(Minghui.org) Saya memahami dari belajar ajaran Guru Li bahwa persyaratan bagi praktisi Falun Dafa adalah untuk melepaskan diri dari sifat egois alam semesta lama dan mencapai keadaan tanpa pamrih alam semesta baru. Namun, bagi seseorang seperti saya yang dulunya sangat egois, berkultivasi seperti ini sangat sulit. Walau apa pun yang saya lakukan, saya menyadari pikiran saya menjadi egois.

Guru menyadarkan saya dengan bantuan praktisi lain. Dasar dari segala sesuatu yang saya lakukan haruslah mengutamakan orang lain. Saya menjadikan perubahan perspektif ini sebagai tujuan kultivasi saya, dengan tekun mencari ke dalam untuk mengidentifikasi pikiran-pikiran egois dan perlahan-lahan memperbaikinya sedikit demi sedikit. Dalam hal ini saya ingin berbagi pengalaman kultivasi saya baru-baru ini.

Menyingkirkan Egois dalam Kehidupan Sehari-hari

Ayah mertua saya berusia 92 tahun, dan ibu mertua berusia 89 tahun. Mereka selalu dirawat oleh putri bungsunya. Mereka sangat bergantung padanya, dan saya memahami kesulitan yang telah dia alami. Meskipun mereka tidak pernah minta dukungan finansial kepada kami, setelah berlatih Falun Dafa saya mengerti bahwa kami harus proaktif berkontribusi demi kebutuhan mereka. Jadi setiap Tahun Baru Imlek, saya menyiapkan amplop merah berisi uang tunai, dan setiap tahun kami memberi mereka lebih banyak—dari beberapa ribu yuan pada awalnya hingga lebih dari 10.000 yuan sekarang.

Suami saya juga memiliki seorang saudara laki-laki dan seorang kakak perempuan, dan kami tidak pernah membandingkan diri kami dengan mereka dalam menanggung orang tua, kami juga tidak memberi tahu mereka apa yang kami lakukan, karena tidak ingin mempermalukan mereka. Hal ini secara alami menumbuhkan suasana harmonis dalam keluarga besar kami.

Tahun Baru Imlek tahun lalu, saya menginap di rumah mertua agar ipar perempuan saya bisa beristirahat beberapa hari. Suami saya tinggal di rumah. Mertua saya tinggal di lantai tiga. Suatu hari, ayah mertua saya berkata kepada saya: “Kami sudah tua, dan kaki kami tidak kuat. Naik turun tangga sulit bagi kami, jadi kami ingin pindah ke apartemen yang ada lift. Saya punya sedikit tabungan, dan saya berencana menjual rumah ipar perempuan Anda. Dengan hasil penjualan itu, kita lihat apa yang bisa kita lakukan.”

Saya menjawab: “Baiklah. Silakan bicarakan dengan putra sulung anda, tetapi saya ingin berkontribusi sebagian. Kami tidak berharap mewarisi apartemen baru yang anda beli, jadi tidak akan ada perselisihan mengenai harta keluarga. Jangan khawatir. Lanjutkan saja dan buat pengaturannya.” Ia sangat terharu hingga menangis.

Tidak lama setelah saya pulang, saudara ipar saya memberi tahu bahwa masalah rumah telah terselesaikan. Propertinya telah terjual dan yang baru telah dibeli, dan semuanya berjalan lancar. Dia meminta saya untuk ikut menyumbang 50.000 yuan. Ketika saya bertanya apakah itu cukup, dia menjawab, "Tidak juga, tetapi kita akan mencari cara untuk menutupi sisanya."

Saya berkata: “Sebenarnya kami telah menyisihkan 100.000 yuan untuk anda. Anda tidak perlu meminjam dari orang lain, dan anda juga tidak perlu terburu-buru mengembalikannya kepada kami. Di kemudian hari rumah itu akan menjadi milik anda, dan kami tidak akan berebut.”

Menangani masalah dari perspektif “memikirkan orang lain” tidak hanya membantu orang lain merasa seimbang, tetapi juga memungkinkan saya meningkat dalam kultivasi. Saya sangat berterima kasih atas bimbingan Falun Dafa, yang membuat saya menyadari bahwa proses menyingkirkan egois juga merupakan proses memurnikan diri.

