membawa Harapan
Ramila Chanisheff, Presiden Asosiasi Perempuan Uyghur Tangritagh Australia (AUTWA), menyampaikan pidato pada rapat umum tersebut.
Ramila Chanisheff, Presiden AUTWA, juga menghadiri rapat umum hari itu dan mengungkapkan kekagumannya atas kegigihan para praktisi meskipun kondisi cuaca buruk. Ia memuji para praktisi atas kegigihan mereka terhadap kebebasan berkeyakinan dan kontribusi mereka dalam melindungi hak asasi manusia di seluruh dunia, dengan mengatakan bahwa kegigihan jangka panjang para praktisi Falun Gong dalam menentang penganiayaan telah membawa harapan bagi masyarakat, “Pada awal penganiayaan, saya melihat para praktisi Falun Gong mengajukan petisi secara damai di belahan dunia lain, seperti di depan konsulat Tiongkok atau hotel-hotel di Eropa dan Korea Selatan. Kegigihan anda memberi kami harapan. Saya yakin kita dapat bersama-sama bertahan dalam membela hak asasi manusia.”
Chanisheff berkata, “Kita dapat melihat bahwa campur tangan asing di Australia telah dimulai. Hal ini telah berlangsung selama bertahun-tahun dan terus meluas serta menjadi sangat berbahaya bagi pemerintah Australia dan bagi masyarakat Australia karena kami diawasi, disadap, dan dipantau.
“Sebagai seseorang yang berani, sebagai seorang Uighur, seseorang yang menentang agresi, terhadap pemerintah rezim komunis Tiongkok, ini menjadi semakin sulit. Namun, kami tahu bahwa dengan solidaritas dengan semua orang yang telah dituntut, yang telah dianiaya, kami dapat membuat perbedaan. Dengan semua suara kami, khususnya warga negara Australia dan dunia, kami tahu kami dapat membuat perbedaan karena Tiongkok, penindasan akan runtuh, kediktatoran akan runtuh.”
Chanisheff meminta Pemerintah Australia untuk mengambil tindakan konkret untuk menjatuhkan sanksi pidana dan ekonomi kepada individu yang melakukan kejahatan dan membunuh orang-orang yang tidak bersalah, baik korbannya adalah praktisi Falun Gong, warga Uighur, warga Tibet, atau warga Hong Kong.
PKT Membunuh Atas Permintaan
Praktisi Falun Gong, Mei berbicara di rapat umum.
Dalam pidatonya, perwakilan praktisi Falun Gong, Mei mengutip laporan investigasi terbaru yang dirilis oleh Organisasi Dunia untuk Menyelidiki Penganiayaan terhadap Falun Gong (WOIPFG), yang mengonfirmasi bahwa pengambilan organ hidup-hidup oleh PKT dari praktisi Falun Gong masih berlangsung.
Ia mengatakan bahwa kebijakan "nol-COVID" PKT telah menghantam ekonomi Tiongkok dengan keras, tetapi industri transplantasi organ tidak terpengaruh. Beberapa rumah sakit mengatakan bahwa ada cukup banyak donor, dan departemen pengiriman telah membuka "jalur hijau" khusus untuk mengangkut organ manusia dengan cepat. PKT terus "membunuh sesuai permintaan."
"Kesaksian dari para penyintas dan saksi memberikan gambaran mengerikan tentang kengerian yang dialami oleh praktisi Falun Gong. Kisah Zhang Xiuqin yang menghantui dari Harbin dan kisah dari para saksi seperti Ushio Sugawara dan Lu Shuheng dengan jelas menggambarkan adegan penyiksaan dan pengambilan organ yang tidak manusiawi dari individu yang masih hidup. Kesaksian ini tidak hanya menjadi saksi tragedi individu tetapi juga mengungkap kampanye teror dan genosida sistematis yang disponsori negara."
Dia berkata, “Momok ini tidak hanya mengancam kehidupan praktisi Falun Gong tetapi juga tatanan moral masyarakat global kita.
“Dalam konteks ini, pengesahan Undang-Undang Perlindungan Falun Gong oleh DPR AS baru-baru ini merupakan langkah maju yang signifikan. Undang-undang ini tidak hanya mengutuk kekejaman PKT tetapi juga menyerukan kepada pemerintah di seluruh dunia untuk mengambil tindakan tegas, menjatuhkan sanksi dan hukuman kepada mereka yang terlibat dalam kejahatan terhadap kemanusiaan ini. Undang-undang ini mengirimkan pesan yang jelas bahwa masyarakat internasional bersatu dalam membela hak asasi manusia dan keadilan.”
Praktisi berbicara dengan orang-orang yang lewat di depan Parlemen Australia Selatan pada 19 Juli 2024.
Aksi damai tersebut mendapat perhatian dari para pejalan kaki, yang berhenti untuk menanyakan rincian dan memperoleh materi informasi, dan banyak yang menandatangani petisi untuk menyerukan diakhirinya penganiayaan.
Setelah aksi damai, praktisi duduk diam di kedua sisi gerbang Konsulat Tiongkok, memegang karangan bunga untuk mengenang praktisi Tiongkok yang kehilangan nyawa dalam penganiayaan PKT, dan menyerukan diakhirinya segera penganiayaan dan pembebasan semua praktisi yang ditahan secara ilegal.
Pada acara peringatan nyala lilin, Mei berkata, “Meskipun mengalami penganiayaan selama puluhan tahun, praktisi Falun Gong masih mempraktikkan prinsip Sejati, Baik, dan Sabar. Keteguhan dan kegigihan mereka adalah pengingat yang kuat bahwa semangat keyakinan manusia tidak akan padam oleh tirani atau penindasan.”
Latar Belakang: Apa Itu Falun Dafa dan Mengapa PKT Menganiayanya?
Falun Dafa (juga dikenal sebagai Falun Gong) pertama kali diperkenalkan ke publik oleh Guru Li Hongzhi di Changchun, Tiongkok, pada tahun 1992. Latihan kultivasi ini sekarang dipraktikkan di lebih dari 100 negara dan wilayah di seluruh dunia. Ajarannya didasarkan pada prinsip Sejati-Baik-Sabar. Jutaan orang yang telah mengikuti ajaran dan latihan ini telah mengalami peningkatan kesehatan dan kesejahteraan.
Jiang Zemin, mantan kepala Partai Komunis Tiongkok (PKT), menganggap semakin populernya latihan kultivasi ini sebagai ancaman terhadap ideologi ateis PKT. Pada tanggal 20 Juli 1999, ia mengeluarkan perintah untuk menindas latihan tersebut.
Di bawah arahan pribadi Jiang, PKT mendirikan Kantor 610, sebuah organisasi keamanan di luar hukum yang memiliki kekuasaan untuk mengesampingkan sistem kepolisian dan peradilan. Fungsi tunggalnya adalah untuk melakukan penganiayaan terhadap Falun Dafa.
Minghui.org telah mengonfirmasi kematian ribuan praktisi sebagai akibat dari penganiayaan selama 24 tahun terakhir. Namun, jumlah sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi, karena sulitnya mendapatkan informasi dari Tiongkok. Banyak praktisi telah dipenjara dan disiksa karena keyakinan mereka.
Ada bukti nyata bahwa PKT memberikan persetujuan atas praktek pengambilan organ dari praktisi yang ditahan, yang dibunuh untuk memasok industri transplantasi organ Tiongkok.
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2024 Minghui.org