(Minghui.org) Baru-baru ini dikonfirmasi oleh Minghui.org bahwa dua penduduk Kota Gongzhuling, Provinsi Jilin dijatuhi hukuman penjara karena keyakinan mereka pada Falun Gong, sebuah disiplin spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak tahun 1999.

Zheng Shuqin ditangkap pada tanggal 30 Agustus 2024, setelah dilaporkan oleh seseorang karena berbicara kepadanya tentang Falun Gong. Polisi pertama-tama menahannya di Penjara Kota Gongzhuling selama 15 hari dan kemudian memindahkannya ke Pusat Penahanan Kota Gongzhuling karena ia menolak menulis pernyataan untuk melepaskan Falun Gong.

Zheng baru-baru ini dijatuhi hukuman tiga tahun, dan dia sedang dalam proses mengajukan banding atas putusan tersebut.

Praktisi kedua, Fan Chunhua, 72 tahun, ditangkap di rumah pada tanggal 27 April 2024. Buku-buku dan printer Falun Gong miliknya disita. Polisi memantau kehidupan sehari-harinya selama enam bulan, setelah menerima informasi tentang dirinya yang memasang poster-poster Falun Gong di suatu tempat. Ia ditahan di Pusat Penahanan Kota Gongzhuling dan dijatuhi hukuman enam bulan.

Fan, seorang pensiunan guru sekolah menengah, dulunya berjuang melawan banyak penyakit, termasuk penyakit jantung, rematik, radang sendi, dan radang tenggorokan, yang semuanya sembuh setelah ia mulai berlatih Falun Gong pada bulan Agustus 1995. Ia berusaha keras untuk hidup dengan prinsip-prinsip Falun Gong Sejati-Baik-Sabar dan juga memperbaiki hubungan yang tegang dengan suaminya.

Fan dilecehkan di tempat kerja oleh petugas polisi setempat Wang Yanjun pada awal Mei 2002. Wang dan tiga orang lainnya menggeledah kantornya pada tanggal 24 Mei 2002, menyita buku-buku Falun Gong dan kartu identitasnya. Ia dibawa ke Pusat Penahanan Kota Gongzhuling pada malam hari. Ia dipaksa bekerja tanpa bayaran dan dilecehkan secara verbal oleh para penjaga di sana. Makanan di pusat penahanan sangat buruk dan terkadang mengandung pasir.

Setelah ditahan selama sebulan, Fan dijatuhi hukuman satu tahun di Kamp Kerja Paksa Wanita Provinsi Jilin. Ia ditempatkan di tim 5 di divisi 7. Ia tidak diizinkan berbicara dengan praktisi Falun Gong lain yang ditahan di sana dan diawasi oleh para narapidana sepanjang waktu. Para penjaga juga memaksanya untuk duduk di bangku kecil tanpa bergerak selama berjam-jam, dan akibatnya bokongnya bernanah.

Kemudian, Fan dipaksa bekerja dari jam 5 pagi sampai jam 8 malam atau bahkan jam 10 malam setiap hari, tanpa bayaran. Ia bekerja dengan bahan-bahan beracun, tetapi tidak diberi alat pelindung diri apa pun. Di musim panas, lebih dari 50 orang bekerja di ruangan kecil tanpa AC, mereka hanya diberi waktu sepuluh menit untuk mencuci muka dan menggosok gigi setiap hari, dan mandi hanya diperbolehkan beberapa bulan sekali. Suatu kali mereka diizinkan mandi di musim dingin, tetapi para penjaga tidak menyediakan air panas. Fan terus menggigil untuk waktu yang lama setelah mandi.

Penganiayaan yang dialami Fan memberikan pukulan berat bagi keluarganya. Ibunya sering menangis dan kesehatan suaminya menurun. Prestasi sekolah putranya pun menurun, dan juga kehilangan nafsu makan.