Membentuk Cara Berpikir Kita dalam Klarifikasi Fakta

Butuh banyak usaha bagi saya untuk membuat terobosan dalam mengklarifikasi fakta. Terutama rasa takut dan sombong. Pada akhirnya, keegoisan saya belum lenyap. Saya gagal bertanggung jawab dan tidak mencapai taraf kondisi mengutamakan orang lain dalam kultivasi saya.

Dari Fa, saya memahami bahwa hanya dengan menggunakan pikiran saya yang tanpa pamrih dan baik hati, saya dapat menempuh jalan kultivasi dengan lurus dan benar-benar membantu Guru menyelamatkan orang-orang.

Saat saya mulai berkultivasi nyata, saya mampu membuat terobosan sedikit demi sedikit. Dibimbing oleh Guru, saya mengumpulkan beberapa pengalaman, sehingga orang-orang yang mendengarkan fakta kebenaran tentang Dafa dapat menerimanya. Setelah mereka mengubah sikapnya tentang Dafa, mereka memutuskan untuk mundur dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan organisasi pemudanya.

Suatu kali, saya bertemu dengan seorang karyawan manajemen properti di daerah perumahan kelas atas. Selama percakapan kami, saya mengetahui bahwa ia memiliki kerabat yang berlatih Falun Dafa, jadi ia tahu banyak tentang itu. Ia pernah bertugas di militer dan bergabung dengan PKT, tetapi ia menolak mundur dari Partai.

Saya berusaha membujuknya dan menjelaskan semuanya dengan jelas. Akhirnya, ia berkata: “Jangan repot-repot bicara. Saya terlalu keras kepala. Saya tidak akan mundur!”

Bahkan kerabatnya pun tidak bisa mengubahnya selama bertahun-tahun ini, jadi saya harus menyerah. Suatu hari saya tanpa sengaja bertemu dengannya di pintu masuk sebuah gedung apartemen. Kami tersenyum, dan saya berpikir, “Saya tidak boleh menyerah. Ia adalah orang yang ditakdirkan, dan Guru telah mengatur agar kami bertemu.” Saya menyingkirkan semua pikiran negatif dan dengan bermartabat bertanya kepadanya: “Apakah anda setuju dengan apa yang telah dilakukan PKT?”

Tanpa diduga, ia menjawab: “Siapa yang setuju?! Saat ini, siapa yang tidak mengutuknya?!”

Saya berkata: “Jika demikian, mengapa anda tidak mundur? Anda adalah bagian darinya. Ketika orang lain mengutuknya, bukankah anda juga bagian darinya? Ketika Langit melenyapkannya, bukankah anda akan terkena dampaknya? Sekeras kepala apa pun anda, anda harus tahu kapan harus mundur.”

Ketika ia tidak menjawab, pikiran baik muncul dari lubuk hati saya. Saya menyatukan telapak tangan saya di depan dada dan berkata kepadanya dengan tulus, “Mundurlah!”

Kali ini, tanpa ragu sedikit pun, ia langsung berkata: "Tentu, saya akan mundur!" Saya tahu bahwa Guru-lah yang melihat bahwa saya tidak ingin menyerah dan memiliki niat tulus untuk menyelamatkannya, jadi Guru-lah yang melenyapkan roh jahat di belakangnya, membuka hatinya, dan menyelamatkan makhluk berharga ini.

Menghilangkan Ego Saat Mencurahkan Hati untuk Membantu Seorang Praktisi

Tahun lalu, ketika saya membagikan kalender klarifikasi fakta, saya bertemu dengan seorang pria berusia 70-an. Setelah ia mengambil satu kalender dari saya, ia mengatakan bahwa ia dulu berlatih Dafa, tetapi, “Saya berhenti setelah dibebaskan dari tahanan. Sekarang saya kecanduan alkohol dan benar-benar malas [dalam kultivasi saya]. Butuh waktu cukup lama bagi saya untuk menyelesaikan Zhuan Falun sekali saja. Selain itu, saya sering bermain ponsel dan nonton TV, dan saya jarang berhubungan dengan praktisi.”

Ketika saya mendengar itu, saya menjadi khawatir. Saya menggugahnya, “Bagaimana anda masih bisa minum? Ceramah Guru dalam Fa bahwa praktisi tidak boleh minum alkohol. Ketika anda mabuk, anda menjadi linglung, kesadaran utama anda tidak jernih. Berhentilah! Guru masih menunggu anda, bila tidak, anda tidak akan bertemu dengan praktisi seperti saya hari ini.”

