(Minghui.org) Sebanyak dua belas warga Kota Longkou, Provinsi Shandong, ditangkap pada 17 Juli 2025 karena berlatih Falun Gong. Empat di antaranya didakwa dan menghadapi persidangan.

Penangkapan massal ini diprakarsai oleh Lyu Bing, Wang Qi, dan Guo Fudui dari Kantor Keamanan Dalam Negeri Kota Longkou. Mereka mulai mengawasi warga yang ditargetkan pada akhir tahun 2024. Pada tanggal 17 Juli 2025 pagi, petugas dari Kantor Polisi Donglai, Kantor Polisi Xufu, Kantor Polisi Beima, Kantor Polisi Xinjia, Kantor Polisi Longgang, Kantor Polisi Shiliang, Kantor Polisi Zona Pengembangan Ekonomi Longkou, dan Kantor Polisi Haidai diberi daftar praktisi yang ditargetkan dan diperintahkan untuk menangkap praktisi di rumah mereka atau pasar setempat yang sering mereka kunjungi.

Polisi menyewa warga setempat yang tidak bekerja untuk menunggu di luar rumah praktisi atau pasar setempat menggunakan mobil pribadi mereka untuk membantu penangkapan.

Detail Penangkapan

Putra Fu Qiurong [wanita] membuka pintu rumah pada pukul 6:30 pagi untuk pergi bekerja, namun ada enam petugas dari Kantor Polisi Donglai yang menerobos masuk. Mereka memborgol Fu dengan sangat kencang sehingga borgol melukai tangannya dan masih ada bekas di pergelangan tangannya dua minggu sesudahnya. Fu menuntut agar petugas menunjukkan surat izin penggeledahan dan polisi hanya memperlihatkan kertas sekilas di hadapannya dan langsung menyimpannya kembali. Fu melihat bahwa tidak ada tanda tangan dari kepala polisi seperti yang diwajibkan oleh hukum.

Zou Shuqing [wanita] sedang bekerja di salonnya pada jam 8 pagi saat enam petugas berpakaian preman datang. Salah satu dari mereka bertanya apakah dia adalah Zou Shuqing. Zou mengiyakan dan petugas lalu mulai menggeledah salonnya. Setelah itu mereka menggeledah rumahnya. Petugas melempar selimut serta pakaiannya sembarangan ke lantai. Buku-buku Falun Gong, komputer, printer serta barang-barang lainnya disita. Suami Zou pulang ke rumah dari tempat kerja malam itu mendapati kekacauan tersebut.

Li Yufang [wanita], berusia sekitar 70-an, dan Luan Yanping [wanita], berusia 50-an, ditangkap bersama di Pasar Dawang sekitar pukul 9 pagi. Dua petugas pria dan seorang petugas wanita berpakaian biasa menggeledah rumah Li lalu menyita buku-buku Falun Gong miliknya serta foto pendiri Falun Gong. Li dibawa ke Kantor Polisi Xinjia untuk diinterogasi. Rumah Luan juga digeledah. Polisi membuat rumah Luan sangat berantakan dengan berbagai barang dilempar ke mana-mana.

Liu Haiyan [wanita], berusia sekitar 60 tahun, ditangkap di rumah oleh petugas dari Kantor Polisi Zona Pengembangan Ekonomi. Menurut saksi, barang-barang sitaan tercecer di mana-mana sebelum polisi membawanya pergi. Liu pincang karena cedera kaki akibat kecelakaan mobil awal tahun ini. Polisi membawanya menggunakan kursi roda untuk melakukan pemeriksaan fisik. Polisi menelepon dua putri Liu, yang sama-sama bekerja di luar kota, dan memerintahkan mereka untuk membujuk ibu mereka menulis pernyataan yang melepaskan Falun Gong. Liu berkata dia tidak akan pernah melepas keyakinannya.

Cui Xiuju [wanita], sekitar 70 tahun, ditangkap di Pasar Dawang oleh petugas berpakaian preman. Rumahnya digeledah dan semua buku-buku Falun Gong serta foto pendiri Falun Gong disita.

