(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa meningkatkan kesadaran akan penganiayaan yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan mengumpulkan tanda tangan di distrik Belleville dan Chatelet di Paris pada 7 dan 11 Oktober 2025.

Mereka memperagakan latihan dalam kegiatan di Chatelet pada 11 Oktober, dan banyak orang berhenti untuk menonton. Banyak yang ingin belajar berlatih dan mencatat arena latihan di Paris. Spanduk dan papan informasi para praktisi menarik perhatian publik. Setelah mengetahui tentang Falun Dafa dan pengambilan organ paksa yang direstui negara terhadap tahanan hati nurani (mayoritas praktisi Falun Dafa) oleh PKT, orang-orang mengungkapkan kemarahan mereka dan menandatangani petisi yang menyerukan diakhirinya penganiayaan tersebut.

Praktisi meningkatkan kesadaran akan penganiayaan dan mengumpulkan tanda tangan di Chatelet pada 11 Oktober 2025.

Thibault, seorang pelatih atletik yang bekerja di Thailand, mengatakan penganiayaan PKT terhadap praktisi Falun Dafa sangat mengerikan, terutama tindakan mereka yang mengambil organ praktisi saat mereka masih hidup. Ia menunjuk praktisi yang sedang bermeditasi dan berkata, "Saya rasa mereka tidak membahayakan siapa pun. Saya sepenuhnya menentang penganiayaan yang sedang berlangsung terhadap praktisi Falun Dafa."

Crina, seorang mahasiswa kedokteran, berkata, "Kita semua manusia. Orang-orang seharusnya tidak melakukan hal-hal seperti mengambil organ dari orang lain selagi mereka masih hidup. Itu mengerikan. Saya berharap perdamaian akan datang bagi umat manusia dan penganiayaan akan segera berakhir." Ia mendorong para praktisi untuk terus mengungkap kejahatan dalam kegiatan mereka dalam meningkatkan kesadaran.

Claudie Leureu, yang bekerja di sebuah sekolah seni di Paris, mengatakan bahwa penganiayaan PKT sungguh tak masuk akal. “Kita perlu membiarkan orang-orang [praktisi Falun Dafa] hidup damai. Seluruh dunia harus bertindak, bukan hanya di Prancis, tetapi seluruh dunia harus bersatu untuk melawan [PKT]. Tidak boleh ada kekerasan. Menoleransi tindakan seperti itu [seperti pengambilan organ] adalah tindakan yang tidak wajar.” Ia mengatakan bahwa para praktisi telah melakukan pekerjaan yang luar biasa dalam melawan penganiayaan dan apa yang mereka lakukan memang diperlukan.

Caresco, direktur kebijakan pemuda regional, mengatakan, "Dunia tampaknya sedang menuju ke arah yang tidak menyenangkan, seperti yang terjadi di Tiongkok saat ini dengan pengambilan organ praktisi Falun Dafa. Pada tahun 2025, hal ini sama sekali tidak dapat diterima."

Alexandre Vidal sangat marah ketika mengetahui bahwa PKT menganiaya praktisi Falun Dafa yang mempraktikkan Zhen-Shan-Ren (Sejati, Baik, Sabar), dan bahkan mengambil organ mereka. "Partai komunis adalah kebencian dan kekerasan. Ia menghancurkan orang, menghancurkan kehidupan, mengekang kebebasan, dan merenggut nyawa. Ini bertentangan dengan kehendak Tuhan. Tidak dapat diterima bahwa semua ini masih ada. Kita harus melawannya."

Memperkenalkan Falun Dafa di Belleville

Para praktisi mengadakan kegiatan di Belleville pada 7 Oktober. Banyak orang Tionghoa hadir karena hari itu adalah hari pasar. Mereka belajar tentang Falun Dafa, dan beberapa bertanya di mana mereka bisa belajar berlatih Dafa.

Praktisi memperkenalkan Falun Dafa di Belleville, Paris pada 7 Oktober 2025.

Laeticia, seorang pelukis, berkata, "Pengambilan organ secara paksa tidak dapat ditoleransi. Ini adalah tindakan yang mengerikan, dan kita harus menentangnya. Orang-orang di seluruh dunia harus bertindak untuk menentang penganiayaan ini. Hanya dengan begitulah perdamaian dunia dapat terwujud."

Mahasiswa komunikasi Titiana Raheut dan ibunya berbincang dengan praktisi Falun Dafa di Belleville. Ia mengatakan penganiayaan tersebut tidak dapat diterima, “Siapa pun Anda, setiap orang berhak untuk hidup. Apa pun agama atau warna kulitnya, tidak seorang pun boleh dianiaya. Kita semua manusia, dan kita semua memiliki hak dan kebebasan untuk hidup.”

Dia menambahkan, “Zhen-Shan-Ren (Sejati, Baik, Sabar) adalah nilai-nilai yang sangat baik. Sebagai manusia, nilai-nilai ini sangat penting. Kita harus tulus dan baik hati. Kebaikan antarmanusia juga sangat penting.”