Air mata menggenang di matanya, dan ia menceritakan beberapa pengalaman kultivasinya, karena Guru telah membuka banyak kemampuan supranaturalnya dan telah memperhatikannya. Saya memintanya untuk menghargai kesempatan berharga ini.

Ketika kami berpisah, saya baru berjalan melangkah sedikit ketika ia menyebutkan alamatnya, tetapi saya tidak mengingatnya. Saya pernah berada dalam situasi ini sebelumnya, menyepakati waktu dan tempat untuk bertemu, hanya kemudian pihak lain tidak datang ketika saya sudah menyiapkan semuanya.

Saya ingat pernah tertinggal dalam kultivasi di masa lalu. Berkat bantuan tanpa pamrih dari praktisi lain, saya kembali berkultivasi meskipun menghadapi banyak kesulitan. Tanpa bantuan mereka, tanpa bantuan artikel-artikel Guru terbaru, dan semua jenis materi informasi yang diberikan praktisi kepada saya, bagi saya akan jauh lebih sulit untuk melanjutkan kultivasi. Orang-orang yang telah meninggalkan Fa adalah mereka yang paling membutuhkan bantuan dari orang lain. Guru tidak ingin mencampakkan murid mana pun. Saya tidak bisa seceroboh ini. Jadi saya memutuskan untuk melepaskan pikiran-pikiran egois tentang takut akan kesulitan atau membuang-buang waktu. Apa pun hasilnya, saya harus berusaha sekuat tenaga.

Saya meluangkan waktu dan pergi ke lingkungan tempat tinggal pria itu, tetapi saya tidak menemukannya. Saya sangat menyesal tidak mencatat alamatnya yang pernah ia berikan kepada saya. Beberapa hari kemudian, saya masih memikirkannya, jadi saya meminta Liu ikut mencarinya bersama saya, tetapi tidak berhasil. Dia berkata: "Karena anda tidak bisa menemukan alamatnya, maka lupakan saja. Jika anda ditakdirkan untuk bertemu dengannya, anda pasti akan menemukannya."

Saya merasa sedikit kecewa, tetapi kemudian sesuatu yang ajaib terjadi. Hanya butuh beberapa langkah sebelum saya menemukannya. Meskipun ia sedikit mabuk, ia langsung mengenali saya.

Untuk mendorongnya agar berhenti minum saya kemudian membawakan buku-buku Dafa dan belajar Fa. Ia berhasil berhenti minum selama lebih dari 40 hari tetapi kemudian mulai minum lagi, meskipun tidak sebanyak sebelumnya, yang benar-benar mengecewakan saya, dan saya ingin menyerah pada suatu titik.

Dalam proses membantunya, saya terus menyingkirkan konsep egois saya, seperti cemas, keinginan mengubah orang lain, memaksakan kehendak sendiri pada orang lain, rasa ingin tahu tentang kemampuan supranatural orang lain, tidak peduli dengan perasaan orang lain, dan konsep-konsep lain yang tidak sesuai dengan Fa.

Dengan terus-menerus meluruskan diri sendiri, saya dengan tulus meminta maaf kepadanya. Saya secara bertahap menyadari bahwa seseorang tidak boleh terikat pada pengejaran. Setiap pengikut ada Guru yang mengawasi. Hanya dengan memiliki rasa tanggung jawab dan kebaikan, saya akan mampu membantu orang lain. Jika tidak, dengan pemikiran egois dan pikiran negatif saya justru dapat menimbulkan kerusakan lebih banyak.

Tidak peduli apa pun yang kita hadapi, selama kita mengikuti persyaratan Guru, memikirkan orang lain, dan menyingkirkan egois, Guru akan menciptakan peluang untuk membantu agar kita berhasil dalam apa yang kita lakukan, termasuk hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari kita. Proses menyingkirkan egois juga merupakan proses mengultivasi diri.

Saya mengerti bahwa saya masih cukup jauh dari persyaratan Dafa, tetapi saya akan berusaha sebaik mungkin untuk mendekati tujuan ini, melepas egois, berkultivasi untuk mengutamakan orang lain, dan menyelesaikan misi saya dalam membantu Guru dalam meluruskan Fa dan menyelamatkan makhluk hidup.

Artikel-artikel di mana para kultivator berbagi pemahaman mereka biasanya mencerminkan persepsi individu pada suatu titik waktu berdasarkan kondisi kultivasi mereka, dan disampaikan dengan maksud untuk peningkatan bersama.