Juga ditangkap di hari yang sama adalah Wang Hongyu [wanita], Wu [wanita] (nama depan tidak diketahui), Han Cuiying [wanita], Diao Chunfeng [wanita], Li Meiqin [wanita], dan Yao Jianlu [pria]. Polisi juga menargetkan Li Yujun [wanita] namun gagal menangkapnya karena dia tidak berada di rumah saat polisi datang.

Kesebelas praktisi wanita tersebut dibawa ke Pusat Penahanan Kota Yantai tanggal 17 Juli 2025 sekitar jam 11 malam. Yantai mengendalikan area Longkou.

Diao didapati menderita tekanan darah sistolik dengan tekanan 220 mmHg (rentang normal sekitar 120 atau di bawahnya). Diao dibebaskan malam itu setelah ditolak masuk oleh pusat penahanan.

Li Meiqin dihukum tujuh hari dalam tahanan dan dibebaskan tanggal 24 Juli. Fu, Wang, Zou, Han, dan Yao ditahan selama 15 hari dan dibebaskan tanggal 1 Agustus.

Kondisi Wu tidak diketahui. Li Yufang, Luan, Cui, dan Liu masih dalam tahanan. Dilaporkan bahwa Liu melakukan aksi mogok makan. Pengacara Cui berkata tekanan darah sistoliknya mencapai 180-190 dan dia merasa kebingungan. Cui juga menjadi pelupa. Teman satu selnya mengisolasinya, membenci, dan mencacinya karena makan dan mandi dengan lambat.

Empat Orang Didakwa

Li Yufang dan keluarga Luan mengunjungi kantor polisi masing-masing berulang kali pada pertengahan Agustus 2025 untuk menanyakan status kasus. Mereka akhirnya diarahkan ke Petugas Guo yang memprakarsai sapuan polisi tersebut.

Guo mengklaim bahwa Kementerian Urusan Dalam Negeri telah mencap Falun Gong sebagai aliran sesat jadi mereka bisa menindak para praktisi sesuka hati. Dia juga memperingatkan mereka agar tidak terus berkonsultasi dengan pengacara, karena polisi tahu persis dengan siapa mereka berbicara.

Guo menyelesaikan “penyelidikan” dan menyerahkan kasus tersebut ke Kejaksaan Kota Longkou pada tanggal 18 Agustus 2025. Keluarga Li Yufang dan Luan pergi ke kejaksaan, tetapi diberitahu bahwa kasus mereka belum diterima. Staf di sana juga menolak untuk mengungkapkan siapa jaksa yang bertanggung jawab. Pada tanggal 20 Agustus, keluarga diberitahu bahwa kejaksaan akhirnya menerima kasus tersebut. Mereka segera mengajukan dua permohonan dari kerabat untuk bertindak sebagai pembela non-pengacara dan meninjau berkas kasus, tetapi diberitahu bahwa para praktisi sendiri harus menandatangani surat kuasa.

Keluarga-keluarga tersebut kembali ke kantor kejaksaan dengan surat kuasa tanggal 22 Agustus sore. Jaksa Lyu Shasha mengatakan bahwa dia telah menyelesaikan penyelidikan dan mendakwa Li Yufang, Luan, Cui, dan Liu. Kasus ini kini berada di tangan Pengadilan Kota Longkou.

Keluarga para praktisi mengajukan pengaduan terhadap Jaksa Lyu karena melarang mereka meninjau berkas kasus dan gagal menanggapi permintaan mereka untuk menyelidiki pelanggaran prosedur hukum yang dilakukan oleh petugas polisi dalam penangkapan anggota keluarga mereka. Pengaduan tersebut diajukan ke Komisi Pusat Inspeksi Disiplin dan Komisi Pengawasan, Kongres Rakyat Nasional dan Komite Pengawasan dan Peradilan, Kejaksaan Agung Rakyat, dan lembaga pemerintah lainnya.